Anda di halaman 1dari 5

Kebudayaan dan Kesenian Provinsi Bengkulu

Bengkulu adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia dan kota. Bengkulu ini menjadi ibu
kota dari provinsi Bengkulu itu sendiri yang terletak di kawasan pesisir barat Pulau Sumatera
yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia dan berada pada koordinat 300 45 300
59 Lintang Selatan dan 102014 1020 22 Bujur Timur dengan luas wilayah 151,7 km2
ditambah 1 pulau dengan luas 2 Ha dan lautan seluas 387,6 Km2.Bengkulu berasal dari bahasa
Melayu-Jawi kata bang yang berarti pesisirdankulon yang berarti barat, kemudian terjadi
pegeseran pengucapan bang berubah menjadi bengdan kulon menjadi kulu.
Suku-suku pribumi mencakup suku-suku berikut:
1)Mukomuko, mendiami wilayah Kabupaten Mukomuko;
2)Pekal, mendiami wilayah Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Bengkulu Utara;
3)Rejang,mediami wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Kepahiang, Rejang Lebong dan Lebong;
4)Lembak, mendiami wilayah Kota Bengkulu dan Kabupaten Rejang Lebong; 5)Serawai,
mendiami wilayah Kabupaten Seluma dan Bengkulu Selatan; 6)Pasemah, mendiami wilayah
Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur; 7)Kaur, mendiami wilayah Kabupaten Kaur; 8)sukusuku pribumi Enggano (ada enam puak), mendiami Pulau Enggano. Suku bangsa pendatang
meliputi Melayu , Jawa (dari Banten),Bugis, Madura, minangkabau, Batak, Sunda,dan lain-lain.
Penduduk asli pendukung kebudayaan tertua di Bengkulu terdiri dari 4 suku bangsa besar,
yakni: 1. Suku Melayu, sebagian besar bermukim di di Kotamadya Bengkulu. 2. Suku Rejang,
tersebar di Kabupaten Lebong, Rejang Lebong dan sebagian Bengkulu Utara. 3.Suku Serawai,
yang mendiami Kabupaten Bengkulu Selatan 4. Suku Engano, yang bermukim di Pulau
Enggano. Orang Melayu merupakan kelompok etnik yang terbesar jumlahnya diantara penduduk
yang bermukim di wilayah propinsi Bengkulu. Alkisah, orang Melayu Bengkulu ini merupakan
percampuran antara suku bangsa asli Bengkulu dengan orang-orang Melayu pendatang dari
Jambi, Riau, Palembang, Minangkabau, dan daerah-daerah lainnya di sebelah selatan.
BAHASA

Rumpunan bahasa yang terdapat dan digunakan di Provinsi Bengkulu antara lain sebagai
berikut: 1. Bahasa Ra-Hyang atau Re-Hyang (Rejang). 2. Bahasa Enggano (Pulau Perempuan).
3. Bahasa Lampung. 4. Bahasa Malayu Ippoh (Muko-muko, Lubuk Pinang, Bantal, Lima Koto,
Ketahun, Pasar Bengkulu, dsb). 5. Bahasa Malayu Lembak (Tanjung Agung, Dusun Besar, Pada
Dewa, dsb). 6. Bahasa Malayu Kotamadya Bengkulu. 7. Bahasa Malayu Serawai dan Pasemah
(Pha-semah) yang penyebarannya meliputi Manna, Tais, Kepalak Bengkerung, Tanjung Sakti,
Padang Guci, Kedurang, Kaur, dsb. 8. Bahasa Malayu Bintuhan. Tiga komunitas bahasa, yaitu
Rejang, Enggano dan Lampung tidaklah termasuk dalam kelompok rumpunan Bahasa Malayu
yang dikemukakan sebelumnya. Tiga etnik ini memiliki kelompok rumpunan bahasa tersendiri,
dan etnik inilah yang merupakan
penduduk asli negeri Bengkulu
KERAJINAN TRADISIONAL
batik-batik yang ada di Jawa dan sekitarnya yang mana menghasilkan beragam batik dan
menjadi ciri khas dari Indonesia. Tetapi tetap berbeda dengan batik jawa, batik jawa identik
dengan warna coklat, kuning, merah, hijau, dan biru. sedangkan batik besurek memiliki warna
yang lebih cerah dan beragam.
Batik yang di maksud adalah Batik Besurek. Batik Besurek adalah kain batik asli Bengkulu

