Anda di halaman 1dari 4

1.

Pantai Nihiwatu

Terletak di arah 30 Km dari Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat,


Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pantai ini memang mimiliki suasana
yang sepi dan nyaman sehingga sangat cocok bagi yang ingin menyendiri dan
menikmati suasana pantai.
Wilayah Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ternyata
menyimpan Pantai yang masuk kedalam 100 pantai terbaik di dunia, pantai
ini bernama Pantai Nihiwatu. Pantai itu berada di peringkat ke 17 dari 100
pantai terbaik di dunia dan satu – satunya pantai di Indonesia yang terpilih
menjadi pantai terbaik di Asia.

Pantai Nihiwatu yang berada di wilayah Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT) ini merupakan salah satu tujuan para surfer atau peselancar
kelas dunia untuk mencoba keganasan ombak pantai tersebut. Bahkan para
peselancar menjuluki pantai ini dengan sebutan God’s Left. Oleh karena itu,
banyak wisatawan yang berasal dari luar negeri. 

Saat menunggu giliran berselancar, ada beberapa aktivitas yang dapat anda
lakukan seperti memancing, snorkeling, scuba diving, menaiki perahu ke
daerah teluk Pantai Konda Maloba, mengamati burung – burung, bersepeda
gunung hingga trekking ke air terjun.

2. Pantai Marosi

Pantai Marosi berada di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, tepatnya
berada di sebuah Kecamatan bernama Lamboya. Untuk mencapai Kecamatan Lamboya
khususnya Pantai Marosi, anda bisa menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua
ataupun empat. Jangan khawatir mengenai akses, sebab jika di beberapa wilayah
Indonesia akses selalu menjadi permasalahan wisata, maka di Lamboya akses jalannya
terbilang mulus dan lancar. Bagi anda yang ingin mengunjungi lokasi namun tidak
memiliki atau tidak berniat membawa kendaraan pribadi, maka cara yang bisa anda
lakukan adalah dengan menggunakan jasa penyewaan mobil, sebab angkutan umum
belum ada yang membuka jalur langsung menuju ke lokasi Pantai Marosi. 

Pantainya bersih dan putih, ombak lautannya biru dan sukup besar, desiran angin khas
Sumba menerpa wajah dan tubuh anda ketika berada di sekitar pantai, inilah yang akan
membuat anda merasa betah berlama-lama bercengkrama dengan alam indah buatan
Tuhan bernama Marosi. Ombak yang dimiliki oleh Marosi juga cukup bagus untuk
dipakai selancar terlebih pada Bulan Mei hingga September. Keindahan dan keeksotisan
ombak ini juga ternyata sudah tercium oleh banyak peselancar asing untuk datang
berkunjung dan menjajal ombaknya yang bagus dan pemandangan alamnya yang
teramat eksotis.

pasirnya yang dianggap paling putih dan bersih di Sumbawa ini membuat air lautnya
senantiasa berwarna biru pekat nan indah. Pasir pantainya memiliki tekstur yang cukup
kasar dengan butiran butiran besar, namun justru dengan butiran besar dan kasar akan
lebih mudah dibersihkan ketika anda terkena pasir tersebut. Di beberapa bagian, anda
juga akan menemukan jika pasir pantainya tersebut tidak terlalu padat sehingga mampu
membenamkan kaki anda masuk ke dalam pasir pantai, mekipun demikian anda masih
bisa tenang sebab hal tersebut tidak akan membahayakan, justru cenderung
memberikan sensasi serta pengalaman tersendiri bagi anda selama mengeksplorasi
lokasi ini.

Tak berhenti sampai pada pasirnya saja, anda juga akan menemukan rangkaian batu-
batu karang yang ada di sisi pantai .Hal tersebut juga menjadi pemandangan tersendiri
yang indah. Sedangkan di sisi seberangnya terdapat hutan bakau yang masih terlihat
alami dan sejuk. Anda tidak akan menemukan bangunan bangunan warung yang
menjajakan makanan di sekitar Pantai Marosi, yang ada, anda hanya akan menmukan
jajaran pohon kelapa yang tinggi menjulang dengan buah kelapa yang bisa dipetik dan
dinikmati, biasanya oleh anak-anak sekitar yang bermain di Pantai Marosi. 

