Anda di halaman 1dari 7

PANITIA BAHTSUL MASAIL

ASWAJA NU CENTER
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA
Sekretariat : Jl. Kramat Jaya Komplek UKA, Kec. Koja, Jakarta Utara
Hp (WA) : 0859.4773.6999

No : 002/B/AF/PBMASWAJA/X/19 Kepada Yth.


Lam : 7 lembar Bapak/Ibu
Hal : Undangan
……………………………………
Di –
Tempat
Assalamu`alaikum Wr. Wb.
Salam silaturrahim kami sampaikan, semoga kita senantiasa dalam taufiq-Nya dalam
menghidupkan dan melestarikan ilmu-ilmu syariat-Nya.
Sehubungan dengan Kegiatan Konferensi Cabang (Konfercab) Ke VI Pengurus Cabang Nahdatul
Ulama (PCNU) Kota Administrasi Jakarta Utara yang akan berlangsung tanggal 17 November
2019, maka sebagai rangkaian kegiatan tersebut, kami ASWAJA NU CENTER Jakarta Utara,
berencana mengadakan Kegiatan Pra Konfercab.
Salah satu kegiatan Pra-Konfercab ke 6 ini adalah mengadakan Kegiatan Bahtsul Masail, dengan
tema Totalitas Suport & Apresiasi PCNU Jakarta Utara Dalam Pencegahan Dini
Terorisme yang akan kami laksanakan pada :
Hari : Ahad
Tanggal : 10 November 2019 / 13 Rabiul Awwal 1441 M
Waktu : 07.00 s.d 17.00 WIB.
Tempat : Pondok Pesantren Al-Miftahiyyah, KaliBaru Cilincing Jakut.
Asilah : Terlampir
Demikian surat undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan
terima kasih.
Wassalamu`alaikum Wr. Wb.

PANITIA BAHTSUL MASAIL


ASWAJA NU CENTER KOTA ADM.
JAKARTA UTARA

Muhammad Mualif Achmad Fuad

Ketua Panitia Sekretaris


Mengetahui :
PENGURUS ASWAJA CENTER
NAHDLATUL ULAMA (PCNU) KOTA
ADMINISTRASI JAKARTA UTARA

Miftakhul Anwar, B.Sh. MA.


Direktur Aswaja Nu center

CP: Ust. Juhaidi 0813.1131.8218


1. Penanganan Teroris Oleh Aparat Keamanan
Insiden penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto yang terjadi beberapa waktu lalu
sempat menimbulkan persoalan. Satu persoalan terbesar adalah munculnya kembali kondisi
ketidakamanan dalam kehidupan bernegara yang disebabkan oleh geliat teror yang begitu
diperlihatkan secara demonstratif.
Dengan kejadian tersebut, keberadaan aparat di ring satu pun akhirnya kena imbas karena
dianggap tak dapat menjaga orang penting lingkar pertama kekuasaan negara. Terlebih,
dalam soal penanganan pula, masyarakat menilai aparat kepolisian dianggap lambat dalam
menangani kasus tersebut. Sedangkan, jika kita mengamati rangkaian peristiwa ke belakang
seperti aksi teror mulai dari serangan di Markas Komandan (Mako) Brimob, aksi ledakan di
Surabaya hingga kasus penusukan Wiranto itu, telah menjadi tanda bahwa Indonesia benar-
benar Darurat Teror!
Belum lama juga kita mendapatkan banyak berita beredar bahwa akan ada rencana
penggagalan pelantikan Presiden Jokowi-Ma’ruf Amin di Solo nanti. Kompas.com melaporkan,
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo
mengungkapkan, upaya aksi itu sudah matang direncanakan. Bahkan, pengantinnya sudah
disiapkan.
"Pengantin bom bunuh diri sudah disiapkan untuk melaksanakan aksi teror," kata Dedi saat
dikonfirmasi, Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Disampaikan, kelompok yang merencanakan aksi teror itu adalah dari Jamaah Ansharut
Daulah (JAD), kelompok yang sama telah melakukan penusukan kepada Menkopolhukan
Wiranto. Meskipun, syukurnya aksi itu bisa digagalkan oleh Densus 88 Antiteror sebelum
rencana itu benar-benar terlaksana. Menurut laporan, di Yogyakarta, suicide bomber juga
menyasar MAKO (markas komando) Polri dan tempat ibadah. Demikian juga di Solo, sudah
disiapkan suicide bomber-nya juga dengan sasaran yang sama.
Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) Polri menangkap 22 terduga teroris, pasca
penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto. Semua yang
ditangkap polisi diduga terkait kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Puluhan orang itu
juga diduga telah berbaiat kepada pemimpin organisasi teroris ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi.
Menurut informasi sebelumnya, Polri mengaku sudah memantau Syahrial Alamsyah alias Abu
Rara sebelum terjadi insiden penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto. Namun, Polisi
tidak bisa langsung menangkap sebelum ada perbuatan melawan hukum.
"Abu Rara yang memang sudah diikuti, dari penangkapan Abu Zee kemudian Abu Zee dalam
pemeriksaan menyebutkan bahwa dia juga sudah melakukan rekrutmen kepada 8 orang dan
termasuk di antaranya ada beberapa orang yang direkrut sama dia, yang juga dua orang
sudah ditangkap," kata Brigjen Dedi Prasetyo, Karo Penmas Divisi Humas Polri di Mabes
Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2019), dalam laporan detik.com
Abu Zee merupakan pimpinan kelompok JAD Bekasi yang sudah ditangkap pada 23 September
lalu. Abu Rara dan Abu Zee baru sekali bertemu. Mereka juga sempat berkomunikasi lewat
media sosial. Dikatakan bahwa mereka hanya sekali berkomunikasi lalau Abu Rara pergi ke
kampung Menes. Di Menes belum diketemukan adanya persiapan ataupun bukti secara otentik
perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Abu Rara.
Brigjen Dedi Prasetyo menerangkan kelompok teroris punya beberapa tahapan sebelum
beraksi. Tahap pertama, perencanaan dan membangun komunikasi. Setelah itu, ada tokoh
yang melakukan rekrutmen yang dilanjutkan dengan taklim untuk menyampaikan ajaran-
ajaran, doktrin-doktrin, termasuk cara-cara berjihad. Setelah itu, lebih khusus lagi mereka