yang merupakan element Budaya Bengkulu, motif utama batik Besurek adalah huruf kaligraf
atau kain batik yang dihiasi dengan huruf-huruf Arab Gundhul. Di beberapa kain, terutama untuk
upacara adat, kain ini memang bertuliskan huruf Arab yang bisa dibaca. Tetapi, sebagian besar
hanya berupa hiasan mirip huruf Arab atau yang di sebut tadi dengan Arab Gundhul. Berbagai
motif dasar batik kain Besurek antara lain :
motif kaligrafi
> merupakan motif yang diambil dari huruf-huruf kaligrafi. Untuk batik besurek
modern,biasanya kaligrafinya tidak memiliki makna. motif bunga rafflesia > bergambar bunga
rafflesia arnoldi yang merupakan bunga raksasa khas bengkulu.. motif bunga rafflesia bisa
dibilang sebagai motif utama kain besurek setelah kaligrafi.
motif burung kuau > bergambar seperti burung, tetapi terbuat dari rangkaian huruf-guruf
kaligrafi.
motif relung paku > bentuknya meliuk-liuk, persis seperti tanaman relung paku.
motif rembulan > merupakn motif yang digambar seperti rembulan yang bulat. Biasanya
dipadukan dengan motif kaligrafi. Contoh Batik Besurek
1. Tari Andun
Tari Andun merupakan salah satu tarian rakyat yang dilakukan pada saat pesta perkawinan.
Biasanya dilakukan oleh para bujang dan gadis secara berpasangan pada malam hari dengan
diringi musik kolintang. Pada zaman dahulu, tari andun biasanya digunakan sebagai sarana
mencari jodoh setelah selesai panen padi. Sebagai bentuk pelestariannya, saat ini dilakukan
sebagai salah satu sarana hiburan bagi masyarakat khususnya bujang gadis.
2. Tari Ganau
Tari Ganau dari bengkulu, merupakan tarian yang diiringi dengan musik. Didominasi olrh
iringan mandolin, rebab dan kendang serta lagu dengan irama melayu. Tarian ini dimainkan oleh
sekelompok penari wanita dan laki-laki. Dimulai dengan tempo gerakan yang lambat diakhiri
dengan gerakan yang cepat dan menghentak-hentak. Gerakan tangan, serta melompat dan dan
formasi yang haronis dengan iringan musik merupakan ciri khas yang dari tarian ini. 3. T
ari Kejei
Tari Kejei merupakan kesenian rakyat Rejang yang dilakukan pada setiap musim panen raya
datang. Tarian tersebut dimainkan oleh para muda-mudi di pusat-pusat desa pada malam hari di
tengah-tengah penerangan lampion. Kekhasan tari ini adalah alat-alat musik pengiringnya terbuat
dari bambu, seperti kulintang, seruling dan gong. Tarian dimainkan sekelompok orang yang
membentuk lingkaran dengan berhadap-hadapan searah menyerupai jarum jam. Tarian ini
pertama kali dilaporkan oleh seorang pedagang Pasee, bernama Hassanuddin Al-Pasee yang
berniaga ke Bengkulu pada tahun 1468. Tapi, ada pula keterangan dari Fhathahillah Al Pasee,
yang pada tahun 1532 berkunjung ke Bengkulu. Tari Kejei dipercaya sudah ada sebelum
kedatangan para biku dari Majapahit. Sejak para biku datang, alat musiknya diganti dengan alat
dari logam, seperti yang digunakan sampai saat ini. Acara kejei dilakukan dalam masa yang
panjang, bisa sampai 9 bulan, 3 bulan, 15 hari atau 3 hari berturut-turut. Tari ini adalah tarian
sakral yang diyakini masyarakat mengandung nilai-nilai mistik,sehingga hanya dilaksanakan
masyarakat Rejang Lebong dalam acara menyambut para biku,perkawinan dan adat marga.
Pelaksanaan tari ini disertai pemotongan kerbau atau sapi sebagai syaratnya. 4.
Tari Persembahan Rejang Penyambutan di Inspirasi Tari Kejai yang sakral dan Agung di Tanah
RejangTari Penyambutan adalah Tari Kreasi Baru yang diatur sedekat mungkin dengan Tari
Kejai. Terinspirasi oleh tari Kejai karena Suku Rejang sendiri jaman dahulu tidak mempunyai
Tari Penyambutan, di jaman dahulu penyambutan tamu dilakukan dengan upacara adat. Tari