Bagi anda yang ingin mencoba berwisata ke lokasi ini tidak mungkin anda hanya bisa
menikmati keindahan alam yang mempesona tersebut hanya dalam satu hari saja, oleh
karena itu cobalah untuk melakukan reservasi tempat menginap di sekitar area tersebut.
Sudah banyak tersedia homestay di sana dengan harga yang cukup bersaing dan
terjangkau. Tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan, yakni fasilitas, jarak ke lokasi
wisata yang ingin anda eksplorasi serta harga yang diberikan. Beberapa nama hotel
terdekat yang bisa anda reservasi antara lain, Exotic Komodo Hotel, Bintang Flores
Hotel, Pagi Hotel, EverGreen Homestay, dan beberapa penginapan serta hotel lainnya.

https://ketahui.com/pantai-marosi-pantai-indah-nan-tenang-wisata-sumba-barat

Kampung Adat Praijing terletak di Desa Tebara, Kecamatan Waikabubak,


Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Tmur. Di kampung ini terdapat 38
rumah tradisional khas Sumba. Sebelum mengalami kebakaran pada 2000 silam,
yang menghabiskan 20 rumah, rumah tradisional di kampung ini berjumlah 42
rumah.

Rumah adat Sumba biasa disebut Uma Bokulu atau Uma Mbatangu. Uma Bokulu
berarti rumah besar, dan Uma Mbatangu berarti rumah menara. Rumah tradisional
di sini berbentuk rumah panggung dan memiliki atap yang menjulang tinggi seperti
menara, namun ada beberapa rumah yang tidak memiliki atap menara. Saat singgah
di rumah seorang warga kampung, saya menanyakan tentang rumah adat yang
mereka tinggali.

"Rumah adat di sini terbagi menjadi tiga bagian. Bagian bawah untuk memelihara
hewan ternak, bagian tengah untuk penghuninya, dan bagian atas atau menara
untuk menyimpan bahan makanan," ujar Marthen Ragowino Bira, anak dari pemilik
rumah. Marthen juga pernah menjadi Kepala Desa Tebara.

Rumah tradisional di sini berbentuk rumah panggung dan memiliki atap yang
menjulang tinggi seperti menara. Selain digunakan sebagai tempat penyimpanan
bahan makanan, penduduk lokal juga meyakini bahwa Marapu menyaksikan mereka
dari menara ini. (Warsono/National Geographic Indonesia)
Saya dan kawan-kawan lalu diajak masuk ke dalam rumah untuk melihat menara
yang merupakan tempat menyimpan bahan makanan. "Empat tiang ini merupakan
penopang rumah dan menara," ujar Ama Agung, sang pemilik rumah, sambil
menunjuk empat tiang yang ada di tengah rumah.

Di antara empat tiang ini merupakan tempat untuk memasak. Perapian ini juga
berfungsi untuk mengawetkan bahan makanan yang disimpan di atasnya, yaitu
menara rumah. Saat itu Inna Athen sedang memasak air untuk kami. Ibu di
kampung ini dipanggil Inna lalu dilanjutkan dengan nama anak pertama. Inna Athen
artinya Ibu Athen.

"Ini tiang perempuan," beliau menjelaskan lagi sambil menunjuk dua tiang yang
dekat dengan dapur. "Yang ini tiang laki-laki," sambil menunjuk tiang dekat ruang
tamu. Di setiap tiang terdapat sebuah bulatan. "Itu merupakan tempat Marapu
mengawasi kami yang ada di bawah," ucap Ama Agung lagi.

Marapu merupakan agama asli yang masih hidup dan dianut oleh orang Sumba
di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Agama ini merupakan sistem keyakinan
yang berdasarkan kepada pemujaan arwah-arwah leluhur. Dalam bahasa Sumba,
arwah-arwah leluhur disebut Marapu yang artinya adalah “yang dipertuan” atau
“yang dimuliakan”. 

"Ini pintu keluar dan masuk rumah untuk laki-laki" ucap Ama Agung ketika kami
beranjak keluar untuk kembali ke teras rumah. "Kalau pintu untuk perempuan yang
langsung menuju dapur," ujarnya lagi. Laki-laki masuk dari pintu utama yang ada di
sebelah kiri, sementara yang perempuan masuk dari pintu di sebelah kanan rumah
yang langsung menuju ke dapur.

Anda mungkin juga menyukai