Anda di halaman 1dari 79

PROPOSAL

REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK


RUANG KREATIF

RUMAH BUDAYA
KAMPUNG CEMPLUK
DUSUN SUMBERJO DESA KALISONGO KECAMATAN DAU
KABUPATEN MALANG

DUSUN SUMBERJO DESA KALISONGO KECAMATAN DAU


KABUPATEN MALANG – JAWA TIMUR 2019
PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat-Nya


proposal berjudul PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK
RUANG KREATIF : RUMAH BUDAYA KAMPUNG CEMPLUK, DUSUN
SUMBERJO, DESA KALISONGO, KECAMATAN DAU, KABUPATEN
MALANG, dalam rangka untuk mendapatkan Bantuan Pemerintah dari
Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif Tahun Anggaran 2019, dapat
dilaksanakan dengan baik dan lancar.
Bertolak dari kondisi Dusun Sumberjo, desa Kalisongo yang mempunyai
potensi sumber daya manusia yang cukup besar yang sangat potensial untuk
dikembangkan serta keragaman potensi alam, keunikan budaya, kesenian
tradisional serta keramahan penduduknya, sehingga mampu mendorong Dusun
ini menjadi salah satu destinasi Dusun Wisata Kampung Cempluk. Perencanaan
dan perancangan Rumah Budaya ini harus memperhatikan luasan lahan yang
tersedia. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah strategis dalam upaya
perencanaan Rumah Budaya tersebut, agar dapat mensinergikan antara tuntutan
kelengkapan sarana dan prasarana dengan ketersediaan lahan yang ada.
Sehingga strategi perencanaan dan perancangan Rumah Budaya mengacu pada
konsep pengembangan arsitektur bangunan yang berkelanjutan, dikarenakan
luasan lahan serta kondisi lahan yang berada di kelerengan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan turut pula kami sampaikan
kepada semua pihak khususnya pihak warga kampung cempluk yang telah
memberikan bantuan dan dukungan sehingga perencanaan dan
perancangan Rumah Budaya ini berjalan dengan baik dan lancar, dan
semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Malang, 12 Januari 2019

Tim Pelaksana

i
DAFTAR ISI

PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

1. Latar Belakang .............................................................................................. 1


1.1. Rumah Budaya sebagai salah satu program Desa Wisata .................... 1
1.2. Gambaran Umum Lokasi ....................................................................... 2
2. Maksud dan Tujuan ..................................................................................... 3
3. Lingkup Kegiatan dan Subsektor Ekonomi Kreatif .................................. 3
4. Bentuk Bantuan ........................................................................................... 6
5. Kemanfaatan Ruang …………………………………………………………... 6
6. Dokumentasi Foto Kondisi Tapak Eksisting ............................................ 7
7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Fisik Rumah Budaya Kreatif ….. 10
7.1. Program Ruang ..................................................................................... 10
7.2. Tata Ruang dan Massa ......................................................................... 14
7.3. Konsep Simbolik Cempluk .................................................................... 15
7.4. Desain Layout Ruang ............................................................................ 17
7.5. Bentuk dan Tampilan Bangunan ............................................................ 19
7.6. Visualisasi Rancangan ........................................................................... 22
7.7. Sosialisasi Rancangan Rumah Budaya pada Kegiatan Sarasehan …... 27

LAMPIRAN :
1. Rencana Kerja dan Syarat Teknis (RKS)
2. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
3. Program Berkelanjutan Rumah Budaya

ii
Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

1. Latar Belakang
1.1. Rumah Budaya sebagai salah satu program Desa Wisata
Program Desa Wisata merupakan salah satu program dari Pemerintah Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata untuk memberdayakan masyarakat desa. Dengan
adanya program Desa Wisata, lapangan pekerjaan di desa tercipta dan angka
pengangguran dapat ditekan sehingga dengan sendirinya angka kemiskinan dapat
berkurang. Program ini merupakan salah satu wujud keberpihakan pemerintah
terhadap masyarakat miskin. Untuk membentuk sebuah desa menjadi Desa Wisata
bukanlah hal yang mudah karena hal ini memerlukan pendekatan fisik dan nonfisik.

Dusun Sumberjo, desa Kalisongo mempunyai potensi sumber daya manusia


yang cukup besar yang sangat potensial untuk dikembangkan. Keragaman potensi
alam, keunikan budaya, kesenian tradisional serta keramahan penduduknya mampu
mendorong Dusun ini menjadi salah satu destinasi Dusun Wisata yang dapat
diunggulkan di kabupaten Malang. Masyarakat dituntut untuk selalu melestarikan
kebudayaan, adat istiadat serta tradisi yang berkembang pada masyarakat, seperti
kesenian Barong Singo Budhoyo, Pencak Silat, Musik Perkusi, Jaran Kepang/ Kuda
Lumping, Karawitan dan Campur Sari ande-ande lumut. Perkembangan dan
pertumbuhan kesenian di Dusun Sumberjo, desa Kalisongo tersebut mengalami
kendala keterbatasan tempat untuk mengeksplorasi kegiatan warga serta generasi
muda mudi tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan kesepakatan warga, muncullah
keinginan untuk membangun fasilitas budaya yang diberi nama Rumah Budaya
Kampung Cempluk.

Rumah Budaya tersebut diharapkan bisa berfungsi sebagai proses pewarisan


budaya dan kebudayaan, yang sangat memerlukan suatu perjumpaan yang
mengandaikan komunikasi antara generasi sesepuh sebagai pemegang budaya dan
kebudayaan dan generasi muda sebagai penerus budaya dan kebudayaan. Dalam
situasi dan kondisi saat ini, masyarakat yang memang ingin mempertahankan
identitas budaya dan kebudayaan mereka harus memiliki sebuah Rumah Budaya
karena Rumah Budaya merupakan salah satu jawaban yang penting untuk
memelihara, mengembangkan dan meneruskan budaya dan kebudayaan tradisional.
Rumah Budaya bagaikan sebuah jangkar budaya dan kebudayaan dalam arus deras
pengaruh-pengaruh globalisasi. Rumah Budaya menjadi tempat seluruh identitas
PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 1
Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

budaya dan kebudayaan yang ada dan menjadi sebuah pengingat bagi
masyarakat akan identitas mereka. Rumah Budaya menjadi pegangan
identitas bagi masyarakat sehingga mereka tidak hanyut dan tenggelam
dalam lautan identitas yang lain. Selain itu, Rumah budaya dapat diibaratkan
sebuah raga yang mengaktualisasikan semua hasrat dan keinginan jiwa.
Eksistensi raga menjadi tanda konkret eksistensi jiwa.
1.2. Gambaran Umum Lokasi
Kampung Cempluk berada di Desa Kalisongo. Desa Kalisongo adalah
Desa yang sangat bersekatan dengan Kota Malang,karena letak Desa
Kalisongo dibatasi oleh :
1. Sebelah Timur : Kelurahan Pisang Candi Kota Malang.
2. Sebelah Selatan : Kelurahan Bandulan Kota Malang.
3. Sebelah Utara : Kelurahan Karang Besuki Kota Malang.
4. Sebelah Barat : Desa Karang Tengah/Karang Widoro Kecamatan Dau
Kab.Malang.

Gambar 1. Peta Lokasi Kampung Cempluk

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 2


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Desa Kalisongo merupakan desa yang sangat menjorok ke Kota


Malang sehingga tidak heran bahwa penduduknya hampir 80 % bekerja ke
Kota Malang. Kepala Keluarga Dusun Sumberjo daerah Kampung Cempluk
berjumlah sebanyak 243 Kepala Keluarga ( KK ).yang terdiri dari 421 Laki laki
363 perempuan. Dusun Suberjo penduduknya sebagian besar adalah Pekerja
Kasar (Buruh /Tukang Bangunan).
Kampung Cempluk merupakan suatu daerah yang sangat kecil dari sebagaian
suatu Dusun,tepatnya ada di Dusun Sumberjo RW.02 Desa Kalisongo Kecamatan
Dau Kabupaten Malang.Dusun Sumberjo merupakan suatu Dusun yang sangat dekat
keberadaannya dengan wilayah Kota Malang,karena merupakan Dusun paling ujung
timur Desa Kalisongo. Kampung Cempluk berada di Dusun Sumberjo RW.02 Desa
Kalisongo Dau Malang adalah suatu daerah yang sangat dekat sekali dengan Kota
Malang dengan melihat letak geografisnya. Namun kenyataannya Kampung Cempluk
mengenal adanya listrik baru tahun 1992 sehingga di daerah-daerah lain sudah biasa
menikmati adanya listrik, akan tetapi di kampung cempluk belum ada. Sehingga
warga sekitar menjuluki daerah itu dengan sebutan daerah KAMPUNG CEMPLUK
karena penerangan yang dipakai hanya cempluk.

2. Maksud dan Tujuan


Rumah Budaya tersebut diharapkan bisa berfungsi sebagai proses
pewarisan budaya dan kebudayaan, yang sangat memerlukan suatu
perjumpaan yang mengandaikan komunikasi antara generasi sesepuh
sebagai pemegang budaya dan kebudayaan dan generasi muda sebagai
penerus budaya dan kebudayaan, sekaligus mempertahankan identitas
budaya dan kebudayaan kampung cempluk dalam memelihara,
mengembangkan dan meneruskan budaya dan kebudayaan tradisional.

3. Lingkup Kegiatan dan Subsektor Ekonomi Kreatif


Kampung Cempluk merupakan daerah yang tertinggal, sehingga warga
kampung cempluk memandang pendidikan bukanlah hal penting. Rata-rata warga di
kampung ini berpendidikan Tamatan Sekolah Dasar bahkan tak jarang yang hanya
bisa membaca dan menulis (tidak lulus SD). Pekerjaan Warga kampung Cempluk

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 3


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

rata rata yang laki-laki adalah buruh bangunan sedangkan yang perempuan
buruh pabrik. Namun demikian semangat kebersamaannya tidak diragukan
lagi dikampung ini melalui Azas Kegotong royongan dan berkesenian yang
sangat tinggi. Sehingga tidaklah heran bila dikampung ini tumbuh pesat
berbagai kesenian rakyat antara lain Seni Barong singo Yudho, Pencak Silat,
music Perkusi, Jaran Kepang/kuda lumping, bahkan masih berdirinya sebuah
kesenian yang hampir punah yang diberi nama SENI ANDE ANDE LUMUT.
Secara lengkap, jenis kesenian yang ada adalah sebagai berikut:
1. Kesenian Ande Ande Lumut ― Ngudi Lestari Budhoyo ―
2. Seni Pencak Silat ― Panca Manunggal ―
3. Kuda Lumping ― Turonggo Joyo Mulyo ―
4. Kesenian Perkusi kontemporer ― Garuda Putih ―
5. Rumah Budhaya Cempluk ― Sanggar Klampis Ireng ―
Mengingat di Desa Kalisongo sangat banyak kegiatan kesenian sebagai cikal
bakal kebudayaan daerah maka dibutuhkan ruang untuk berapresiasi dari setiap
komunitas kesenian yang ada maka dipandang perlu ruang atau acara yang bisa
menampung kegiatan tersebut. Oleh karena itulah dibentuk wadah sebagai ruang
apresisasi yang diberi nama KAMPUNG CEMPLUK FESTIVAL. Penggagas dari
Komunitas Kampung Cempluk ini dimandegani oleh beberapa orang diantaranya:
Bapak Priyo Sidhi, Redy Eko Prastyo, Bapak Sulaiman,Bapak Sukadi, serta Dibantu
saudara Denny Mizar dari Komunitas Pelangi Sastra Malang. Adapun sumber dana
dari kegiatan ini adalah dari swadaya masyarakat serta bersumber dari para
dermawan/Donatur atau Sponsor.
Jenis kegiatan reguler tahunan yang diadakan pada Kampung
Cempluk ini adalah sebagai berikut:
1. Berupa Festifal Kampung Cempluk yang dilaksanakan setiap tahun sedah
berjalan 3 tahun kegiatan berbentuk Pekan Budhaya dan Pasar Rakyat.
2. Pasar Kampung Cempluk yang dilaksanakan setiap Hari Minggu
3. Pelatihan dan Kegiatan Sanggar Budhaya dilakukan di Rumah Budhaya
Cempluk.
4. Kerja sama Bidang Kesenian dan Budhaya dengan Sanggar Lain telah
dilaksanakan setiap Bulan sekali.
5. Tukar informasi dengan daerah lain ( Study Banding ) .

