Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN P5

SEJARAH DESA KARANGSOKO, GUNUNG ORAK ARIK

DAN ABI CULINARY (OLAHAN ABON IKAN)

Oleh :
Kampus Mengajar Angkatan 6 SD NEGERI 3 KARANGSOKO
1. Binaolga Vidy Restuty (2188203017)
2. Ratus Daeng Febia (2086206114)
3. Ahmad Galum Fathur R (2185201013)
4. Lailatun Nikmah (2187205005)
5. Alyana Fayza Zahrani (2186206075)

DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN DAN OLAHRAGA

KABUPATEN TRENGGALEK

2023

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufik, inayah dan hidayah Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
dari dinas ini dengan baik. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah
satu tugas Kampus Mengajar Angkatan 6. Dalam menyelesaikan laporan ini,
penyusun banyak mendapat bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penyusun bermaksud mengucapkan terimakasih kepada :
1. Wahyu Purwo Setyawan, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD NEGERI 3
KARANGSOKO yang telah menyetujui semua proker dan memfasilitasi
tempat pelaksanaan.
2. Nurkozin, S.Pd selaku Guru Pamong yang telah memberikan bimbingan.
3. Mohammad Rifqi Junaidi, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing Lapangan
Kampus Mengajar Angkatan 6 SD NEGERI 3 KARANGSOKO yang telah
memberikan arahan dan masukan.
4. Serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penyusun menerima kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk mengevaluasi laporan ini. Penyusun berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk semuanya.

Trenggalek, 7 Desember 2023

Penyusun

5
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak sejarah dan keanekaragaman makanan
khas yang ada di daerahnya masing-masing. Setiap daerah memiliki ciri
khas keragamannya masing-masing. Desa Karangsoko terkhususnya
memiliki keragaman sejarah dan makanan khas salah satunya yaitu sejarah
tentang gunung orak-arik dan makan olahan yang terbuat dari ikan. Desa
ini berlokasi tepatnya di Desa Karangsoko, Kecamatan Trenggalek,
Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Keberadaan makanan olahan yang terbuat dari ikan tersebut
memanfaatkan hasil laut yang di ambil dari daerah Prigi, Kabupaten
Trenggalek. Selain itu dengan adanya gunung orak-arik menjadi ciri khas
dari Desa Karangsoko.

ISI

6
1. Abi Culinary

Gambar 1. Produk Abi Culinary

Abi Culinary adalah sebuah startup yang bergerak dibidang olahan ikan.
Bisnis ini bergerak dibidang pangan, dengan mengolah seluruh bagian pada ikan
lele dan berbagai variasi olahan yang berbasis ikan tuna. Daging ikan lele diolah
menjadi abon, tulang dan kepala diolah menjadi krupuk kalsium, dan telur lele
diolah menjadi kripik telur lele. Variasi olahan ikan tuna berupa abon tuna,
Tunachococrunch dan Tuna Biscuits. Produk-produk inovasi tersebut relatif baru
karena belum ada yang pernah mengolah dan memasarkan sebelumnya.

a. Sejarah Abi Culinary


Sejarah berdirinya Abi Culinary pada awal tahun 2017 Bapak Dedi
memulai usaha pengolahan ikan. Pada awalnya, beliau mengolah berbagai
macam olahan ikan air tawar. Bapak Dedi memulai usahanya dengan
menggunakan peralatan seadanya. Dalam kurun waktu kurang lebih 7 bulan
usaha bapak Dedi menunjukkan progress sehingga menarik warga sekitar
untuk bekerja bersama bapak Dedi. Karena permintaan pasar yang terus

7
meningkat, pada pertengahan 2017 bapak Dedi mengembangkan usahanya
dengan menambah tenaga kerja, perluasan tempat produksi dan terus
berinovasi mengembangkan berbagai jenis olahan.
Abi culinary memiliki visi mewujudkan sebuah home industry yang
menjadi pelopor dan berdaya saing di bidang pengolahan ikan demi memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat secara luas dan memiliki misi membuka lapangan
kerja bagi masyarakat, meningkatkan harga jual hasil perikanan serta
memasarkan produk berkualitas didalam dan luar negeri. Abi culinary juga
memiliki tujuan meningkatkan kualitas produk olahan ikan yang mempunyai
daya saing tinggi, pemberdayaan sumber daya manusia di bidang pengolahan
dan pemasaran hasil perikanan dan meningkatkan kesadaran masyarakat agar
gemar makan ikan.
b. Keunggulan Abi Culinary
Ada banyak macam olahan yang di hasilkan oleh abi culinary antara
lain yaitu krupuk kalsium, abon tuna, abon tuna, abon lele, abon marlin, abon
sapi, abon ayam, abon ayam kampung, kripik telur lele, biskuit tuna, dan tuna
choco crunch.
Kami memperkenalkan olahan lokal yang di produksi oleh warga
sekitar dengan membawa siswa siswi mengunjungi tempat produksi dan
memberikan penjelasan mengenai sejarah berdirinya abi qulinary,
penghargaan yang di dapatkan oleh abi culinary serta olahan – olahan yang
telah di produksi oleh abi culinary.