ASILAH BAHTSUL MASAIL ASWAJA NU CENTER KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA 1


akan melakukan taklim khusus kepada orang-orang yang sudah mengikuti tahapan tahapan
itu, khususnya menggunakan media sosial.
Lalu, kelompok tersebut akan melakukan pelatihan setelah ada penilaian dari tokoh tersebut
terhadap rekrutmen yang dianggap sudah punya kemauan cukup kuat untuk bergabung.
Setelah pelatihan, barulah mereka merencanakan amaliah atau aksi. Baru di tahap keempat
dan kelima Polri dengan menggunakan bukti-bukti permulaan yang cukup baru bisa
melakukan, jadi sebelum pada langkah keempat dan kelima kita masih sifatnya melakukan
monitoring, karena bukti penguat bukti permulaan melakukan suatu kejahatan di situ belum
ada bukti pendukung yang cukup ya contohnya seperti yang dilakukan oleh Saudara Abu Rara.
Dengan pola demikian, Abu Rara sebenarnya masih ada di tahap ketiga. Artinya berjaga-jaga
sudah terlihat, taklim umum sudah terlihat, taklim khusus sudah terpantau. Belum ada
perbuatan melawan hukum di situ terjadi. Dia tidak melakukan idad (pelatihan). Abu Rara ini
baru sekali bersentuhan dengan Abu Zee.
Namun proses penangkapan tersebut bagi banyak pihak dinilai lamban. Mestinya aparat
keamanan tak perlu meragukan daftar nama-nama yang sudah dikantongi untuk melakukan
penangkapan sebab masih ada sekitaran 1200 orang anggota JAD yang tersebar di seluruh
Indonesia (metronews.com). Aparat keamanan menjadi dilematis, apakah ditangkap dahulu
baru melakukan kritik kemudian, ataukah dibiarkan melakukan serangan baru ditangkap
kemudian hingga kecolongan.
Sementara itu, dalam laporan Kompas.com pemerhati terorisme Al Chaidar mengatakan
bahwa aksi penusukan kepada Menko Polhukam Wiranto mengandung pesan penting. Yakni
jaringan teroris yang berafiliasi dengan ISIS masih kokoh. Pesan tersebut menurut Chaidar,
ditujukan kepada para musuh dan masyarakat dunia secara keseluruhan. Menurut Chaidar,
mereka hendak menyampaikan bahwa mereka masih mampu membuat aksi-aksi mengerikan
dan menebar teror kepada siapa pun yang tak mau tunduk kepada kemauan mereka.
Intensnya serangan dan ancaman teror ini seharusnya menjadi pelajaran penting bagi aparat
keamanan. Terutama tidak hanya melakukan pananganan prilaku teror yang terkadang hanya
mengandalkan PENINDAKAN HUKUM secara POSITIF yang post factum dan selalu berada
satu langkah di belakang aksi terorisme itu sendiri, namun juga perlu adanya pemaksimalan
penindakan dengan PENDEKATAN KULTURAL untuk dapat mengoptimalkan kondisi
keamanan negara dan kenyamanan hidup masyarakat dalam bernegara. Mengapa demikian?
Di antaranya, sebab selain seringkali selalu terlambatnya penindakan hukum, kita melihat
bahwa kasus penindakan hukum yang berjalanpun seringkali justru terhambat oleh prosedur
dan peraturan-peraturan yang disyaratkan, seperti tercantum dalam Pasal 28 UU 5 Tahun
2018.
1. Penyidik dapat melakukan penangkapan terhadap Setiap Orang yang diduga melakukan
Tindak Pidana Terorisme berdasarkan bukti permulaan yang cukup untuk jangka waktu
paling lama 14 (empat belas) hari.
2. Apabila jangka waktu penangkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak cukup,
penyidik dapat mengajukan permohonan perpanjangan penangkapan untuk jangka waktu
paling lama 7 (tujuh) hari kepada ketua pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi
tempat kedudukan penyidik.
3. Pelaksanaan penangkapan orang yang diduga melakukan Tindak Pidana Terorisme
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus dilakukan dengan menjunjung
tinggi prinsip hak asasi manusia.
4. Setiap penyidik yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dipidana
sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan.
ASILAH BAHTSUL MASAIL ASWAJA NU CENTER KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA 2
Pasal-pasal di atas terlihat kadang membuat proses penanggulanan terorisme jadi terhambat
akibat persyaratan penangkapan cukup memberatkan tim pencegahan terorisme. Ini sangat
berlainan jika kita coba melihat dalam prinsip-prinsip fiqh yang dapat memberikan keleluasaan
untuk melakukan pencegahan hingga penangkapan meskipun bukti fisik belum cukup tersedia,
asalkan jika indiktator-indikator yang lainnya sudah didapatkan.
Dalam fiqh misalnya, ada kaidah:
“Menolak kemudharatan lebih diutamakan daripada mendatangkan
kemaslahatan)”

