Anda di halaman 1dari 21

Lanjut ke konten

Muhammad Burhanuddin
Specialty in Industrial Engineering, Transportation Engineering, and

Offshore Services

14 MEI 2011MUHAMMAD BURHANUDDIN4


KOMENTARPADA JENIS-JENIS STRUKTUR ORGANISASI

Jenis-jenis Struktur Organisasi

29 Votes

Terdapat beragam jenis struktur organisasi yang bisa digunakan dan


dipraktekkan, dan semuanya adalah baik – tergantung dari situasi dan
kondisi organisasi yang ada. Tulisan dibawah ini adalah hasil
rankuman tugas Mid-Semester tentang Fundamental Management
yang akan menggambarkan beberapa jenis struktur, disertai dengan
kekuatan serta keterbatasan dari setiap jenis.

a) Formal Stucture, yaitu struktur organisasi yang disebutkan secara


resmi (official state). Struktur organisasinya biasanya dalam bentuk
diagram yang menggambarkan hubungan pelaporan dan pengaturan
formal posisi kerja dalam sebuah organisasi.
Keunggulan struktur/bagan organisasi seperti ini biasanya meliputi
aspek-aspek berikut:

 Pembagian kerja
 Pengawas hubungan
 Saluran komunikasi
 Adanya beberapa sub-unit besar dalam organisasi tersebut, serta ada
 Tingkat manajemennya.

Kelemahan dari struktur organisasi formal adalah segala sesuatunya


harus diatur sesuai dengan formalitas yang ada, dan biasanya jika
organisasi berkembang semakin besar akan ada banyak hambatan
birokrasi didalamnya.

b) Informal Structure, adalah sebuah hubungan yang bersifat


“bayangan”, tidak resmi, namun sering kritis dalam menanggapi suatu
hal yang bersifat kolektif, dan terdapat hubungan kerja antara anggota
organisasi tersebut yang bisa dilakukan secara langsung tanpa batas-
batas formalitas.

Adapun potensi keuntungan dari struktur informal ini diantaranya


adalah:

 Membantu orang menyelesaikan pekerjaan mereka


 Mengatasi batas-batas struktur formal
 Mendapatkan akses ke jaringan interpersonal
 Dapat pelajaran informal

Sedangkan kerugiannya bisa terjadi over-laping jika anggota dalam


organisasi tersebut tidak bisa menempatkan tugas semestinya atau
tanggungjawabnya, seperti:

 Kemungkinan bekerja melawan kepentingan terbaik dari seluruh


organisasi.
 Kerentanan terhadap rumor/issue
 Adanya kemungkinan untuk membawa informasi yang kurang akurat
 Susah jika nantinya diajak untuk berubah
 Akan ada banyak pengalihan upaya kerja dari tujuan yang penting
 Merasa keterasingan jika ada orang luar yang masuk dalam
organisasi tersebut.

c) Functional Structure, yaitu struktur organisasi yang terdiri dari


orang-orang dengan keterampilan yang sama dan melakukan tugas-
tugas serupa yang kemuadian dikelompokkan bersama menjadi
beberapa unit kerja. Anggota-anggotanya bekerja di bidang fungsional
sesuai dengan keahlian mereka. Jenis struktur organisasi seperti ini
tidak terbatas pada bisnis saja. Jenis struktur seperti ini juga dapat
bekerja dengan baik untuk organisasi kecil yang memproduksi
beberapa produk atau jasa.

Potensi keuntungan dari struktur organisasi fungsional:

 Dapat mencapai skala ekonomis pada masing-masing bagian


 Tugas sesuai dengan keahlian dan pelatihan tugas
 Berkualitas tinggi pemecahan masalah teknis
 Mendalam pelatihan dan pengembangan keterampilan
 Hapus jalur karir dalam fungsi

Kekurangan struktur organisasi fungsional adalah:

 Adanya kesulitan dalam penunjukkan tanggung jawab secara tepat


karena hanya mendahulukan rutinitas tugas
 Tempatnya cerobong asap masalah, dan tidak langsung ke akar
permasalahan
 Kurang rasa kebersamaan dalam meraih tujuan bersama
 Menumbuhkan perspektif fungsional yang
 Terlalu banyak rujukan untuk membuat keputusan
 Kurang memperhatikan aspek strategis jangka panjang
 Menumbuhkan ketergantungan antar-fungsi dan kadang membuat
koordinasi dan kesesuaian jadwal kerja menjadi sulit dilakukan

d) Divisional Structure, stuktur organisasi yang dikelompokkan


berdasarkan pada produk yang sama, proses yang sama, kelompok
orang yang melayani pelanggan yang sama, dan atau berlokasi di
daerah yang sama di suatu wilayah geografis.

Secara umum dalam struktur organisasi seperti ini biasanya bersifat


kompleks, dan menghindari masalah yang terkait dengan struktur
fungsional.