2. Gunung Orak-Arik

8
Gambar 2. Gunung Orak-Arik
Kesempatan kali ini kami menggali informasi mengenai sejarah gunung yang
terkenal di desa Karangsoko yaitu gunung orak arik yang kemudian
mengsosialisasikan ke . Kami menggali informasi langsung kepada Kepala Desa
Karangsoko bapak Slamet pada tanggal 23 November 2023. Beliau menjelaskan
mengenai sejarah gunung orak arik yang dapat kami simpulkan dan jabarkan
sebagai berikut.

a. Sejarah Desa Karangsoko dan Gunung Orak Arik


Pada zaman dahulu, diwilayah kabupaten Trenggalek ada
sebuah desa yang semua penduduknya senang berpesta pora. Mereka
semua tak ada yang mau bekerja, sawah dan ladangnya mereka
biarkan begitu saja pekerjaan yang mereka lakukan setiap hari hanya
berpesta dan bersenang – senang.
Sesepuh desa tak pernah melarang warganya yang selalu
berpesta dan bersenang – senang itu. Bahkan dia ikut – ikutan seperti
warganya, dia lah yang mengatur jadwal giliran pesta dirumah
warganya yang dilakukan setiap hari. Setiap satu minggu sekali, pesta
pora itu diadakan di balai desa.

9
Kehidupan didesa itu menjadi tidak teratur, sawah dan ladang
tak terurus. Kegiatan pesta yang meraka lakukan pun berkembang
menjadi tempat perjudian. Tak jarang terjadi perkelaian di tempat itu.
Yang berkelahi bukammya di lerai, tetapi malah dijadikan tontonan.
Keadaan desa itu menimbulkan kekhawatiran seorang wali
penyebar agama islam. Sang wali tidak ingin jika perilaku orang –
rang desa itu ditiru oleh orang – oang desa lain. Sang wali segera
bertindak, ia datan ke desa itu.
“kalian sungguh – sungguh meninggalkan ajaran agama! Yang
kalian kerjakan ini adalah pekerjaan setan. Sadarlah kalian dan mari
kembali kepada ajaran agama islam!” ajak sayng wali yang datang
ketempat berpesta pora.
“hei, orang tua! Melihat pakaianmu, kamu pasti seorang
penyebar agama islam. Sebaiknya kamu pergi saja. Kalaupun kami
kembali ke ajaran agama, di desa ini tidak ada tempat untuk
beribadah! Jadi, biarkan kami berpersta pora setiap hari” jawab
sesepuh desa.
“kalau kalian ingin tempat beribadah, aku akan membuatnya
untuk kalian! Asal setelah tempat ibadah itu jadi, kalian harus mau
datang untuk beribadah. Tinggalkan kesukaan kalian berpesta pora
dan berjudi!”
“berapa lama kamu akan membuat tempat ibadah itu, pak tua?
Kalau kamu bisa membuatnya hanya semalam, kami akan mengikuti
perintahmu! Kalau tidak, sebaiknya segera tinggalkan desa ini!”
tantang sesepuh desa, diikuti anggukan kepala warganya. “baik! Aku
akan membuat tempat ibadah hanya dalam waktu semalam. Kalian
harus menepati ucapan sesepuh desa kalian!” kata sang wali yang
kemudian beranjak pergi.
Sang wali berjalan sambil mencari – cari tempat yang kira –
kira cocok untuk masjid. Di tempat yang dianggap cocok untuk
masjid, sang wali kemudian sholat dan berdoa meminta bantuan

10
tuhan. Sementara itu sepeninggalan sang wali dari tempat pesta,
sesepuh desa menyuruh beberapa wanita cantik untuk menggoda sang
wali, wanita – wanita cantik itu kemudian mendatangi sang wali yang
sedang khusuk berdoa. Namun sang wali tetap diam dalam doanya.
Wanita-wanita cantik itu tak putus asa. Dilakukan beberapa
cara untuk menggoda Sang Wali yang sedang berdo’a. Namun, walau
semua cara sudah dicoba. Sangwali tetap tak tergoda. Akhirnya,
wanita-wanita cantik itu kembali ketempat pesta dengan kesal!.
Mereka melaporkan kegagalan itu kepada sesepuh desa.
“ Jangan putus asa! Wali itu juga manusia. Manusia pasti suka
dengan pesta seperti kita. Sekarang juga, mari kita pindahkan tempat
pesta di tempat Sang Wali berdo’a. Pasti dia akan merasa terganggu
dan segera pergi dari desa ini! “ ajak sesepuh desa yang disetujui
semua warganya.
Berbondong-bondong sesepuh desa dan warganya pergi
ketempat Sang Wali berdo’a. Semua peralatan pesta mereka bawa.
Diantara alat pesta yang mereka bawa adalah alat untuk membuat
bunyi-bunyian. Alat itu adalah lesung (alas untuk menumbuk padi)
yang terbuat dari kayu, palu besar, sapu lidi, dan cikrak (Tempat
sampah dari anyaman bambu).
Di tempat Sang Wali sedang khusuk berdo’a, sudah tercipta
separo bangunan masjid. Tak tampak seorang pekerja bangunan pun
di tempat itu. Masjid itu memang diciptakan oleh Sang Wali dengan
bantuan dari Tuhan.
Sesepuh desa dan warganya kembali mengadakan pesta-pora
didekat masjid yang belum jadi itu. Alat-alat musik mereka bunyikan
dengan keras. Yang lain menari-nari sambil tertawa-tawa.
Konsentrasi Sang Wali benar-benar terganggu. Suara musik
yang keras telah menggangu do’anya. Hati Sang Wali sangat kesal. Ia
kemudian menyudahi do’anya. Ia berdiri dan melangkah menuju
tempat alat-alat musik yang sedang dipukul pemusiknya.