Atau kaidah:
“Tempuh kemudharatan yang khusus untuk menolak kemudharatan yang umum.”

Yang memungkinkan kita dapat melakukan tindakan preventif, meskipun dianggap bisa
mudharat sebab bertentangan dengan prinsip hak asasi manusia seperti pada poin 3.
Oleh karenanya, dalam kepentingan ini agaknya perlu diadakan pengkajian perbandingan
hukum antara hukum positif dan hukum fiqh mengenai terorisme, khusunya pembahasan
perbandingan hukum dalam prosedur penindakan. Sehingga, kita bisa mendapatkan sudut
pandang lain yang bisa jadi lebih strategis untuk menangani pencegahan terorisme di
Indonesia yang kembali menghentak kesadaran.
Pertanyaan:
1. Apakah yang dilakukan oleh aparat keamanan tersebut sudah sesuai dengan konsep
yurisprudensi hukum Islam (fiqh) mengingat bagi banyak kalangan dinilai lamban hingga
terjadi insiden penusukan terhadap bapak Wiranto?
2. Masih dalam kacamata fiqh, sebenarnya dengan mengantongi daftar nama-nama teroris
apakah aparat keamanan sudah boleh melakukan penangkapan ?
3. Menurut fiqh, Undang-undang pasal 28 UU 5 Tahun 2018 tersebut apakah sudah tepat
ataukah masih diperlukan penambahan?
(Sail: ASWAJA CENTER JAKARTA UTARA)

2. Masjid bukan dari wakaf


Masjid adalah tempat yang sangat dibutuhkan oleh masayarakat. Selain juga untuk beribadah,
masjid digunakan sebagai tempat berkumpul santai dan beristirahat. Namun di beberapa
masyarakat keberadaaan masjid justru digunakan sebagai mata pecaharian ekonomi yang
sangat menjanjikan. Diantaranya, ada pemilik individu yang membuat sebuah tempat ibadah
sholat dengan sangat nyaman, mulai dari tempat sholat hingga toiletnya, bertujuan untuk
memanjakan orang yang sholat sekaligus beristirahat. Pemilik tersebut juga meletakkan
tulisan depannya dengan sebutan masjid padahal statusnya bukan wakaf. Tak hanya itu,
pemilik juga meletakkan kotak amal di dalamnya. Sehingga banyak orang-orang yang sholat
menyisihkan uangnya untuk kotak amal tersebut.
Pertanyaan:
a. Bagaimana hukumnya membuat tempat sholat yang bertuliskan masjid sedangkan
bangunan dan tanahnya bukan berstatus wakaf ?
b. Bagaimana status kepemilikan uang sumbangan yang di infakkan pada masjid tersebut
Apakah menjadi pemilik masjid atau tidak ?
c. Bagaimana hukum menjual tanah dan bangunan masjid tersebut mengingat biaya
operasional dan perbaikan dari hasil uang kotak amal ?
(Sail: PCNU JAKARTA UTARA)
ASILAH BAHTSUL MASAIL ASWAJA NU CENTER KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA 3
3. Akad nikah via teleconverence
Perkembangan di bidang komunikasi ini disambut antusias oleh masyarakat, karena hampir
seluruh transaksi sangat bergantung padanya. Bahkan, media komunikasi menjadi solusi
untuk melangsungkan prosesi akad nikah jarak jauh, sehingga ada beberapa konsumen yang
melangsungkan akad nikah via teleconference. Hal ini dianggap lebih efektif dan efisien bagi
salah satu calon mempelai yang berada di luar negeri, disamping dapat menghemat biaya
transportasi.
Dengan media ini, komunikan (orang yang berbicara) dapat menyampaikan pesannya kepada
recipient (lawan bicara) tanpa hanya mendengarkan suara (audio) tapi juga bisa melihat
fisiknya (visual). Dengan segala bentuk kecanggihan ini konsumen dapat berkomunikasi
dengan model apapun seperti berhadapan langsung, sekaligus menyimpan data-data yang
dianggap penting.
Pertanyaan:
a. Bolehkah akad nikah via teleconverence, menurut perspektif fiqih?
b. Bagaimana cara akad nikah via teleconverence?

