Anda di halaman 1dari 15

TEMPAT WISATA DI NTT

PANTAI LASIANA Kota Kupang


Pantai Lasiana merupakan pantai unggulan yang ada di Kupang. Pantai dengan pasir putih dan
serangkain karang di tepi pantai serta disekelilingnya terdapat pohon kelapa, serasa berada di
Brazil ini Brazilnya Indonesia :). Cukup bayar Rp 1000 untuk tiket masuk ke pantai Lasiana
maka kita bisa merasakan keeksotisnya sunsetnya yang berwarna orange tenggelam di lautan.

Pantai Pasir Panjang Kota Kupang

Pantai Pasir Panjang merupakan pantai yang berada di kota Kupang dan tidak perlu biaya untuk
masuk. Keunikan dan keeksotisan dari pantai Pasir panjang terletak di warna airnya yang biru
cerah dan sedikit warna hijau yang disekelilingnya karang besar. Dinamakan pantai pasir panjang
karena pasirnya yang luas dan panjang disekitar sisi pantai. Sayangnya tidak ada tempat untuk
membuat tikar, jika ingin duduk maka pilihan satu-satunya duduk diatas pasir pantai.

Pulau Kera

Pulau Kera merupakan Pulau yang berada yang berada di tengah Lautan luas yang bisa kita lihat
dari tepi sepanjang pantai Kupang. Pulau Kera juga sangat menarik dan unik dan bisa
meningkatkan gairah petualangan menjelajah karena untuk sampai di Pulau Kera harus memakai
perahu Nelayan yang bisa disewa dan membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai dengan perahu
kecil nelayan. Diseberangi dengan perahu kecil yang bergerak yang membuat kita khawatir akan
tenggelam khususnya aku yang tidak bisa berenang heheh :D.. Di Pulau Kera terdapat pasir putih
seputih salju dengan campuran merah karang dengan warna laut yang biru, hijuan dan keungu-
unguan. Penduduk sekitar memiliki rumah seadanya dengan atap seadanya, hidup dengan standar
hidup yang sederhana. Saran jika ingin mengunjungi Pulau Kera sebaiknya bawalah makanan
yang banyak dan berbagilah denganwarga sekitar yang ramah.

1
AIR TERJUN OENESU Desa Oenesu, Kupang Barat

Air Terjun Oenesu merupakan salah satu obyek wisata andalan yang ditawarkan bagi wisatawan
lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten Kupang dan sayang untuk
dilewatkan.

Lokasi Air Terjun yang dikelilingi oleh rindangnya beragam jenis pepohonan menjadikan susana
hati setiap pengunjung merasa tenang dan sejuk. Salah satu yang menarik dari air terjun ini
adalah adanya tingkatan yang mencapai empat lapisan. Disela-sela air terjun juga terdapat
kolam-kolam yang terbentuk secara alamiah sehingga dimanfaatkan oleh pengunjung untuk
berenang maupun berendam.

Debit air selalu melimpah walaupun dimusim kemarau sekalipun, sehingga anda tidak perlu
kecewa untuk menikmati air terjun yang dapat tersaji setiap saat. air jernis, rindangnya
pepohonan dan suara air yang menderu membuat kita dapat merasakan dekatnya hidup
berdampingan dengan alam.

Air terjun ini berjarak kurang lebih 20 km arah barat Kota Kupang dan dapat di tempuh dalam
waktu 20 menit perjalanan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Jalan yang baik
juga menunjang kelancaran transportasi untuk menjangkau tempat ini. Selain parkir yang luas
juga terdapat lopo-lopo yang digunakan sebagai tempat berteduh.

Air Terjun Oehala

Air Terjun Oehala yang berada di 13 km dari Soe. Jarak Soe-Kupang sekitar 2-3 jam. Air Terjun
Oehala memiliki keunikan dari bentuknya yang mirip kasur tempat tidur dan dipenuhi dengan

2
pepohonan. Air Terjun Oehala sangat sejuk dan disekitranya terdapat gajebo dan kita harus
melewati tangga. Kesegaran air dan hijanya pemandangan sekitar membuat kita serasa refresh!

Gua Kristal Desa Bolok, Kupang Barat Kab Kupang

Gua Krital sangat menakjubkan karena siapa akan sangka ada sebuah gua yang berisi air yang
warnanya sebening kristal sehingga kita bisa melihat dasar gua! Gua kristal memiliki air yang
tidak asin padahal gua kristal menyatu dengan laut. Untuk sampai ke Gua kristal melalui Bolok
dan melewati jalanan karang dan pintu masuk ke Gua Cristal terdiri dari batuan yang pecah dan
menyatu membentuk pintu kecil seukuran badan manusia. Airnya dingin dan disekelilingnya
batu besar yang berwarna cokelat. Waktu yang eksotis untuk dikunjungi ilah saat siang hari
karena matahari langsung menyinari air dan membuatnya berkilauan.