11
Lesung yang sedang dipukul-pukul untuk musik itu ditendang
dengan sekuatenaga oleh Sang Wali. Lesung itu melayang kearah
masjid yang baru tercipta separo hingga bangunan itu roboh.
Sungguh ajaib! Lesung dan bangunan masjid yang roboh itu
kemudian berubah menjadi gundukan batu. Gundukan batu itu makin
lama makin tinggi hingga akhirnya menjadi gunung batu. Jenis batu-
batuan di gunung batu itu menyerupai bentuk lesung.
“ Kalian sungguh keterlaluan! “ teriak Sang Wali prnuh
kekesalan. “ Ingatlah baik-baik! Nanti, anak cucu kalian akan hidup
menjadi pencari batu di gunung batu itu. Siapapun yang berani
menggunakan batu dari gunung batu itu untuk membangun rumah,
hidupnya akan morak-marik (tak teratur)! “ Begitu Sang Wali selesai
mengucapkan kata-katanya, guntur di angkasa menggelegar. Halilintar
menyambar-nyambar. Hujan pun turun dengan deras. Sesepuh desa
dan warganya yang tadi berpesta-pora berhamburan pergi. Sang Wali
pun sudah tak ada lagi ditempat itu. Entah kemana perginya Sang
Wali, tak seorang pun tau.
Lama kelamaan, gunung yang batunya kalau dibuat rumah
bisa membuat hidup morak-marik itu dinamakan “ Gunung Orak-Arik
“. Nama desa tempat sesepuh desa dan warganya senang berpesta pora
menjadi desa Karangsuko. Karang artinya tempat, sedangkan Suka
artinya senang. Karangsuko berarti tempat orang bersenang-senang
atau berpesta-pora.
Versi lain menuturkan bahwa nama Desa Karangsoko berasal
dari bangunan masjid yang tidak bisa diselesaikan dalam waktu 1
(satu) malam, dan sesudah bangunannya hancur, batunya menjadi “
Gunung Orak-Arik “ yang tersisa hanyalah PEKARANGAN
(KARANG) calon lokasi pembangunan masjid dan TIANG (SOKO)
calon bangunan masjid yang berserakan. Selanjutnya
PEKARANGAN (KARANG) dan TIANG (SOKO)menjadi nama
desa Karangsoko.

12
Sebelum pergi Sang Wali menutup terlebih dahulu
SUMUR/MATA AIR disekitar lokasi pembangunan masjid yang
airnya terus menerus mengalir keluar menggunakan salah satu Tiang
(Soko) masjid yang sebelumnya diberi ijuk. Sampai sekarang dikenal
sebagai WATU SUMPET

PENUTUP
a. Kesimpulan
Sejarah desa karangsoko (gunung orak-arik) masih menjadi ciri khas desa
Karangsoko yang mana sejarahnya masih melekat sampai sekarang ini. Bapak
Slamet selaku kepala desa menuturkan bahwa nama-nama dusun yang ada di Desa
Karangsoko tidak lepas dari sejarahnya masing-masing Selain itu, untuk makan
olahan ikan (Abi Culinary) menjadi salah satu produk makanan terkenal yang

13
mana membuat abon dari olahan ikan. Produk ini mempunyai potensi yang
sangatlah besar dengan berbagai pengolahan dan pemasaran yang optimal.
Apabila pengoptimalan dilakukan maka akan menghasilkan olahan ikan dengan
kualitas yang jauh lebih baik juga memperluas pangsa pasar sehingga semakin
dikenal masyarakat luas.

b. Saran
Berdasarkan informasi di atas tentang sejarah Desa Karangsoko dan
pengolahan makanan dari ikan semuanya berjalan dengan baik, hanya beberapa
aspek yang perlu diperbaiki. Misalnya, peran masyarakat diharapkan lebih bisa
untuk menjaga kelestarian dari gunung orak-arik karena, masih sering terjadi
kebakaran di sekitar gunung tersebut. Selain itu, untuk olahan ikan dari Abi
Culinary lebih mengoptimalkan untuk stok-stok produknya.

LAMPIRAN

14
Gambar 3. Foto bersama pemilik Abi Culinary

Gambar 4. Foto bersama bapak Kepala Desa Karangsoko

15

Anda mungkin juga menyukai