(Sail: MWC NU PENJARINGAN JAKARTA UTARA)

ASILAH BAHTSUL MASAIL ASWAJA NU CENTER KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA 4


RUNDOWN ACARA

HARI WAKTU JENIS KEGIATAN


07.00 – 07.30 WIB Registrasi Peserta
07.30 - 07.40 WIB Pembukaan/MC
Ahad 07.40 – 07.50
: 13 Rabiul Awwal
WIB 1441 H /Al
Pembacaan 10quran
November 2019 M
10 Menyanyikan lagu
Novem 07.50 – 08.05
ber WIB A. Indonesia raya
2019 M
B. Mars yalal wathon
/ 08.05 – 08.15
WIB Sambutan Pengasuh Pon-Pes AL Miftahiyyah
08.15 – 08.25
13 WIB Sambutan Ketua Panitia
Rabiul 08.25 – 08.35
Awwal WIB Sambutan Ketua PCNU JAKUT
1441 H 08.35 – 08.45
WIB Sambutan Aparat Kepolisian
08.45 – 09.15
WIB Orasi Ilmiah LKKNU
09.15 – 12.00
WIB BAHTSUL MASAIL Jalsah I
12.00 – 13.00
WIB ISHOMA

13.00 – 16.00
WIB BAHTSUL MASAIL Jalsah II
16.00 – 17.00
WIB ISHOMA
PEMBACAAN HASIL RUMUSAN DAN
17.00 – 17.30 PENUTUPAN
WIB

ASILAH BAHTSUL MASAIL ASWAJA NU CENTER KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA 5


DAFTAR UNDANGAN

NO NAMA LEMBAGA

1. LBM PBNU
2. LBM PWNU DKI Jakarta
3. LBM PCNU Jakarta Utara
4. LBM PCNU BEKASI
5. LBM PCNU Jakarta Pusat
6. LBM PCNU Jakarta Barat
7. LBM PCNU Jakarta Timur
8. LBM PCNU Jakarta Selatan
9. MWC NU PENJARINGAN
10. MWC NU PADEMANGAN
11. MWC NU TJ. PRIOK
12. MWC NU CILINCING
13. MWC NU KOJA
14. MWC NU KELAPA GADING
15. LDNU JAKARTA UTARA
16. LTM NU JAKARTA UTARA
17. LBM PCNU BEKASI
18. LBM PCNU JAKARTA PUSAT
19. LBM PCNU JAKARTA BARAT
20. PONPES ASHOLIHIN AL-ABROR
21. RABITHAH MA'AHID ISLAM (RMI) JAKARTA UTARA
22. MDM
23. PIQ AL-MISBAH
24. KEMENAG JAKARTA UTARA
25. PAGUYUBAN SANTRI NUSANTARA (PSN) Jakarta Utara
26. PAGUYUBAN SANTRI NUSANTARA (PSN) Jakarta Timur
27. PAGUYUBAN SANTRI NUSANTARA (PSN) Jakarta Utara
28. PAGUYUBAN SANTRI NUSANTARA (PSN) Jakarta Barat
29. PAGUYUBAN SANTRI NUSANTARA (PSN) Jakarta Pusat
30. PONPES ALMIFTAHIYYAH
31. PONPES AL KENANIYAH
32. HIMASAL Jakarta utara (Alumni Lirboyo)
33. IS ALUNY JABODETABEK (Alumni PP Alkhoziny)
34. IMAP JABODETABEK (Alumni Al falah Ploso)
35. HIMMA JABODETABEK (Alumni Sarang)
36. KESAN JABODETABEK (Alumni Langitan)

ASILAH BAHTSUL MASAIL ASWAJA NU CENTER KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA 6

Anda mungkin juga menyukai