RUMAH BUDAYA
KAMPUNG CEMPLUK
DUSUN SUMBERJO DESA KALISONGO KECAMATAN DAU
KABUPATEN MALANG
Tim Pelaksana
i
DAFTAR ISI
PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
LAMPIRAN :
1. Rencana Kerja dan Syarat Teknis (RKS)
2. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
3. Program Berkelanjutan Rumah Budaya
ii
Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang
1. Latar Belakang
1.1. Rumah Budaya sebagai salah satu program Desa Wisata
Program Desa Wisata merupakan salah satu program dari Pemerintah Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata untuk memberdayakan masyarakat desa. Dengan
adanya program Desa Wisata, lapangan pekerjaan di desa tercipta dan angka
pengangguran dapat ditekan sehingga dengan sendirinya angka kemiskinan dapat
berkurang. Program ini merupakan salah satu wujud keberpihakan pemerintah
terhadap masyarakat miskin. Untuk membentuk sebuah desa menjadi Desa Wisata
bukanlah hal yang mudah karena hal ini memerlukan pendekatan fisik dan nonfisik.
budaya dan kebudayaan yang ada dan menjadi sebuah pengingat bagi
masyarakat akan identitas mereka. Rumah Budaya menjadi pegangan
identitas bagi masyarakat sehingga mereka tidak hanyut dan tenggelam
dalam lautan identitas yang lain. Selain itu, Rumah budaya dapat diibaratkan
sebuah raga yang mengaktualisasikan semua hasrat dan keinginan jiwa.
Eksistensi raga menjadi tanda konkret eksistensi jiwa.
1.2. Gambaran Umum Lokasi
Kampung Cempluk berada di Desa Kalisongo. Desa Kalisongo adalah
Desa yang sangat bersekatan dengan Kota Malang,karena letak Desa
Kalisongo dibatasi oleh :
1. Sebelah Timur : Kelurahan Pisang Candi Kota Malang.
2. Sebelah Selatan : Kelurahan Bandulan Kota Malang.
3. Sebelah Utara : Kelurahan Karang Besuki Kota Malang.
4. Sebelah Barat : Desa Karang Tengah/Karang Widoro Kecamatan Dau
Kab.Malang.
rata rata yang laki-laki adalah buruh bangunan sedangkan yang perempuan
buruh pabrik. Namun demikian semangat kebersamaannya tidak diragukan
lagi dikampung ini melalui Azas Kegotong royongan dan berkesenian yang
sangat tinggi. Sehingga tidaklah heran bila dikampung ini tumbuh pesat
berbagai kesenian rakyat antara lain Seni Barong singo Yudho, Pencak Silat,
music Perkusi, Jaran Kepang/kuda lumping, bahkan masih berdirinya sebuah
kesenian yang hampir punah yang diberi nama SENI ANDE ANDE LUMUT.
Secara lengkap, jenis kesenian yang ada adalah sebagai berikut:
1. Kesenian Ande Ande Lumut ― Ngudi Lestari Budhoyo ―
2. Seni Pencak Silat ― Panca Manunggal ―
3. Kuda Lumping ― Turonggo Joyo Mulyo ―
4. Kesenian Perkusi kontemporer ― Garuda Putih ―
5. Rumah Budhaya Cempluk ― Sanggar Klampis Ireng ―
Mengingat di Desa Kalisongo sangat banyak kegiatan kesenian sebagai cikal
bakal kebudayaan daerah maka dibutuhkan ruang untuk berapresiasi dari setiap
komunitas kesenian yang ada maka dipandang perlu ruang atau acara yang bisa
menampung kegiatan tersebut. Oleh karena itulah dibentuk wadah sebagai ruang
apresisasi yang diberi nama KAMPUNG CEMPLUK FESTIVAL. Penggagas dari
Komunitas Kampung Cempluk ini dimandegani oleh beberapa orang diantaranya:
Bapak Priyo Sidhi, Redy Eko Prastyo, Bapak Sulaiman,Bapak Sukadi, serta Dibantu
saudara Denny Mizar dari Komunitas Pelangi Sastra Malang. Adapun sumber dana
dari kegiatan ini adalah dari swadaya masyarakat serta bersumber dari para
dermawan/Donatur atau Sponsor.
Jenis kegiatan reguler tahunan yang diadakan pada Kampung
Cempluk ini adalah sebagai berikut:
1. Berupa Festifal Kampung Cempluk yang dilaksanakan setiap tahun sedah
berjalan 3 tahun kegiatan berbentuk Pekan Budhaya dan Pasar Rakyat.
2. Pasar Kampung Cempluk yang dilaksanakan setiap Hari Minggu
3. Pelatihan dan Kegiatan Sanggar Budhaya dilakukan di Rumah Budhaya
Cempluk.
4. Kerja sama Bidang Kesenian dan Budhaya dengan Sanggar Lain telah
dilaksanakan setiap Bulan sekali.
5. Tukar informasi dengan daerah lain ( Study Banding ) .
Salah satu contoh agenda kegiatan yang pernah terlaksana pada tahun 2012
adalah sebagai berikut:
1. Hari Jum‘at Tanggal 3 Agustus 2012 Pukul 08.00 s/d 16.00 WIB
Mengikuti Sarasehan Budhaya Di Taman Krida Budhaya Jawa Timur
bekerja sama dengan Universitas Ma Chung.
2. Hari Sabtu dan Minggu Tanggal 4 dan 5 Agustus 2012 Pembuatan Film Indi LA
Light dengan judul Jumprit Sungit bahkan Film ini telah berprestasi di tingkat
dunia dan Nasional antara lain Finalis Film Indi Francis dan Film Favorit di
Festifal Short Film 2013 pada tanggal 21-24 Maret 2013 di Jakarta.
3. Hari Selasa Tanggal 14 Agustus 2012 Pukul 15.00 s/d selesai Shooting
bersama Dharmma TV dalam acara dari Kampung Untuk Kampung.
