Anda di halaman 1dari 4

Sistem Pemerintahan Desa

Annisatul Mujahidah
18081103001

PERKEMBANGAN DESA ADAT DI INDONESIA

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa mendefinisikan desa sebagai


desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan hokum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan /atau hak tradisional.
Perbedaan mendasar antara desa dan desa adat terletak pada asas pengaturan,
kewenangan serta bentuk dan susunan pemerintahan. Pemerintahan (beserta lembaga atau
perangkat) desa adat menggunakan susunan asli (asal-usul), sementara desa menggunakan
susunan modern seperti yang selama ini kita kenal. Berikut ini merupakan daftar desa adat
yang ada di Indonesia beserta perkembangannya.

1. Desa adat Ke’te Kesu, Tana Toraja


Desa ini terletak di provinsi Sulawesi selatan. Desa adat di Tana Toraja ini
merupakan tempat yang dijadikan pusat aneka ritual suku Tana Toraja. sampai saat ini kita
masih bisa menyaksikan tempat perkuburan orang Toraja zaman dulu yang terus dijaga
hingga saat ini. Karena keunikannya, desa adat ini juga dijadikan tujuaan destinasi wisata
oleh para pengunjung yang ada diluar daerah.
2. Desa Wae Rebo, Nusa Tenggara Timur
Desa ini berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut dan menjadi salah
satu desa primadona turis domestic maupun internasional karena terkenal dengan
pemandangannya yang indah. Selain karena keindahannya, pengunjung dapat langsung
berinteraksi dengan warga pemilik rumah kerucut. Rumah adat berbentuk kerucut diberi
nama Mbaru Niang. Atapnya terbuat dari anyaman ilalang, meskipun demikian Mbaru
Niang sudah bertahan selama 19 generasi. Pengunjung yang datang di desa adat ini bisa
membawa pulang oleh-oleh berupa kain tenun khas perempuan Desa Wae Rebo atau kopi
flores dari kebun milik warga.

1
Sistem Pemerintahan Desa
Annisatul Mujahidah
18081103001

3. Desa Praijing dan Ratenggaro, Sumba Barat


Kedua desa ini merupakan desa adat yang ada di Sumba Barat. Keduanya memiliki
rumah adat khas Sumba yang disebut Uma Bokulu atau Uma Mbatangu. Uma Bokulu
memiliki makna rumah besar sedangka Uma Mbatangu artinya rumah menara. Sesuai
dengan namanya, rumah adat kedua desa ini memiliki atap yang menjulang seperti menara.
Mendatangi desa Praijing, kita akan disuguhi pemandangan bukit Praijing yang
mempesona, sedangkan di Ratenggaro kita bisa menikmati panorama pantai Sumba Barat
yang indah.
4. Nagari Pariangan, Sumatera Barat
Warga masyarakat desa ini masih memegang teguh adat istiadatnya. Cerita rakyat
setempat mempercayai bahwa desa ini merupakan tempat asal muasal masyarakat
Minangkabau. Di desa ini kita bisa menemukan beberapa rumah gadang khas Minang.
Namun, ada satu bangunan mencolok yang tidak menyerupai rumah gadang, yaitu Masjid
Ishlah. Masjid ini merupakan bangunan tertua di Nagari Pariangan yang mengadopsi gaya
arsitektur dataran tinggi Tibet.
5. Desa Torosiaje, Gorontalo
Suku Bajo di Sulawesi terkenal suka melaut dan merupakan nelayan handal. Tempat
tinggal suku Bajo merupakan perkampungan padat yang disebut desa Torosiaje. Kaena
terapung di pinggiran pantai, rumah-rumahnya terbuat dari kayo dengan model rumah
panggung.
6. Desa Adat Baduy, Banten
Penduduk desa adat Baduy masih memegang erat aturan adatnya. Desa Baduy terbagi
menjadi dua yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Suku Baduy terkenal sangat teguh
mengenai aturan, seperti tidak menggunakan sabun, sampo dan odol jika mandi di sungai,
tidak membuang sampah sembarangan hingga tidak boleh mengambil foto dan video di
Baduy Dalam.

