Anda di halaman 1dari 4

Gambaran Umum Desa Wisata Kebonagung

Desa Kebon Agung terletak di wilayah Kecamatan Imogir, Kabupaten


Bantul, DI.Yogyakarta. Dengan letak geografis sebagai berikut :
2 Km sebelah selatan Raja-raja Mataram
15 Km sebelah selatan Ibukota Propinsi DIY
15 Km utara dari Pantai Parang Tritis
1 Km selatan Kantor Kecamatan Imogiri
Desa Kebon Agung terbagi menjadi 5 pedukuhan : Kanten, Mandingan,
Kalangan, Tlogo. Jumlah RT 23. Jumlah penduduk 3376 Jiwa dengan jumlah
1368 Kepala Keluarga (KK). Luas wilayah 187, 11 Ha dengan rincian Lahan
pertanian 117,670 ha dan 70,435 ha sisanya lahan perumahan, dll.

1.
2.
3.
4.

Wisatawan dapat menikmati berbagai panorama/obyek wisata di Desa


Wisata Kebon Agung yaitu:
Bendung Tegal
Rumah Limasan
Rumah Joglo
Kegiatan pertanian: Pemupukan Sistem S.R.I

Sejarah :
Masyarakat Desa Kebonagung sebagian besar mengandalkan mata
pencahariannya melalui bercocok tanam dan memelihara hewan ternak.
Para petani sendiri kebanyakan tidak memiliki lahan namun mengerjakan
lahan tersebut untuk orang lain. Selain itu dahulu juga terdapat para
penambang pasir yang tinggal di daerah tersebut. Dikhawatirkan akan
terjadi erosi bila pasir terus-menerus diambil. Saat itulah beberapa tokoh
masyarakat di desa tersebut mulai berpikir bahwa pemandangan di
sekitar bendungan cukup menarik. Dari sini berawal ide untuk membuat
Desa Kebonagung menjadi desa wisata yang menawarkan pengalaman
hidup di desa serta keindahan alamnya. Dengan demikian Kebonagung
menjadi desa wisata pendidikan berbasis pertanian dan budaya. Berbagai
hal yang dialami Desa Kebonagung secara kronologis selama 10 tahun
terakhir adalah sebagai berikut:

2001: Dinyatakan sebagai daerah tertinggal-tertinggal dan dituntut


untuk mengadakan perbaikan.

2003: Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) mulai dibentuk, bagi


beberapa orang yang pesimis dengan kelompok ini menganggap
bahwa Pokdarwis adalah Kelompok Modar Yo Wis.

2005: Tambak Tegal Agung mulai mendapat perhatian dari para


pengunjung

2006: Kebonagung mulai menerima tamu yang salah satunya


adalah sekelompok anak dari SMA 71 Jakarta.

2007: Sungai Opak dibendung untuk mengairi selatan Imogiri.

2008: bendungan diresmikan sebagai obyek wisata

2009: terpilih sebagai proyek Inpres periode 2009-2014 (di Jawa


hanya ada 3 desa yang terpilih)

2010: Program pemberdayaan masyarakat mandiri pariwisata akan


mendapat dana Rp 60 juta untuk menghidupkan kembali kelompok
tari, gejog lesung, kentongan, jathilan, laras madya (rebana untuk
lansia), serta membeli seragam dan alat-alat yang diperlukan untuk
proses pengembangan.

Desa Kebonagung merupakan salah satu desa wisata yang terletak di


kecamatan Imogiri, Bantul dan 98% penduduknya beragama Islam, desa
ini terkenal sebagai Desa Wisata Pertanian dan Budaya. Desa Wisata
Kebonagung terletak sekitar 17 km ke arah selatan kota Yogyakarta. Letak
desa wisata ini juga berdekatan dengan lokasi makam raja-raja mataram
di Imogiri. Desa Kebonagung terdiri dari 5 padukuhan yaitu: Padukuhan
Tlogo, Padukuhan Kalangan, Padukuhan Mandingan, Padukuhan Kanten,
Padukuhan Jayan.
Atraksi wisata :