4. Hari Rabu tanggal 29 Agustus 2012 Pukul 15.00 WIB Pawai Keliling Para
peserta Pengisi Acara antara lain : Barong Singo Yudho, Jaranan Turonggo
Mulyo Joyo, Ande ande Lumut, Pencak Silat Panca Manunggal, Seni Perkusi
Garuda Putih, Sanggar Tari & Karawitan Asri Kusuma, Pelangi Sastra Malang,
Teater Pelangi, Malang Dance, Sendratari Universitas Malang, Komunitas
Bermain, dll. Dilanjutkan Pukul 19.00 WIB Pembukaan dan pementasan
Kesenian Ande Ande Lumut.
5. Hari Kamis Tanggal 30 Agustus 2012 Pukul 19.00 WIB Pemantasan
Musik Kontemporer Dari Bali dan Garuda Putih.
6. Hari Jum‘at tanggal 31 Agustus 2012 Pukul 19.00 WIB Pementasan Seni
Pencak Silat & Akrobatik Panca Manunggal dan Barong Singo Yudho.
7. Hari Sabtu Tanggal 1 September 2012 Pukul 19.00 WIB Pementasan
Orkes Melayu Sumberjo dan sendra Tari dari UM.
8. Hari Minggu Tanggal 2 September 2012 Pukul 19.00 WIB Pementasan
Sendratari dari Asri Kusuma dan Seni Kuda lumping Turonggo Mulyo Joyo.
9. Hari Senin Tanggal 3 September 2012 Pukul 19.00 WIB Pementasan
Pelangi Sastra Malang dengan Pantomim Seni Terbang Jidor.
10. Hari Selasa Tanggal 4 September 2012 Pukul 19.00 WIB Pementasan dari
Universitas Ma Chung dan Garuda Putih.
11. Hari Rabu Tanggal 5 September 2012 Pukul 19.00 WIB Pementasan
Malang Jimbe Comunication dan Sanggar Anak Jalanan dari Muharto.
12. Hari Kamis Tanggal 6 September 2012 Pukul 19.00 WIB Acara Penutup
dengan diiringi Campur Sari Ngudi Lestari Budhoyo.
4. Bentuk Bantuan
Dusun Sumberjo, desa Kalisongo mempunyai potensi sumber daya manusia
yang cukup besar yang sangat potensial untuk dikembangkan. Keragaman potensi
alam, keunikan budaya, kesenian tradisional serta keramahan penduduknya mampu
mendorong Dusun ini menjadi salah satu destinasi Dusun Wisata yang dapat
diunggulkan di kabupaten Malang. Masyarakat dituntut untuk selalu melestarikan
kebudayaan, adat istiadat serta tradisi yang berkembang pada masyarakat, seperti
kesenian Barong Singo Budhoyo, Pencak Silat, Musik Perkusi, Jaran Kepang/ Kuda
Lumping, Karawitan dan Campur Sari ande-ande lumut.
Perkembangan dan pertumbuhan kesenian di Dusun Sumberjo, desa
Kalisongo tersebut mengalami kendala keterbatasan tempat untuk mengeksplorasi
kegiatan warga serta generasi muda mudi tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan
kesepakatan warga, muncullah keinginan untuk membangun fasilitas budaya yang
diberi nama Rumah Budaya Kampung Cempluk. Dimana fasilitas ini nantinya akan
dapat dimanfaatkan untuk tempat latihan dan eksplorasi berbagai kegiatan seni dan
budaya. Permasalahan mitra dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1) Kebutuhan ruang/ bangunan yang berfungsi sebagai tempat
eksplorasi kegiatan seni dan budaya, yang disebut Rumah Budaya.
2) Perlunya pendampingan untuk merencanakan dan merancang Rumah
Budaya yang sesuai dengan kebudayaan Kampung Cempluk.
5. Kemanfaatan Ruang
Dasar kemanfaatan ruang dilandasi oleh keinginan warga kampung cempluk
untuk mengembangkan fasilitas wisata budaya, dikarenakan perkembangan dan
pertumbuhan Kampung Cempluk menjadi salah satu destinasi wisata budaya.
Fasilitas wisata budaya yang diinginkan sesuai aspirasi warga kampung cempluk
adalah terwujudnya bangunan Rumah Budaya sebagai ruang wahana ide bagi warga
kampung cempluk, sekaligus bermanfaat pada terciptanya lingkungan binaan wisata
budaya yang terencana dengan baik dan menghadirkan respon positif masyarakat
terhadap pengembangan fasilitas wisata budaya.
Gambar 7. Area tanaman Toga sebagai salah satu bentuk lahan produksi yang
dikembangkan oleh warga kampung cempluk
UKURAN (M)
NO. NAMA RUANG JUMLAH LUAS (M²)
P L
1 Rumah Budaya 9,38 2,4 1 22,512
2 Gazebo Warga 3 3 14 126
3 Ruang Simbolik 7 6,26 1 43,82
4 Kolam Pancing 10 3 1 30
5 Area Tanaman Toga 8 1,5 15 180
6 Parkir kendaraan 30 2,5 1 75
TOTAL 477,332
c) Hubungan Ruang
Hubungan ruang yang disajikan dibawah ini adalah hubungan ruang
secara makro dari kebutuhan ruang bangunan Rumah Budaya. Hubungan
ruang makro ini didasarkan pada kebutuhan pengembangan kawasan
bangunan Rumah Budaya. Pada proses perencanaan maupun perancangan
nantinya diharapkan dapat mengacu pada hubungan ruang makro ini.
Hubungan ini meliputi hubungan langsung maupun tidak langsung. Fungsi
ruang terbuka atau ruang hijau selain dipergunakan untuk standar kebutuhan
ruang terbuka hijau, juga difungsikan sebagai ruang pengikat yang
menyatukan keseluruhan ruang pada kawasan bangunan Rumah Budaya.