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 4


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Salah satu contoh agenda kegiatan yang pernah terlaksana pada tahun 2012
adalah sebagai berikut:
1. Hari Jum‘at Tanggal 3 Agustus 2012 Pukul 08.00 s/d 16.00 WIB
Mengikuti Sarasehan Budhaya Di Taman Krida Budhaya Jawa Timur
bekerja sama dengan Universitas Ma Chung.
2. Hari Sabtu dan Minggu Tanggal 4 dan 5 Agustus 2012 Pembuatan Film Indi LA
Light dengan judul Jumprit Sungit bahkan Film ini telah berprestasi di tingkat
dunia dan Nasional antara lain Finalis Film Indi Francis dan Film Favorit di
Festifal Short Film 2013 pada tanggal 21-24 Maret 2013 di Jakarta.
3. Hari Selasa Tanggal 14 Agustus 2012 Pukul 15.00 s/d selesai Shooting
bersama Dharmma TV dalam acara dari Kampung Untuk Kampung.
4. Hari Rabu tanggal 29 Agustus 2012 Pukul 15.00 WIB Pawai Keliling Para
peserta Pengisi Acara antara lain : Barong Singo Yudho, Jaranan Turonggo
Mulyo Joyo, Ande ande Lumut, Pencak Silat Panca Manunggal, Seni Perkusi
Garuda Putih, Sanggar Tari & Karawitan Asri Kusuma, Pelangi Sastra Malang,
Teater Pelangi, Malang Dance, Sendratari Universitas Malang, Komunitas
Bermain, dll. Dilanjutkan Pukul 19.00 WIB Pembukaan dan pementasan
Kesenian Ande Ande Lumut.
5. Hari Kamis Tanggal 30 Agustus 2012 Pukul 19.00 WIB Pemantasan
Musik Kontemporer Dari Bali dan Garuda Putih.
6. Hari Jum‘at tanggal 31 Agustus 2012 Pukul 19.00 WIB Pementasan Seni
Pencak Silat & Akrobatik Panca Manunggal dan Barong Singo Yudho.
7. Hari Sabtu Tanggal 1 September 2012 Pukul 19.00 WIB Pementasan
Orkes Melayu Sumberjo dan sendra Tari dari UM.
8. Hari Minggu Tanggal 2 September 2012 Pukul 19.00 WIB Pementasan
Sendratari dari Asri Kusuma dan Seni Kuda lumping Turonggo Mulyo Joyo.
9. Hari Senin Tanggal 3 September 2012 Pukul 19.00 WIB Pementasan
Pelangi Sastra Malang dengan Pantomim Seni Terbang Jidor.
10. Hari Selasa Tanggal 4 September 2012 Pukul 19.00 WIB Pementasan dari
Universitas Ma Chung dan Garuda Putih.
11. Hari Rabu Tanggal 5 September 2012 Pukul 19.00 WIB Pementasan
Malang Jimbe Comunication dan Sanggar Anak Jalanan dari Muharto.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 5


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

12. Hari Kamis Tanggal 6 September 2012 Pukul 19.00 WIB Acara Penutup
dengan diiringi Campur Sari Ngudi Lestari Budhoyo.

4. Bentuk Bantuan
Dusun Sumberjo, desa Kalisongo mempunyai potensi sumber daya manusia
yang cukup besar yang sangat potensial untuk dikembangkan. Keragaman potensi
alam, keunikan budaya, kesenian tradisional serta keramahan penduduknya mampu
mendorong Dusun ini menjadi salah satu destinasi Dusun Wisata yang dapat
diunggulkan di kabupaten Malang. Masyarakat dituntut untuk selalu melestarikan
kebudayaan, adat istiadat serta tradisi yang berkembang pada masyarakat, seperti
kesenian Barong Singo Budhoyo, Pencak Silat, Musik Perkusi, Jaran Kepang/ Kuda
Lumping, Karawitan dan Campur Sari ande-ande lumut.
Perkembangan dan pertumbuhan kesenian di Dusun Sumberjo, desa
Kalisongo tersebut mengalami kendala keterbatasan tempat untuk mengeksplorasi
kegiatan warga serta generasi muda mudi tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan
kesepakatan warga, muncullah keinginan untuk membangun fasilitas budaya yang
diberi nama Rumah Budaya Kampung Cempluk. Dimana fasilitas ini nantinya akan
dapat dimanfaatkan untuk tempat latihan dan eksplorasi berbagai kegiatan seni dan
budaya. Permasalahan mitra dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1) Kebutuhan ruang/ bangunan yang berfungsi sebagai tempat
eksplorasi kegiatan seni dan budaya, yang disebut Rumah Budaya.
2) Perlunya pendampingan untuk merencanakan dan merancang Rumah
Budaya yang sesuai dengan kebudayaan Kampung Cempluk.

5. Kemanfaatan Ruang
Dasar kemanfaatan ruang dilandasi oleh keinginan warga kampung cempluk
untuk mengembangkan fasilitas wisata budaya, dikarenakan perkembangan dan
pertumbuhan Kampung Cempluk menjadi salah satu destinasi wisata budaya.
Fasilitas wisata budaya yang diinginkan sesuai aspirasi warga kampung cempluk
adalah terwujudnya bangunan Rumah Budaya sebagai ruang wahana ide bagi warga
kampung cempluk, sekaligus bermanfaat pada terciptanya lingkungan binaan wisata
budaya yang terencana dengan baik dan menghadirkan respon positif masyarakat
terhadap pengembangan fasilitas wisata budaya.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 6


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

6. Dokumentasi Foto Kondisi Tapak Eksisting

Gambar 2. Diskusi tentang lokasi perencanaan Kampung Budaya antara pihak


Kelurahan, komunitas kampung cempluk dan tim pendamping dari akademisi (1)

Gambar 3. Diskusi tentang lokasi perencanaan Kampung Budaya antara pihak


Kelurahan, komunitas kampung cempluk dan tim pendamping dari akademisi (2)

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 7


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Gambar 4. Diskusi tentang lokasi perencanaan Kampung Budaya antara pihak


Kelurahan, komunitas kampung cempluk dan tim pendamping dari akademisi (3)

Gambar 5. Struktur rangka bambu sebagai bentuk inisiasi awal perencanaan


Kampung Budaya pada tapak lokasi (1)

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 8


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Gambar 6. Struktur rangka bambu sebagai bentuk inisiasi awal perencanaan


Kampung Budaya pada tapak lokasi (2)

Gambar 7. Area tanaman Toga sebagai salah satu bentuk lahan produksi yang
dikembangkan oleh warga kampung cempluk

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 9


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Gambar 8. Sertifikat tapak lokasi perencanaan Rumah Budaya

7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Fisik Rumah


Budaya 7.1. Program Ruang
a) Kualitatif Ruang
Analisis kualitatif ruang merupakan analisa untuk mengetahui masing-masing
persyaratan ruang pada fasilitas yang akan dikembangkan. Tujuan analisa kualitatif
ruang ini adalah untuk memahami dan mengetahui prioritas-prioritas syarat ruang
yang harus dimiliki oleh tiap ruang. Hal ini dikarenakan tiap ruang mewadahi
kegiatan yang berbeda sehingga tentunya juga memiliki kebutuhan syarat ruang
yang berbeda pula. Di bawah ini disajikan tabel analisis kualitatif ruang dengan
variabel-variabel yang meliputi aspek view kedalam dan keluar, pencahayaan alami
dan buatan, penghawaan alami dan buatan, kenyamanan auditif, serta keamanan.
Secara umum, persyaratan kualitatif ruang pada bangunan Rumah Budaya
lebih diutamakan pada bangunan fungsi utama yang terkait dengan kegiatan wisata
budaya masyarakat cempluk, yaitu bangunan Rumah Budaya, Gazebo kavling
warga, serta bangunan simbolik kampung cempluk. Bangunan yang terpenting
adalah bangunan simbolik kampung cempluk dan rumah budaya. Bangunan Rumah
Budaya lebih membutuhkan konsep keterbukaan ruang sebagai tempat berdiskusi

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 10


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

dan wahana ide warga, sehingga dituntut memaksimalkan pandangan ke luar


maupun pandangan ke arah dalam. Demikian pula dengan aspek pencahayaan dan
penghawaan diupayakan semaksimal mungkin memanfaatkan pencahayaan dan
penghawaan alami, untuk menghemat pemakaian energi. Sehingga strategi
perancangan dinding pelingkup ruang diupayakan memiliki luasan bukaan yang
cukup untuk memasukkan sinar matahari ke dalam ruang, akan tetapi tidak
menimbulkan panas berlebihan, serta tetap dapat menjaga sirkulasi udara dalam
bangunan. Sedangkan bangunan simbolik kampung cempluk lebih membutuhkan
konsep ruang simbolik, yang dapat dimanfaatkan untuk aktifitas pengambilan foto,
sekaligus sebagai penanda keberadaan Wisata Budaya Kampung Cempluk. Secara
umum untuk aspek keamanan, secara umum seluruh fasilitas di dalam lingkungan
bangunan rumah budaya harus terlindungi dari keselamatan ruang dan bangunan,
dikarenakan penggunaan konstruksi bambu serta kondisi lahan yang berkontur.
Secara lengkap persyaratan kualitatif ruang pada bangunan Rumah Budaya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Kualitatif Ruang pada Bangunan Rumah Budaya
VIEW PENCAHAYAAN PENGHAWAAN
NO. NAMA RUANG KEAMANAN
ke dalam ke luar alami buatan alami buatan
1 Rumah Budaya ■ ■ ■ ■ ■ ■ □
2 Gazebo Warga ■ ■ ■ ■ ■ ■ □
3 Ruang Simbolik □ ■ ■ ■ ■ ■ □
4 Kolam Pancing ■ ■ ■ ■ ■ ■ □
5 Area Tanaman Toga ■ ■ ■ ■ ■ ■ □
6 Parkir kendaraan ■ ■ ■ ■ ■ ■ □
Keterangan :
■ perlu
□ kurang perlu
▬ tidak perlu
b) Kuantitatif Ruang
Analisis kuantitatif atau besaran ruang ini diperlukan untuk mengetahui
besaran ruang yang sesuai dengan kebutuhan aktifitas yang ada kawasan bangunan
Rumah Budaya. Pengembangan kawasan bangunan Rumah Budaya ini lebih
mengutamakan fungsi ruang untuk mewadahi aktiftas budaya warga cempluk serta
disesuaikan dengan ketersediaan lahan pengembangan. Oleh karena itu, antara
besaran ruang dan lahan yang tersedia harus dapat terorganisir dengan baik, efektif
dan optimal. Di bawah ini disajikan tabel yang memuat besaran ruang berdasarkan
analisa kebutuhan ruang yang ingin dikembangkan.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 11


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Tabel 2. Kuantitatif Bangunan Rumah Budaya

UKURAN (M)
NO. NAMA RUANG JUMLAH LUAS (M²)
P L
1 Rumah Budaya 9,38 2,4 1 22,512
2 Gazebo Warga 3 3 14 126
3 Ruang Simbolik 7 6,26 1 43,82
4 Kolam Pancing 10 3 1 30
5 Area Tanaman Toga 8 1,5 15 180
6 Parkir kendaraan 30 2,5 1 75
TOTAL 477,332

c) Hubungan Ruang
Hubungan ruang yang disajikan dibawah ini adalah hubungan ruang
secara makro dari kebutuhan ruang bangunan Rumah Budaya. Hubungan
ruang makro ini didasarkan pada kebutuhan pengembangan kawasan
bangunan Rumah Budaya. Pada proses perencanaan maupun perancangan
nantinya diharapkan dapat mengacu pada hubungan ruang makro ini.
Hubungan ini meliputi hubungan langsung maupun tidak langsung. Fungsi
ruang terbuka atau ruang hijau selain dipergunakan untuk standar kebutuhan
ruang terbuka hijau, juga difungsikan sebagai ruang pengikat yang
menyatukan keseluruhan ruang pada kawasan bangunan Rumah Budaya.

Gambar 9. Skema hubungan ruang pada kawasan bangunan Rumah Budaya

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 12


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Konsep tata massa dan ruang luar menggunakan pola terpusat pada zona
ruang bangunan simbolik. Zona ruang fungsi simbolik ini didekatkan dengan ruang
bangunan gazebo yang akan ditempati oleh 14 RT sebagai area berjualan maupun
aktifitas budaya lainnya, sehingga diharapkan memiliki keterhubungan akses dan
sirkulasi. Sedangkan zona fungsi ruang Rumah Budaya berada di dekat akses
pengunjung atau area parkir, untuk memudahkan akses kegiatan rutin warga saat
berdialog dan pencarian ide. Zona kolam pancing dan area tanaman toga berada di
sekeliling area fungsi bangunan utama, yang bertujuan mewadahi aktifitas
penunjang warga. Diagram hubungan ruang selengkapnya dapat dilihat pada
gambar 3.1. Pada gambar diagram hubungan ruang tersebut diatas, dapat dilihat
bahwa ruang terbuka dan selasar/ koridor berfungsi sebagai utara kawasan yang
menghubungkan bangunan Rumah Budaya ini dengan permukiman warga cempluk.
d) Zonasi
Usulan desain pengembangan kawasan bangunan Rumah Budaya ini
diupayakan dapat mengacu pada organisasi dan zonasi ruang. Pemintakatan
atau zonasi dilakukan untuk mengetahui hirarki ruang dalam tapak.

Tabel 3. Zonasi Ruang Kawasan Bangunan Rumah Budaya

JENIS ZONASI RUANG


NO JENIS RUANG
MASSA Privat Semi Privat Semi Publik Publik
1 Massa 1 Rumah Budaya
2 Massa 2Ruang Simbolik
3 Massa 3Gazebo Warga Area
parkir Ruang
pengikat
Area tanaman
4 Ruang penunjang Toga
Area kolam
pancing

Secara umum pembagiannya hanya meliputi zona privat, zona semi publik
dan zona publik, dikarenakan fungsi bangunan Rumah Budaya merupakan fasilitas
publik. Zona publik diorientasikan pada hampir seluruh ruang bangunan yaitu
bangunan Gazebo dan bangunan ruang simbolik. Zona semi publik diperuntukkan
untuk ruang Rumah Budaya sendiri, yang difungsikan sebagai ruang bersama untuk
warga berdialog maupun berdiskusi. Sedangkan zona privat diperuntukkan pada

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 13


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

area-area tanaman toga dan area pancing, yang memang difungsikan sebagai
kegiatan privat warga cempluk untuk menanam tanaman toga serta memelihara ikan
pada kolam pancing. Konsep pemintakatan ini mendasarkan diri pada aspek
kepentingan kawasan bangunan Rumah Budaya ini sebagai wadah aktifitas budaya
dan produksi, yang berfungsi sebagai penunjang kegiatan wisata budaya maupun
kepentingan produksi mandiri warga terhadap potensi tanaman toga dan ikan.

7.2. Tata Ruang dan Massa


Konsep tata ruang dan massa mengikuti pola terpusat dan menyebar dari
ruang terbuka (ruang pengikat). Zonasi fungsi yang diwadahi terbagi menjadi 3 (tiga)
massa utama serta 3 area penunjang, yaitu massa Rumah Budaya, massa ruang
simbolik, massa Gazebo warga, area parkir, area tanaman toga,serta area pancing.
Pembagian zonasi fungsi dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 10. Zonasi fungsi pada tatanan ruang dan massa bangunan Rumah Budaya

Konsep tata massa dan ruang luar berorientasi pada penciptaan kesatuan
kawasan bangunan Rumah Budaya dengan keberadaan ruang bangunan simbolik
sebagai pusat tata ruang dan massa. Sehingga pola tata massa dan ruang luar

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 14


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

mengakomodir pola tata massa yang menyebar dan terpusat pada ruang terbuka/
ruang pengikat. Konsep ini mengakomodir kebutuhan ruang bangunan yang harus
terintegrasi secara alami dengan lingkungan tapak beserta elemen hijaunya.