Taman Laut Pantar Alor

Keindahan dan keunikan alam bawah laut Selat Pantar sangat menakjubkan. Bahkan jika
dibandingkan dengan Taman Laut Komodo di NTT, Berau di Kalimantan Timur, Bunaken di
Sulawesi Utara dan Raja Ampat di Papua, Selat Pantar masih tetap yang terbaik, meski selama
ini untuk diving, taman laut Komodo, Bunaken, Berau, dan Raja Ampat lebih populer, tapi di
mata para diver kelas dunia taman laut Selat Pantar yang terletak di Kabupaten Alor, Provinsi
Nusa Tenggara Timur, lebih unggul karena keindahannya yang menakjubkan. Konon terindah
setelah taman laut Kepulauan Karibia. Banyak wisatawan asing yang pernah ke Alor terkagum-
kagum. Sebab, selain dimanjakan keindahan taman lautnya, mereka juga menemukan fenomena
taman laut tersebut langka dan sangat menarik. Makanya, wajar jika wisata bahari Alor dengan
panorama bawah laut yang spefisik di Selat Pantar menjadi primadona dan pemikat bagi para
diver kelas dunia dari Amerika, Australia, Austria, Inggris, Belgia, Belanda, Jerman, Kanada,
Selandia Baru, dan beberapa negara di Asia.

3
Kolam Susuk Desa Dualaus, Kec. Kakuluk Mesak Kab. Belu
Objek wisata kolam susuk berada di Desa Dualaus, Kecamatan Kakuluk Mesak, kabupaten Belu
atau sekitar 17 kilometer arah utara dari kota Atambua, ibukota Kabupaten Belu. Tidak diketahui
secara pasti kapan kolam susuk ditemukan tetapi keberadaan objek wisata ini sudah ada sejak
dahulu kala dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk kebutuhan hidupnya dengan
menangkap ikan, udang, kepiting, dan lain-lain.
Kolam ini terbentuk secara alami dan memiliki tanah yang berwarna putih. Sehingga kalau
terkena sinar matahari airnya memantulkan cahaya yang berwarna putih seperti susu. Ini menjadi
alasan mengapa sekarang nama objek wisata ini lebih sering disebut dengan nama kolam susu.
Tetapi sebenarnya karena objek wisata ini dikelilingi oleh hutan bakau yang lebat menyebabkan
banyak sekali terdapat nyamuk disekitar tempat ini, akhirnya masyarakat setempat kemudian
menamai kolam tersebut dengan sebutan Kolam Susuk atau dalam bahasa Indonesia disebut
kolam nyamuk. Selain itu hutan bakau ini juga merupakan tempat tinggal bagi ribuan kelelawar,
kera jenis lokal , kepiting bakau, dan lain sebagainya.
Kolam Susuk yang dapat dicapai dalam tempo 20 menit perjalanan dengan kendaraan roda
empat dari Atambua itu. Letaknya persis di Desa Junelu, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten
Belu.
Di atas puncak bukit yang membentuk kolam tersebut, telah dipasang sebuah pigura raksasa
bertuliskan Kolam Susuk. Di lembah bukit yang menghadap ke arah kolam, telah dibangun
rumah-rumah payung sebagai tempat berteduhnya para wisatawan dari terik matahari.
Kawasan Kolam Susuk akan dimanfaatkan untuk budidaya bandeng dan udang. Warga sekitar
pernah mengembangankan bandeng dan udang di kolam tersebut. Namun tidak merawat dan
menatanya dengan baik sehingga membuat lingkungan sekitarnya menjadi rusak.
Lokasi kolam susuk yang bermakna sejarah itu, kini sedang dipoles menjadi tujuan wisata alam
dan bahari yang menakjubkan bagi para wisatawan.
Pengembangan kawasan wisata terpadu Kolam Susuk untuk menyediakan lokasi wisata alternatif
untuk warga asing terutama dari Timor Leste. Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Belu bisa
mendapatkan sumber pendapatan dari sektor pariwisata untuk kelangsungan pembangunan di
daerah tersebut.

4
Kolam Susuk adalah salah satu kawasan wisata tambak di Kabupaten Belu. Sejak dahulu sudah
dimanfaatkan warga, baik dari dalam daerah maupun luar untuk menikmati suasana alam, sambil
menikmati hasil tangkapan bandeng yang ada di kolam tersebut.

