Danau Weekuri memiliki bentuk lonjong dengan panjang sekitar 150 meter ke arah daratan,
lebar terjauh sekitar 50 meter, serta kedalaman kolam yang beragam.
Weekuri terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Sumba, yakni Wee yang artinya air dan
Kuri yang berarti parutan atau percikan. Sehingga memiliki arti air hasil parutan atau percikan
karang yang menerobos ke daratan yang kemudian membentuk danau.
Ke indahan danau wee kurri menarik perhatian banyak wisatawan baik dari dalam negeri
hinggah luar negeri .
Lokasi Danau Weekuri terletak di Desa Kalenarongo,
Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya,
Nusa Tenggara Timur.
Jam operasional Danau Weekuri dibuka setiap Senin hingga Minggu, mulai pukul 08.00 pagi hingga
pukul 17.00 sore.
Fasilitas umum yang ada di sekitar Danau Weekuri diantaranya:
Area parkir, Warung makanan dan minuman, Toilet, dan beberapa penjual ole-ole khas sumba
barat daya seperti sarung, parang, gelang, cincin, antung kalung dan masih banyak lagi.
Rekomendasi
pasola
Pasola adalah ritual dan atraksi budaya yang digelar di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur
(NTT). Pasola berasal dari kata “sola” dan “hola” yang berarti lembing kayu dengan ujung
tumpul. Pasola adalah permainan ketangkasan saling melempar lembing kayu dari atas kuda
Pasola diselenggarakan oleh orang Sumba untuk merayakan musim tanam padi. Pasola
merupakan bentuk ritual untuk menghormati tradisi nenek moyang (Marapu), mohon
pengampunan, kemakmuran dan untuk hasil panen yang melimpah.
Pasola biasa dilaksanakan setiap bulan Februari hingga Maret di sejumlah kampung di Sumba.
Kampung yang menyelenggarakan tradisi ini antara lain Kodi, Lamboya, Wonokaka, dan
Gaura.
Tradisi ini digelar berdasarkan penanggalan yang ditentukan oleh para pemuka adat atau
rato. Rato menentukan penanggalan melalui perhitungan bulan gelap dan bulan terang serta
tanda-tanda alam. Salah satu prosesi untuk menentukan tanggal Pasola adalah dengan
melakukan tradisi nyale. Nyale artinya adalah cacing laut, tradisi nyale adalah upacara
mencari cacing laut yang dilaksanakan pada sore hari di pinggiran pantai yang di pimpin oleh
rato.
Pasola sendiri dapat dihadiri oleh wisatawan dari kalangan manapun baik
lokal, luar daerah, hingga luar negeri.
Untuk akses menuju tempat pasola wisatawan dapat menempu perjalanan
kurang lebih 30-60 km dari pusat kota.
Kekurangan
1. Pasola dilakukan dilapangan terbuka, sehingga penonton akan terus menyerobot ketengah lapangan untuk
dapat melihat dengan jelas. Hal ini dapat beresiko jika tombak kayu meleset dan mengenai penonton.
2. Setiap tahunnya sering terjadi perang antar suku karena tidak menerima kekalahan, sehingga parah aparat
kepolisian harus bertindak dalam kasus ini.
3. Jalan yang ditempuh cukup jauh dan rusak. Sehingga kebanyakan orang berangkat sejak subuh agar tidak
terlambat menonton pertunjukan pasola.
Saran
1. Agar menarik lebih banyak wisatawan, pemerintah harus membuat
tempat pasola menjadi suatu tempat yang aman, nyaman, dan
tentram. Yaitu dengan membangun fasilitas seperti stadion.
2. Meningkatkan pengawasan selama pasola berlansung sehingga
tidak terjadi kegaduhan baik itu antar penonton maupun antar
suku yang sedang melakukan pasola.
3. Memperhatikan
jalur wisatawan dalam mengakses lokasi pasola
dengan memperbaiki jalan.
4. Jikaada studion pasola maka harus disediakan tempat
masyarakat lokal berdagang, baik itu makanan, kain khas, dan lain
sebagainya. Sehingga dapat menambah penghasilan parah
masyarakat setempat.
Gollu Potto
2.
2.
3. 3.
4.