2. Mata pencaharian Suku Sumba 3. Bahasa Dan Budaya Unik Suku Sumba 4. Filosofi Suku Sumba A. Tempat wisata B. Makanan khas C. Rumah adat 5. Kepercayaan Suku Sumba 1. Letak Suku Sumba Pulau Sumba adalah sebuah pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Luas wilayahnya 10.710 km², dan titik tertingginya Gunung Wanggameti (1.225 m). Sumba berbatasan dengan Sumbawa di sebelah barat laut, Flores di timur laut, Timor di timur, dan Australia di selatan dan tenggara. Selat Sumba terletak di utara pulau ini. Di bagian timur terletak Laut Sawu serta Samudra Hindia terletak di sebelah selatan dan barat • Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau ini sendiri terdiri dari empat kabupaten: Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sumba Tengah, dan Kabupaten Sumba Timur. Kota terbesarnya adalah Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur. Kota tersebut juga terdapat bandar udara dan pelabuhan laut yang menghubungkan Pulau Sumba dengan pulau-pulau lainnya di Indonesia seperti Pulau Sumbawa, Pulau Flores, dan Pulau Timor. 2. Matapencaharian suku sumba Mata pencaharian utama mereka adalah bertanam di ladang dan sedikit di sawah serta memelihara ternak seperti kerbau, sapi, dan kuda. Masyarakat ini terkenal pula oleh hasil tenunan tradisionalnya yang dikejakan sebagai mata pencaharian sampingan. Selain menganyam barang-barang dari pandan dan bambu, mereka juga membuat barang-barang perhiasan dari tulang dan tanduk kerbau, serta peralatan dari besi. 3. Bahasa dan budaya unik Suku Sumba • Bahasa Kambera atau bahasa Sumba Timur adalah bahasa yang digunakan suku Sumba. Penuturnya tersebar di timur pulau Sumba dan selatan pulau Flores. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Kambera berbeda dengan bahasa Sumbawa dari kelompok bahasa Bali-Sasak. • Di Sumba Timur strata sosial antara kaum bangsawan (maramba), pemuka agama (kabihu) dan rakyat jelata (ata) masih berlaku, walaupun tidak setajam di masa lalu dan jelas juga tidak pula tampak lagi secara nyata pada tata rias dan busananya. Dewasa ini perbedaan pada busana lebih ditunjukkan oleh tingkat kepentingan peristiwa seperti pada pesta-pesta adat, upacara-upacara perkawinan dan kematian dimana komponen- komponen busana yang dipakai adalah buatan baru. • Bagian terpenting dari perangkat pakaian adat Sumba terletak pada penutup badan berupa lembar-lembar besar kain hinggi untuk pria dan lau untuk wanita. Dari kain-kain hinggi dan lau tersebut, yang terbuat dalam teknik tenun ikat dan pahikung serta aplikasi muti dan hada terungkap berbagai perlambangan dalam konteks sosial, ekonomi. 4. Filosofi Suku Sumba A. Tempat wisata 1.Bukit Lendongara. Warga setempat menyebutnya dengan nama bukit LDR. Bukit ini masuk dalam wilayah Desa Karuni, Kecamatan Loura. Jarak menuju bukit tersebut dari Tambolaka, Ibu Kota Kabupaten Sumba Barat Daya adalah sekitar 20 kilometer (km). Area perbukitan hijau kian menyejukkan mata, pemandangannya indah dengan udara segar dan alami serasa berada di atas awan, deretan perbukitan berupa padang savana. 2. Pantai Kita Mananga Aba Letak Pantai Kita Mananga Aba berada di utara dan masih satu kecamatan dengan Bukit LDR. Kalau ditempuh dari Tambolaka, ibu kota Kabupaten Sumba Barat Daya, jaraknya sekitar 10 kilometer. Di pantai itu, terdapat empat bangunan kecil beratap alang-alang tanpa dinding, sehingga pengunjung bisa berteduh dari sengatan matahari, sembari menyaksikan keindahan laut. 3. Pantai Marosi Pantai Marosi, berada di Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat atau bertetangga dengan Kabupaten Sumba Barat Daya. Pantai ini terletak sekitar 32 kilometer dari Kota Waikabubak, ibu kota Kabupaten Sumba Barat. pantai ini memiliki air sejernih kristal, hamparan pasir putih yang lembut. Batu karang besar yang menjorok ke laut. Ditambah dengan bebatuan yang seakan tersangkut di tengah pasir yang membuat destinasi ini memiliki ciri khas tersendiri. Pantai ini juga dikelilingi oleh savana dan pepohonan kelapa yang tumbuh menjulang. 4. Kampung Adat Waru Wora Tak jauh dari Pantai Marosi, terdapat sebuah kampung adat yang masih terjaga keasliannya. Namanya Kampung Adat Waru Wora, yang terletak di Desa Patijala Bawa, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat. Rumah adat itu berbentuk rumah panggung dengan atap yang menjulang seperti menara. Warga setempat menyebutnya sebagai Uma Bokulu atau rumah besar. 5. Bukit Cendana Hill Bukit Cendana Hill berada di Desa Cendana, Kecamatan Mamboro, Kabupaten Sumba Tengah. Dari Waibakul, ibukota Sumba Tengah menuju bukit itu sekitar 42 kilometer, dengan waktu tempuh kurang lebih selama satu jam lebih. Bukit Cendana hamparan padang sabana lebih luas dengan pemandangan sekeliling bukit dan laut. Udaranya pun terasa sejuk, meski matahari tepat berada di atas kepala. Siapapun yang berkunjung ke bukit ini akan betah berlama-lama. B. Makanan Khas Sumba 1. Ka’Pu Pantunnu 2. Kadapet Watara 3. Kaparak 4. Sup Ayam Waingapu 5. Jagung Titi 6. Rumpu Rampe 7. Kue Rambut atau Jawada 8. Jagung Catemak 9. Bokosawu Nyale C. Rumah Adat Rumah adat Sumba biasa disebut Uma Bokulu atau Uma Mbatangu. Uma Bokulu bermakna rumah besar, sementara Uma Mbatangu berarti rumah menara. Rumah tradisional Sumba berbentuk rumah panggung dengan atap berundak menjulang bak menara. 5. Kepercayaan Suku Sumba Agama Marapu adalah agama asli yang masih hidup dan dianut oleh orang Sumba di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Agama ini merupakan sistem keyakinan yang berdasarkan kepada pemujaan arwah-arwah leluhur. Dalam bahasa Sumba, arwah- arwah leluhur disebut Marapu yang artinya adalah “yang dipertuan” atau “yang dimuliakan”. SEKIAN DAN TERIMAKASIH