2
Sistem Pemerintahan Desa
Annisatul Mujahidah
18081103001

7. Desa Adat Pampang, Kalimantan


Desa adat ini telah resmi dijadikan desa wisata sejak tahun 1991. Kita bisa menikmati
tarian khas suku Dayak setiap hari minggu bahkan bisa berfoto dengan warga suku dayak
yang memiliki telinga panjang. Rumah adat suku Dayak menjadi daya tarik utama desa
Dayak Pampang yang dinamakan Lamin Adat Pamung Tawai. Rumah ini sangat megah
dengan aneka ukiran yang menghiasi hampir semua dindingnya.
8. Kampung Naga, Tasikmalaya.
Desa di wilayah Tasikmalaya ini lokasinya berada di wilayah lembah pegunungan
Jawa Barat. Tempatnya dikelilingi persawahan dan hutan yang asri dan sejuk. Jika dilihat
dari kejauhan akan tampak jajaran rumah beratap ijuk. Di kampong ini rumah-rumah tidak
boleh dicat sebagai lambing kesederhanaan masyarakat. Dindingnya juga harus
menggunakan anyaman bamboo atau anyaman sasag. Warga desa ini masih sangat
memegang teguh syariat islam dan adat istiadat yang diturunkan dari para leluhur.
9. Desa Trunyan, Bali
Di desa ini terdapat ritual pemakaman yang tidak biasa. Di desa Truyan, mayat akab
diletakkan begitu saja di bawah sebuah pohon besar yang diberi nama Taru Menyan.
10. Desa Adat Gumantar, Lombok
Desa adat Gumantar merupakan salah satu desa unik di Indonesia yang menjadi bukti
kekayaan budaya warga Lombok. Rumah-rumah tradisional dari bamboo masih
dipertahankan di area perkampungan. Para penduduknya masih banyak yang memakan
daun sirih. Salah satu tradisi yang masih bertahan hingga saat ini adalah proses memintal
benang yang masih dilakukan secara tradisional.
11. Desa Adat Ammatoa, Bulukumba
Desa adat Ammatoa merupakan wilayah tempat tinggal suku Kajang kabupaten
Bulukumba, Sulawesi Selatan. Warna hitam merupakan ssimbol yang melekat pada suku
Kajang. Suku Kajang juga masih memegang teguh hokum adat setempat yang
mengutamakan asas sederhana hingga banyak yang mengagumi pola hidup suku Kajang
sebagai pola hidup yang seimbang dengan pelestarian lingkungan.

3
Sistem Pemerintahan Desa
Annisatul Mujahidah
18081103001

12. Desa Tenganan, Bali.


Ditengah hiruk pikuk modernisasi di Bali, desa Tenganan tetap teguh memegang adat
istiadat. Kekayaan budaya Desa Tenganan bali ini tercermin dari bangunan di wilayah
perkampungan yang masih tradisional. Selain itu, desa Tenganan dikenal sebagai satu-
satunya desa penghasil kain tenun dobel ikat yang dikenal dengan nama kain gringsing.
13. Kampong Tablanusu, Papua\
Kampong Tablanusu di papua merupakan desa adat di Indonesia yang didiami oleh
para nelayan. Namun berbeda dengan kampong nelayan pada umumnya yang berada di
pinggiran pantai berpasir atau terapung, kampong Tablanusu sebagian besar wilayahnya
didominasi oleh batu koral. Untuk bisa berkenalan dengan warga asli kampong Tablanusu,
kita harus mencoba menginang dengan campuran buah pinang, sirih dan kapur.
14. Kampong Pasir Desa Legong, Madura
Di kampong ini kita bisa menemukan kasur pasir yang jadi tempat istirahat warga
desa Legong selama bertahun-tahun. Pasir di kampong ini tidak lengket bahkan saat dalam
keadaan basah. Maka dari itu warga desa Legong diberi julukan manusia pasir.

Anda mungkin juga menyukai