Kampung Bena Desa Tiworiwu, Kec. Jerebuu, Kab. Ngada


Sebuah kampung tradisional bernama Bena telah menjadi salah satu tujuan wajib saat Anda
menyambangi Pulau Flores. Di sini waktu seakan terhenti dimana kehidupan dari masa zaman
batu masih dapat Anda nikmati dan resapi bersama keramahan penduduknya yang mengesankan
dengan senyum di mulut dan gigi yang berwarna merah karena mengunyah sirih pinang.
Nikmatilah kemewahan dan kemegahan salah satu warisan budaya Nusantara yang
mengagumkan di Bena.
Bertengger dengan berporoskan pada Gunung Inerie (2245 m dpl), Kampung Bena di Bajawa
adalah salah satu dari desa tradisional Flores yang masih tersisa meninggalkan jejak-jejak budaya
megalit yang mengagumkan. Desa ini lokasinya hanya 18 km dari kota Bajawa di Pulau Flores.
Kota Bajawa yang terletak di cekungan seperti sebuah piring yang dipagari barisan pegunungan.
Kota ini banyak dikunjungi wisatawan apalagi cuacanya cukup dingin, sejuk, dan berbukit-bukit,
mirip seperti di Kaliurang, Yogyakarta.
Kehidupan di Kampung Bena dipertahankan bersama budaya zaman batu yang tidak banyak
berubah sejak 1.200 tahun yang lalu. Di sini ada 9 suku yang menghuni 45 unit rumah, yaitu:
suku Dizi, suku Dizi Azi, suku Wahto, suku Deru Lalulewa, suku Deru Solamae, suku Ngada,
suku Khopa, dan suku Ago. Pembeda antara satu suku dengan suku lainnya adalah adanya
tingkatan sebanyak 9 buah. Setiap satu suku berada dalam satu tingkat ketinggian. Rumah suku
Bena sendiri berada di tengah-tengah. Karena suku Bena dianggap suku yang paling tua dan
pendiri kampung maka karena itu pula dinamai dengan nama Bena.
Umumnya warga suku-suku di Bena bermata pencaharian sebagai peladang dengan kebun-kebun
menghijau tumbuh di sisi-sisi ngarai yang mengelilingi kampung. Untuk berkomunikasi sehari-
hari mereka menggunakan bahasa Ngadha. Hampir seluruh warga Kampung Bena memeluk
agama Katolik namun tetap menjalakan kepercayaan leluhur termasuk adat dan tradisinya.
Saat ini Kampung Bena dihuni 326 jiwa dalam 120 keluarga. Akan tetapi, ikatan adat dari
kampung ini lebih luas lagi karena ada ribuan jiwa lainnya yang merupakan keturunan warga
Bena bermukim di luar kampung adat. Warga kampung Bena menganut sistem kekerabatan

5
dengan mengikuti garis keturunan pihak ibu. Lelaki Bena yang menikah dengan wanita suku lain
maka akan menjadi bagian dari klan istrinya. Khusus untuk wanita di Bena mereka wajib untuk
memiliki keahlian menenun dengan bermotifkan kuda dan gajah sebagai ciri khasnya.
Bagi warga Bena, mereka percaya bahwa di puncak Gunung Inerie bersemayam Dewa Zeta yang
melindungi mereka. Gunung Inerie setinggi 2.245 m dpl adalah gunung dengan hutan lebat di
sebelah baratnya saja. Sementara itu, di lereng bagian selatannya berupa perkebunan. Bagi warga
Bena Gunung Inerie dianggap sebagai hak mama (Ibu) dan Gunung Surulaki dianggap sebagai
hak bapa (Ayah).
Petualang dan pendaki berdatangan ke Gunung Inerie saat musim kemarau (antara Juni hingga
Agustus). Dari atas puncaknya terlihat pemandangan indah dari segala arah termasuk kota
Bajawa di sebelah barat laut. Di bagian selatan terlihat birunya Laut Sawu yang menempel rapat
di kaki gunung ini. Tahun 1882 dan 1970 Gunung Inerie pernah meletus dan kini meninggalkan
jejak keindahan dan kemegahannya dengan bumbu tanah subur di sekilingnya. Perhatikan
bagaimana ukuran batang bambu yang tergolong sangat besar tumbuh di sekitarnya gunung ini!

Taman Nasional Komodo


Komodo adalah makhluk besar mirip kadal raksasa dengan memiliki panjang 2-3 m dan berat
mencapai 165 kg, atau 100 kg saat perut kosong. Meskipun penampilannya menyeramkan,
komodo bukanlah hewan pemburu yang aktif, mereka merupakan predator yang sabar. Di alam
liar, komodo biasanya memburu mangsa yang lemah atau sudah terluka. Mereka hanya butuh
satu gigitan untuk melumpuhkan mangsanya. Setelah mengintai mangsanya, terkadang hingga
berhari-hari, komodo akan memakan mangsanya yang tengah sekarat.
Meski besar ukurannya, bersisik, berkuku tajam, lidah menjulur bercabang dua, serta bentuknya
yang purba tetapi Anda tidak perlu takut melihatnya seseram itu karena setiap pengunjung
termasuk Anda yang ingin melihat hewan ini akan ditemani jagawana yang sekaligus sebagai
pawang. Anda tinggal mematuhi saja semua petunjuk dan saran pemandu berpengalaman ini.
Komodo (Varanus komodoensis) adalah spesies langka yang hampir punah, hanya dapat Anda
temukan di Taman Nasional Komodo. Karena keunikan dan kelangkaannya, Taman Nasional
Komodo dinyatakan sebagai a World Heritage Site dan Man and Biosphere Reserve oleh
UNESCO tahun 1986. Pertama kali ditemukan dunia ilmiah tahun 1911 oleh JKH Van Steyn.