Bendungan Tegal

Bendung tegal berada didesa Kebon Agung, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul , Yogyakarta.
Bendung Tegal merupakan perpaduan alam yang masih alami dengan aliran sungai opak. Sungai
opak sendiri merupakan sungai yang cukup panjang melintasi kabupaten Sleman dan Bantul, dan
berhulu langsung dari gunung merapi, sungai ini batas alami dari kasultanan Surakarta dan
kasultanan ngayogyakarta. Tentunya perpaduan antara sungai dan alam yang masih alami dengan
udara yang sejuk dan segar menjadi suatu harmonisasi yang sangat luar biasa yang bisa Anda
dapatkan dibendungan tegal ini.
Di wisata alam bendung tegal ini anda bisa melakukan berbagai macam kegiatan, anda bisa
menyewa kapal naga yang disewakan dipinggiran kali opak, anda akan diajak mengelilingi sungai
opak disekitar bendungan tegal, tentu ini akan menjadi hal yang menyenangkan bagi keluarga
anda, terutama bagi putra dan putri anda. Selain menaiki kapal anda juga bisa melakukan
kegiatan memancing disini,tak jarang banyak orang yang datang ke bendungan ini hanya sekesar
untuk memancing, tempat yang teduh dan air sungai yang tenang, tentu saja akan menjadikan
kegiatan memacing semakin nyaman, dengan ditemani kicauan burung yang sering kali terdengar
dari pepohonan yang masih asri.

Bendung dengan lebar, jarang sungai yang mempunyai track lurus dan lebar seperti sungai opak
ini.tak jarang juga sungai ini dugunakan masyarakat tionghoa untuk merayak acara peh cun, peh
cun adalah dialek hokian, yang perayaanya menggunakan acara perlombaan perahu naga. Dan
bendung tegal pada tahun 2009 dan 2010 menjadi tuan rumah untuk pelombaan perahu naga,
sebuah nilai plus dan terhormat untuk bendung tegal sendiri. Tidak dikenakan biaya apapun untuk
masuk ke bendung tegal, sesuatu yang harus coba, keindahan alam yang masih alami berpadu
dengan sungai opak dengan segala keistimewaanya.

Museum Tani

Pada tahun 1994 dan 1998, Desa Kebonagung Juara I Nasional Lomba Pertanian. Selaku lurah
desa, Kristya Bintara menerima penghargaan dari Presiden RI Prof. Ing. B.J. Habiebie di Istana
Negara. Sejak itu mulailah pemikiran dan gagasan untuk mendirikan Museum Tani dengan
mengumpulkan alat-alat pertanian peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.
Tahun 2001, Kebonagung mendapat kunjungan Menristek Ir. Hatta Rajasa. Melalui pengurus Desa
Wisata berdirilah Museum Tani pada tanggal 26 September 2005 bertempat di Joglo Bapak
Subandi selaku Dukuh Kanten. Namun pada gempa bumi 27 Mei 2006 Museum Tani ini hancur.
Dibangun kembali oleh Kristya Bintara, dan pada 4 Mei 2007 menempati tanah Bapak Sarjono
/Purwo Wiyono berdirilah Museum Tani Jawa Indonesia dengan Akte Notaris No: 01/AKN/V/07.
Museum Tani Jawa Indonesia merupakan tempat atau wadah untuk menyimpan semua peralatan
pertanian tradisional sampai modern. Tujuan didirikan museum ini adalah sebagai berikut:

1.

Memberitahu: Sebagai pusat pengetahuan, sumber informasi, sumber ilmu budaya, dan
tradisi tani.

2.

Melakukan: Sebagai pusat dan tempat praktik kegiatan pertanian seperti membajak,
tandur, ani-ani, membuat masakan tradisional serta belajar budaya dan tradisi Jawa.

3.

Merasakan:

Dengan

praktik

langsung,

setiap

orang

dapat

merasakan

bagaimana

kehidupan petani.
4.

Memahami: Setelah mengetahui, melakukan, merasakan maka setiap orang dapat


memahami perilaku budaya dari tradisi tani serta kehidupan petani yang jujur, sederhana,
bersahaja, dan selalu menerima apa adanya dengan bersyukur pada Sang Pencipta.

5.

Mewarisi: Dengan praktik dan merasakan betapa berat perjuangan petani maka generasi
muda

diharapkkan

mampu

meneruskan

perjuangan

para

petani

untuk

dapat

mempertahankan kedaulatan pangan.

Museum Tani Jawa Indonesia memiliki beberapa koleksi peninggalan jaman Mataram Kuno dan
peninggalan petani tempo dulu yang berasal dari batu, besi, dan kayu seperti: luku, garu,
gerobak, dll dengan koleksi sekitar 260 buah. Museum buka setiap hari dari jam 08.00 -15.00
WIB.

Pertanian

Kepengurusan
Menggunakan sistem Community based tourism yang di implementasikan menjadi sebuah
pokdarwis.
Akses

Kerajinan?

Anda mungkin juga menyukai