Konsep tata massa dan ruang luar menggunakan pola terpusat pada zona
ruang bangunan simbolik. Zona ruang fungsi simbolik ini didekatkan dengan ruang
bangunan gazebo yang akan ditempati oleh 14 RT sebagai area berjualan maupun
aktifitas budaya lainnya, sehingga diharapkan memiliki keterhubungan akses dan
sirkulasi. Sedangkan zona fungsi ruang Rumah Budaya berada di dekat akses
pengunjung atau area parkir, untuk memudahkan akses kegiatan rutin warga saat
berdialog dan pencarian ide. Zona kolam pancing dan area tanaman toga berada di
sekeliling area fungsi bangunan utama, yang bertujuan mewadahi aktifitas
penunjang warga. Diagram hubungan ruang selengkapnya dapat dilihat pada
gambar 3.1. Pada gambar diagram hubungan ruang tersebut diatas, dapat dilihat
bahwa ruang terbuka dan selasar/ koridor berfungsi sebagai utara kawasan yang
menghubungkan bangunan Rumah Budaya ini dengan permukiman warga cempluk.
d) Zonasi
Usulan desain pengembangan kawasan bangunan Rumah Budaya ini
diupayakan dapat mengacu pada organisasi dan zonasi ruang. Pemintakatan
atau zonasi dilakukan untuk mengetahui hirarki ruang dalam tapak.
Secara umum pembagiannya hanya meliputi zona privat, zona semi publik
dan zona publik, dikarenakan fungsi bangunan Rumah Budaya merupakan fasilitas
publik. Zona publik diorientasikan pada hampir seluruh ruang bangunan yaitu
bangunan Gazebo dan bangunan ruang simbolik. Zona semi publik diperuntukkan
untuk ruang Rumah Budaya sendiri, yang difungsikan sebagai ruang bersama untuk
warga berdialog maupun berdiskusi. Sedangkan zona privat diperuntukkan pada
area-area tanaman toga dan area pancing, yang memang difungsikan sebagai
kegiatan privat warga cempluk untuk menanam tanaman toga serta memelihara ikan
pada kolam pancing. Konsep pemintakatan ini mendasarkan diri pada aspek
kepentingan kawasan bangunan Rumah Budaya ini sebagai wadah aktifitas budaya
dan produksi, yang berfungsi sebagai penunjang kegiatan wisata budaya maupun
kepentingan produksi mandiri warga terhadap potensi tanaman toga dan ikan.
Gambar 10. Zonasi fungsi pada tatanan ruang dan massa bangunan Rumah Budaya
Konsep tata massa dan ruang luar berorientasi pada penciptaan kesatuan
kawasan bangunan Rumah Budaya dengan keberadaan ruang bangunan simbolik
sebagai pusat tata ruang dan massa. Sehingga pola tata massa dan ruang luar
mengakomodir pola tata massa yang menyebar dan terpusat pada ruang terbuka/
ruang pengikat. Konsep ini mengakomodir kebutuhan ruang bangunan yang harus
terintegrasi secara alami dengan lingkungan tapak beserta elemen hijaunya.
Gambar 12. Eksplorasi bentuk bangunan sebagai simbolisasi dari lampu cempluk
Gambar 13. Konsep pematangan tata ruang dan bentuk pada tapak
struktur bambu yang diangkat dari permukaan tanah, kecuali untuk area tanaman
toga dan area pancing. Struktur konstruksi ini digunakan untuk menjaga kestabilan
struktur kelerengan lahan serta mewujudkan arsitektur yang ramah lingkungan.
LAMPIRAN - 1
Rencana Kerja dan Syarat Teknis (RKS)
BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborong meliputi
bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini.
A. Pematangan lahan
Pagar sementara dari seng gelombang tinggi 2 m
Pembuatan kantor sementara, dengan lantai
plesteran Pembuatan gudang semen dan alat-alat
Pembuatan rumah jaga/konstruksi
kayu Pengukuran dan bowplank
Pembuangan tanah galian
Pembersihan lapangan
B. Gazebo A
Pekerjaan Pondasi
- Galian tanah
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm
- Beton lantai kerja t : 5 cm
- Pas. Batu kali 1:5
- Plesteran 1:4 t : 15 mm
- Acian
Pekerjaan Bambu
- Batang bambu dia 3" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Batang bambu dia. 5" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Bilah bambu l : 6 cm (Pemotongan s/d Pengawetan dari dia. 3")
- Anyaman bambu (biasa)
- Tali ijuk dia. 1 cm
- Perangkaian dan pemasangan di
lapangan Pekerjaan Finishing
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu
C. Gazebo B
Pekerjaan Pondasi
- Galian tanah
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm
D. Gazebo C
Pekerjaan Pondasi
- Galian tanah
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm
- Beton lantai kerja t : 5 cm
- Pas. Batu kali 1:5
- Plesteran 1:4 t : 15 mm
- Acian
Pekerjaan Bambu
- Batang bambu dia 2" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Batang bambu dia. 3" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Batang bambu dia. 4" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Batang bambu dia. 5" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Anyaman bambu (biasa)
- Tali ijuk dia. 1 cm
- Perangkaian dan pemasangan di lapangan
- Ornamen lampu
Pekerjaan Finishing
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu
E. Lantai dan Tangga
Pekerjaan Pondasi
- Galian tanah
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm
- Beton lantai kerja t : 5 cm
- Pas. Batu kali 1:5
- Plesteran 1:4 t : 15 mm
- Acian
Pekerjaan Bambu
- Batang bambu dia 3" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Perangkaian dan pemasangan di
lapangan Pekerjaan Finishing
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu
F. Kolam
Pekerjaan Tanah dan Pondasi
- Galian tanah
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm
- Pas. Batu kali 1:5
- Plesteran 1:4 t : 15 mm
- Acian
- Pembuangan tanah
galian Pekerjaan Beton
- Sloof 40/60
- Dinding t : 10 cm
- Dinding t : 30 cm
- Plat lantai t : 20 cm
- Beton lantai kerja t : 5 cm
Pekerjaan Batu Alam dan Finishing
- Batu alam andesit motif alur 20/40
- Coating batu alam
Pekerjaan Bambu dan Finishing
- Batang bambu dia 3" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Perangkaian dan pemasangan di lapangan
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu
Pasal 2
MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja
pelaksanaan pekerjaan (SPK), pihak Kontraktor / Pemborong harus sudah memulai
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan
belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka
akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia / Owner.