6
Sejak saat itu kemudian memperluas tujuan konservasinya juga untuk melindungi seluruh
keanekaragaman hayati, baik laut dan darat.
Taman ini mencakup 3 pulau utama yaitu Pulau Komodo, Rinca, dan Padar, banyak juga pulau-
pulau kecil lainnya yang jika dijumlahkan memiliki luas tanah 603 km. Total luas Taman
Nasional Komodo saat ini adalah 1.817 km. Diperluas hingga 25 km (Pulau Banta) dan 479
km perairan laut akan menghasilkan total luas hingga 2.321 km. Setidaknya 2500 ekor komodo
hidup di wilayah ini. Komodo berukuran besar biasanya memiliki panjang 3 m dan berat 90 kg.
Habitat komodo adalah alam terbuka dengan padang rumput savanna, hutan hujan, pantai
berpasir putih, batu karang, dan pantai yang airnya jernih. Di kawasan ini, Anda juga dapat
menemukan kuda, banteng liar, rusa, babi hutan jantan, ular, kera, dan berbagai jenis burung.
Taman Nasional Komodo memiliki biota bawah laut yang menakjubkan. Para penyelam
mengatakan bahwa perairan Komodo adalah salah satu tempat menyelam terbaik di dunia.
Memiliki pemandangan bawah laut yang memukau. Anda dapat menemukan 385 spesies karang
yang indah, hutan mangrove, dan rumput laut sebagai rumah bagi ribuan spesies ikan, 70 jenis
bunga karang, 10 jenis lumba-lumba, 6 macam paus, penyu hijau, dan berbagai jenis hiu dan
ikan pari.
Samana Santha Kota Larantuka, Kab. Flores Timur
Setiap tahun, sekitar seminggu menjelang hari raya paskah, umat nasrani (katolik) kota
larantuka di flores timur dengan khidmat merayakan minggu suci yang di kenal sebagai semana
santa . dari seluruh yang di jalankan , ritual yang paling di kenal adalah prosesi jumat agung
(sesta vera). Pusat perayaan di adakan di dua kapela , tempat dua patung suci ,yaitu patung yesus
kristus (secara local di namai Tuan Ana ) dan patung perawan Maria (secara local di namai Tuan
Ma) di tahtakan. Kedua patung tersebut di bawah ole misionaris portugis Gaspardo Espirito santo
dan Agostinhode madalena pada abad 16.
Terletak di wilayah paling Timur Pulau Flores, Larantuka juga di kenal dengan kota
Reinha yang merupakan ibu kota kabupaten flores timur . kota ini meliki pengaruh kuat kolonias
portugis dan di kenal sebagai salah satu tempat di mana agama katolik mulai berkembang di
Indonesia . lebih dari lima abad, kawasan ini telah mewarisi tradisi katolik melalui peran
masyarakat . Raja Larantuka , misionaris ,Persaudaraan para rasul dari rakyat biasa (Conferia),
suku Sesama dan suku Kakang (Suku Kakang Lewo Pulo), serta suku pou (suku Lema) telah
memainkan peran penting dalam pengembangan katolik di wilayah Larantuka .