Potensi keuntungan struktur divisi:

 Lebih banyak fleksibilitas dalam menanggapi perubahan lingkungan


 Peningkatan koordinasi
 Poin tanggung jawabnya jelas
 Keahlian berfokus pada pelanggan tertentu, produk, dan wilayah
 Banyak kemudahan dalam restrukturisasi.

Potensi kerugian struktur divisi:

 Duplikasi sumber daya dan upaya di seluruh divisi


 Persaingan dan koordinasi yang buruk bisa terjadi antar divisi
 Penekanannya hanya pada tujuan dan biaya devisi tersebut.

e) Matrix Structure, yaitu struktur organisasi yang menggabungkan


antara struktur fungsional dengan struktur divisional untuk
mendapatkan keuntungan dari kedua struktur tersebut dan
meminimalkan kekurangan dari masing-masing struktur tersebut.

Digunakan untuk:

 Manufaktur
 Industri jasa
 Profesional bidang
 Sektor non-profit
 Multi nasional perusahaan

Keuntungannya dari struktur matrik adalah:


 Lebih baik kerjasamanya antar lintas fungsi
 Peningkatan pengambilan keputusan
 Meningkatkan fleksibilitas dalam restrukturisasi
 Pelayanan pelanggan jadi lebih baik.
 Akuntabilitas kinerja lebih baik.
 Adanya peningkatan manajemen strategis karena mampu mencapai
tingkat koordinasi yang diperlukan untuk menjawab tuntutan “ganda”
lingkungan.
 Sangat sesuai untuk organisasi ukuran sedang.

Kerugian dari struktur organisasi matrik adalah:

 Adanya sistem dua boss yang rentan terhadap perebutan kekuasaan


 Adanya sistem dua boss yang dapat membuat kebingungan tugas
dan konflik dalam prioritas kerja.
 Rapat Team biasanya banyak memakan waktu.
 Adanya “groupitis” yang merugikan organisasi itu sendiri
 Peningkatan biaya karena menambah struktur tim

f) Horizontal Structure, biasanya fokus organisasi sekitar proses,


dan bukan pada fungsi, menempatkan orang-orang yang bertanggung
jawab atas proses inti dan dalam penurunan hirarki digunakan untuk
meningkatkan penggunaan tim. Memberdayakan orang untuk
membuat keputusan kritis terhadap kinerja, dan biasanya sudah
memanfaatkan teknologi informasi yang ditekankan
pada multiskilling dan beberapa kompetensi. Dalam struktur
organisasi ini orang-orang diajarkan bagaimana bekerja dalam
kemitraan dengan orang lain, termasuk membangun budaya
keterbukaan, kerjasama, dan komitmen kinerja.

Keunggulan struktur organisasi horizontal adalah:

 Tingkatan managernya sedikit, sehingga biaya-biaya yang terkait


dengan jabatan relatif kecil.
 Jalur perintah dan tanggung jawabnya pendek, sehingga lebih
komunikasi lebih efektif, dan hambatan lebih mudah diatasi.
 Hambatan birokrasi dapat dihindari, dan penyelesaian pekerjaan
dapat lebih cepat.

Potensi kerugiannya adalah:

 Koordinasinya sulit dilakukan karena mengkoordinasi bawahan jadi


banyak dan relatif lebih sulit.
 Pembinaan dan kontrol kurang efektif
 Spesialisasi tugas kurang mendalam

g) Team Structure, secara luas stuktur organisasi seperti ini


menggunakan tim permanen atau sementara untuk memecahkan
masalah, atau jika ada proyek khusus yang harus diselesaikan. Selain
itu, dalam stuktur organisasi seperti ini sering menggunakan tim lintas
fungsional.

Potensi keuntungan struktur organisasi tim adalah:

 Menghilangkan kesulitan dengan komunikasi dan pengambilan


keputusan
 Menghilangkan hambatan-hambatan antara departemen operasi
 Peningkatan moral
 Rasa keterlibatan dan identifikasi lebih besar
 Peningkatan antusiasme untuk bekerja
 Peningkatan mutu dan kecepatan pengambilan keputusan.

Potensi kerugian struktur tim:

 Konflik loyalitas antara anggota


 Waktu yang dihabiskan untuk meeting terlalu banyak.
 Efektifitas penggunaan waktu tergantung pada kualitas hubungan
interpersonal, dinamika kelompok, dan manajemen tim.

h) Network Structure, yaitu struktur organisasi yang terdiri dari


sebuah inti pusat yang dihubungkan melalui jaringan hubungan
dengan kontraktor luar dan pemasok layanan penting lainnya.
Contoh Bagan Organisasi Jaringan

Organisasi ini mempunyai komponen inti dan menggunakan aliansi


strategis atau outsourcing untuk menyediakan komponen lainnya.