7.3. Konsep Simbolik ―Cempluk‖


Konsep bentukan arsitektur bangunannya menggunakan bentuk
simbolik dari lampu Cempluk, yang merupakan julukan khas yang terkenal
terhadap permukiman warga di sekitar tapak, yaitu Kampung Cempluk.
Lahirnya istilah kampung cempluk disejarahkan oleh keberadaan kampung
tersebut yang pernah mengalami keterlambatan instalasi listrik, sehingga
memanfaatkan penerangan dengan lampu cempluk.

Gambar 11. Konsep simbolik bangunan dari lampu cempluk

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 15


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Gambar 12. Eksplorasi bentuk bangunan sebagai simbolisasi dari lampu cempluk

Konsep bentuk dan tampilan dieksplorasi dari bentuk lampu cempluk.


Eksplorasi bentuk ini melibatkan proses abstraksi bentuk yang dituangkan dalam
berbagai sketsa gagasan, yang kemudian akan ditentukan alternatif bentuk mana
yang terbaik untuk dapat merepresentasikan bentuk simbolik dari lampu cempluk
tersebut. Tahapan pematangan konsep tata ruang dan bentuk ini dilakukan
dengan memperhatikan kondisi alamiah tapak yang berada di kelerengan serta
dengan memperhatikan tingkat pengaturan zonasi ruang dan aktifitas yang akan
diwadahi dalam kawasan bangunan Rumah Budaya ini.

Gambar 13. Konsep pematangan tata ruang dan bentuk pada tapak

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 16


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

7.4. Desain Layout Ruang


Berdasarkan hasil analisa dan konsep pengembangan kawasan
bangunan Rumah Budaya, maka didapatkan hasil desain layout bangunan
seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Gambar 14. Desain layout ruang kawasan bangunan Rumah Budaya

Hasil rancangan layout ruang memperlihatkan peranan penting ruang


terbuka/ ruang pengikat sebagai ruang penyatu konfigurasi bangunan budaya
dengan ruang penunjangnya di sekelilingnya. Konfigurasi ruang pengikat
menyatukan ruang gazebo warga yang terbagi tujuh gazebo di sebelah barat tapak
dan tujuh gazebo yang di sebelah timur tapak. Posisi desain Rumah Budaya
diletakkan tetap di ujung sebelah barat laut tapak, untuk mempertahankan posisi
konstruksi bangunan eksisting. Pemanfaatan lahan aktif dibuat mundur dari posisi
garis jalan akses, untuk menampung parkir kendaraan.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 17


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Gambar 15. Desain siteplan kawasan bangunan Rumah Budaya

Gambar 16. Desain potongan kawasan bangunan Rumah Budaya

Bentuk site plan kawasan bangunan Rumah Budaya memperlihatkan


kekhasan bentuk cungkup arsitektur bambu yang dimodifikasi dengan bentuk
pelingkup silinder di bagian tengah atap, sebagai simbolisasi bentuk corong lampu
cempluk. Seluruh sirkulasi yang menghubungkan antar massa dibuat dengan

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 18


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

struktur bambu yang diangkat dari permukaan tanah, kecuali untuk area tanaman
toga dan area pancing. Struktur konstruksi ini digunakan untuk menjaga kestabilan
struktur kelerengan lahan serta mewujudkan arsitektur yang ramah lingkungan.

7.5. Bentuk dan Tampilan Bangunan

Gambar 17. Desain bangunan Rumah Budaya (massa 1)

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 19


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Gambar 18. Desain bangunan Gazebo warga (massa 2)

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 20


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Gambar 19. Desain bangunan simbolik (massa 3)

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 21


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

7.6. Visualisasi Rancangan

Gambar 20. Perspektif barat laut kawasan bangunan Rumah Budaya

Gambar 21. Perspektif timur laut kawasan bangunan Rumah Budaya

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 22


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Gambar 22. Perspektif entrance gate kawasan bangunan Rumah Budaya

Gambar 23. Perspektif ruang koridor gazebo warga

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 23


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Gambar 24. Perspektif ruang bangunan gazebo warga

Gambar 25. Perspektif ruang bangunan simbolik

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 24


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Gambar 26. Perspektif area kolam pancing

Gambar 27. Perspektif ruang luar bangunan simbolik

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 25


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Gambar 28. Perspektif area tanaman toga

Gambar 29. Perspektif ruang bangunan Rumah Budaya

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 26


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

7.7. Sosialisasi Rancangan Rumah Budaya pada Kegiatan Sarasehan Sosialisasi


hasil perancangan dilakukan dalam kegiatan sarasehan dengan
warga kampung cempluk pada tanggal 1 Nopember 2017, pukul 19.00 –
21.00, bertempat di Balai RW.01. Hasil dokumentasi kegiatan sarasehan
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 30. Pembukaan acara sarasehan oleh aparat RW

Gambar 31. Sambutan dari Tim Pendamping dari Akademisi

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 27


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Gambar 32. Sambutan Bapak Ketua RW.01

Gambar 33. Presentasi oleh Tim Pendamping Akademisi

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 28


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Gambar 34. Tanggapan dari warga

Gambar 35. Tanggapan dari Ketua Pembangunan Rumah Budaya

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 29


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Gambar 36. Tanggapan dari aparat desa

Gambar 3.7. Tanggapan dari Kepala Dusun

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 30


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Gambar 38. Penjelasan dari anggota Tim Pendamping Akademisi

Gambar 39. Tanggapan dari warga (2)

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 31


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Gambar 40. Penjelasan dari pak Redy (penggagas Rumnah Budaya)

Gambar 41. Penjelasan dari anggota Tim Pendamping Akademisi

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 32


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

LAMPIRAN - 1
Rencana Kerja dan Syarat Teknis (RKS)

BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborong meliputi
bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini.
A. Pematangan lahan
Pagar sementara dari seng gelombang tinggi 2 m
Pembuatan kantor sementara, dengan lantai
plesteran Pembuatan gudang semen dan alat-alat
Pembuatan rumah jaga/konstruksi
kayu Pengukuran dan bowplank
Pembuangan tanah galian
Pembersihan lapangan

B. Gazebo A
Pekerjaan Pondasi
- Galian tanah
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm
- Beton lantai kerja t : 5 cm
- Pas. Batu kali 1:5
- Plesteran 1:4 t : 15 mm
- Acian
Pekerjaan Bambu
- Batang bambu dia 3" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Batang bambu dia. 5" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Bilah bambu l : 6 cm (Pemotongan s/d Pengawetan dari dia. 3")
- Anyaman bambu (biasa)
- Tali ijuk dia. 1 cm
- Perangkaian dan pemasangan di
lapangan Pekerjaan Finishing
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu
C. Gazebo B
Pekerjaan Pondasi
- Galian tanah
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 33


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

- Beton lantai kerja t : 5 cm


- Pas. Batu kali 1:5
- Plesteran 1:4 t : 15 mm
- Acian
Pekerjaan Bambu
- Batang bambu dia 3" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Batang bambu dia. 5" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Bilah bambu l : 6 cm (Pemotongan s/d Pengawetan dari dia. 3")
- Anyaman bambu (biasa)
- Tali ijuk dia. 1 cm
- Perangkaian dan pemasangan di
lapangan Pekerjaan Finishing
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu

D. Gazebo C
Pekerjaan Pondasi
- Galian tanah
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm
- Beton lantai kerja t : 5 cm
- Pas. Batu kali 1:5
- Plesteran 1:4 t : 15 mm
- Acian
Pekerjaan Bambu
- Batang bambu dia 2" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Batang bambu dia. 3" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Batang bambu dia. 4" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Batang bambu dia. 5" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Anyaman bambu (biasa)
- Tali ijuk dia. 1 cm
- Perangkaian dan pemasangan di lapangan
- Ornamen lampu
Pekerjaan Finishing
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu
E. Lantai dan Tangga
Pekerjaan Pondasi
- Galian tanah
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm
- Beton lantai kerja t : 5 cm
- Pas. Batu kali 1:5
- Plesteran 1:4 t : 15 mm
- Acian

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 34


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Pekerjaan Bambu
- Batang bambu dia 3" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Perangkaian dan pemasangan di
lapangan Pekerjaan Finishing
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu
F. Kolam
Pekerjaan Tanah dan Pondasi
- Galian tanah
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm
- Pas. Batu kali 1:5
- Plesteran 1:4 t : 15 mm
- Acian
- Pembuangan tanah
galian Pekerjaan Beton
- Sloof 40/60
- Dinding t : 10 cm
- Dinding t : 30 cm
- Plat lantai t : 20 cm
- Beton lantai kerja t : 5 cm
Pekerjaan Batu Alam dan Finishing
- Batu alam andesit motif alur 20/40
- Coating batu alam
Pekerjaan Bambu dan Finishing
- Batang bambu dia 3" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Perangkaian dan pemasangan di lapangan
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu

Pasal 2
MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja
pelaksanaan pekerjaan (SPK), pihak Kontraktor / Pemborong harus sudah memulai
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan
belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka
akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia / Owner.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 35


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Pasal 3
MOBILISASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi
yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pe mbongkarannya ke lokasi
dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

2. Pembuatan kantor Kontraktor / Pemborong, gudang dan lain-lain di


lokasi proyek untuk keperluan pekerjaan ini.

3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor /


Pemborong dapat membuat berbagai perubahan, pengurangan dan
atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan instalasinya.

4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja,


Kontraktor / Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi
kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

Pasal 4
PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai
dengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.

Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang
Kuasa Kontraktor atau biasa disebut ‗Site Manajer‘ yang cakap dan ahli untuk
memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh
dari Kontraktor / Pemborong, berpendidikan minimal Sarjana Muda Teknik
Sipil / Arsitektur atau sederajat dengan pengalaman minimum 6 (enam) tahun.

2. Dengan adanya ‗Pelaksana‘ tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong lepas


tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

3. Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada


Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan
‗Pelaksana‘ untuk mendapat persetujuan.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 36


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan


Konsultan Pengawas bahwa ‗Pelaksana‘ dianggap kurang mampu atau tidak
cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada
Kontraktor / Pemborong secara tertulis untuk mengganti ‗Pelaksana‘.

5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan,


Kontraktor / Pemborong harus sudah menunjuk ‗Pelaksana‘ yang baru
atau Kontraktor / Pemborong sendiri (Penanggung Jawab / Direktur
Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 6
RENCANA KERJA
1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor /
Pemborong wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-
bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-curve bahan dan tenaga.

2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu


dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari
kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor
/ Pemborong. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas
akan disahkan oleh Pemberi Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek.

3. Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua)


kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan Perencana. 1
(satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding bangsal Kontraktor /
Pemborong di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan / prestasi kerja.

4. Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan penbangunan


pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja tersebut.

5. Konsultan Pengawas akan menilai pres tasi pekerjaan Kontraktor /


Pemborong berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 37


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Pasal 7
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara
kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu
diangkut dan dikumpulkan di suati tempat yang telah ditentukan.

2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang


bersih, sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan
personil yang terlibat dalam proyek.

3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan.

4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa


pemeliharaan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab at as keselamatan
dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang
diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka
Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.

5. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas mungkin


memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil
tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.

6. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib


menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher)
lengkap dan siap pakai, dengan jumlah sekurang-kurangnya 4 (empat)
buah tabung. Masing-masing tabung berkapasitas 12 kg

7. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan


Menteri Tenaga Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27
Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun
1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk
maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek-proyek Departemen
Pekerjaan Umum, Pihak Kontraktor / Pemborong yang sedang melaksanakan
pembangunan / pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan
memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek..

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 38


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Pasal 8
TENAGA DAN SARANA KERJA
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-
bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian
pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terh
adap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna
sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.
1. TENAGA KERJA / TENAGA AHLI
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman
dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2. PERALATAN BEKERJA
Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat
pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang
benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

3. BAHAN-BAHAN BANGUNAN
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk
setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

4. PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK UNTUK BEKERJA


Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong dengan
membuat sumur pompa sementara di lokasi proyek atau di-supply dari luar.

Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia
lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk
dan persetujuan dari Konsultan Pengawas / Direksi.

Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor / Pemborong dan diperoleh


dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan.
Penggunaan Genset untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan
untuk penggunaan sementara apabila sambungan sementara PLN tidak
memungkinkan dan harus atas petunjuk Konsultan Pengawas.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 39


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Pasal 9
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
Untuk menghindari klaim dari ‗User‘ / Proy ek dikemudian hari, maka
Kontraktor / Pemborong harus betul-betul memperhatikan pelaksanaan
pekerjaan struktur dengan memperhitungkan ―ukuran jadi (finished)‖
sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS.
Kontraktor / Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan
mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian
bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana Ke rja dan
Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan
Pengawas.gambar kerja dan penjelasan RKS.

Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, pemborong harus menyediakan :


a. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli
dibidangnya selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
b. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada
hubungannya dengan proyek.
c. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada
hubungannya dengan proyek.
d. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan
dan detail dari pekerjaan.
e. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
1) 1 (satu) kamera.
2) 1 (satu) alat ukur schuifmat.
3) 2 (dua) alat ukur optik ( theodolit & waterpass).
4) 1 (satu) mesin tik standar 18‖ atau 1 (satu) unit komputer dan printer.
5) 1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50 m.
6) 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.
2. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
Semua pekerjaan yang akan silaksanakan harus mengikuti Standar
Normalisasi Indonesia, Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional
lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan, antara lain :
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia.
NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia.
PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik.
PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.
SII : Standar Industri Indonesia.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 40


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

SK SNI T-15-1991-03
( PBI-1991 ) : Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.
Serta :
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang
Keselamatan Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen
Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang
penanggulangan bahaya kebakaran.
Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di
atas, maka berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun
dari negara asal produsen bahan / material / komponen yang bersangkutan.
Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar
Kerja, RKS, BQ, BA, Aanwijzing dan Surat Perjanjian / Kontrak ).
Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor / Pemborong dan sudah
disetujui / disahkan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

Pasal 10
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian
mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun administratif.

2. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian


mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun administratif.

3. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian


mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun administratif.