7
Dalam acara pekan suci ini, kota Larantuka yang biasanya tenang berubah ramai karena
di sesaki Peziarah dan jemaat dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari seluruh dunia.
Semana santa di mulai dengan Rabu Trewa pada pertengahan minggu paskah . pada hari ini
,berkumpul di Kapel Devotee dan berdoa untuk menenang penghianatan Yudas Iskarias yang
menyebabkan penangkapan Yesus dan shackling. Ini adalah saat di mana kota Larantuka menjadi
kota Berkabung, tenggelam dalam kekhikmatan dan refleksi pemurnian jiwa .
Pada hari kamis putih, kegiatan-kegiatan dan upacara tradisional di dahului dengan
perayaan ekaristi sekaligus Uskup Larantuka memberkati minyak krisma, minyak suci dan
minyak permandian serta pembaruan janji ketaatan para imam kepada Uskup. Sementara
itu, Tuan mardomu bersama kaum keluarganya, handai tolak dan umat melaksanakan tikam
turo, tiang dari kayu kukung dengan rantai bambu tempat pasang lilin untuk devosi Prosesi
Jumad Agung serta persiapan-persiapan untuk membuat armada.
Sesudah perayaan ekaristi ,di Kapela Tuan Ma,coferia melaksanakan upacara muda
tuan yaitu membersihkan, memandikan dan merias patung maria Doloposa. Dalam busana biru
dasuardi Patung Maria Mater Dorosa (Tuan Ma) di letakkan di atas tumba (Usungan)ditengah
ruang kapela . Devosi dan Ziarah imanpun di mulai.
Sang Bunda di cium oleh para devoter . pertama-tama Raja dan Keluarga Raja, Badan
Pemerintah Conferia dan selanjutnya pintu Kapela Tuan Ma dibuka untuk peziarah-peziarah
iman. Setiap peziarah yang hendak mencium Tuan Ma sebelum masuk kedalam kapela harus
melepaskan alas kakinya dan berjalan dengan berlutut sampai di depan tumba Tuan Ma.
Suasana ziarah iman Tuan Ana dan cium Tuan Ma sepanjang hari sepanjang hari,
semalam suntuk sampai dengan hari jumad siang. Pada malam hari sesudah perayaan Ekaristi
perjamuan Tuhan diadakan upacara ibadat penyembahan Sakramen Maha kudus (Adorasi) di
Gereja Katedral. Semalam suntuk sampai pagi hari umat mengadakan ziarah ke Gereja Katedral
untuk menyembah sakramen Maha kudus. Prosesi jumad agung atau sestavera merupakan
puncak dari rangkaian perayaan Semana Santa (pekan suci) Paskah. Prosesi ini menempatkan
Yesus sebagai pusat ritual dan menempatkan Ibu Maria sebagai ibu yang berkabung (Master
Dolorosa) karena menyaksikan penderitaan Yesus anaknya sebelum dan saat di salib.
Pagi sebelum puncak acara arak-arakan Tuan Menino (bayi Yesus) di lakukan lewat laut
dengan Bero (sampan pake kate) dari Kapela Tuan Meninu di Paroki San Juan Lebao ke Pantai
Kuce di Pohon Sirih dan selanjutnya di arak Armida Tuan Meninu. Siang harinya dilanjutkan

8
arak-arakan Tuan Ma dan Tuan Ana menuju Katedral. Dari titik inilah prosesi Sesta Vera dengan
jutraan lilin dimulai. Selama malam jumat agung, lilin dinyalakan sepanjang 2 km dijalan dan
didepan rumah penduduk yang dilalui prosesi.
Pada hari berikutnya, sabtu pagi, diadakanlah devosi prosesi menghantar kembali Tuan
Ma Dan Tuan Ana ke Kapela Tuan Ana dan Kapela Maria. Devosi ini adalah kelanjutan dari
Semana Santa. Suasana sukacita mulai terasa lewat lagu-lagu gembira Vergen Mai De Deo. Umat
peziarah masih diberi kesempatan mencium tuan ana dan tuan ma.
Kemudian Conferia melaksanakan KESUMI baik di Kapela Maria maupun di Kapela Tuan
Ma. Patung Tuan Ma(Maria Mater Dolorosa) dan Tuan Ana disimpan kembali pada tempatnya
semula. Sesudah kesumi di Kapela Tuan Ana dilangsungkan upacara tradisional SERAH
PONTU DAMA dari Tuan Mardomu Promesa tahun berikuntya. Pada sore hari (malam hari
diadakan perayaan ekaristi kebangkitan Yesus Kristus semeriah-meriahnya di Gereja Katedral.
Pada hari minggu paskah diadakan prosesi alleluya. Pada jam 16.00 Patung Maria Alleluya
diarak dari kapela Maria ke gereja Reinha Rosari oleh Conferia dan umat lingkungan sekitarnya.
Setibanya di gereja, patung Maria Alleluya di tahtakan disamping altar, dan pada jam 17.00
dirayakan ekaristi kudus.
Perayaan misa paskah bersama Maria Alleluya ini merupakan kegiatan akhir sepanjang Semana
Santa baik liturgi maupun devosi. Kehadiran Maria Alleluya, Maria bersukacita bersama umat
yang merayakan ekaristi mulia kegembiraan kebangkitan ini, sebagai wujud turut bersukacita
atas kemenangan dan kebangkitan putra tunggalnya Yesus Kristus dari alam maut setelah
mengalami penderitaan maha dahsyat yang berakhir dengan wafat di kayu salib
Perayaan ekaristi berakhir dengan perarakan patung Maria Alleluya kembali ke kapela Maria
Alleluya. Setibanya di kapela Maria, upacara devosi berakhir dengan nyanyian VERGEN MAI
DE DEO (PERAWAN DAN BUNDA ALLAH). Pimpinan Conferia menutupnya dengan doa
singkat. Setelah itu imam keluar dan mengambil tempat di depan pintu kapela, dan dengan salib
imam memberikan berkat akhirnya kepada umat yang hadir memenuhi pelataran kapela, juga
bagi semua umat yang telah mengikuti upacara kebaktian sepanjang Semana Santa.
Semana Santa menjadi kekayaan rohani orang-orang Larantuka. Semoga kekayaan ini boleh
menggantar mereka dan parah peziarah menuju Yang Maha Kuasa sambil tidak menjauhkan
meraka dari realitas social yang dijumpainya.