Potensi keuntungan dari struktur jaringan adalah:

 Perusahaan dapat beroperasi dengan sedikit karyawan tetap dan


tidak perlu mengenal sistem internal yang kompleks
 Mengurangi biaya overhead dan meningkatkan efisiensi operasional
 Izin operasi dapat melintasi jarak yang jauh

Potensi kerugian dari struktur jaringan:

 Kontrol dan koordinasi masalah mungkin timbul dari kompleksitas


jaringan.
 Potensi kehilangan kontrol atas kegiatan outsourcing.
 Potensi kurangnya loyalitas di kalangan kontraktor yang jarang
digunakan.
 Jika terlalu agresif dibidang outsourcing bisa berbahaya.

https://alvinburhani.wordpress.com/2011/05/14/jenis-jenis-
struktur-organisasi/
Network Planning (NWP)

1. Pengertian dan Konsep NWP Diagram

1. Pengertian NWP

NWP merupakan suatu cara baru dalam bidang perencanaan dan pengawasan suatu proyek.
Yaitu suatu gambaran dari rencana proyek dan urutan-urutan dari pada kegiatan yang harus
dilaksanakan.

Penggunaan NWP pada penyelenggaraan proyek yaitu ;


1. Untuk memasukkan informasi tetap

2. Kemampuan yang tinggi untuk mengambil keputusan

3. Sumber daya dalam keadaan siap pakai

4. Kemampuan untuk melaksanakan proses pengelolahan sumber daya

Manfaat dan kegunaan NWP


Network planning merupakan teknik perencanaan yang dapat mengevaluasi interaksi antara
kegiatan-kegiatan. Manfaat yang dapat dirasakan dari pemakaian analisis network adalah sebagai
berikut : Mengkoordinasikan berbagai pekerjaan.
1. Mengetahui apakah suatu pekerjaan bebas atau tergantung dengan pekerjaan lain.

2. Mengetahui logika proses yang berlangsung dan hasil proses itu sendiri.

3. Dapat mengenali (identifikasi) jalur kritis (critical path) dalam hal ini adalah jalur
elemen yaitu kegiatan yang kritis dalam skala waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.

4. Dapat diketahui dengan pasti kesukaran yang akan timbul jauh sebelum terjadinya
sehingga dapat diambil tindakan yang presentatif.

5. Mempunyai kemampuan mengadakan perubahan-perubahan sumber daya dan


memperhatikan efek terhadap waktu selesainya proyek.

6. Sebagai alat komunikatif yang efektif.

7. Memungkinkan tercapainya penyelenggaraan proyek yang lebih ekonomis dipandang


dari sudut biaya langsung dan penggunaan sumber daya yang optimum.

8. Dapat dipergunakan untuk memperkirakan efek-efek dari hasil yang dicapai suatu
kegiatan terhadap keseluruhan rencana.
Prasyarat yang harus dipenuhi agar aplikasi NWP pada penyelenggaraan dapat memberikan manfaat,
antara lain :
1. Model harus lengkap

Apa saja kegiatan yang harus dilakukan dengan cara menginventaris kegiatan bagi setiap jenis
pekerjaan. Dari mulaia awal sampai akhir kegiatan.
2. Model harus cocok

Pola proyek proyek harus disesuaikan , atau menentukan pasangan kegiatan yang diinventariskan
tersebut  seri
3. Asumsi yang dipakai tepat

Perkiraan tentang pekerjaan baik berupa waktu harus sesuai


4. Sikap pelaksana

Sikap pelaksana yang bersangkutan harus mendukung proses pekerjaan hingga proyek berhasil
sesuai rencana.
Macam-macam NWP, yaitu ;
1. CPM  Kegiatan–kegiatan yang membentuk lintasan yang berupa lintasan kritis yaitu
kegiatan yang tidak dapat ditunda pelaksanaannya

2. PERT  Menganggap proyek terdiri dari peristiwa yang susul menyusul

3. PDM

4. GRAFT  berupa barchart

5. GERT  berupa barchart

Dari berbagai macam NWP tersebut, ada 2 yang biasa digunakan, yaitu :
1. CPM (Critical Path Method)
2. PERT (Program Evaluation and Review Technique)

 Perbedaan CPM dan PERT

PERT menganggap proyek terdiri dari peristiwa-peristiwa yang susul menyusul, sedangkan CPM
proyek yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang membentuk lintasan / beberapa lintasan.

 Persamaan CPM dan PERT

Perbedaannya terletak pada visualisasi proyek, visualisasi tersebut berbentuk diagram. Manfaat
CPM terletak pada waktu dan peristiwa, sedangkan PERT terletak pada biaya dan kegiatan.
sumber : http://dc347.4shared.com/doc/qm8wCRlT/preview.html