4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus


diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 41


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Pasal 11
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.
2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dan
detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor /
Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan
spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian
dalam gambar atau dari ketidak-sesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap
deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar
kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya,
akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
3. Konsultan Pengawas akan memberikan in struksi berkenaan dengan
penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan
spesifikasinya. Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus
sesuai dengan garis, lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam
gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.
4. UKURAN
a. Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja
dan Gambar Pelengkap meliputi :
As - as
Luar - luar
Dalam - dalam
Luar - dalam.
b. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Centi
meter (cm) untuk pekerjaan Ar sitektur dan Sipil, dan ukuran Milimeter
(mm) untuk pekerjaan Baja dan Mekanikal / Elektrikal.
c. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya
adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai ( ―finished‖).
d. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor / Pemborong
wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas
yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana
yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
e. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran
skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga
akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
Kontraktor / Pemborong tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan
Pengawas / Direksi, dan segala akibat yang terjadi

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 42


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong baik dari segi


biaya maupun waktu.
5. PERBEDAAN GAMBAR
a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam
satu disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang
lebih besar yang mengikat (berlaku)
b. Bila ada perbedaan antara gambar kerj a Arsitektur dengan Sipil /
Struktur, maka Kontraktor / Pemborong wajib melaporkannya
kepada Konsultan Pengawas yang akan memutuskannya setelah
berkonsultasi dengan Konsultan Perencana.
c. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam pelaksanaan
satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya,
maka didalam hal terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-
perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap
Gambar Kerja, Kontraktor / Pemborong diwajibkan melaporkan kepada
Konsultan Pengawas secara tertulis dan selanjutnya diadakan pertemuan
dengan Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana, untuk
mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
d. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor / Pemborong untuk memperpanjang / meng-―klaim‖
biaya maupun waktu pelaksanaan.
6. SHOP DRAWING
a. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan
yang harus dibuat oleh Kontraktor / Pemborong berdasarkan gambar
Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan
b. Kontraktor / Pemborong wajib membuat shop drawing untuk detail
khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja /
Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas
c. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua
data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan,
keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus
sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam
Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku ini
d. Kontraktor / Pemborong wajib mengajukan shop drawing tersebut
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat pe rsetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas / Direksi.
Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor / Pemborong dan
diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya
harus sesuain dengan format standar dari proyek dan harus
digambar pada kertas kalkir yang dapat direproduksi.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 43


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

7. PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN DAN


PEMBUATAN ―AS BUILT DRAWING―.
a. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan
pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
b. Setelah pekerjaan selesai dan di serah-terimakan, Kontraktor / Pemborong
berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan
sesuai dengan kenyataan yang telah dikerjakan / dibangun oleh Kontraktor /
Pemborong ( As Built Drawing ). Biaya untuk penggambaran ―As Built
Drawing‖, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong.

Pasal 12
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG
1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas
pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk
melihat, mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi
tanggung jawab penuh tersebut di atas.
3. Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang
timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban
memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.
4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan, maka Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran-
saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas.
5. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor / Pemborong bertanggung
jawab atas segala kerusakan yang timbul.
6. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga
kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
7. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam
melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.
8. Selama pembangunan belangsung, Kontraktor / Pemborong harus
menjaga keamanan bahan / material, barang milik proyek, milik
Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan,
maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
9. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang
telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor /
Pemborong dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.
10. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas
akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 44


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

11. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera


mengangkut bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang
sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan
12. Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

Pasal 13
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN – BAHAN
1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam A.V. 1941 dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI
Tahun 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-
ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan,
seperti material, peralatan dan alat lainnya, ha rus dalam kondisi baru dan
dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.

2. MERK PEMBUATAN BAHAN / MATERIAL & KOMPONEN JADI.


a. Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua merk
pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas / setara
dan tidak diartikan sebagai sesuatu yang mengikat. Setiap keterangan
mengenai peralatan, material barang atau proses, dalam
b. bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap
sebagai penentu standar atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan
sebagai upaya membatasi persaingan, dan Kontraktor / Pemborong
harus dengan sendirinya menggunakan peralatan, material, barang
atau proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh material pa ten itu
harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya.
c. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai,
harus sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja dan
RKS, memenuhi standar spesifikasi bahan tersebut, mengikuti
peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
d. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk
tenaga ahli yang diajukan / ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang
bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana. Dalam hal ini, Kontraktor /
Pemborong tidak berhak mengajukan klaim sebagai pekerjaan tambah.
e. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang
hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh
dipakai dalam pekerjaan ini

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 45


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

f. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang


dipersyaratkan harus disertai test da ri Laboratorium lokal / dalam
negeri baik kualitas, ketahan serta kekuatanny a dan harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui oleh Konsultan
Perencana. Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka
biaya tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong tanpa
dapat mengajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.

3. Kontraktor / Pemborong terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua


bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan
Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut didatangkan / dipakai.
Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas /
Direksi dan Konsultan Perencana adalah sebanyak 4 (empat) buah dari satu
bahan yang ditentukan untuk menetapkan ―standard of appearance‖ dan
disimpan di ruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan
adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan
di-informasikan kepada Kontraktor / Pemborong selama tidak lebih dari
7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

5. PENYIMPANAN MATERIAL
Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik
yang bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
a. Penempatan bahan-bahan material diatur dengan pertimbangan yang matang
agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan serta sirkulasi / akses pekerja.
Bahan material disusun dengan metoda yang baik dengan cara
FIFO (first in first out), sehingga tidak ada bahan material yang
tersimpan terlalu lama dalam gudang / stock material.
b. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan
kesesuaian untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas
permukaan yang bersih, keras dan bila diminta ha rus ditutupi. Material
harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan.
Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk
penyimpanan tanpa ijin tertulis dari pemiliknya.
c. Tempat penyimpanan barang haru s dibersihkan (clearing) dan
diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
d. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan
miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan
drainase / pemasukan dari kandungan air / cairan yang berlebihan

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 46


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan


pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk
kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air.
Penyimpanan agregat kasar harus di timbun dan diangkat / dibongkar
lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari 1 (satu) meter.
Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari 5 (lima) meter.

Pasal 14
PEMERIKSAAN BAHAN – BAHAN
1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh-contoh yang
telah disetujui Konsultan Pengawas seper ti yang diatur dalam Pasal 14 di atas.
2. bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek
yang dinyatakan afkir / ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera
dikeluarkan dari lokasi bangunan / proyek selambat-lambatnya dalam
tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas /
Konsultan Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka
Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana berhak memerintahkan pembongkaran
kembali kepada Kontraktor / Pemborong, yang mana segala kerugian yang
diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor /
Pemborong sepenuhnya. Disamping itu pihak Kontraktor / Pemborong tetap
dikenakan denda sebesar 1 o/oo((satu per mil) dari harga borongan.
4. Jika terdapat perselisihan dalam pela ksanaan tentang pemeri ksaan kualitas
dari bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji dan
memeriksakannya ke laboratorium Balai Penelitian Bahan pemerintah untuk
diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana. Segala biaya
pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong.
5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tid ak diperkenankan melanjutkan
pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.
6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus
memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal
diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Pasal 15
SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR
1. Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan atau Kontraktor bawahan
(Sub Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka
Kontraktor/ Pemborong ―wajib‖ memberi-tahukan terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas / Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 47


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

2. Kontraktor / Pemborong wajib mengada kan koordinasi pelaksanaan dengan


Sub Kontraktor dan Supplier bahan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di lapangan
untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan
tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

Pasal 16
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan
tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan
dan puing-puing didalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah
ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai
dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini.
Pekerjaan ini mencakup pula perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda
yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan
menentukan semua pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang
harus tetap berada di tempatnya. Kontraktor / Pemborong harus menjaga
semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya.
3. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu
lapuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-
rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus
dibersihkan dan atau dibongkar serta dibuang bila perlu.
4. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari daerah
galian sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm. di bawah elevasi
lubang galian sesuai Gambar Kerja.
5. Lubang-lubang akibat pembongkaran harus di-urug dengan material yang memadai
dan dipadatkan sampai 90 % dari kepadatan kering maksimum sesuai
AASHTO T 99.

Pasal 17
DRAINASE / SALURAN
1. Pembuatan drainase / saluran tapak sementara.
Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak,
Kontraktor / Pemborong wajib membuat saluran air sementara yang berfungsi
untuk pembuangan air yang ada untuk menjaga agar lahan konstruksi tetap kering.
Arah aliran ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada di tapak atau
ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan. Ketentuan
tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 48


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada.


Kontraktor / Pemborong harus memelihara drainase yang memasuki,
melintasi atau mempengaruhi tempat kerja. Kewajiban ini mencakup,
bila diminta oleh Konsultan Pengawas pembersihan saluran-saluran,
parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100 meter di
luar batas daerah konstruksi dan daerah milik jalan (right of way).
Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
3. Lokasi dan perlindungan utilitas.
a. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor / Pemborong harus
melakukan survey untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan
terkena pengaruh pekerjaan. Hasil survey harus dicatat dalam format
rencana sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Dan patok
permukaan /surface pegs pada tempat kerja yang menunjukkan lokasi
seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus sudah ditancapkan.
Patok-patok itu harus tetap terpancang selama berlakunya kontrak
b. Bila Kontraktor / Pemborong akan melaksanakan pekerjaan sementara
atau permanen pada daerah sekitar utilitas itu, Kontraktor / Pemborong
harus mempergunakan metoda konstruksi yang memadai, menyediakan
peralatan perlindungan yang semestinya, dalam rangka mencegah
kerusakan pada utilitas itu; tanpa ada pembayaran tembahan.
Segala kerusakan pada utilitas yang disebabkan oleh pekerjaan
Kontraktor / Pemborong baik langsung maupun tidak langsung,
dianggap sebagai tanggung jawab dari Kontraktor / Pemborong.

Pasal 18
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
1. IJIN MEMASUKI TEMPAT KERJA.
a. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor /
Pemborong, tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun
mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus
segera dihentikan dan selanjut nya dibongkar atas biaya Kontraktor /
Pemborong dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
b. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat
sebelum mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan
Kontraktor / Pemborong harus memberikan kesempatan sepenuhnya
kepada Petugas / Ahli dari Konsultan Pengawas untuk memeriksa dan
mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
c. Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas
kapan setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan
Konsultan Pengawas tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 49


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Konsultan Pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada


Kontraktor / Pemborong apa yang harus dilakukan.
d. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam
(dihitung dari waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak
terhitung hari libur / hari raya) tidak dipenuhi / ditanggapi oleh
Konsultan Pengawas, maka Kontraktor / Pemborong dapat
meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa
dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
e. Bila Kontraktor / Pemborong mela laikan perintah, Konsultan
Pengawas / Direksi berhak menyuruh membongkar bagian
pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
f. Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi
tanggungan Kontraktor / Pemborong, tidak dapat di-klaim sebagai biaya
pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

2. KEMAJUAN PEKERJAAN
a. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang
harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong demikian pula
metode / cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan
sedemi kian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.
b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu
menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin
penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang
diperpanjang, maka Konsultan Pengawas harus memberikan petunjuk secara
tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

3. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN.


Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di
tempat kerja dimana Konsultan Pengawas bermaksud untu memberikan
petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dipatuhi dan
dilaksanakan oleh semua petugas pelaksana atau petugas yang ditunjuk
oleh Kontraktor / Pemborong untuk menangani pekerjaan itu.

4. TOLERANSI.
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus
dikerjakan sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam spesifikasi
dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 50


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

BAB II
PEKERJAAN PEMATANGAN LAHAN

A. DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK


1. Direksi Keet ( Los Pengawas ).
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk
keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi permanen
( Ruang Konsultan Pengawas dan Ruang Rapat ), lantai diplester, dinding
tripleks / papan / asbes, diperlen gkapi dengan kursi, meja, serta alat-alat
kantor yang diperlukan. Dalam hal ini Kontraktor / Pemborong dapat
memanfaatkan sementara ruangan/lokasi pada area bangunan yang
belum/tidak dibongkar yang akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
2. Kantor Pemborong, Los Kerja Dan Gudang Bahan
Kontraktor / Pemborong atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor
Pemborong di lapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan
yang dapat dikunci untuk menyimpan barang-barang, yang mana tempatnya
/ lokasinya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas / Personalia Proyek.
3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menjaga keamanan dan
kebersihan los Pemborong, los Pengawas beserta inventarisnya.
4. Pagar Pengaman Proyek.
Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi / Pemilik
dapat memerintahkan kepada Kontraktor / Pemborong untuk
memagari sekelilingnya sehingga aman. Biaya untuk keperluan ini
akan dimasukan didalam penawaran Pemborong .
Tinggi Pagar Proyek minimum 2.00 m dari permukaan tanah dengan bahan
dari seng gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat / tiang pagar dari kayu
Dolken / kayu Borneo dia. 8 cm, memenuhi persyaratan kekuatan dan atau
sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat.
5. Kantor Pemborong, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan
dibiayai oleh Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan
/ pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor /
Pemborong, dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor / Pemborong.
6. Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek (butir 7.1. dan 7.4.) yang dibuat oleh
Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan /
pekerjaan tersebut akan ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun
apabila dianggap perlu Direksi dapat memerintahkan kepada Kontraktor /
Pemborong untuk segera membongkarnya dan membersihkannya, dan
bahan-bahan bekasnya diserahkan kepada Proyek.

B. PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL + 0.00


1. Pekerjaan Pengukuran Kondisi Tapak.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 51


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan


melakukan pengukuran kondisi ―existing‖ tapak terhadap posisi
rencana bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana
b. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan
yang sebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan
dengan alat-alat waterpass & theodolit.
d. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
e. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan,
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan khusus untuk digunakan
oleh Konsultan Pengawas segala peralatan, instrumen, personil dan
tenaga survey, dan lain-lain material yang mungkin dibutuhkan dalam
memeriksa pemasangan / pematokan (setting out) atau untuk
pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait Personil dan peralatan survey
harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada : Personil :
1 orang surveyor ahli
1 orang pekerja surveyor
Peralatan pengukuran (survey) :
1 Wild ROS Theodolite (360
derajat) 1 Wild T0 Theodolite (360
derajat) 1 Wild NAK levels
1 pita meteran baja dengan panjang
50 m 1 steel measuring rod (4 m)
5 target poles dengan tripod
Patok-patok survey dan macam-macam alat yang diperlukan
dalam survey.
Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap
termasuk tripod dan lain-lain.
Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor / Pemborong harus
mengadakan survey dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab
atas ketepatan pengukuran dan survey yang dikerjakan oleh karyawannya.
Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh
Kontraktor harus dijaga baik-baik. Bila terganggu atau rusak, harus
segera diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri.
Setiap jenis pekerjaan dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum
persiapannya (setting out) disetujui oleh Konsultan Pengawas.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 52


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

f. Kontraktor / Pemborong harus mengajukan 3 (tiga) salinan / copy


penampang melintang (cross section) kepada Konsultan Pengawas
yang akan mengesahkan salah satu salinan atau merevisinya,
kemudian mengembalikannya kepada Kontraktor / Pemborong.
Bila Konsultan Pengawas perlu mengadakan perubahan / revisi,
Kontraktor / Pemborong harus mengajukan lagi salinan cross
section untuk persetujuan tersebut di atas.
Cross section dari Kontraktor / Pemborong harus digambar di atas
kertas kalkir agar memungkinkan direproduksi. Bila cross section ini
akhirnya disetujui, maka Kontraktor / Pemborong harus menyerahkan
gambar kalkir asli dan 3 (tiga) lembar hasil reproduksinya kepada
Pemimpin Proyek. Gambar cross section harus memakai judul dan
ukuran sesuai dengan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
2. Pekerjaan Penentuan Peil + 0,00
Pekerjaan penentuan peil + 0,00 (finishng Arsitektur) adalah permukaan lantai
finishing ruangan Lantai Satu seperti tertera dalam gambar kerja yaitu sama
dengan elevasi Lantai Dasar bangunan Kios 10 x 20 yang sudah dibangun.
Selanjutnya peil + 0,00 ini ditandai dengan patok ukur yang
ditentukan di lapangan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

C. PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN ( BOUWPLANK )


1. Patok Ukur.
a. Kontraktor / Pemborong harus membuat patok-patok untuk membentuk
garis-garis sesuai dengan gambar, dan harus memperoleh persetujuan
Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu,
Konsultan Pengawas dapat merevisi garis-garis / kemiringan dan meminta
Kontraktor / Pemborong untuk membetulkan patok-patok itu.
Kontraktor / Pemborong harus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana
pematokan atau penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan tertentu,
tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam, agar susunan patok itu dapat
diperiksa. Kontraktor / Pemborong harus membuat pengukuran atas pekerjaan
pematokan dan Konsultan Pengawas akan memeriksa pengukuran itu.
b. Patok ukur dibuat dari kayu secukupnya, berpenampang 5 x 7 cm.
tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm. dengan bagian yang
muncul diatas muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil +
0,00 sesuai Gambar Kerja, dan diatasnya ditambahkan pipa besi untuk
mencantumkan patokan ketinggian diatas peil + 0,00.
c. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan
pada patok ukur sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
d. Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian
atau peil permukaan yang ada dantercantum dalam Gambar Kerja.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 53


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

e. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua)
buah, dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan
Konsultan Pengawas sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
f. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda
yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan
selesai dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.
2. Patok Ukur/Bowplank.
a. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3
cm. dan lebar 15 cm., lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
b. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak
satu sama lain adalah 1,50 m. tertancap di tanah sehingga tidak
dapat digerak-gerakkan atau diubah.
c. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi
terluar atau sesuai dengan keadaan setempat.
d. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara
satu dengan lainnya atau rata waterpass, kecuali dikehendaki
lain oleh Konsultan Pengawas.
e. Setelah selesai pemasangan pa pan bangunan, Kontraktor / Pemborong harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
f. Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan dan
ketepatan letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

D. PEMBERSIHAN TAPAK PROYEK


1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon.
2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.

E. PENGUKURAN KEMBALI
1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-
keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-
batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk dimintakan keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
4. Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Perencana/Konsultan
Manajemen Konstruksi selama pelaksanaan proyek.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 54


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas


segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang disetujui oleh Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi.
6. Segala pekerjaan pengukuran persiapan menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.

F. PAPAN NAMA PROYEK


1. Kontraktor harus menyediakan Papan Nama Proyek yang
mencantumkan nama-nama Pemberi Tugas, Konsultan Perencana,
Konsultan Manajemen Konstruksi, Kontraktor, Sub Kontraktor, dan
Kontraktor-kontraktor untuk paket pekerjaan lainnya yang terlibat.
2. Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai
dengan pengarahan Konsultan Manajemen Konstruksi.

G. PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA


1. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur
pompa di tapak proyek atau disuplai dari luar.
2. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan
bahan-bahan kimia lainnya yang merusak.
3. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi.
4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, dengan
daya sekurang-kurangnya (minimum) 20 KVA. Penggunaan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
5. Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Konsultan Manajemen Konstruksi.

H. PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN YANG DIPAKAI DALAM


KONSTRUKSI
1. Bambu :
Bambu yang digunakan memiliki berat jenis berkisar antara 0,5-0,79,
dengan kuat tarik antara 1000-4000 kg/m2, kuat tekan 250-1000kg/m2
dan modulus kenyal 100000-300000 kg/m2.
Umur bamboo harus tua, berwarna kuning jernih atau hijau tua.
Berbintik putih pada pangkalnya. Berserat padat dengan permukaan
mengkilap. Pada ruas tidak diperbolehkan terdapat pecah.
2. Air :
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaannya harus air tawar yang bersih, tidak mengandung

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 55


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

minyak, garam (Cl maksimum 15 g/l), asam (SO4 maksimum 5 g/l) dan
zat organik lainnya.
3. Semen Portland (PC) :
Semen Portland yang digunakan adalah PC jenis III, harus satu merk
untuk penggunaan dalam pelaksanaan seluruh bangunan, belum
mengeras sebagian atau seluruhnya
4. Kerikil (Kr):
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali pecah,
bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1991.03
5. Besi beton :
Besi beton yang dipergunakan adalah mutu U. 24.

BAB III
PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR

1. PEKERJAAN TANAH
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
- Galian tanah
- Urug pasir bawah tanah
- Urug pasir bawah lantai

Galian Tanah
Syarat-Syarat Pelaksanaan:
1. Sebelum pekerjaan tanah dimulai Kontraktor berkewajiban untuk meneliti
semua Dokumen Kontrak yang berhubungan, pemeriksaan kebenaran dari
kondisi pekerjaan, meninjau pekerjaan dan kondisi-kondisi yang ada,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh
lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan
kegiatan.Pengukuran harus ditakukan dengan alat ukur Theodolit atau
sejenisnya yang sobelum dipakai harus diperiksa disetujui DireksiTeknik.
2. Kontraktor harus mempertimbangkan hambatan yang mungkin terjadi pada
kondisi lapisan bawah tanah, walaupun telah dilakukan penyelidikan tanah oleh
Konsultan Perencana bilamana perlu, berdasarkan pertimbangan dan tanggung
jawabnya, Kontraktor diperkenankan untuk melaksanakan penyelidikan tanah
tambahan atas biaya sendiri dan melalui persetujuan tertulis dari Direksi Teknik.
3. Tanah atau site diserahkan kepada Kontraktor dalam rangka pelaksanaan
pembangunan ini seperti apa adanya seluruh pekerjaan pembersihan dan penyesuian

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 56


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

ketinggian-ketinggian halaman/lantai, sepenuhnya menjadi tanggung


jawab Kontraktor
4. Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar
pelaksanaan atau sampai tanah keras. Apabila diperlukan untuk mencapai
daya dukung yang baik,dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
5. Selama pelaksanaan penggalian, harus dibersihkan juga bekas-bekas akan pokokkayu,
longsoran atau benda-benda yang dapat mengganggu konstruksi pondasi.

6. Pekerjaan penggalian untuk pondasi tidak boleh dimulai sebelum


papan dasar pelaksanaan bauwplank terpasang
7. Galian tanah pondasi harus dibuang diluar bouwplank dan diratakan diluar
sedemikian rupa hingga tidak mudah gugur kembali ke dalam lubang parit pondasi.
8. Kedalaman galian pondasi minimal sesuai gamban atau telah mencapai tanah keras. Yang
dimaksud dengan tanah keras adalah tanah dengan kemampuan daya dukung 1
2
kg/cm , hal-hal yang menyimpang akan diperhitungkan sebagai
pekerjaan lebih atau kurang
9. Apabila sampai kedalaman tersebut pada point (v) belum mendapatkan tanah keras,
maka Kontraktor harus menghentikan pekerjaan galian dan dikonsultasikan dengan
Direksi dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan pemecahan sebaik-baiknya
10. Apabila dalam melaksanakan penggalian kedalaman galian pada tanah keras
lebih dalam, dan untuk mendapatkan kedalaman yang sesuai dengan kedalaman
yang dimaksud dalam gamban maka Penyesuaian kedalaman dilakukan dengan
menggunakan beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari Pemberi Tugas.
11. Pada galian tanah yang mudah longsor Kontraktor harus mengadakan tindakan
pencegahan dengan memasang penahan atau cara lain yang disetujui Direksi.
12. Dalam pelaksanaan penggalian, pemasangan pondasi dan pekerjaan
lain didalam galian harus dihindarkan dari genangan air Untuk itu
Kontraktor harus menyediakan pompa air dengan jumlah yang cukup
untuk menunjang kelancaran pekerjaan tersebut
13. Galian tanah untuk pematangan lahan menggunakan alat berat/ekskavator.
14. Jika galian melampaui batas kedalaman, Kontraktor/Pelaksana harus
menimbun kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum
15. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkut langsung
ke tempat yang sudah direncanakan dan disetujui oleh Direksi

Urugan Pasir
Syarat-Syarat Pelaksanaan:
Pasir yang digunakan untuk pengurugan harus dilakukan test tanah dan atas
persetujuan Direksi. Dipilih pasir yang baik secara teknis, bebas dari akar, bahan-
bahan organis, barang bekas/sampah dan terlebih dahulu mendapat persetujuan
Direksi dengan ukuran ketebalan seperti yang tercantum pada gambar kerja

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 57


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

2. PEKERJAAN PONDASI
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
- Pas. Batu kali 1:5
- Plesteran 1:4 t : 15 mm
- Acian

Bahan yang dipakai adalah :


1. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat, kotoran
organik dan bahan yang dapat merusak pasangan.
2. Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan N.I.S. type I menurut
ASTM dan memenuhi S-400 Standart Portland Cement.
3. Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia
yang dapat merusak pondasi, asam alkali atau bahan organik.

1. Pondasi batu kali dipasang diatas urugan pasir bawah pondasi dengan
bentuk dan ukuran sesuai gambar
2. Sebelum dipasang batu untuk pondasi harus dibasahi dengan air
secukupnya sehingga dapat melekat dengan sempurna.
3. Untuk patokan bentuk pasangan batu pondasi harus dipasang profil-
profil dari bambu atau kayu pada setiap 3 meter pada pemasangan
memanjang lebih besar dari 8 meter sehingga tarikan benang untuk
patokan memanjang tidak melendut yang berakibat pasang tidak rata.
4. Pasangan pondasi yang tampak diluar tanah, permukaan pondasi
harus diberapen.

Pekerjaan Plesteran dan Acian


Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Plesteran dan sponing sudut/benangan yang akan diplesteran harus dibersihkan
dari kotoran dan disiram dengan air bersih terlebih dahulu sampai rata.
2. Plesteran harus selalu dibasahi sekurang-kurangnya dalam 7 (tujuh) hari. Hal ini
dilaksanakan untuk mencegah pengeringan plesteran sebelum waktunya.
3. Untuk menghindari terjadinya retak-retak rambut pada plesteran,
pelaksanaan ondrogan/acian semen tidak dilaksanakan sebelum
plesteran betul-betul kering sesuai petunjuk Direksi Teknik.
4. Pencampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk,
campuran dengan tangan hanya bisa dilaksanakan atas ijin Direksi Teknik.
Semua pekerjaan plesteran, baik plesteran beton maupun plesteran dinding tembok
harus rata, harus merupakan satu bidang tegak lurus dan siku, pekerjaan plesteran
yang telah selesai harus bebas dari retak-retak noda-noda dan cacat lainnya.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 58


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Pekerjaan plester dilaksanakan setelah pekerjaan struktur/pelat lantai selesai


dilaksanakan dan sebelum pelaksanaan plesteran dilaksanakan, jalur-jalur
instalasi air/listrik, dan lain-lainnya harus dilaksanakan terlebih dahulu termasuk
yang masuk dalam baton yang dilaksanakan sesuai dengan rencana.

3. PEKERJAAN BAMBU
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
- Batang bambu dia 2" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Batang bambu dia. 3" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Batang bambu dia. 4" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Batang bambu dia. 5" (Pemotongan s/d Pengawetan)
- Anyaman bambu (biasa)
- Tali ijuk dia. 1 cm
- Perangkaian dan pemasangan di lapangan
- Ornamen lampu

Bahan yang dipakai adalah :


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
1. Batang bambu dia. 2‖, 3‖, 4‖, 5‖
2. Tali ijuk

Karakteristik Fisik dan Syarat-syarat Bambu


Karakteristik fisik bambu adalah sebagai berikut:
1. Dimensi, tinggi bervariasi antara 10 – 30 m, diameter antara 1 – 30 cm.
2. Perobekan, bambu mudah robek terutama pada daerah antar ruas.
3. Daya tahan, bagian pangkal bambu memiliki daya tahan lebih besar
daripada bagian tengah dan ujungnya.
4. Kandungan air, bervariasi sesuai dengan umur tanaman dan musim, pada
musim penghujan kadar air lebih besar daripada musim kemarau, bambu
yang lebih tua kandungan airnya lebih sedikit daripada yang lebih muda.
5. Berat, Berat Jenis bambu berkisar antara 0,5 – 0,79
6. Kekuatan, kuat tarik: 1.000 – 4.000 kg/m , kuat tekan: 250 – 1.000 kg/m , modulus
kenyal: 100.000 – 300.000 kg/cm .

Syarat-syarat bambu yang baik digunakan untuk bahan bangunan


adalah sebagai berikut:
1. bambu harus tua,
2. berwarna kuning jernih atau hijau tua,
3. berbintik putih pada pangkalnya,

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 59


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

4. berserat padat dengan permukaan yang mengkilap,


5. di tempat ruas tidak boleh ada pecah.