9
Pantai Nemberala Kab. Rote
Pantai Nembrala terkenal dengan ombaknya, banyak perselancar berkunjung ke pantai ini untuk
menantang ombak dari pantai nembrala. Ombak di pantai ini berskala internasional, oleh karena
itu banyak wisatawan asing berkunjung ke pantai ini. Pantai ini masih belum terlalu ramai, hanya
beberapa kunjungan di akhir pekan dan libur panjang. Pantai ini semakin dikembangkan untuk
keperluan wisata, banyak fasilitas yang sekarang di sediakan, seperti beberapa pilihan
penginapan yang bisa digunakan oleh pengunjung, dengan berbagai tarif. Mulai dari hotel hingga
homestay. Meskipun sarana yang sedikit terbatas, namun Pantai Nembrala, Nusa Tenggara Timur
layak diacungi jempol oleh para pengunjungnya termasuk anda tepatnya.
Pantai Nembrala memiliki pasir berwarna putih, pantai ini juga disebut-sebut sebagai Kuta-nya
Pulau Rote, anda bisa melihat keindahan pantai yang luar biasa di tambah pesona perkampungan
yang ditumbuhi nyiur, pasir putih terus menghampar.

Kampung Namata Kab. Sabu Raijua


Jika ingin melihat kehidupan masyarakat Sabu dan tradisi-tradisi setempat wisatawan dapat
mengunjungi kampung Namata. Lokasi Kampung ini sekitar 3 (tiga) Km dari pusat kota.
Kampung Namata didiami oleh beberapa More Ama (Pemangku Adat) yaitu Deo Rai (Kepala),
Pulod'o (Dewa Matahari), Rue (Dewa Penyakit), Bekka Pahi (Dewa Bumi), Maukia (Dewa
Kesuburan), Kenuhhe (Dewa Laut). Selain bangunan rumah adat, Pengunjung juga dapat melihat
batu-batu keramat yang ada di dalam kampong Namata. Beberapa ritual yang dibuat yaitu
upacara perkabungan apabila ada anggota pemangku adat (mone ama) yang meninggal, mengusir
bala penyakit dan upacara menurunkan hujan.
Kampung Adat Namata merupakan perkampungan adat yang di dalamnya terdapat megalitik dan
didiami oleh para pemangku adat (mone ama). Megalitik yang terdapat di dalam area
perkampungan tersebut digunakan sebagai media/tempat untuk melakukan ritual adat/pemujaan
terhadap para Dewa/Leluhur.
Ada 9 pemangku adat yang mendiami kampung adat tersebut, yakni Deo Rai (Kepala), Pulod'o
(Dewa Matahari), Rue (Dewa Penyakit), Bekka Pahi (Dewa Bumi), Maukia (Dewa Kesuburan),
Kenuhhe (Dewa Laut). Di kampung inilah penyelenggaraan kekuasaan adat dilakukan. Konon
menurut cerita tetua adat di Namata, bahwasanya batu - batu yang ada di dalam perkampungan
Namata merupakan batu panggilan secara gaib dan sihir. Sehingga batu - batu tersebut memiliki

10
kekuatan majis yang sangat tinggi. Pengunjung jangan sembarangan menginjak batu - batu
tersebut, karena salah injak, berarti pulang sakit.

Danau Air Asin Weekuri Desa Kalenarongo, Kec. Kodi Utara Tambolaka
Danau air asin ini merupakan danau yang unik karena terbentuk dari masuknya air laut lewat
lubang lubang pada batu karang yang terjebak dalam sebuah kolam alami yang dikelilingi oleh
batu karang. Danau ini memiliki air yang sangat jernih sehingga kita mampu melihat segala
macam material yang ada di dasar kolam. Anda dapat melakukan kegiatan mandi dan berenang
di tempat ini sambil menyaksikan pemandangan alam yang masih alami. Berjarak 42 Km dari
Tambolaka Ibukota kabupaten Sumba Barat Daya dengan kondisijalan sudah beraspal dan sekitar
4 km jalan masih pengerasan menuju obyek. Belum ada angkutan umum menuju obyek wisata
dan harus menyewa travel atau ojek

Perang Adat Pasola Waingapu, Sumba Timur


TRADISI perang-perangan dengan menunggang kuda sambil menyerang lawan dengan
lembing ini bisa kita saksikan dengan mengunjungi Pulau Sumba di Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Tradisi ini disebut dengan nama Pasola.
Nama Pasola berasal dari kata "sola" atau "hola", yang berarti lembing kayu yang dipakai
untuk saling melempar. Acara melempar lembing kayu ini dilakukan para pemuda desa di Sumba
dari atas kuda yang sedang dipacu kencang yang berlawanan arah.
Permainan ketangkasan saling melempar lembing kayu dari atas punggung kuda ini
merupakan bagian dari serangkaian upacara tradisional, yang dilakukan oleh orang Sumba yang
masih menganut agama asli yang mereka sebut Marapu yaitu agama lokal masyarakat Sumba.
Kegiatan Pasola ini biasanya diadakan di dua kabupaten yaitu Kabupaten Sumba Barat dan
Sumba Barat Daya melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat. Pasola pada Kamis
(27/3/2014) diadakan di daerah Gaura.
Kepala Seksi Sarana Distribusi dan Digital Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,
Budi Supriyanto mengatakan Pasola adalah ritual atraksi budaya yang dapat dijadikan obyek

