Rumah Adat
Rumah adat khas Sultra dikenal dengan sebutan Banua Tada yang sebenarnya adalah rumah adat
suku Buton. Hal ini karena Banua Tada adalah peninggalan kesultanan buton. Rumah adat ini
menjadi sebuah bukti eksistensi peradaban Islam di Sultra terkhusus di Buton, sebab ornamen
rumah adat tersebut berukirkan tulisan kaligrafi. Banua artinya rumah dan tada artinya siku,
maka Banua Tada artinya rumah siku.
Terdapat tiga tipe rumah adat Banua Tada, yaitu Kamali/Malige yang merupakan rumah tinggal
raja dan keluarganya, ciri khas rumah Malie adalah terdapat banuak hiasan ornament yang
melambangkan ilmu tasawuf serta nilai budaya kearifan lokal. Kemudian, tipe Banua Tada Tare
Pata Pale yang merupakan tempat tinggal bagi masyarakat biasa.
Bahan dasar rumah adat ini adalah kayu tanpa di paku, kayu yang digunakan adalah kayu
nangka, kayu jati, dan kayu bayem. Kemudian bagian atapnya menggunakan daun rumbia atau
nipah.
Baju Adat
Sulawesi Tenggara memiliki pakaian adat bernama Babu Nggawi yang merupakan pakaian dari
Suku Tolaki. Terdapat dua jenis Babu Nggawi yaitu Babu Nggawi untuk perempuan dan Babu
Nggawi Langgai untuk laki-laki. Babu Nggawi biasanya digunakan untuk upacara pernikahan.
Bagian atasan Babu Nggawi disebut lipa hinoru dan bawahannya rok panjang yang disebut roo
mendaa. Selain itu terdapat aksesoris sulepe/ikat pinggang, anting-anting, kalung, dan selop.
Kesenian Tradisional
Tarian Molulo
Tarian khas suku Tolaki yang merupakan tarian sakral untuk upacara adat. Seperti pada
saat menjelang musim panen, upacara pernikahan, penobatan raja, dan tarian tolak bala.
Lariangi
Tarian ini digunakan untuk penghormatan kepada tamu istimewa sebagai tarian pembuka.
Tarian ini hanya boleh dilakukan oleh gadis-gadis keturunan bangsawan. Tarian ini
menggambarkan kebesaran dan kemegahan kerajaan Buton.
Mangaru
Tarian ini sangat popular, pertunjukan tarian ini memperlihatkan kegigihan dan semangat
laki-laki dengan tarian perkelahian menggunakan keris/belati.
Alat Musik Dimba Nggowuna
Musik ini biasanya dimainkan oleh perempuan yang sedang menenun kain di rumah agar
tidak jenuh. Bahan dasarnya dari rotan yang dimainkan dengan dipetik.
Alat Musik Kanda Wuta
Alay music ini untuk karena terbuat dari tanah liat, rotan, dan pelapah sagu. Dimainkan
ketika pasca panen yaitu pada malam pertama ketika terbit 14 bulan di langit (Melamba),
malam kedua ketika terbit 15 bulan di langit (meta omehe), dan malam ketiga ketika 16
bulan terbit di langit (tombara omehe).
Makanan Tradisional
Pisang Epe, tepung sagu bersama dengan kacang tanah atau biji kenari yang dikeringkan,
rasanya manis dan lembut.
Lapa Lapa, Makanan yang muncul pada bulan Ramadhan berbentuk seperti
kupat/lontong, biasanya dinikmati bersama ikan asin.
Kabuto, makanan unik ini terbuat dari ubi dan singkong yang dikeringkan.
Sate Gogos Pokea, sate seafood yang berbahan dasar kerang ini dibumbui bacem manis
yang nikmat.