Pasal 3
MOBILISASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi
yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pe mbongkarannya ke lokasi
dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
Pasal 4
PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai
dengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.
Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang
Kuasa Kontraktor atau biasa disebut ‗Site Manajer‘ yang cakap dan ahli untuk
memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh
dari Kontraktor / Pemborong, berpendidikan minimal Sarjana Muda Teknik
Sipil / Arsitektur atau sederajat dengan pengalaman minimum 6 (enam) tahun.
Pasal 6
RENCANA KERJA
1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor /
Pemborong wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-
bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-curve bahan dan tenaga.
Pasal 7
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara
kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu
diangkut dan dikumpulkan di suati tempat yang telah ditentukan.
Pasal 8
TENAGA DAN SARANA KERJA
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-
bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian
pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terh
adap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna
sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.
1. TENAGA KERJA / TENAGA AHLI
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman
dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. PERALATAN BEKERJA
Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat
pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang
benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
3. BAHAN-BAHAN BANGUNAN
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk
setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia
lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk
dan persetujuan dari Konsultan Pengawas / Direksi.
Pasal 9
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
Untuk menghindari klaim dari ‗User‘ / Proy ek dikemudian hari, maka
Kontraktor / Pemborong harus betul-betul memperhatikan pelaksanaan
pekerjaan struktur dengan memperhitungkan ―ukuran jadi (finished)‖
sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS.
Kontraktor / Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan
mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian
bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana Ke rja dan
Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan
Pengawas.gambar kerja dan penjelasan RKS.
SK SNI T-15-1991-03
( PBI-1991 ) : Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.
Serta :
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang
Keselamatan Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen
Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang
penanggulangan bahaya kebakaran.
Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di
atas, maka berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun
dari negara asal produsen bahan / material / komponen yang bersangkutan.
Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar
Kerja, RKS, BQ, BA, Aanwijzing dan Surat Perjanjian / Kontrak ).
Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor / Pemborong dan sudah
disetujui / disahkan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
Pasal 10
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian
mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun administratif.
Pasal 11
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.
2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dan
detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor /
Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan
spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian
dalam gambar atau dari ketidak-sesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap
deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar
kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya,
akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
3. Konsultan Pengawas akan memberikan in struksi berkenaan dengan
penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan
spesifikasinya. Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus
sesuai dengan garis, lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam
gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.
4. UKURAN
a. Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja
dan Gambar Pelengkap meliputi :
As - as
Luar - luar
Dalam - dalam
Luar - dalam.
b. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Centi
meter (cm) untuk pekerjaan Ar sitektur dan Sipil, dan ukuran Milimeter
(mm) untuk pekerjaan Baja dan Mekanikal / Elektrikal.
c. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya
adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai ( ―finished‖).
d. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor / Pemborong
wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas
yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana
yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
e. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran
skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga
akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
Kontraktor / Pemborong tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan
Pengawas / Direksi, dan segala akibat yang terjadi
Pasal 12
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG
1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas
pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk
melihat, mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi
tanggung jawab penuh tersebut di atas.
3. Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang
timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban
memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.
4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan, maka Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran-
saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas.
5. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor / Pemborong bertanggung
jawab atas segala kerusakan yang timbul.
6. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga
kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
7. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam
melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.
8. Selama pembangunan belangsung, Kontraktor / Pemborong harus
menjaga keamanan bahan / material, barang milik proyek, milik
Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan,
maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
9. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang
telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor /
Pemborong dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.
10. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas
akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
Pasal 13
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN – BAHAN
1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam A.V. 1941 dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI
Tahun 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-
ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan,
seperti material, peralatan dan alat lainnya, ha rus dalam kondisi baru dan
dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.
5. PENYIMPANAN MATERIAL
Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik
yang bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
a. Penempatan bahan-bahan material diatur dengan pertimbangan yang matang
agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan serta sirkulasi / akses pekerja.
Bahan material disusun dengan metoda yang baik dengan cara
FIFO (first in first out), sehingga tidak ada bahan material yang
tersimpan terlalu lama dalam gudang / stock material.
b. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan
kesesuaian untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas
permukaan yang bersih, keras dan bila diminta ha rus ditutupi. Material
harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan.
Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk
penyimpanan tanpa ijin tertulis dari pemiliknya.
c. Tempat penyimpanan barang haru s dibersihkan (clearing) dan
diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
d. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan
miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan
drainase / pemasukan dari kandungan air / cairan yang berlebihan
Pasal 14
PEMERIKSAAN BAHAN – BAHAN
1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh-contoh yang
telah disetujui Konsultan Pengawas seper ti yang diatur dalam Pasal 14 di atas.
2. bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek
yang dinyatakan afkir / ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera
dikeluarkan dari lokasi bangunan / proyek selambat-lambatnya dalam
tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas /
Konsultan Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka
Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana berhak memerintahkan pembongkaran
kembali kepada Kontraktor / Pemborong, yang mana segala kerugian yang
diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor /
Pemborong sepenuhnya. Disamping itu pihak Kontraktor / Pemborong tetap
dikenakan denda sebesar 1 o/oo((satu per mil) dari harga borongan.
4. Jika terdapat perselisihan dalam pela ksanaan tentang pemeri ksaan kualitas
dari bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji dan
memeriksakannya ke laboratorium Balai Penelitian Bahan pemerintah untuk
diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana. Segala biaya
pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong.
5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tid ak diperkenankan melanjutkan
pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.
6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus
memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal
diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Pasal 15
SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR
1. Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan atau Kontraktor bawahan
(Sub Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka
Kontraktor/ Pemborong ―wajib‖ memberi-tahukan terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas / Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Pasal 16
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan
tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan
dan puing-puing didalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah
ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai
dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini.