Skip to content

studikita
 ABOUT
HU MANI ORA

Kompetensi Sumber Daya Manusia


Posted by ST UDIKI T A on MA Y 9, 2016
Kita tentunya sering mendengar pernyataan bahwa Sumber Daya Manusia
adalah aset terpenting di dalam perusahaan. Namun demikian pada
pelaksanaannya tidak mudah bagi perusahaan untuk menjadikan SDM sebagai
aset yang bermanfaat. Masih banyak perusahaan yang menganggap bahwa
SDM atau pegawai adalah tenaga kerja yang berfungsi sebagai alat produksi
semata. Saat ini masih banyak perusahaan-perusahaan yang menjalankan
praktek manajemen SDM konvensional, sehingga sering kita dengar terjadinya
konflik antara manajemen dan pegawai yang tentunya memiliki dampak yang
tidak baik tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga bagi pegawainya.
Perusahaan perlu menerapkan sistem manajemen SDM berbasis kompetensi
untuk mengeliminir terjadinya konflik antara perusahaan dan pegawai, sebab di
dalam filosofi manajemen modern, pegawai adalah manusia yang memiliki
kebutuhan, harapan yang perlu didengar seiring dengan potensi dan kompetensi
yang dapat dikembangkan untuk mencapai prestasi dan kinerja perusahaan.
Sumber Daya Manusia dalam organisasi atau perusahaan mempunyai arti yang
sama pentingnya dengan pekerjaan itu sendiri, mengingat pentingnya peran
Sumber Daya Manusia dalam organisasi atau perusahaan, SDM sebagai faktor
penentu organisasi, maka kompetensi menjadi aspek yang menentukan
keberhasilan organisasi atau perusahaan. Dengan Kompetensi yang tinggi yang
dimiliki oleh SDM dalam suatu organisasi atau perusahaan tentu hal ini akan
menentukan kualitas SDM yang dimiliki yang pada akhirnya akan menentukan
kualitas kompetitif perusahaan itu sendiri.
Menurut Spencer and Spencer ( 1993 ) Kompetensi adalah “Underlying
characteristic’s of individual which is causally related to criterion referenced
effective and or superior performance in a job or situation” yaitu, merupakan
karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektivitas
kinerja individu dalam pekerjaannya. Secara umum, kompetensi adalah sebuah
kombinasi antara keterampilan (skill), atribut personal dan pengetahuan
(knowledge) yang tercermin melalui perilaku kinerja (job behavior) yang dapat
diamati, diukur dan dievaluasi.
Kompetensi terdiri dari atas 5 (Lima) Karakteristik yaitu :

1. Knowledge

Informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu. Pengetahuan


(knowledge) merupakan kompetensi yang kompleks. Pengetahuan pegawai turut
menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya,
pegawai yang mempunyai pengetahuan yang cukup akan meningkatkan efisiensi
perusahaan. Namun bagi pegawai yang belum mempunyai pengetahuan cukup,
maka akan bekerja tersendat-sendat. Pemborosan bahan, waktu dan tenaga
serta faktor produksi yang lain akan diperbuat oleh pegawai berpengetahuan
kurang. Pemborosan ini akan mempertinggi biaya dalam pencapaian tujuan
organisasi.

2. Skills
Adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara fisik
maupun mental. Dengan mengetahui tingkat kompetensi maka perencanaan
sumber daya manusia akan lebih baik hasilnya.

3. Self-Concept

Adalah sikap dan nilai – nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan nilai diukur
melalui tes kepada responden untuk mengetahui nilai yang dimiliki seseorang
dan apa yang menarik bagi seseorang untuk melakukan sesuatu.

4. Traits

Adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana


seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu. Sebagai contoh seperti
percaya diri, kontrol diri, ketabahan atau daya tahan.

5. Motives

Adalah sesuatu dimana sesorang secara konsisten berpikir sehingga ia


melakukan tindakan. Spencer (1993) menambahkan bahwa motives adalah
“drive, direct and select behavior toward certain actions or goals and away from
others“. Misalnya seseorang yang memiliki motivasi berprestasi secara konsisten
mengembangkan tujuan – tujuan yang memberi suatu tantangan pada dirinya
sendiri dan bertanggung jawab penuh untuk mencapai tujuan tersebut serta
mengharapkan semacam “feedback“ untuk memperbaiki dirinya.
Selanjutnya Spencer and Spencer menganalogikan 5 karakteristik kompetensi
sumber daya manusia sebagaimana layaknya gunung es yang berada di dalam
air. Ada bagian diatas permukaan air yang tampak dan mudah dikenali dan ada
pula bagian bawah permukaan air yang tidak tampak. Seperti yang tampak pada
gambar berikut.
Bagian diatas permukaan air yang dapat dilihat dan mudah dikenali
adalah Knowledge dan Skills. Kedua hal ini biasa disebut dengan technical
competence merupakan kompetensi dasar dari sesesorang. Pelatihan
merupakan cara yang paling efektif untuk dapat
meningkatkan Knowledge dan Skills. Sementara yang berada dibawah
permukaan air yang tidak dapat dilihat adalah motif, sifat dan konsep pribadi.
Ketiga hal ini biasa disebut Behavioral Competency, letaknya jauh tersimpan
didalam dan tidak dapat diketahui, tetapinya sesungguhnya adalah sesuatu
yang sangat kokoh dan besar. Ketiga jenis kompetensi ini amat sulit untuk dinilai
dan dikembangkan.
Penerapan konsep MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) berbasis
kompetensi bisa dilihat dari keseluruhan proses penilaian terhadap kinerja
karyawan, yaitu:

 Proses rekruitmen

Saat merekrut pegawai baru, perusahaan menentukan persyaratan tertentu yang


mencakup informasi pribadi dan kompetensi yang harus dimiliki untuk bisa
menempati posisi yang ditawarkan. Pengaturan semacam ini berdampak positif
pada ke-efektivitasan penggunaan dana perekrutan orang baru serta penentuan
keberhasilan perusahaan sebab bisa memilih karyawan yang tepat.