Pekerjaan Bambu
Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Pemotongan bambu
a. Jangan menebang pohon bambu sebelum jam 12 siang karena
kadar gula yang terkandung di dalamnya masih tinggi. Proses
penebangan sebaiknya dikerjakan setelah jam 12 siang saat kadar
gulanya lebih rendah sehingga bambu tidak mudah diserang hama.
b. Hindari menebang pohon yang sedang mengeluarkan rebung karena
pohon tersebut pasti tengah menyuplai makanan yang dimilikinya. Selain
itu, jangan menebang bambu yang mengeluarkan bunga mengingat
pohon ini kemungkinan sedang stres dan kondisinya rapuh.
c. Penebangan dilakukan dengan memotong pangkal batang bambu hingga putus
menggunakan alat bantu berupa golok. Setelah benar-benar terputus, bambu
tersebut segera diangkat agar tidak merusak pohon-pohon yang lainnya.
d. Pemotongan dilakukan menggunakan gergaji yang memiliki mata yang
tajam dan kuat. Pemakaian gergaji yang kurang tajam malah akan
mengakibatkan hasil potongan kurang rapi dengan sisi pinggiran yang
robek dan pecah. Pemotongan bambu dilakukan tepat pada bagian
penghubung anta-ruas supaya tidak gampang retak.
2. Pengawetan bambu. Pengawetan bambu dilakukan dengan cara direndam
menggunakan bahan pengawet. Prinsip utamanya adalah proses difusi, dimana
bahan penawet masuk ke dalam bambu akibat adanya perbedaan konsentrasi
larutan dan keluarnya cairan bambu akibat tekanan osmosis. Percepatan proses
perendaman difusi dapat terjadi dengan peningkatan kadar larutan dan
pemecahan penyekat bagian dalam (buku) bambu. Karena melalui bagian yang
dipecahkan tersebut larutan pengawet akan cepat masuk ke dalam ruas-ruas
bambu yang berbeda. Dibutuhkan kolam atau wadah yang besar untuk
mengawetkan bambu dalam jumlah banyak. Untuk mempercepat proses
penetrasi bahan pengawet dapat ditambahkan proses pemanasan.
3. Pengeringan bamboo. Pengeringan dilakukan dengan cara alami dengan di angin-
anginkan. Ketika bambu diangkat dari tempat pengawetan, bambu tersebut
haruslah disusun dengan baik dan disimpan di tempat yang terlindung. Akan
tetapi terlebih dahulu diperhatikan factor-faktor sebagai berikut:
a. Hindari bambu kontak langsung dengan tanah untuk menghindari
jamur dan serangga, serta menghindari kelembaban.
b. Disarankan hanya menggunakan bambu yang cukup tua, yakni
yang berumur sekitar 3 tahun untuk mencegah pengerutan bambu.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 60


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

c. Singkirkan bambu yang terserang hama atau bubuk supaya tidak


menjangkiti bamblain.
Upayakan ada ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara
d. Hindari perubahan kelembaban yang drastis, misalnya dengan menjemur
bambu pada sinar matahari secara langsung, karena ini akan dapat
membuat bambu retak dan bahkan pecah terutama pada bambu utuh.
Pengeringan dengan matahari dapat dilakukan pada bambu belah.
e. Penyimpanan secara vertical akan dapat mengeringkan bambu
lebih cepat dan menghindari kemungkinan terserang jamur. Namun
bambu yang dikeringkan secara tegak terlalu lama dapat membuat
bambu menjadi kurang lurus dan bengkok.
f. Pengeringan secara horizontal dapat dilakukan untuk bambu dalam
jumlah besar. Bambu harus diletakkan diatas struktur umpak atau
alas agar tidak kontak langsung dengan tanah. Ini berguna untuk
menghindari kelembaban. Disaranakn diantara tumpukan bambu
diberi alas agar ada sirkulasi yang baik antara batang bambu.
g. Bolak-balik bambu agar pengeringannya merata.
4. Perangkaian dan pemasangan. Setelah proses pengeringan, batang bamboo
siap untuk dipotong sesuai ukuran pada gambar kerja. Dilanjutkan dengan
pembuatan sambungan antar batang. Metode sambungan yang digunakan
harus berdasarkan metode yang baku, dalam hal ini metode yang bersumber
dari buku ―Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu‖ karya Heinz Frick. Dalam hal
ini menggunakan metode sambungan pasak dan ijuk.

4. PEKERJAAN BETON
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
- Sloof 40/60
- Dinding t : 10 cm
- Dinding t : 30 cm
- Plat lantai t : 20 cm
- Beton lantai kerja t : 5 cm

Bahan yang dipakai adalah :


Bahan-bahan campuran beton berupa PC, agregat halus dan agregat
kasar Kontraktor harus mengajukan lebih dulu contoh-contoh yang
memenuhi syarat-syarat dari berbagai sumber (tempat pengambilan).
1. Semen
a. Jenis semen Pc yang dipakai memenuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat yang telah ditentukan dalam NI. 8 - 1969 dan sebagai
pedoman dalam memakai semen merk Pc Type I produksi
Gresik/setaraf dan sesuai standard SII.
PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 61
Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

b. Semen yang didatangkan ke tempat pekerjaan harus baik dan baru serta
didalam kantong-kantong semen yang masih utuh tanpa sobekan-sobekan.
c. Penyimpanan semen dalam gudang harus dilakukan diatas lantai
panggung minimal 20 cm diatas tanah.
d. Semen yang dipakai harus selalu diperiksa oleh Direksi sebelumnya.
e. Semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari lapangan/lokasi.
2. Bahan Agregat Beton
a. Agregat halus (Pasir).
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami atau pasir
buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dengan syarat
susunan diameter butirnya memenuhi pasal 3.3. PBI 1971 (N1-2).
Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam keras, bersih dari kotoran—
kotoran bahan kimia, bahan-bahan organik serta bersifat kekal.
Agregat halus harus bersih dan tidak boleh mengandung lumpur
lebih 5 % (terhadap berat kering) serta memenuhi gradasi yang baik.
Grafik pembagian butir pasir beton yang dianalisa dengan
saringan harus masuk dalam daerah baik (well graded)
menurut grafik-grafik yang ada pada PB1 71.
Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
b. Agregat Kasar
Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu
pecah alami maupun buatan yang dihasilkan oleh alat-alat
pemecah batu asal memenuhi pasal 3.4 PBI 1971 (N1-2)
Ukuran butir agregat maximum tidak boleh lebih dari pada seperlima
jarak terkecil antara bidang-bidang sepanjang dari cetakan, sepertiga
dari tebal plat atau tiga perempal dari jarak bersih minimum diantara
batang-batang atau berkas-berkas tulangan dengan bentuk lebih kurang
seperti kubus dan mempunyai "Bidang pecah" minimum tiga muka.
Gradasi agregat kasar disyaratkan memenuhi syarat PBI 1971.
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan
tidak berpori serta bersifat kekal.
Agregat harus bersih dengan kandungan lumpur maximum 1
%, bila melebihi maka agregat kasar harus dicuci dan tak
boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak mutu beton
seperti zat reaktif alkali. dan memenuhi persyaratan PBI 1971.
c. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bebas dari asam, garam,
bahan alkalin dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.
Penggunaan air kerja harus mendapat persetujuan dari Direksi dan
bila air yang digunakan meragukan, maka Kontraktor harus
mengadakan penelitian laboratorium atas tanggungan Kontraktor

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 62


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

d. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24
dengan diameter diameter seperti yang tertera dalam gambar dengan
Penggunaan diameter yang lain atau penggantian,
diperkenankan apabila ada persetujuan tertulis dari Direksi.
Apabila baja tulang kwalitasnya diragukan oleh Direksi, maka
Kontraktor harus memeriksakan ke Lembaga Penelitian Bahan
yang diakui atas beaya Kontraktor
Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan
menurut gambar / rencana detail dengan menggunakan alat potong
dan mal-mal yang sesuai dengan diameter masing-masing.
Pengukuran dimensi dan mutu baja tulangan harus dilakukan setiap kali
kontraktor mendatangkan baja tulangan tersebut ke lapangan, jumlah
sample yang diambil harus memenuhi kriteria statistik dan tidak boleh
ada pengurangan mutu atau dimensi yang lebih besar dari 5%.
Bila penggantian dapat disetujui, maka luas penampang yang
diperlukan tidak boleh kurang dari tulangan yang tersebut dalam
gambar atau perhitungan. Segala beaya yang ditambah oleh
pengganti tulangan terhadap yang digambar sejauh bukan
kesalahan gambar rencana adalah tanggungan Kontraktor
Semua baja tulangan harus disimpan yang bebas lembab, dipisahkan
sesuai dengan diameter serta asal pembelian, semua baja tulangan
harus dilindungi terhadap segala macam kotoran dan minyak serta
sejauh mungkin dihindarkan terhadap pengaruh garam kuat
e. Kayu Untuk Cetakan Beton
Kayu untuk beton dipakai kayu kelas III sesuai dengan syarat
PKKI 1970, yang cukup kering dengan tebal minimum 2 cm
atau panil-panil multipleks dengan tebal minimum 12 mm dan
pemakaiannya maksimum 2 (dua) kali.
Sebelum pengecoran bidang multiflex dilapisi mud oil sampai
rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak menempel
pada papan multiplex, perancah bekesting dipergunakan kayu
meranti ukuran minimum 5/7 cm atau rangka baja/Schafolding.
Rangka penguat konstruksi bekisting dari kayu ukuran 5i7 sebagai
penyokong, penyangga maupun pengikat, sehingga mampu mendukung
tekanan beton pada saat pengecoran sampai selesai proses pengikatan.
Penyangga struktur lantai (balok, lantai dll) dapat digunakan kayu
dengan ukuran minimal 5/7 cm dengan jarak maksimum 50 cm dengan
dialasi dengan papan kelas III antara tanah dan penyangga (perancah).
Sebagai perancah dapat digunakan scafolding baja

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 63


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

f. Spesi Beton
Pada pengecoran plat, balok dan kolom yang bersifat struktural
diwajibkan mengunakan ready mix sedang untuk pekerjaan pondasi,
kolom maupun konstruksi beton yang bersifat praktis, Kontraktar
diijinkan menggunakan campuran yang dibuat sendiri, dengan
tuntutan mutu beton seperii yang disyaratkan
Penggunaan Ready-mix (beton pabrik) diijinkan dengan
campuran sesuai dengan yang telah ditentukan.

Pekerjaan Beton
Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Lapisan Penutup Beton
a. Tebalnya lapisan penutup beton harus mendapat persetujuan Direksi dan
ditetapkan sesuai dengan ketentuan menurut P.B.I. 1971.
b. Untuk mendapatkan ketebalan lapis penutup beton yang seragam
maka harus dibuat beton ganjal tulangan/beton blok persegi yang
dapat diikat terhadap baja tulangan dengan mutu perekat yang
sama dengan suatu batas yang dicor
c. Beton ganjal tulangan beton blok persegi harus cukup kuat dan
jaraknya sedemikian sehingga tulangan tidak melengkung dan
beton penutup tidak kurang dari yang disyaratkan. Toleransi yang
diperkenankan terhadap bidang horizontalnya adalah ± 4
d. Sehubungan dengan ketepatan tebal penutup beton, maka selain
dipasang beton-beton ganjal bila porlu dipasang penahan jarak dari
bala tulangan (korset) dengan jumlah minimum 4 buah tiap-tiap m2
cetakan atau lantai kerja.
2. Penulangan
a. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi rencana pemotongan,
pembengkokan, sambungan, penghentian dan lain-lain, untuk semua
pekerjaan tulangan harus dipersiapkan oleh Kontraktor kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan.
b. Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan
dalam gambar kerja dan syarat-syarat yang harus diikuti menurut PBI 71
Nf-2 Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa.
c. Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak yang
sesuai yangditentukan dalam gambar
d. Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau diganti
bilamana dianggap Direksi Teknik akan melemahkan konstruksi.
e. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan
harus dijaga jarak antar tulangan dengan tulangan, jarak tulangan dengan
bekesting untuk mendapatkan tebal selimut beton/beton dekking yang cukup.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 64


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Untuk ini Kontraktor harus menggunakan penyekat/spacer


dudukan/chairs dari balok beton atau baja.
f. Sebelum melakukan pengecoran semua tulangan harus diikat dengan baik
dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu pengecoran dan
diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan ketelitian penempatannya,
kebersihannya dan untuk mendapatkan perbaikan bilamana perlu.
g. Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan
disetujui oleh Direksi.
h. Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan.
Kontraktor diharuskan membuat gambar detail pemotongan baja
tulangan dengan berpedoman kepada gambar-gambar beton
yang ada sesuai dengan ketentuan PBl 1971.
Gambar gambar detail setelah disetujui Direksi mengikat untuk
dilaksanakan.
Baja tulangan dibengkok atau diluruskan dalam keadaan dingin,
kecuali apabila pemasangan diizinkan oleh Direksi.
Pembengkokan atau meluruskan tulang tidak boleh dengan cara
cara yang merusak tulangan
3. Bekisting
a. Umum
Pembuatan bekisting harus memenuhi syarat-syarat dalam PBI 1971 pasal 5.1.
Ukuran dalam bekisting adalah ukuran jadi beton sesuai dengan ukuran yang
ditentukan dalam gambar
Bekisting harus diperkuat sedemikian rupa, sehingga tidak
bocor/pecah pada saat mendapat tekanan spesi.
Untuk mendapat bentuk penampang, ukuran beton seperti yang diminta dalam
gambar konstruksi bekisting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.
Konstruksi dan bekistingharus kedap adukan dan tidak melengkung
menerima beban-beban dari adukan basah, tulangan dan lain-lain
tidak berubah bentuk akibat pemadatan adukan dengan vibrator
Cetakan harus menghasllkan konstruksi akhir yang mempunyai
bentuk, ukuran dan tepi-tepi yang sesuai dengan gambar-
gambar rencana dan syarat-syarat pelaksanaan.
Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekesting harus
bersih dan kering dari air limbah dan kotoran lainnya, kemudian
bekisting dibasahi air sampai jenuh
b. Kolom.
Bekisting kolom dapat dibuat utuh untuk satu kolom, atau
dengan cara pengecoran bertahap.
Bekisting kolom harus tegak lurus keatas, dengan pemeriksaan
menggunakan unting-unting atau theodolith