Pekerjaan ini mencakup pula perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda
yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan
menentukan semua pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang
harus tetap berada di tempatnya. Kontraktor / Pemborong harus menjaga
semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya.
3. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu
lapuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-
rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus
dibersihkan dan atau dibongkar serta dibuang bila perlu.
4. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari daerah
galian sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm. di bawah elevasi
lubang galian sesuai Gambar Kerja.
5. Lubang-lubang akibat pembongkaran harus di-urug dengan material yang memadai
dan dipadatkan sampai 90 % dari kepadatan kering maksimum sesuai
AASHTO T 99.
Pasal 17
DRAINASE / SALURAN
1. Pembuatan drainase / saluran tapak sementara.
Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak,
Kontraktor / Pemborong wajib membuat saluran air sementara yang berfungsi
untuk pembuangan air yang ada untuk menjaga agar lahan konstruksi tetap kering.
Arah aliran ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada di tapak atau
ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan. Ketentuan
tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
Pasal 18
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
1. IJIN MEMASUKI TEMPAT KERJA.
a. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor /
Pemborong, tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun
mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus
segera dihentikan dan selanjut nya dibongkar atas biaya Kontraktor /
Pemborong dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
b. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat
sebelum mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan
Kontraktor / Pemborong harus memberikan kesempatan sepenuhnya
kepada Petugas / Ahli dari Konsultan Pengawas untuk memeriksa dan
mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
c. Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas
kapan setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan
Konsultan Pengawas tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila
2. KEMAJUAN PEKERJAAN
a. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang
harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong demikian pula
metode / cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan
sedemi kian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.
b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu
menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin
penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang
diperpanjang, maka Konsultan Pengawas harus memberikan petunjuk secara
tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
4. TOLERANSI.
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus
dikerjakan sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam spesifikasi
dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.
BAB II
PEKERJAAN PEMATANGAN LAHAN
e. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua)
buah, dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan
Konsultan Pengawas sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
f. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda
yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan
selesai dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.
2. Patok Ukur/Bowplank.
a. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3
cm. dan lebar 15 cm., lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
b. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak
satu sama lain adalah 1,50 m. tertancap di tanah sehingga tidak
dapat digerak-gerakkan atau diubah.
c. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi
terluar atau sesuai dengan keadaan setempat.
d. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara
satu dengan lainnya atau rata waterpass, kecuali dikehendaki
lain oleh Konsultan Pengawas.
e. Setelah selesai pemasangan pa pan bangunan, Kontraktor / Pemborong harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
f. Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan dan
ketepatan letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
E. PENGUKURAN KEMBALI
1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-
keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-
batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk dimintakan keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
4. Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Perencana/Konsultan
Manajemen Konstruksi selama pelaksanaan proyek.
minyak, garam (Cl maksimum 15 g/l), asam (SO4 maksimum 5 g/l) dan
zat organik lainnya.
3. Semen Portland (PC) :
Semen Portland yang digunakan adalah PC jenis III, harus satu merk
untuk penggunaan dalam pelaksanaan seluruh bangunan, belum
mengeras sebagian atau seluruhnya
4. Kerikil (Kr):
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali pecah,
bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1991.03
5. Besi beton :
Besi beton yang dipergunakan adalah mutu U. 24.
BAB III
PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR
1. PEKERJAAN TANAH
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
- Galian tanah
- Urug pasir bawah tanah
- Urug pasir bawah lantai
Galian Tanah
Syarat-Syarat Pelaksanaan:
1. Sebelum pekerjaan tanah dimulai Kontraktor berkewajiban untuk meneliti
semua Dokumen Kontrak yang berhubungan, pemeriksaan kebenaran dari
kondisi pekerjaan, meninjau pekerjaan dan kondisi-kondisi yang ada,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh
lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan
kegiatan.Pengukuran harus ditakukan dengan alat ukur Theodolit atau
sejenisnya yang sobelum dipakai harus diperiksa disetujui DireksiTeknik.
2. Kontraktor harus mempertimbangkan hambatan yang mungkin terjadi pada
kondisi lapisan bawah tanah, walaupun telah dilakukan penyelidikan tanah oleh
Konsultan Perencana bilamana perlu, berdasarkan pertimbangan dan tanggung
jawabnya, Kontraktor diperkenankan untuk melaksanakan penyelidikan tanah
tambahan atas biaya sendiri dan melalui persetujuan tertulis dari Direksi Teknik.
3. Tanah atau site diserahkan kepada Kontraktor dalam rangka pelaksanaan
pembangunan ini seperti apa adanya seluruh pekerjaan pembersihan dan penyesuian
Urugan Pasir
Syarat-Syarat Pelaksanaan:
Pasir yang digunakan untuk pengurugan harus dilakukan test tanah dan atas
persetujuan Direksi. Dipilih pasir yang baik secara teknis, bebas dari akar, bahan-
bahan organis, barang bekas/sampah dan terlebih dahulu mendapat persetujuan
Direksi dengan ukuran ketebalan seperti yang tercantum pada gambar kerja
2. PEKERJAAN PONDASI
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
- Pas. Batu kali 1:5
- Plesteran 1:4 t : 15 mm
- Acian
1. Pondasi batu kali dipasang diatas urugan pasir bawah pondasi dengan
bentuk dan ukuran sesuai gambar
2. Sebelum dipasang batu untuk pondasi harus dibasahi dengan air
secukupnya sehingga dapat melekat dengan sempurna.
3. Untuk patokan bentuk pasangan batu pondasi harus dipasang profil-
profil dari bambu atau kayu pada setiap 3 meter pada pemasangan
memanjang lebih besar dari 8 meter sehingga tarikan benang untuk
patokan memanjang tidak melendut yang berakibat pasang tidak rata.
4. Pasangan pondasi yang tampak diluar tanah, permukaan pondasi
harus diberapen.