 Program pelatihan dan pengembangan

Pemberian training dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja para pegawai


sehingga perusahaan lebih mudah mencapai visi dan misinya. Agar
pelaksanaannya dapat berjalan efektif dan menghasilkan dampak positif secara
signifikan , maka pelatihan didasarkan pada kompetensi masing-masing
individu. Dengan begitu, strategi yang disusun akan jauh lebih fokus dan terarah
sesuai dengan kebutuhan.

 Program pembinaan karir


Dalam proses ini, perusahaan bisa melakukan penilaian terhadap kompetensi
sumber daya manusianya. Mereka yang berkompeten akan lebih mudah
diidentifikasi dan dikembangkan. Penilaian ini menjadi dasar penentuan individu
mana yang lebih tepat menduduki suatu jabatan. Perusahaan dapat
melaksanakan mutasi atau promosi yang diinformasikan secara jelas kepada
semua karyawan sehingga mereka termotivasi untuk meningkatkan kinerja.

 Pengembangan kinerja perusahaan secara keseluruhan

Selain memperoleh gambaran karyawan mana yang lebih kompeten dari yang
lain, sistem MSDM berbasis kompetensi juga bisa menjadi tolak ukur
kemampuan perusahaan dengan pesaingnya. Memiliki pegawai yang kompeten
tentu menjadi aset berharga bagi suatu perusahaan dan merupakan cerminan
pengembangan kinerja SDM secara keseluruhan.

 Pemberian penghargaan

Tanpa adanya karyawan, perusahaan tidak bisa berjalan dengan baik. SDM
kompeten dan berkualitas tentu menjadi aset kebanggaan. Sebagai timbal balik
dari kontribusi yang diberikan, perusahaan dapat menawarkan penghargaan dan
remunerasi kepada pegawai yang berhak dimana umumnya penilaian dilakukan
berdasarkan kompetensi masing-masing individu.

Peningkatan kualitas sumber daya pegawai menjadi sangat urgent dan perlu
dilakukan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan dalam rangka
meningkatkan kemampuan dan profesionalisme. Sasaran dari pengembangan
kualitas sumber daya pegawai adalah untuk meningkatkan kinerja operasional
pegawai dalam melaksanakan tugas. Selain itu, kualitas sumber daya pegawai
yang tinggi akan bermuara pada lahirnya komitmen yang kuat dalam
penyelesaian tugas.
https://studikita.wordpress.com/2016/05/09/kompetensi-sumber-daya-manusia/

Apa itu Network Planning?


Sejarah dan Pengertian Network Planning
Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan.
Untuk dapat melaksanakan proses ini perlu adanya informasi yang tepat dan kemampuan pengambilan
keputusan yang tinggi. Proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan serta proses
penyelenggaraan merupakan sistem operasi pada perencanaan proyek.

Bila perencanaan proyek merupakan sebuah total sistem, maka penyelenggaraan proyek tersebut terdiri
dari dua sub sistem, yaitu sub sistem operasi dan sub sistem informasi. Sub sistim operasi menjawab
pertanyaan “bagaimana cara melaksanakan kegiatan” sedang sub sistem informasi menjawab
pertanyaan “kegiatan apa saja yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan”.

Network planning merupakan sub sistem informasinya. Konsep network ini mula-mula disusun oleh
perusahaan jasa konsultan manajemen Boaz, Allen dan Hamilton (1957) yang berada dibawah naungan
perusahaan pesawat terbang Lockheed. Kebutuhan penyusunan network ini dirasakan perlu karena
adanya koordinasi dan pengurutan kegitan-kegiatan pabrik yang kompleks, yang saling berhubungan dan
saling tergantung satu sama lain. Hal ini dilakukan agar perencanaan dan pengawasan kegiatan dapat
dilakukan secara sistimatis, sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja. Adanya network ini menjadikan
sistem manajemen dapat menyusun perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang
paling efisien.

Di samping itu network juga dapat dipergunakan sebagai alat pengawasan yang cukup baik untuk
menyelesaikan proyek tersebut. Diagram network merupakan kerangka penyelesaian proyek secara
keseluruhan, ataupun masing-masing pekerjaan yang menjadi bagian daripada penyelesaian proyek
secara keseluruhan. Pada prinsipnya network dipergunakan untuk perencaan penyelesaian berbagai
macam pekerjaan terutama pekerjaan yang terdiri atas berbagai unit pekerjaan yang semakin sulit dan
rumit.