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 65


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Hubungan horisontal antara kolom harus lurus kemudian diikat


dengan kaso 5/7 antara sesama bekisting.
Antara bagian dalam bekisting kolom dengan tulangan terluar
dipasang pengganjal yang diikat pada tulangan. tersebut, agar
tulangan tidak melekat pada bekisting.
c. Balok dan Plat.
Perancah balok/plat dipasang apabila tanah landasan telah dipadatkan, agar pada
saat dibebani pada saat pelaksanaan pengecoran tidak terjadi penurunan.
Kaki perancah dilandasi dengan papan klas III, sehingga
menjadikan beban merata pada tanah dasar perancah.
Perancah diikat satu dengan lainnya dengan reng 2/3 atau bambu.
Setelah perancah kuat,.maka pemasangan bekisting balok/plat
dapat dilaksanakan
Pada penggunaan ready mix akan menerima beban lebih berat akibat
menumpuknya adukan beton yang dituang dari concrete pump unit,
maka konstruksi penunjang bekisting harus lebih kuat.
Untuk menghindari ini. Kontraktor dapat membuat lokasi
penuangan menurut zone-zone yang ditetapkan diluar bagian
yang dicor, sehingga dalam waktu istirahat dapat memindahkan
slang concrete pump unit ke lokasi penuangan yang dimaksud
d. Percobaan Pendahuluan.
Percobaan pendahuluan dibuat oleh Sub Kontraktor penyedia
bahan beton jadi (ready mix) tentang perbandingan campuran
yang akan digunakan dan rencana slump yang digunakan,
Kontraktor wajib mengirimkan keterangan campuran kepada Direksi
Teknik sebagaidasar campuran yang akan digunakan oleh ready mix.
Hasil percobaan pendahuluan setidak-tidaknya 5 hari sebelum
pelaksanaan pengecoran, diserahkan kepada Direksi/Pengawas,
sebagai kelengkapan permohonan ijin pengecoran.
e. Ijin pengecoran akan diberikan setelah dilakukan pemeriksaan
terhadap : Kesiapan bahan-bahan pengecoran beton.
Kesiapan bekisting.
Pemasangan penulangan beton.
Siar rencana pemutusan pengecoran.
Perkiraan volume yang akan dicor dalam satu hari.
Saluran-saluran instalasi yang akan tertanam
didalam beton. Rencana waktu pengecoran.
Apabila atas pemerlksaan dari Direksi, bahwa segala sesuatunya siap,
maka Direksi dapat mengijinkan pelaksanaan pengecoran sesuai dengan
rencana pelaksaan dengan menulis pada buku Direksi.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 66


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Direksi dapat menolak uniuk memberi ijin selama hasil


pemeriksaan memerlukan perbaikan atau dinilai belum siap untuk
melaksanakan pengecoran.
f. Peralatan Kerja dan Pengujian
Yang disebut dengan peralatan kerja adalah :
Mesin pengaduk (beton molen) apabila membuat
campuran sendiri Mesin penggetar (vibrator).
Takaran-takaran bahan bahan beton dan alat pengangkut
adukan. Yang disebut dengan peralatan pengujian adalah :
Slump test (kerucut Abrams).
Cetakan cetak kubus beton yang terbuat dari besi, yang
kesemua alat tersebut dalam keadaan bisa bekerja dengan baik.
Jalan kerja, yaitu jalan diatas tulangan, agar dalam pelaksanaan
pengecoran tidak terjadi kerusakan tulangan, terutama tulangan plat,
tempat berdiri orang; atau jalar bagi gerobak pengangkut adukan beton.
Jalan kerja terbuat dari papan meranti 2/20, dibuat sedemikian rupa tidak
menempel Tu langan, sehingga tulangan telah terpasang tidak rusak terinjak.
g. Dimensi Beton
Dimensi beton adalan ukuran beton sendin, tanpa adanya
plesteran, yang merupakan ukuran dalam (rong) bekisting.
h. Pelaksanaan Pengecoran dengan cara manual.
1) Pengecoran
Pengadukan, pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan
perawatan beton, harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
didalam PBI 1971 pasal 6 1. sld 6.6
2) Takaran Campuran Beton.
Pelaksanaan penakaran campuran beton, harus dengan kotak-
kotak takaran yang sama volumenya, yang merupakan volume
yang sama dengan atau kelipatan satu zak semen. Hal ini akan
diatur oleh Direksi Teknik.
3) Pengadukan Campuran Beton.
Pengadukan beton harus dilaksanakan dengan menggunakan mesin
pengaduk beton (beton molen) yang bekerja baik. Pemberhentian
pengadukan dilakukan bila adukan sudah rata/homogen.
4) Pengangkutan Campuran Beton
Pengangkutan beton dari molen sampai tempat cetakan harus
hati hati, dapat dipergunakan ember talang atau kereta dorong,
sedemikian rupa sehingga adukan yang sudah homogen tidak
berubah/terjadi pemisahan bahan.
5) Penuangan adukan beton pada bekisting.
Penuangan adukan pada plat atau balok diusahakan tidak terjadi segregasi.
Penuangan pada pengecoran kolom jangan terlalu tinggi. sehingga terjadi

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 67


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

penguraian campuran.Apabila terpaksa dapat dilakukan dengan membuat


lobang-lobang pada bagian tertentu untuk penuangan campuran beton.
6) Pengujian slump spesi beton.
Pengujian slump dilakukan pada waktu pemeriksaan oleh
Direksi.sebelumpengecoran dilaksanakan, berdasar referensi
dari hasil percobaan pendahuluan.
Pengujian slump, sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
pada pasal-pasal dalam PBI 1971 yang mash berlaku
disesuaikan dengan kondisi bahan di lapangan.
Apabila takaran air telah ditentukan, berdasar kan pengujian slump, maka
alat penakar tersebut harus digunakan selama pelaksanaan pengecoran.
Apabila takaran air adalah ember maka pada muka air yang
telah ditentukan, dibuat lubang, sehingga tinggi air tetap
seperti yang dikehendaki.
Peralatan pengujian slump harus tersedia di lapangan dimana
sewaktu-waktu Pengawas Lapangan dapat melakukan pengujian
slump sesuai dengan hasil pencampuran bahan yang ada di lapangan.
Beton adukan yang tidak memenuhi syarat slump tersebut
talk boleh dicor kedalam cetakan.
i. Ready Mix.
1) Penggunaan ready mix pada pengecoran yang telah ditentukan
diatas, maka Kontrakior wajib memperhitungkan kemampuan
tenaga dan peralatan penunjang. sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan pengecoran beton.
2) Sarana transporatasi adukan beton adalah truck dengan bobot > 10 ton, maka
Kontraktor harus memperhatikan kemampuan jalan masuk, ke lokasi
pengecoran agar tidak terjadi kemacetan akibat terperosoknya truck
pengangkut, apabila perlu dilakukan perbaikan kemampuan dukung jalan
3) Kontraktor dapat meletakkan concrete pump unit (unit pompa
beton) pada tempat yang mudah dicapai oleh truck pengangkut.
4) Juga harus diperhatikan lokasi truck pengangkut untuk
menunggu penuangan adukan kedalam concrete pump unit,
agar tidak terjadi kemacetan di jalan umum.
5) Waktu pelaksanaan.
Jadwal pelaksanaan harus diperhitungkan secara pastl, apakah
dengan menggunakan waktu kerja biasa dengan memperhitungkan
lokasi pemutusan pengecoran. Atau pengecoran diselesaikan secara
keseluruhan dengan memperhitungkan :
Jumlah tenaga kerja setiap shift.
Peralatan penerangan untuk kerja malam
hari. Peralatan penunjang pengecoran.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 68


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Kontinuitas datang adukan beton dari pabrik.


j. Pemadatan dan Penggunaan Alat Penggetar (Vibrator).
1) Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang
kerikil, adukanbeton yang dituangkan pada cetakan harus dipadatkan
dan merata dengan menggunakan mesin penggetar (vibrator).
2) Pemadatan pada kolom.
Pada pengecoran kolom yang tinggi, maka setiap hart
pengecoran tidak boleh lebih tinggi dari 2 meter sehingga
mudah digunakan vibrator Apabila tidak dapat digunakan
vibrator biasa dapat digunakan moulding vibraton dengan
tetap menjaga sumbu tegak kolom tetap vertikal.
Apabila dalam keadaan khusus, kolom tinggi sulit dilakukan
pemadatan dengan vibraton maka bekisting kolom yang dicor
dipadatkan dengan memukul-mukul bekisting dengan palu kayu
sampai terdengar seluruh bagian yang dicor terisi penuh dan padat.
3) Pemadatan plat/balok.
Nat penggetar pada pengecoran plat/balok harus digunakan bcrdiri
90 derajat hanya dalam keadaan khusus dipergunakan bersudut 45
derajat. dan tidak diperkenankan menyentuh tulangan.
Ujung penggetar harus diangkat dari dalam adukan apabila
adukan terlihat mulai mengkilap sekitar ujung penggetar atau
kurang lebih 30 detik.
4) Pembuatan benda uji.
Selama pelaksanaan pengecoran berlangsung, Kontraktor
diwajibkan membuat benda uji kubus 15x15x15 cm atau dengan
cetakan benda uji yang lain sesuai dengan yang dimaksud dalam
PBI 1971, terbuat dari bahan plat besi dengan tebal yang cukup
sehingga waktu dipadatkan tidak berubah bentuknya.
Pe!aksanaan pembuatan cenda uji, hendaknya dilakukan
u!en Pelaksana Ahliatau dalam hal ini Kontraktor dapat
menghuhungi pihak Laboratorium konstruksi beton dalam
hal pengambilan beton untuk pembuatan benda uji
Pengambilan untuk benda uji harus dilakukan secara acak
dengan persetujuan Direksi sehingga lantai yang ditest dapat
mewakili mutu konstruksi beton yang dimaksud.
Benda-benda uji dapat diambil dari beton yang dicor pada
setiap bagian dari pekerjaan yang bersifat struktural, antara
lain : pondasi, balok induk, balok anak, kolom, plat dan
bagian lain yang dinyatakan dalam gambar
Jumlah benda uji, berdasar pada volume total yang dikerjakan,
berpedoman pada volume total rencana yang dlajukan oleh Kontraktor

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 69


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Pengawas Lapangan dapat monentukan jumlah pengambilan benda uji


sesuai dengan kondisi lapangan asal mewakili pondasi, plat, balok
induk, balok anak dan tangga yang dicor pada saat yang bersamaan.
Dalam satu adukan (satu adukan molen) hanya dapat diambil
satu buah benda uji.
Pengisian campuran kedalam cetakan dilakukan menjadi 3 (tiga)
lapisan dengan tebaf yang sama. Pada tiap lapisan dipadatkan
dengan best diameter 16 mm sebanyak 10 tusukan dengan merata.
Setiap benda uji diberi tanda bagian yang dicor dan tanggal pembuatan
Apabila Konstruksi yang telah di cor tidak dilakukan
perendaman maka benda uji tersebut tidak boleh direndam.
Benda-benda uji yang baru dibuat harus disimpan pada
tempat yang aman dan harus terhindar dari getaran-getaran.
Untuk mendapatkan gambaran tentang mutu beton yang
dilaksanakan, benda benda uji tersebut dapat dilakukan test di
Laboratorium pada umur relatif muda, setidak-tidaknya 4 (empat)
hari setelah dicetak, dengan memperhatikan 4.1. ayat (4) PB1 1971
dan hasil test tersebut dapat dijadikan dasar mempertimbangkan
apakah perlu diadakan perubahan dalam campuran beton.
k. Evaluasi.
1) Evaluasi kekuatan beton akan dilakukan secepat mungkin, agar bila terjadi
mutu beton yang jelek, segera dilakukan langkah langkah perbaikan
2) Bila jumlah benda uji kurang dari 20 buah, evaluasi dapat dilakukan
dengan rumus minus statistik dengan berpedoman pada PBI 1971 Bab 4.7
l. Penghentian dan Pencegahan Pada Waktu Hujan.
1) Penghentian pengecoran hanya dilakukan pada tempat tempat yang
telah disetujui oleh Direksi didalam pola rencana pengecoran.
2) Untuk mencegah gangguan cuaca, dianjurkan agar disediakan tenda-
tenda/plastik secukupnya sehingga jalannya pengecoran tetap lancar
3) Apabila ternyata gangguan terhadap spesi akibat hujan tidak
dapat dihindari, maka setelah beton yang dicor ditutup dengan
terpal, maka pengecoran harus diberhentikan.
m. Perawatan beton
1) Pada konstruksi beton yang haru dicor harus dijaga terhadap
pengaruh-pengaruh getaran dsb. yang akan dapat
mempengaruhi proses pengikatan beton.
2) Permukaan beton harus dilandasi dari pengeringan yang terlalu
cepat dan/atau tidak merata, dengan cara disiram air atau ditutup
karung goni yang dibasahi selama 14 (empat belas) hari.
n. Pembongkaran Bekisting.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 70


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

Bekisting hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut telah


mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri den beban
beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Pembongkaran tersebut harus
mendapat persetujuan dari pengawas ahli. Setelah ia memeriksa hasil-
hasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-perhitungan tersebut.
Bagian-bagian konstruksi dimana terjadi barang barang kerikil harus
diperbaiki dengan penuh keahlian.

5. PEKERJAAN BATU
ALAM Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
- Batu alam andesit 20/40
- Coating batu alam

1. Sebelum mendatangkan bahan kontraktor harus mengajukan centoh bahan


terlebih dahulu kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan
2. Warna yang belum ditentukan dalam gambar rencana atau mendapat
perubahan ditentukan kemudian oieh Direksi Teknik.
3. Segala persetujuan Direksi Teknik adalah secara tertulis.

Pekerjaan Batu Alam


Syarat Pelaksanaan
1. Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan batu andesit/batu templek.
2. Benang digunakan untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
dinding batu andesit/batu templek yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
3. Adukan disiapkan sesuai persyaratan.
4. Sebelum dillakukan pemasangan, batu andesit/templek terlebih
dahulu direndam di dalam air dalam agar pori-pori batu bisa mengecil
sehingga tidak mudah lepas saat ditempelkan.
5. Setelah batu andesit ditempelkan pada spesiadukan, perlu dilakukan
penekanan dengan tangan atau dipukul dengan palu karet agar
mendapatkan permukaan pasangan batu andesit/templek yang rata.
6. Batu andesit/templek dipasang pada dinding sampai dengan
ketinggian yang direncanakan,
7. Waterpass digunakan untuk cek untuk kerataan pemasangan batu andesit/templek.
8. Setelah pemasangan batu andesit/templek selesai, pasangan
didiamkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara yang ada dalam
adukan pasangan batu andesit/templek. Setelah itu baru dilanjutkan
dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 71


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

9. Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan pasangan batu


andesit/templek dari sisa adukan semen.