3. PEKERJAAN BAMBU
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
- Batang bambu dia 2" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Batang bambu dia. 3" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Batang bambu dia. 4" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Batang bambu dia. 5" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Anyaman bambu (biasa)
- Tali ijuk dia. 1 cm
- Perangkaian dan pemasangan di lapangan
- Ornamen lampu
Pekerjaan Bambu
Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Pemotongan bambu
a. Jangan menebang pohon bambu sebelum jam 12 siang karena
kadar gula yang terkandung di dalamnya masih tinggi. Proses
penebangan sebaiknya dikerjakan setelah jam 12 siang saat kadar
gulanya lebih rendah sehingga bambu tidak mudah diserang hama.
b. Hindari menebang pohon yang sedang mengeluarkan rebung karena
pohon tersebut pasti tengah menyuplai makanan yang dimilikinya. Selain
itu, jangan menebang bambu yang mengeluarkan bunga mengingat
pohon ini kemungkinan sedang stres dan kondisinya rapuh.
c. Penebangan dilakukan dengan memotong pangkal batang bambu hingga putus
menggunakan alat bantu berupa golok. Setelah benar-benar terputus, bambu
tersebut segera diangkat agar tidak merusak pohon-pohon yang lainnya.
d. Pemotongan dilakukan menggunakan gergaji yang memiliki mata yang
tajam dan kuat. Pemakaian gergaji yang kurang tajam malah akan
mengakibatkan hasil potongan kurang rapi dengan sisi pinggiran yang
robek dan pecah. Pemotongan bambu dilakukan tepat pada bagian
penghubung anta-ruas supaya tidak gampang retak.
2. Pengawetan bambu. Pengawetan bambu dilakukan dengan cara direndam
menggunakan bahan pengawet. Prinsip utamanya adalah proses difusi, dimana
bahan penawet masuk ke dalam bambu akibat adanya perbedaan konsentrasi
larutan dan keluarnya cairan bambu akibat tekanan osmosis. Percepatan proses
perendaman difusi dapat terjadi dengan peningkatan kadar larutan dan
pemecahan penyekat bagian dalam (buku) bambu. Karena melalui bagian yang
dipecahkan tersebut larutan pengawet akan cepat masuk ke dalam ruas-ruas
bambu yang berbeda. Dibutuhkan kolam atau wadah yang besar untuk
mengawetkan bambu dalam jumlah banyak. Untuk mempercepat proses
penetrasi bahan pengawet dapat ditambahkan proses pemanasan.
3. Pengeringan bamboo. Pengeringan dilakukan dengan cara alami dengan di angin-
anginkan. Ketika bambu diangkat dari tempat pengawetan, bambu tersebut
haruslah disusun dengan baik dan disimpan di tempat yang terlindung. Akan
tetapi terlebih dahulu diperhatikan factor-faktor sebagai berikut:
a. Hindari bambu kontak langsung dengan tanah untuk menghindari
jamur dan serangga, serta menghindari kelembaban.
b. Disarankan hanya menggunakan bambu yang cukup tua, yakni
yang berumur sekitar 3 tahun untuk mencegah pengerutan bambu.
4. PEKERJAAN BETON
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
- Sloof 40/60
- Dinding t : 10 cm
- Dinding t : 30 cm
- Plat lantai t : 20 cm
- Beton lantai kerja t : 5 cm
b. Semen yang didatangkan ke tempat pekerjaan harus baik dan baru serta
didalam kantong-kantong semen yang masih utuh tanpa sobekan-sobekan.
c. Penyimpanan semen dalam gudang harus dilakukan diatas lantai
panggung minimal 20 cm diatas tanah.
d. Semen yang dipakai harus selalu diperiksa oleh Direksi sebelumnya.
e. Semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari lapangan/lokasi.
2. Bahan Agregat Beton
a. Agregat halus (Pasir).
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami atau pasir
buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dengan syarat
susunan diameter butirnya memenuhi pasal 3.3. PBI 1971 (N1-2).
Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam keras, bersih dari kotoran—
kotoran bahan kimia, bahan-bahan organik serta bersifat kekal.
Agregat halus harus bersih dan tidak boleh mengandung lumpur
lebih 5 % (terhadap berat kering) serta memenuhi gradasi yang baik.
Grafik pembagian butir pasir beton yang dianalisa dengan
saringan harus masuk dalam daerah baik (well graded)
menurut grafik-grafik yang ada pada PB1 71.
Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
b. Agregat Kasar
Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu
pecah alami maupun buatan yang dihasilkan oleh alat-alat
pemecah batu asal memenuhi pasal 3.4 PBI 1971 (N1-2)
Ukuran butir agregat maximum tidak boleh lebih dari pada seperlima
jarak terkecil antara bidang-bidang sepanjang dari cetakan, sepertiga
dari tebal plat atau tiga perempal dari jarak bersih minimum diantara
batang-batang atau berkas-berkas tulangan dengan bentuk lebih kurang
seperti kubus dan mempunyai "Bidang pecah" minimum tiga muka.
Gradasi agregat kasar disyaratkan memenuhi syarat PBI 1971.
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan
tidak berpori serta bersifat kekal.
Agregat harus bersih dengan kandungan lumpur maximum 1
%, bila melebihi maka agregat kasar harus dicuci dan tak
boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak mutu beton
seperti zat reaktif alkali. dan memenuhi persyaratan PBI 1971.
c. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bebas dari asam, garam,
bahan alkalin dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.
Penggunaan air kerja harus mendapat persetujuan dari Direksi dan
bila air yang digunakan meragukan, maka Kontraktor harus
mengadakan penelitian laboratorium atas tanggungan Kontraktor
d. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24
dengan diameter diameter seperti yang tertera dalam gambar dengan
Penggunaan diameter yang lain atau penggantian,
diperkenankan apabila ada persetujuan tertulis dari Direksi.
Apabila baja tulang kwalitasnya diragukan oleh Direksi, maka
Kontraktor harus memeriksakan ke Lembaga Penelitian Bahan
yang diakui atas beaya Kontraktor
Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan
menurut gambar / rencana detail dengan menggunakan alat potong
dan mal-mal yang sesuai dengan diameter masing-masing.