Pengertian Network Planning menurut para ahli :


 Menurut Sofwan Badri (1997 : 13) dalam bukunya “Dasar-Dasar Network Planning” adalah
sebagai berikut: “Network planning pada prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-
bagian pekerjaan (variabel) yang digambarkan / divisualisasikan dalam diagram network”. Dengan
demikian diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang harus didahulukan, bila perlu dilembur (tambah
biaya), pekerjaan mana yang menunggu selesainya pekerjaan yang lain, pekerjaan mana yang tidak
perlu tergesa-gesa sehingga alat dan tenaga dapat digeser ke tempat lain demi efesiensi.
 Menurut Soetomo Kajatmo (1977: 26) adalah: “Network planning merupakan sebuah alat
manajemen yang memungkinkan dapat lebih luas dan lengkapnya perencanaan dan pengawasan suatu
proyek”. Adapun definisi proyek itu sendiri adalah suatu rangkaian kegiatan-kegiatan (aktivitas) yang
mempunyai saat permulaan dan yang harus dilaksanakan serta diselesaikan untuk mendapatkan tujuan
tertentu.
 Menurut Tubagus Haedar Ali (1995: 38) yaitu: “Network planning adalah salah satu model yang
digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan
yang ada dalam network diagram proyek yang bersangkutan.

1. Macam- Macam Network Planning Serta Ruang Lingkupnya


Nama : Banyak nama digunakan untuk pengertian network planning atau sejenisnya, antara lain :
- CMD : Chart Method Diagram
- NMT : Network Management Technique
- PEP : Program Evalution Procedure
- CPA : Critical Path Analysis
- CPM : Critical Path Method
- PERT : Program Evalution and Riview Technique Penggunaan nama tadi tergantung dibidang mana hal
tadi digunakan, umumnya yang sering dipakai CPM dan PERT, misalnya CPM digunakan dibidang
kontraktor PUTL, PERT dibidang research dan Design. Walaupun demikian keduanta mempunyai konsep
yang hampir sama.

Ruang Lingkup
Network Planning ( NP ), sebetulnya salah satu saja dari teknik-teknik manajemen, dimana bila semua
teknik-teknik tadi dikumpulkan merupakan suatu kesatuan yang disebut Operation Technique Research (
OTR ). Variant-variant lain dari OTR antara lain :
 Linear Programming : dipelopori George Dantzing ( USA 1947 ) yang ide-idenya diletakkan ahli
matematika L.V Kantorivich ( USSR 1939 ). Sejak tahun limapuluhan, digunakan mula-mula dibidang
militer kemudian dibidang ekonomi. Persoalan-persoalan yang dikembangkan disini ialah bagaimana
mencari nilai-nilai minimum atau maksimum dari variabes yang sering berkaitan dan terbatas, misalnya :
minimum dibidang ekonomi ( kerugian sekecil-kecilnya ), nilai maksimumnya ( profit maximum ) dengan
faktor-faktor produksi yang terbatas. Hingga ada alternatives.
 Non Linear Programing : variablesnya tidak bergerak linear tetapi konstan. Bagaimana manager
harus memilih alternatif.
 Dynamic programing : variabel yang pertama mempengaruhi yang kedua, ketiga dan seterusnya.
Bagaimana manager mengatasinya. Misalnya : bila gaji pegawai negeri dinaikan maka biaya-biaya akan
naik dan bila biaya-biaya naik harga-harga pun akan naik sehingga kenaikan gaji itu tak berguna lagi.
Persoalannya : Bagaimana agar gaji maksimum dapat naik tetapi tidak berakibat pada biaya-biaya dan
harga-harga.
 Queuing theory : variabesnya merupakan deretan yang beruntun. Misalnya : menentukan
banyaknya fasilitas di Fakultas, berapa banyak WC diperlukan untuk Fakultas dengan mahasiswa 1500 ?
Colt Kampus dengan mahasiswa 10.000 ? Bila 2 WC atau 5 colt kampus ( kurang ), bila 100 WC atau
100 colt ( rugi ).
 Montecarlo theory : atau Probability theory : hasilnya berdasarkan kemungkinan-kemungkinan
berdasar untung-untungan seperti main dadu dalam judi. Misalnya kemungkinan : kemungkinan dadu
menunjukan angka 3 adalah 1/6 sebab muka dadu 6, kemungkinan dalam pemilu : menang, kalah tidak,
tidak menang, tidak kalah. Teori ini berkembang menjadi Teori risiko ( risk theory ).
 Network Planning : prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan
(variables) yang digambarkan / divisualisasikan dalam diagram network. Dengan demikian diketahui
bagian-bagian pekerjaan mana yang harus didahulukan, bila perlu dilembur (tambah biaya), pekerjaan
mana yang menunggu selesainya pekerjaan yang lain, pekerjaan mana yang tidak perlu tergesa-gesa
sehingga alat dan orang digeser ketempat lain demi effisiensi.