Kejai adalah tarian sakral dan agung, sehingga sangat pantas untuk di persembahkan untuk
Penyambutan Tamu, seperti Pejabat Tinggi Negara, Menteri, Bupati yang berkunjung ke Tanah
Rejang, atau pada even-even lain yang bersifat ceremonial, seperti pada acara penyambutan
piala Adipura yang tiba di Kota Curup tanggal 7 juni lalu.
Upacara Tabot
merupakan upacara tradisional masyarakat Bengkulu yang diadakan untuk mengenang kisah
kepahlawan Hussein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW, yang wafat dalam
peperangan di padang Karbala, Irak. Tradisi Tabot dibawa oleh para
pekerja Islam Syiah dari Madras dan Bengali, India bagian sel
atan, yang dibawa oleh tentara Inggris untuk membangun Benteng Marlborough (1713
-1719). Mereka kemudian menikah dengan penduduk setempat dan meneruskan tradisi ini
hingga ke anak-cucunya. Upacara Tabot sebenarnya tidak hanya berkembang di Bengkulu saja,
namun juga sampai ke Painan, Padang, Pariaman, Maninjau, Pidie, Banda Aceh, Meulaboh, dan
Singkil. Dalam perkembangannya, kegiatan Tabot kemudian menghilang di banyak tempat. Saat
ini, hanya ada dua tempat yang melaksanakan upacara ini, yakni Bengkulu dan Pariaman,
Sumatra Barat yang menyebutnya dengan
Tabuik.Tabot sendiri berasal dari kata Arab, Tabut yang secara harfiah berarti kotak kayu atau
peti. Tabot dikenal sebagai peti yang berisikan kitab Taurat Bani Israil, yang dipercaya jika
muncul akan mendapatkan kebaikan, namun jika hilang akan mendapatkan malapetaka. Saat ini,
Tabot yang digunakan dalam Upacara Tabot di Bengkulu berupa suatu bangunan bertingkattingkat seperti menara masjid, dengan ukuran yang beragam dan berhiaskan lapisan kertas warna
warni. Pembuatan Tabot harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan secara bersama-sama
oleh keluarga pemilik Tabot, keturunan Syekh Burhanudin (Imam Senggolo) yang merupakan
pelopor diperkenalkannya Tabot di wilayah Bengkulu. Terdapat dua kelompok besar keluarga
pemilik Tabot, yakni kelompok Tabot Barkas dan Tabot Bangsal. Upacara yang pada awalnya
digunakan oleh orang-orang Syiah untuk mengenang gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW
ini, sejak penduduk asli Bengkulu (orang Sipai) lepas dari pengaruh Syiah berubah
menjadi sekadar kewajiban keluarga untuk memenuhi wasiat leluhur mereka. Belakangan,
upacara ini juga dijadikan sebagai bentuk partisipasi orang-orang Sipai dalam pelestarian budaya
tradisional Bengkulu. Sejak 1990, upacara ini dijadikan agenda wisata Kota Bengkulu, dan kini
lebih dikenal sebagai Festival Tabot.
RANGKAIAN UPACARA RITUAL BUDAYA TABOT
1. Upacara Pengambilan Tanah
Upacara Pengambilan Tanah dilaksanakan pada malam hari sebelum tanggal 1 Muharram,
sekitar pukul 20.00 WIB (setelah shalat Isya). Upacara Pengambilan Tanah dilakukan di dua
tempat, yaitu di Pantai Nala dan Tapak Paderi. Upacara ini diartikan sebagai
peringatan atau mengenang kembali manusia yang pada awalnya diciptakan dari tanah dan
nantinya akan kembali menjadi tanah. Upacara ini dilengkapi sesajen berupa bubur merah, gula
merah, sirih tujuh subang, rokok tujuh batang, air kopi pahit, air serobat (air jahe), air susu sapi
murni, air cendana dan air selasih. Sesudah sesajen didoakan, diambil tanah dua kepal, sekepal
diletakkan di Gerga (di ibaratkan benteng) dan sekepal lainnya dibawa pulang untuk diletakkan
diatas Tabo yang akan dibuat.
2. Upacara Duduk Penja
Upacara Sakral Duduk Penja dilaksanakan selam dua hari, yakni pada tanggal 4 dan 5
Muharram pada pukul 16.00 WIB. ini dilakukan pada tanggal 5 Muharram. Penja adalah Pending