Pengukuran dimensi dan mutu baja tulangan harus dilakukan setiap kali
kontraktor mendatangkan baja tulangan tersebut ke lapangan, jumlah
sample yang diambil harus memenuhi kriteria statistik dan tidak boleh
ada pengurangan mutu atau dimensi yang lebih besar dari 5%.
Bila penggantian dapat disetujui, maka luas penampang yang
diperlukan tidak boleh kurang dari tulangan yang tersebut dalam
gambar atau perhitungan. Segala beaya yang ditambah oleh
pengganti tulangan terhadap yang digambar sejauh bukan
kesalahan gambar rencana adalah tanggungan Kontraktor
Semua baja tulangan harus disimpan yang bebas lembab, dipisahkan
sesuai dengan diameter serta asal pembelian, semua baja tulangan
harus dilindungi terhadap segala macam kotoran dan minyak serta
sejauh mungkin dihindarkan terhadap pengaruh garam kuat
e. Kayu Untuk Cetakan Beton
Kayu untuk beton dipakai kayu kelas III sesuai dengan syarat
PKKI 1970, yang cukup kering dengan tebal minimum 2 cm
atau panil-panil multipleks dengan tebal minimum 12 mm dan
pemakaiannya maksimum 2 (dua) kali.
Sebelum pengecoran bidang multiflex dilapisi mud oil sampai
rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak menempel
pada papan multiplex, perancah bekesting dipergunakan kayu
meranti ukuran minimum 5/7 cm atau rangka baja/Schafolding.
Rangka penguat konstruksi bekisting dari kayu ukuran 5i7 sebagai
penyokong, penyangga maupun pengikat, sehingga mampu mendukung
tekanan beton pada saat pengecoran sampai selesai proses pengikatan.
Penyangga struktur lantai (balok, lantai dll) dapat digunakan kayu
dengan ukuran minimal 5/7 cm dengan jarak maksimum 50 cm dengan
dialasi dengan papan kelas III antara tanah dan penyangga (perancah).
Sebagai perancah dapat digunakan scafolding baja
f. Spesi Beton
Pada pengecoran plat, balok dan kolom yang bersifat struktural
diwajibkan mengunakan ready mix sedang untuk pekerjaan pondasi,
kolom maupun konstruksi beton yang bersifat praktis, Kontraktar
diijinkan menggunakan campuran yang dibuat sendiri, dengan
tuntutan mutu beton seperii yang disyaratkan
Penggunaan Ready-mix (beton pabrik) diijinkan dengan
campuran sesuai dengan yang telah ditentukan.
Pekerjaan Beton
Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Lapisan Penutup Beton
a. Tebalnya lapisan penutup beton harus mendapat persetujuan Direksi dan
ditetapkan sesuai dengan ketentuan menurut P.B.I. 1971.
b. Untuk mendapatkan ketebalan lapis penutup beton yang seragam
maka harus dibuat beton ganjal tulangan/beton blok persegi yang
dapat diikat terhadap baja tulangan dengan mutu perekat yang
sama dengan suatu batas yang dicor
c. Beton ganjal tulangan beton blok persegi harus cukup kuat dan
jaraknya sedemikian sehingga tulangan tidak melengkung dan
beton penutup tidak kurang dari yang disyaratkan. Toleransi yang
diperkenankan terhadap bidang horizontalnya adalah ± 4
d. Sehubungan dengan ketepatan tebal penutup beton, maka selain
dipasang beton-beton ganjal bila porlu dipasang penahan jarak dari
bala tulangan (korset) dengan jumlah minimum 4 buah tiap-tiap m2
cetakan atau lantai kerja.
2. Penulangan
a. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi rencana pemotongan,
pembengkokan, sambungan, penghentian dan lain-lain, untuk semua
pekerjaan tulangan harus dipersiapkan oleh Kontraktor kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan.
b. Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan
dalam gambar kerja dan syarat-syarat yang harus diikuti menurut PBI 71
Nf-2 Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa.
c. Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak yang
sesuai yangditentukan dalam gambar
d. Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau diganti
bilamana dianggap Direksi Teknik akan melemahkan konstruksi.
e. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan
harus dijaga jarak antar tulangan dengan tulangan, jarak tulangan dengan
bekesting untuk mendapatkan tebal selimut beton/beton dekking yang cukup.
5. PEKERJAAN BATU
ALAM Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
- Batu alam andesit 20/40
- Coating batu alam
6. PEKERJAAN FINISHING
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu (dengan kuas)
PENUTUP
1. Apabila baik dalam gambar maupun dalam RKS belum tersebutkan suatu detail
komponen bangunan, tetapi dari segi fungsi maupun konstruksi hal itu harus ada,
maka menjadi kwajiban Kontraktor untuk malaksanakannya. Untuk hal tersebut
diatas tidak diterima permohonan untuk menambah harga borongan. Dengan
demikian harus dianggap bahwa penawaran adalah untuk melaksanakan suatu
pekerjaan ya ng secara teknis maupun fungsinya dapat dipertanggung jawabkan.
2. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam peraturan dan syarat-syarat ini,
akan diatur kemudian secara musyawarah peraturan-peraturan lain yang
lazim dipergunakan dalam suatu pekerjaan pemborongan bangunan
sepanjang tidak bertentangan denagn Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
LAMPIRAN - 2
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
D Gazebo C
I Pekerjaan Pondasi
- Galian tanah 4,48 m3 Rp 90.000 Rp 403.200
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm 0,22 m3 Rp 108.000 Rp 24.192
- Beton lantai kerja t : 5 cm 0,22 m3 Rp 380.000 Rp 85.120
- Pas. Batu kali 1:5 4,48 m3 Rp 450.000 Rp 2.016.000
- Plesteran 1:4 t : 15 mm 17,92 m2 Rp 55.000 Rp 985.600
- Acian 17,92 m2 Rp 35.000 Rp 627.200
JUMLAH Rp 4.141.312
II Pekerjaan Bambu
- Batang bambu dia 2" (Pemotongan s/d Pengawetan) 6,17 btg/7 m1 Rp 28.000 Rp 172.800
- Batang bambu dia 3" (Pemotongan s/d Pengawetan) 87,52 btg/7 m1 Rp 40.000 Rp 3.500.763
- Batang bambu dia. 4" (Pemotongan s/d Pengawetan) 36,31 btg/7 m1 Rp 35.000 Rp 1.271.000
- Batang bambu dia. 5" (Pemotongan s/d Pengawetan) 32,61 btg/7 m1 Rp 160.000 Rp 5.218.286
- Anyaman bambu (biasa) 45,22 m2 Rp 7.000 Rp 316.521
- Tali ijuk dia. 1 cm 374,08 ikat/5 m1 Rp 20.000 Rp 7.481.600
- Perangkaian dan pemasangan di lapangan 30,15 m2 Rp 200.000 Rp 6.030.000
- Ornamen lampu 1,00 unit Rp 500.000 Rp 500.000
JUMLAH Rp 24.490.970
III Pekerjaan Finishing
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu 166,11 m2 Rp 15.000 Rp 2.491.670
JUMLAH Rp 2.491.670
TOTAL Rp 31.123.951
E Lantai dan Tangga
I Pekerjaan Pondasi
- Galian tanah 25,12 m3 Rp 90.000 Rp 2.260.800
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm 1,26 m3 Rp 108.000 Rp 135.648
- Beton lantai kerja t : 5 cm 1,26 m3 Rp 380.000 Rp 477.280
- Pas. Batu kali 1:5 25,12 m3 Rp 450.000 Rp 11.304.000
- Plesteran 1:4 t : 15 mm 100,48 m2 Rp 55.000 Rp 5.526.400
- Acian 100,48 m2 Rp 35.000 Rp 3.516.800
JUMLAH Rp 23.220.928
II Pekerjaan Bambu
- Batang bambu dia 3" (Pemotongan s/d Pengawetan) 524,04 btg/7 m1 Rp 40.000 Rp 20.961.513
- Perangkaian dan pemasangan di lapangan 145,80 m2 Rp 200.000 Rp 29.160.000
JUMLAH Rp 50.121.513
III Pekerjaan Finishing
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu 279,52 m2 Rp 15.000 Rp 4.192.827
JUMLAH Rp 4.192.827
TOTAL Rp 77.535.267
F Kolam
I Pekerjaan Tanah dan Pondasi
- Galian tanah 10,48 m3 Rp 90.000 Rp 943.608
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm 1,20 m3 Rp 108.000 Rp 129.591
- Pas. Batu kali 1:5 2,76 m3 Rp 450.000 Rp 1.243.200
- Plesteran 1:4 t : 15 mm 7,89 m2 Rp 55.000 Rp 434.133
- Acian 7,89 m2 Rp 35.000 Rp 276.267
- Pembuangan tanah galian 10,48 m3 Rp 32.000 Rp 335.505
JUMLAH Rp 3.362.304
II Pekerjaan Beton
- Sloof 40/60 5,87 m3 Rp 6.600.000 Rp 38.736.720
- Dinding t : 10 cm 2,17 m3 Rp 9.200.000 Rp 19.968.600
- Dinding t : 30 cm 0,83 m3 Rp 9.200.000 Rp 7.590.000
- Plat lantai t : 20 cm 2,64 m3 Rp 9.200.000 Rp 24.306.400
- Beton lantai kerja t : 5 cm 1,20 m3 Rp 380.000 Rp 455.968
JUMLAH Rp 91.057.688
III Pekerjaan Batu Alam dan Finishing
- Batu alam andesit motif alur 20/40 87,57 m2 Rp 156.000 Rp 13.660.764
- Coating batu alam 87,57 m2 Rp 33.000 Rp 2.889.777
JUMLAH Rp 16.550.541
IV Pekerjaan Bambu dan Finishing
- Batang bambu dia 3" (Pemotongan s/d Pengawetan) 46,02 btg/7 m1 Rp 40.000 Rp 1.840.985
- Perangkaian dan pemasangan di lapangan 18,04 m2 Rp 200.000 Rp 3.608.000
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu 24,55 m2 Rp 15.000 Rp 368.243
JUMLAH Rp 5.817.228
TOTAL Rp 116.787.761
Jumlah Harga
No. Item Pekerjaan
(Rp)
A Pematangan Lahan
I Pekerjaan Persiapan Rp -
B Gazebo A
I Pekerjaan Pondasi Rp 1.922.752
II Pekerjaan Bambu Rp 153.367.951
III Pekerjaan Finishing Rp 7.942.914
Rp 163.233.617
C Gazebo B
I Pekerjaan Pondasi Rp 8.578.432
II Pekerjaan Bambu Rp 21.503.309
III Pekerjaan Finishing Rp 2.870.612
Rp 32.952.353
D Gazebo C
I Pekerjaan Pondasi Rp 4.141.312
II Pekerjaan Bambu Rp 24.490.970
III Pekerjaan Finishing Rp 2.491.670
Rp 31.123.951
F Kolam
I Pekerjaan Tanah dan Pondasi Rp 3.362.304
II Pekerjaan Beton Rp 91.057.688
III Pekerjaan Batu Alam dan Finishing Rp 16.550.541
IV Pekerjaan Bambu dan Finishing Rp 5.817.228
Rp 116.787.761
Jumlah Rp 421.632.949
PPn 10% Rp 42.163.295
Total Rp 463.796.244
Dibulatkan Rp 463.790.000
Terbilang :
Empat Ratus Enam Puluh Tiga Juta Tujuh Ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
1 a. Pekan Budaya
PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 76
b. Pasar Rakyat
Malang.KabDau,.KecKalisongo,DesaSumberjo,DusunCemplukKampungBudayaRumah
a. Pelatihan Seni Kerajinan
BudayaRumahBerkelanjutanProgram3-LAMPIRAN
3
Pementasan Musik