2. Manfaat Network Planning


Network planning merupakan teknik perencanaan yang dapat mengevaluasi interaksi antara kegiatan-
kegiatan. Manfaat yang dapat dirasakan dari pemakaian analisis network adalah sebagai berikut:

 Dapat mengenali (identifikasi) jalur kritis (critical path) dalam hal ini adalah jalur elemen yaitu
kegiatan yang kritis dalam skala waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.
 Dapat diketahui dengan pasti kesukaran yang akan timbul jauh sebelum terjadinya sehingga
dapat diambil tindakan yang presentatif.
 Mempunyai kemampuan mengadakan perubahan-perubahan sumber daya dan memperhatikan
efek terhadap waktu selesainya proyek.
 Sebagai alat komunikatif yang efektif.
 Memungkinkan tercapainya penyelenggaraan proyek yang lebih ekenomis dipandang dari sudut
biaya langsung dan penggunaan sumber daya yang optimum.
 Dapat dipergunakan untuk memperkirakan efek-efek dari hasil yang dicapai suatu kegiatan
terhadap keseluruhan rencana.

3. Bentuk Network Planning


Network adalah grafik dari suatu rencana produk yang menunjukkan interelasi dari berbagai aktivitas.
Network juga sering disebut diagram panah, apabila hasil-hasil perkiraan dan perhitungan waktu telah
dibubuhkan pada network maka ini dapat dipakai sebagai jadwal proyek (project schedulle). Pada
perkembangannya yang terakhir dikenal dua simbol yaitu :
 Event on the node_ Peristiwa digambakan dalam lingkaran.
 Activity on the node_Kegiatan digambarkan dalam Lingkaran Karena Event on the note cara
penggambarannya lebih mudah, sering dan umum dipakai, maka dalam buku ini bahasa/simbol yang
dipakai adalah event on the node.

Untuk membentuk gambar dari rencana network tersebut perlu digunakan simbol-simbol, antar lain:
 Arrow / anak panah yang menyatakan aktivitas / kegiatan yaitu suatu kegiatan atau pekerjaan
dimana penyelesaiannya membutuhkan durasi (jangka waktu tertentu) dan resources (tenaga, alat,
material dan biaya). Kepala anak panah menjadi pedoman arah tiap kegiatan, dimana panjang dan
kemiringan tidak berpengaruh.
 Node / event, yang merupakan lingkaran bulat yang artinya saat peristiwa atau kejadian yaitu
pertemuan dari permulaan dan akhir kegiatan.
 Dummy /anak panah terputus-putus yang menyatakan kegiatan semu yaitu aktivitas yang tidak
membutuhkan durasi dan resources.
 Double arrow / dobel anak panah yang menunjukkan kegiatan di lintasan kritis (critical path).
Contoh penggunaan simbol tersebut adalah sebagai berikut: Kegiatan A harus dilaksanakan sebelum
kegiatan B demikian pula sebelum menyelesaikan kegiatan 3 maka kegiatan 1 dan 2 harus diselesaikan.
Awal dari seluruh kegiatan adalah kegiatan 1 dan untuk menyelesaikan seluruh proyek maka setelah
kegiatan 1 ada 3 kegiatan yang harus diselesaikan yaitu menyelesaikan kegiatan 2, 3 dan 4 kemudian
melaksanakan kegiatan 5 dan 6. Kegiatan A harus selesai sebelum kegiatan C, kegiatan B harus selesai
sebelum kegiatan D Kegiatan C dan D harus selesai sebelum kegiatan F dimulai, tetapi kegiatan E sudah
dapat dimulai walaupun hanya kegiatan D saja yang selesai dan seterusnya. Kegiatan B harus
diselesaikan dalam jangka waktu yang pendek / kritis sedangkan kegiatan A, C, dan D harus
Diselesaikan dengan adanya kelonggaran waktu untuk terlambat (float).

Data yang Diperlukan untuk menyusun Network :