11
wisata. Untuk ritual Pasola sendiri biasanya dilaksanakan setiap awal bulan Februari, akan tetapi
perhitungan penentuan tanggal Pasola dihitung mulai dari munculnya bulan purnama dan setelah
itu acara pelaksanaan Pasola akan ditentukan oleh Rato Nyale yang merupakan orang penting
dalam hal penentuan tanggal pelaksanaan pasola Pasola.
Budaya yang kental dan pertimbangan Rato Nyale inilah yang membuat jadwal Pasola
terkadang bisa berubah. Tetapi jika mereka sudah menentukan kapan tanggal yang pas mereka
melaksanakan Pasola baru setelah itu Pemerintah Daerah menetapkan kapan Pasola akan
diadakan. Saat yang tepat untuk melihat Pasola sebenarnya datang 1 sampai dengan 2 hari dari
hari H diadakan Pasola, karena sebelum hari H ada tradisi yang diadakan. Salah satunya adalah
tradisi nyale yang merupakan puncak dari segala kegiatan untuk memulai pasola.
Sebelum Pasola dimulai biasanya diawali dengan pelaksanaan adat nyale. Adat nyale
adalah salah satu upacara yang memanjatkan rasa syukur atas anugerah yang didapatkan, yang
ditandai dengan datangnya musim panen dan cacing laut yang melimpah di pinggir pantai. Adat
tersebut dilaksanakan pada waktu bulan purnama dan cacing-cacing laut (dalam bahasa setempat
disebut nyale) keluar di tepi pantai. Para Rato (pemuka suku) akan memprediksi saat nyale
keluar pada pagi hari, setelah hari mulai terang.
Nyale kemudian dibawa ke majelis para Rato untuk dibuktikan kebenarannya dan diteliti
bentuk serta warnanya. Bila nyale tersebut gemuk, sehat, dan berwarna-warni, pertanda tahun
tersebut akan mendapatkan kebaikan dan panen yang berhasil. Sebaliknya, bila nyale kurus dan
rapuh, akan didapatkan malapetaka. Setelah itu penangkapan nyale baru boleh dilakukan oleh
masyarakat. Tanpa mendapatkan nyale, Pasola tidak dapat dilaksanakan.
Pasola sendiri dilaksanakan di padang yang luas, disaksikan oleh warga dari kedua
kelompok yang bertanding, masyarakat umum, dan wisatawan asing maupun lokal. Setiap
kelompok warga terdiri lebih dari 100 pemuda bersenjatakan tombak yang dibuat dari kayu
berujung tumpul dan berdiameter kira-kira 1,5 cm. Walaupun berujung tumpul, permainan ini
dapat memakan korban jiwa. Kalau ada korban dalam Pasola, menurut kepercayaan Marapu,
korban tersebut mendapat hukuman dari para dewa karena telah melakukan suatu pelanggaran
atau kesalahan. Dalam permainan Pasola, penonton dapat melihat secara langsung dua kelompok
ksatria Sumba yang sedang berhadap-hadapan, kemudian memacu kuda secara lincah sambil
melemparkan lembing ke arah lawan.

12
Para penonton perempuan yang menyemangati para peserta Pasola semakin menambah
suasana menjadi tegang dan menantang. Walaupun ada darah tercucur di tanah, konon darah
tersebut bisa kembali menyuburkan tanah. Melihat Pasola menambah decak kagum saya akan
kekayaan budaya Indonesia yang sangat kental dan terjaga kelestariannya, Apalagi banyaknya
peserta yang memeriahkan Pasola membuat event budaya ini menjadi festival budaya yang
kolosal. Namun kendala bagi banyak orang untuk melihat Pasola karena informasi yang minim
kapan tepatnya dilaksanakan dan infrastruktur yang masih belum dibangun dengan baik. Namun
ketika kita sampai dan menonton langsung Pasola ini semua terbayar sudah rasa lelah dan rasa
antusias ketika menonton Pasola yang sangat meriah ini. (BARRY KUSUMA)