6. PEKERJAAN FINISHING
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu (dengan kuas)

Bahan yang dipakai adalah :


Secara umum warna untuk setiap pengecatan ditentukan kemudian oleh
Pemimpin Proyek. Cat Tembok yang digunakan sebagai berikut:
1. Pernis kayu rendah VOC (senyawa organic yang beracun dan sangat
mudah menguap di udara).

Pekerjaan Finishing Vernis


Syarat Pelaksanaan
1. Ampelas permukaan bambu dengan kertas ampelas no. 240 hingga
lapisan cat lama terangkat seutuhnya dari permukaan bambu
2. Pastikan bambu tersebut tidak terserang jamur atau serangga, jika
terlanjur maka aplikasikan obat anti jamur atau anti serangga kayu
pada bagian yang terserang. Agar lebih aman dan tidak mengganggu
lingkungan sebaiknya Anda gunakan BioCide.
3. Pernis kayu sebelumnya dilarutkan dengan pelarut kemudian aduk hingga
homogen, kemudian aplikasikan ke seluruh permukaan bambu menggunakan kuas.
4. Tunggu hingga kering lalu siap digunakan.

PENUTUP

1. Apabila baik dalam gambar maupun dalam RKS belum tersebutkan suatu detail
komponen bangunan, tetapi dari segi fungsi maupun konstruksi hal itu harus ada,
maka menjadi kwajiban Kontraktor untuk malaksanakannya. Untuk hal tersebut
diatas tidak diterima permohonan untuk menambah harga borongan. Dengan
demikian harus dianggap bahwa penawaran adalah untuk melaksanakan suatu
pekerjaan ya ng secara teknis maupun fungsinya dapat dipertanggung jawabkan.
2. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam peraturan dan syarat-syarat ini,
akan diatur kemudian secara musyawarah peraturan-peraturan lain yang
lazim dipergunakan dalam suatu pekerjaan pemborongan bangunan
sepanjang tidak bertentangan denagn Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 72


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

LAMPIRAN - 2
Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Harga Satuan Jumlah Harga


No. Item Pekerjaan Volume Sat.
(Rp) (Rp)
A Pematangan Lahan
I Pekerjaan Persiapan
- Pagar sementara dari seng gelombang tinggi 2 m 0,00 m1 Rp 161.000 Rp -
- Pembuatan kantor sementara, dengan lantai plesteran 0,00 m2 Rp 763.000 Rp -
- Pembuatan gudang semen dan alat-alat 0,00 m2 Rp 730.000 Rp -
- Pembuatan rumah jaga/konstruksi kayu 0,00 m2 Rp 610.000 Rp -
- Pengukuran dan bowplank 0,00 m1 Rp 37.950 Rp -
- Galian Tanah (Cut) 0,00 m3 Rp 100.000 Rp -
- Pembuangan tanah galian 0,00 m3 Rp 32.000 Rp -
- Pembersihan lapangan 0,00 m3 Rp 17.500 Rp -
TOTAL Rp -
B Gazebo A
I Pekerjaan Pondasi
- Galian tanah 2,08 m3 Rp 90.000 Rp 187.200
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm 0,10 m3 Rp 108.000 Rp 11.232
- Beton lantai kerja t : 5 cm 0,10 m3 Rp 380.000 Rp 39.520
- Pas. Batu kali 1:5 2,08 m3 Rp 450.000 Rp 936.000
- Plesteran 1:4 t : 15 mm 8,32 m2 Rp 55.000 Rp 457.600
- Acian 8,32 m2 Rp 35.000 Rp 291.200
JUMLAH Rp 1.922.752
II Pekerjaan Bambu
- Batang bambu dia 3" (Pemotongan s/d Pengawetan) 389,49 btg/7 m1 Rp 40.000 Rp 15.579.791
- Batang bambu dia. 5" (Pemotongan s/d Pengawetan) 199,90 btg/7 m1 Rp 160.000 Rp 31.984.000
- Bilah bambu l : 6 cm (Pemotongan s/d Pengawetan dar 36,75 btg/7 m1 Rp 40.000 Rp 1.470.000
- Anyaman bambu (biasa) 186,48 m2 Rp 7.000 Rp 1.305.360
- Tali ijuk dia. 1 cm 4023,04 ikat/5 m1 Rp 20.000 Rp 80.460.800
- Perangkaian dan pemasangan di lapangan 112,84 m2 Rp 200.000 Rp 22.568.000
JUMLAH Rp 153.367.951
III Pekerjaan Finishing
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu (dengan ku 529,53 m2 Rp 15.000 Rp 7.942.914
JUMLAH Rp 7.942.914
TOTAL Rp 163.233.617
C Gazebo B
I Pekerjaan Pondasi
- Galian tanah 9,28 m3 Rp 90.000 Rp 835.200
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm 0,46 m3 Rp 108.000 Rp 50.112
- Beton lantai kerja t : 5 cm 0,46 m3 Rp 380.000 Rp 176.320
- Pas. Batu kali 1:5 9,28 m3 Rp 450.000 Rp 4.176.000
- Plesteran 1:4 t : 15 mm 37,12 m2 Rp 55.000 Rp 2.041.600
- Acian 37,12 m2 Rp 35.000 Rp 1.299.200
JUMLAH Rp 8.578.432
II Pekerjaan Bambu
- Batang bambu dia 3" (Pemotongan s/d Pengawetan) 132,54 btg/7 m1 Rp 40.000 Rp 5.301.745
- Batang bambu dia. 5" (Pemotongan s/d Pengawetan) 30,34 btg/7 m1 Rp 160.000 Rp 4.854.857
- Bilah bambu l : 6 cm (Pemotongan s/d Pengawetan dar 5,50 btg/7 m1 Rp 40.000 Rp 219.857
- Anyaman bambu (biasa) 36,95 m2 Rp 7.000 Rp 258.650
- Tali ijuk dia. 1 cm 245,76 ikat/5 m1 Rp 20.000 Rp 4.915.200
- Perangkaian dan pemasangan di lapangan 29,77 m2 Rp 200.000 Rp 5.953.000
JUMLAH Rp 21.503.309
III Pekerjaan Finishing
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu 191,37 m2 Rp 15.000 Rp 2.870.612
JUMLAH Rp 2.870.612
TOTAL Rp 32.952.353

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 73


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

D Gazebo C
I Pekerjaan Pondasi
- Galian tanah 4,48 m3 Rp 90.000 Rp 403.200
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm 0,22 m3 Rp 108.000 Rp 24.192
- Beton lantai kerja t : 5 cm 0,22 m3 Rp 380.000 Rp 85.120
- Pas. Batu kali 1:5 4,48 m3 Rp 450.000 Rp 2.016.000
- Plesteran 1:4 t : 15 mm 17,92 m2 Rp 55.000 Rp 985.600
- Acian 17,92 m2 Rp 35.000 Rp 627.200
JUMLAH Rp 4.141.312
II Pekerjaan Bambu
- Batang bambu dia 2" (Pemotongan s/d Pengawetan) 6,17 btg/7 m1 Rp 28.000 Rp 172.800
- Batang bambu dia 3" (Pemotongan s/d Pengawetan) 87,52 btg/7 m1 Rp 40.000 Rp 3.500.763
- Batang bambu dia. 4" (Pemotongan s/d Pengawetan) 36,31 btg/7 m1 Rp 35.000 Rp 1.271.000
- Batang bambu dia. 5" (Pemotongan s/d Pengawetan) 32,61 btg/7 m1 Rp 160.000 Rp 5.218.286
- Anyaman bambu (biasa) 45,22 m2 Rp 7.000 Rp 316.521
- Tali ijuk dia. 1 cm 374,08 ikat/5 m1 Rp 20.000 Rp 7.481.600
- Perangkaian dan pemasangan di lapangan 30,15 m2 Rp 200.000 Rp 6.030.000
- Ornamen lampu 1,00 unit Rp 500.000 Rp 500.000
JUMLAH Rp 24.490.970
III Pekerjaan Finishing
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu 166,11 m2 Rp 15.000 Rp 2.491.670
JUMLAH Rp 2.491.670
TOTAL Rp 31.123.951
E Lantai dan Tangga
I Pekerjaan Pondasi
- Galian tanah 25,12 m3 Rp 90.000 Rp 2.260.800
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm 1,26 m3 Rp 108.000 Rp 135.648
- Beton lantai kerja t : 5 cm 1,26 m3 Rp 380.000 Rp 477.280
- Pas. Batu kali 1:5 25,12 m3 Rp 450.000 Rp 11.304.000
- Plesteran 1:4 t : 15 mm 100,48 m2 Rp 55.000 Rp 5.526.400
- Acian 100,48 m2 Rp 35.000 Rp 3.516.800
JUMLAH Rp 23.220.928
II Pekerjaan Bambu
- Batang bambu dia 3" (Pemotongan s/d Pengawetan) 524,04 btg/7 m1 Rp 40.000 Rp 20.961.513
- Perangkaian dan pemasangan di lapangan 145,80 m2 Rp 200.000 Rp 29.160.000
JUMLAH Rp 50.121.513
III Pekerjaan Finishing
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu 279,52 m2 Rp 15.000 Rp 4.192.827
JUMLAH Rp 4.192.827
TOTAL Rp 77.535.267
F Kolam
I Pekerjaan Tanah dan Pondasi
- Galian tanah 10,48 m3 Rp 90.000 Rp 943.608
- Urug pasir bawah tanah t : 5 cm 1,20 m3 Rp 108.000 Rp 129.591
- Pas. Batu kali 1:5 2,76 m3 Rp 450.000 Rp 1.243.200
- Plesteran 1:4 t : 15 mm 7,89 m2 Rp 55.000 Rp 434.133
- Acian 7,89 m2 Rp 35.000 Rp 276.267
- Pembuangan tanah galian 10,48 m3 Rp 32.000 Rp 335.505
JUMLAH Rp 3.362.304
II Pekerjaan Beton
- Sloof 40/60 5,87 m3 Rp 6.600.000 Rp 38.736.720
- Dinding t : 10 cm 2,17 m3 Rp 9.200.000 Rp 19.968.600
- Dinding t : 30 cm 0,83 m3 Rp 9.200.000 Rp 7.590.000
- Plat lantai t : 20 cm 2,64 m3 Rp 9.200.000 Rp 24.306.400
- Beton lantai kerja t : 5 cm 1,20 m3 Rp 380.000 Rp 455.968
JUMLAH Rp 91.057.688
III Pekerjaan Batu Alam dan Finishing
- Batu alam andesit motif alur 20/40 87,57 m2 Rp 156.000 Rp 13.660.764
- Coating batu alam 87,57 m2 Rp 33.000 Rp 2.889.777
JUMLAH Rp 16.550.541
IV Pekerjaan Bambu dan Finishing
- Batang bambu dia 3" (Pemotongan s/d Pengawetan) 46,02 btg/7 m1 Rp 40.000 Rp 1.840.985
- Perangkaian dan pemasangan di lapangan 18,04 m2 Rp 200.000 Rp 3.608.000
- Finishing vernis seluruh permukaan bambu 24,55 m2 Rp 15.000 Rp 368.243
JUMLAH Rp 5.817.228
TOTAL Rp 116.787.761

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 74


Rumah Budaya Kampung Cempluk
Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA


Proyek : Perencanaan Pembangunan Rumah Budaya Kampung Cempluk
Pekerjaan : Pembangunan Rumah Bambu
Lokasi : Desa Kalisongo
Tahun : 2019

Jumlah Harga
No. Item Pekerjaan
(Rp)
A Pematangan Lahan
I Pekerjaan Persiapan Rp -

B Gazebo A
I Pekerjaan Pondasi Rp 1.922.752
II Pekerjaan Bambu Rp 153.367.951
III Pekerjaan Finishing Rp 7.942.914
Rp 163.233.617

C Gazebo B
I Pekerjaan Pondasi Rp 8.578.432
II Pekerjaan Bambu Rp 21.503.309
III Pekerjaan Finishing Rp 2.870.612
Rp 32.952.353

D Gazebo C
I Pekerjaan Pondasi Rp 4.141.312
II Pekerjaan Bambu Rp 24.490.970
III Pekerjaan Finishing Rp 2.491.670
Rp 31.123.951

E Lantai dan Tangga


I Pekerjaan Pondasi Rp 23.220.928
II Pekerjaan Bambu Rp 50.121.513
III Pekerjaan Finishing Rp 4.192.827
Rp 77.535.267

F Kolam
I Pekerjaan Tanah dan Pondasi Rp 3.362.304
II Pekerjaan Beton Rp 91.057.688
III Pekerjaan Batu Alam dan Finishing Rp 16.550.541
IV Pekerjaan Bambu dan Finishing Rp 5.817.228
Rp 116.787.761

Jumlah Rp 421.632.949
PPn 10% Rp 42.163.295
Total Rp 463.796.244
Dibulatkan Rp 463.790.000

Terbilang :
Empat Ratus Enam Puluh Tiga Juta Tujuh Ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah

PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 75


PROGRAM TAHUNAN

NO Program Kegiatan TAHUN 2019 TAHUN 2019 TAHUN 2020

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES

Festival Kampung Cempluk

1 a. Pekan Budaya
PROPOSAL REVITALISASI INFRASTRUKTUR FISIK RUANG KREATIF 76

b. Pasar Rakyat

2 Pasar Kampung Cempluk

Pelatihan Sanggar Budaya

Malang.KabDau,.KecKalisongo,DesaSumberjo,DusunCemplukKampungBudayaRumah
a. Pelatihan Seni Kerajinan

BudayaRumahBerkelanjutanProgram3-LAMPIRAN
3

b. Pelatihan Seni Musik

c. Pelatihan Seni Musik

Pementasan Musik

a. Pementasan Seni Musik

b. Pementasan Seni Pencak Silat

c. Pementasan Seni Tari

5 Kegiatan Lintas Sanggar

6 Pembangunan Rumah Budaya

Anda mungkin juga menyukai