Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN P5 KEARIFAN LOKAL

HIJRAN KHUBEN RIFA’I


XI-5

SMAN 13 BANDUNG
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang
bertemakan kearifan lokal

Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan P5 kearifan lokal ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan P5
kearifan lokal ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan P5 kearifan lokal ini dapat
memberikan manfaat terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I
1. LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki baanyak sekali suku, adat dan budaya yang sangat
beragam salah satunya adalah Kampunng adat Cirendeu. Kampung Cirendeu
merupakan desa adat yang terletak di lembah Gunung Kunci, Gunung
Cimenteng dan Gunung Gajahlangu, namun secara administratif berada di
Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Hal
istimewa kampung ini yaitu di mulut jalan Desa Cireundeu terdapat tulisan
Hanacaraka “Wilujeng Sumping Di Kampung Cireundeu” dengan arti selamat
dating di Kampung Cireundeu. Kampung Cireundeu fokus pada desa yang
masih memelihara tradisi lama yang telah mengakar yang diwariskan oleh
tetua adat dulu. Masyarakat Kampung Cireundeu beranggapan bahwa sekecil
apapun filosofi kehidupan yang diwariskan oleh nenek moyang mereka wajib
untuk dipertahankan, salah satunya yaitu bahan makanan pokok.

Di Kampung Adat Cireundeu mayoritas penduduknya bermata


pencaharian bertani ketela dan umbi-umbian. Supaya setiap bulan dapat
memanen ketela, maka pola tanam disesuaikan dengan usai panen. Setiap
petak kebun dibuat berbeda masa tanamnya, sehingga pada tiap petaknya akan
berbeda masa panennya. Maka sepanjang tahun ladang mereka selalu
menghasilkan ketela. Masyarakat Kampung Cireundeu memanfaatkan ketela
mulai dari akarnya hingga daunnya, seperti akarnya dapat diolah menjadi rasi.
Batangnya dapat dimanfaatkan menjadi bibit, daunya dapat di jadikan lalapan
atau disayur, juga dapat dijadikan makanan ternak. Terakhir kulitnya dapat
dibuat menjadi makanan olahan, biasanya dijadikan sayur lodeh atau dendeng
kulit ketela.

Masyarakat Kampung Adat Cireundeu memiliki keadaan sosial yang


terbuka dengan masyarakat di luar kampung. Kebanyakan masyarakat
Cireundeu tidak suka merantau atau berpisah dengan orang-orang
sekerabatnya.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah Masyarakat kampung Cirendeu memakan
singkong ?
2. Apa itu Sunda Wiwitan ?
3. Apa alat music yang sering dimainkan di Kampung adat
Cirendeu ?
4.
3. TUJUAN
4. MANFAAT

Anda mungkin juga menyukai