Danau Kelimutu Kab. Ende


Mungkin sebagian dari Anda sudah pernah menjajal trekking ke Danau Kelimutu namun
sebagian mungkin masih bermimpi untuk mengunjunginya. Danau yang memiliki tiga warna ini
teletak di puncak Taman Nasional Kelimutu. Perjalanan dengan mobil sewaan berkapasitas 7
kursi dapat membuat Anda terhibur dengan pemandangan mengesankan disepanjang jalan
selama beberapa jam. Perjalanan berliku yang menghubungkan pulau sepanjang 350 km ini
bagaimana pun juga merupakan harga yang pantas untuk keindahan panorama Flores yang patut
untuk diperbincangkan.
Taman Nasional Kelimutu merupakan taman nasional terkecil dari enam taman nasional di Bali
dan Nusa Tenggara. Akan tetapi, ukuranya tidak begitu penting ketika Anda menyaksikan
keindahan alam yang ditawarkan taman nasional ini. Di sini terdapat tiga danau yang terletak di
puncak Gunung Kelimutu, ketiga danau tersebut memiliki nama yang sama dan popular dikenal
sebagai Danau kelimutu. Setiap danau memiliki warna dan arti masing-masing. Ketiga danau itu
diyakini merupakan tempat bersemayamnya roh-roh dan juga diyakini memiliki kekuatan alam
yang sangat dahsyat.
Danau Kelimutu dipopularkan seorang warga Belanda bernama Van Such Telen pada tahun
1915. Keindahannya semakin dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan keindahan dan
perubahan warna air danau tersebut dalam tulisannya tahun 1929.
Untuk mencapai lokasi danau, Anda dapat memulai dari Moni, kota kecil yang
merupakan basecamp para backpacker.Pemandangan indah disepanjang jalan menuju lokasi
danau sangatlah indah. Danau paling barat bernama Tiwu Ata Mbupu yang berarti danau jiwa-

13
jiwa orang tua yang telah meninggal. Danau yang berada ditengah disebut danau Tiwu Nuwa
Muri Koo Fai atau danau untukjiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang paling
timur disebut Tiwu Ata Polo atau danau untuk jiwa-jiwa untukorang selalu melakukan
kejahatan. Warna ketiga danau tersebut selalu berubah-ubah.
Ada danau lain di dunia ini yang dapat berubah warna seperti Danau Biru di Gunung Gambier,di
Australia Selatan, yang perubahan warna birunya menjadi warna abu-abu dan dapat
diprediksi.Ada pula Danau Yudamari di Gunung Nakade, Jepang, yang perubahan warnanya dari
hijau toska menjadi hijau.Perubahan warna air Danau Kelimutu tidak dapat diprediksi. Kadang-
kadang, warnanya bisa biru, hijau dan hitam dan lain waktu bisa berwarna putih, merah dan biru
dan beberapa waktu yang lalu berwarna coklat tua.
Secara ilmiah perubahan warna Danau Kelimutu merupakan faktor kandungan mineral, lumut
dan batu-batuan di dalam kawah dan juga pengaruh cahaya Matahari. Para ilmuwan yakin bahwa
danau ini terbentuk dari erupsi gunung vulkanik pada zaman purba. Fenomena ini telah menarik
perhatian para ahli geologi karena keberadaan danau yang memiliki tiga warna yang berbeda
namun berada di gunung yang sama ini. Masyarakat lokal di Moni, yakin bahwa orang-orang
yang tinggal di sekitar danau telah berbuat jahat dan meninggal.
Danau kelimutu merupakan bagian dari Taman Nasional Kelimutu. Titik tertinggi taman nasional
ini adalah 5,679 kaki yang terletak di gunung Kelibara (1,731 meter) dan Gunung Kelimutu
setinggi 5,544 kaki atau (1,690 meter). Taman Nasional Kelimutu merupakan habitat bagi sekitar
19 jenis burung yang terancam punah diantaranya punai flores (Treron floris), burung hantu
wallacea (Otus silvicola), sikatan rimba-ayun (Rhinomyias oscillans), kancilan Flores
(Pachycephala nudigula), sepah kerdiL (Pericrocotus lansbergei), tesia Timor (Tesia everetti),
opior jambul (Lophozosterops dohertyi), opior paruh tebal (Heleia crassirostris), cabai emas
(Dicaeum annae), kehicap flores (Monarcha sacerdotum), burung madu matari (Nectarinia
solaris), dan elang Flores (Spizaetus floris).
Disini juga dapat ditemui tikus gunung (Bunomys naso), banteng (Bos javanicus javanicus),
kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), luwak (Pardofelis marmorata), trenggiling (Manis
javanica), landak (Hystrix brachyura brachyura), dan kancil (Tragulus javanicus javanicus).
Masyarakat lokal yakin bahwa danau ini merupakan tempat jiwa orang yang sudah meninggal
beristirahat. Area Kelimutu dikelilingi hutan yang ditumbuhi beragam tumbuhan yang jarang
ditemukan di tempat lain di Flores. Selain pohon pinus, terdapat juga tumbuhan paku, tumbuhan

14
marga Casuarina, redwood dan bunga edelweiss. Hutan pinus tumbuh subur di ketinggian
Gunung Kelimutu. Area lain dari gunung ini tandus dengan pasir dan tanah yang tidak stabil.
Masyarakat setempat yakin bahwa Gunung Kelimutu merupakan gunung kramat dan merupakan
sumber kesuburan bagi tanah disekitarnya (Sumber: www.indonesi.travel)

15

Anda mungkin juga menyukai