Urutan pekerjaan yang logis :
 Harus disusun : pekerjaan apa yang harus diselesaikan lebih dahulu sebelum pekerjaan yang
lain dimulai, dan pekerjaan apa yang kemudian mengikutinya.
 Taksiran waktu penyelesaian setiap pekerjaan : Biasanya memakai waktu rata-rata berdasarkan
pengalaman. Kalau proyek itu baru sama sekali biasanya diberi slack/kelonggaran waktu.
 Biaya untuk mempercepat setiap pekerjaan : Ini berguna bila pekerjaan-pekerjaan yang ada
dijalur kritis ingin dipercepat agar seluruh proyek lekas selesai. Misalnya : biaya-biaya lembur, biaya
menambah tenaga dan sebagainya.
 Sumber-sumber : Tenaga, equipment dan material yang diperlukan
Sebelum menggambarkan diagran Network Planning perlu diingat ;
 Panjang, pendek maupun kemiringan anak sama sekali tidak mempunyai arti, dalam pengertian
letak pekerjaan, banyaknya duration maupun resource yang dibutuhkan.
 Aktivitas-aktivitas apa yang mendahului dan aktivitas-aktivitas apa yang mengikuti.
 Aktivitas-aktivitas apa yang dapat bersama-sama.
 Aktivitas-aktivitas itu dibatasi saat mulai dan saat selesai.
 Waktu, Biaya dan resource yang dibutuhkan dari aktivitas-aktivitas itu.
 Kepala anak panah menjadi pedoman arah dari tiap kegiatan.
 Besar kecilnya lingkarang juga tidak mempunyai arti, dalam pengertian penting tidaknya suatu
peristiwa Anak panah selalu menghubungkan dua buah nodes, arah dari anak panah menunjukan
urutan-urutan waktu. Contoh : Saat i harus sudah terjadi sebelum aktivitas A dapat dimulai. Demikian
pula saat J belum dapat terjadi sebelum aktivitas A selesai dikerjakan.
Disamping notasi-notasi di atas, dalam penyusunan Network diperlukan dua perjanjian, untuk
memudahkan penggambarannya, yaitu :

 Perjanjian I : di antara dua saat ( nodes ) hanya boleh ada satu aktivitas ( panah ) yang
menghubungkannya. Sebagai akibat dari Perjanjian I diatas, akan dapat timbul kesulitan dalam
penggambaran Network. Untuk itu perlu dibuat suatu notasi lagi, yaitu : ( Panah terputus-putus ) aktivitas
semu, dummy. Yang dimaksudkan dengan aktivitas semu adalah aktivitas yang tidak memakan waktu.
Untuk menjamin kesederhanaan penyusunan Network, perlu pula dibuat perjanjian :
 Perjanjian II : aktivitas semu hanya boleh dipakai apabila tidak ada cara lain untuk
menggambarkan hubungan-hubungan aktivitas yang ada dalam suatu Network.
Apa Gunannya Mengetahui Lintasan Kritis :
 Penundaan pekerjaan pada “Lintasan Kritis”, menyeabkan seluruh proyek tertunda
penyelesaiannya.
 Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang ada di lintasan kritis
dapat dipercepat.
 Pengawasan/Control hanya “diketatkan” di lintasan Kritis saja. Maka pekerjaan-pekerjaan di jalur
kritis : Perlu pengawasan ketat agar tidak tertunda, Kemungkinan di Trade off dengan crash program :
dipersingkat waktunya dengan tambahan biaya (lembur).
 Time slack (kelonggaran waktu) terdapat pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak dilalui Lintasan
Kritis. Ini memungkinkan bagi manager untuk merealokasi/memindahkan tenaga kerja, alat-alat, dan
biaya-biaya kepekerjaan-pekerjaan di lintasan kritis demi efisiensi.

Penggunaan NE , EET dan LET pada Network Planning


Penggambaran NE, EET dan LET adalah sebagai berikut : Event dengan simbol lingkaran tadi, pertama-
tama kita bagi menjadi 3 bagian, terlihat dalam gambar di bawah ini :

 NE : Number of Event : adalah indeks untuk dari tiap peristiwa sejak mulai sampai dengan akhir
dalam suatu diagram Network. Pembagian nomor event awal dapat dimulai dari angka 0 atau 1.
Kemudian diikuti pemberian nomor event yang lain, pada dasarnya sejalan dengan arah anak panah
yang dimulai angka terkecil ke angka lebih besar dan diakhiri nomor terbesar untuk event akhir. Sehingga
tidak ada nomor event yang sama Disamping itu pula nomor event dapat menunjukan dan membedakan
masing-masing kegiatan. Hal ini sangat bermanfaat sekali jika menggunakan komputer.

 EET : Earliest Event Time : Waktu paling awal peristiwa itu dapat dikerjakan. Cara mencarinya
dengan menggunakan metode algorithma :
1. Mulai dari Event awal bergerak ke Event akhir dengan jalan menjumlahkan, yaitu antara
EET ditambah duration.
2. Bila pada suatau Event, bertemu 2 atau lebih kegiatan EET yang dipakai waktu yang
terbesar.
 LET : Lates Event Time : Waktu Paling Akhir peristiwa itu harus dikerjakan. Cara mencarinya
dengan menggunakan metode algorithma,
1. Mulai dari Event akhir bergerak mundur ke Event No. 1 dengan jalan mengurangi, yaitu
antara LET dikurangi duration. Bila pada suatu Event, berasal 2 atau lebih kegiatan, LET yang
dipakai waktu yang terkecil.

Refensi :
http://www.grahacendikia.files.wordpress.com/2009/04/network-planning.pdf
http://www.duniakontraktor.com/network-planning/.html
http://sipil07.blogspot.com/2012/04/dasar-dasar-network-planning.htm

Anda mungkin juga menyukai