Jari-Jari yang berbentuk jari-jari tangan yang terbuat dari tembaga serta disimpan diatas rumah
sekurang-kurangnya selama satu tahun. Didahului dengan berdoa, Penja diturunkan untuk di
cuci, dilengkapi sesajen berupa emping, air serobat, susu murni, air kopi pahit, nasi kebuli,
pisang emas dan tebu. Setelah dicuci, keluarga pembuat tabotlangsung mengantarkan Penja yang
dibungkus ke gerganya, dengan diiringi bunyi dol dan tassa, untuk disimpan kembali selama
upacara perayaan
tabot
3. Upacara Menjara
Upacara Menjara dilaksanakan malam hari tanggal 5 dan 6 Muharram mulai pukul 19.30 WIB.
Menjara berarti perjalanan panjang di malam hari, upacara ini dimaksudkan
untuk melakukan silahturakhmi atau konsolidasi. Pada malam pertama (tanggal 5 Muharram)
kelompok Bangsal mengunjungi kelompok Imam dan pada malam kedua (tanggal 6 Muharram)
kelompok Imam mengunjungi kelompok Bangsal dengan perlengkapan Dol dan Tassa. Dalam
perjalanan perlengkapan musik Dol dan Tassa akan melagukan lagu Semi Tsauri pada saat
berjalan dan lagu-lagu Tsauri, Melalu dan Tamatam pada tempat-tempat berhenti.
4. Malam Arak Jari-jari dan Arak Seroban
Upacara Arak Jari-Jari dilakukan pada tanggal 7 Muharram pukul 19.30 malam. Malam Arak
Jari-Jari dilaksanakan dengan menempatkan Penja yang sudah didudukkan di atas TabotCoki,
kemudian diarak untuk berkumpul di tanah lapang. Sedangkan persiapan upacara Arak Seroban
diselenggarakan pada tanggal 8 Muharram pukul 16.00 WIB (setelah shalat Ashar), yakni
mempersiapkan Seroban untuk diarak bersam-sama Penja (Jari-Jari) pada malam harinya.
Upacara ini di ibaratkan sebagai pemberitahuan kepada masyarakat bahwa jari-jari tangan dan
sorban Amir Hussain telah ditemukan di Padang Karbala.
5. Hari GAM
Hari GAM berlangsung pada tanggal 9 Muharram, dimulai pada pukul 06.00 WIB. Hari GAM
berarti tidak boleh ada bunyi-bunyian sama sekali sampai TabotNaik Pangkek.
6. Tabot Naik Pangkek
Pada pukul 14.00 WIB sesudah shalat Dhuhur tanggal 9 Muharram dilakukan acara
TabotNaik Pangkek. Tabot
Naik Pangkek adalah kegiatan menyambungkan bangunan puncak Tabotdengan bangunan
bagian Tabot Gedang di tempat pembuatannya.
7. Malam Arak Gedang
Pada tanggal 9 Muharram pukul 16.00
Tabotdibawa ke Gerga untuk Soja dan Penja dinaikkan ke atas Tabot sebelum diarak menuju
tanah lapang untuk bersanding. Pada pukul 19.00 malam harinya
Tabot sudah bersanding di tanah lapang, prosesi ini disebut Malam Arak Gedang.
8. Arak-arakan Tabot Pejuang
Pagi hari pukul 08.00 WIB tanggal 10 Muharram Tabot
kembali diarak untuk bersanding di tanah lapang. Setelah itu Tabotdiarak menuju Kerabela
(sebutan orang Bengkulu untuk Karballa). Sebelum diarak, seluruh Tabot menyembah terlebih
dahulu kepada TabotImam dan Tabot Bangsal. Juru Kunci menyambut arak-arakan Tabot di pintu
gerbang Kerabela. Sebelum masuk dilakukan upacara untuk meluruskan mana yang bengkok,
memberitahu mana yang keliru dan memperbaiki mana yang salah. Setelah itu arak-arakan Tabot
menuju kompleks pemakaman Kerabela, dan di sini dilaksanakan upacara penyerahan
Tabot kepada leluhur di makam Syahbedan Abdullah (ayahanda Syech Burhanuddin)

Anda mungkin juga menyukai