Anda di halaman 1dari 23

Staraegi Penghimpunan Dan Penyaluran Dana

Perelek Masjid Jami Miftahuljannah (Studi Kasus


Pada DKM Masjid Jami Mftahuljannah di
Kampung Cipetir RT06/RW02 Desa Cipurwasari
Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang)

Saepul Anwar
Fakultas Agama Islam Universitas Pelita Bangsa, Bekasi Jawa Barat
e-mail: saepulcreative14@gmail.com

ABTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membangun ekonomi DKM masjid
jami miftahuljannah yang bertempat di kampong cipetir RT06 RW02
kecmatan tegalwaru kabupaten karawang dengan strategi terbaru
menggunakan strategi perelek. Penelitian ini menggunakan metod
kualitatif data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari intansi
terkait dalam objek penelitian. Sumber utama penelitian ini adalah
dengan melakukan observasi ke lapangan yang bertempat di Masjid
Jami Miftahuljannah Kampung Rt.06 Rw.02 Desa Cipurwasari Kec.
Tegalwaru Kabupaten Karawang. Sedangkan untuk memperoleh
data berkenaan dengan judul penelitian penulis menggunakan jenis
metode pengumpulan datadengan cara wawancara sebagai alat
bantu untuk mendapatkan data yang lebih detail dan terpercaya.
Dalam penelitian ini sumber data dibagi dalam dua kategori yitu
dengan Sumber data primer yaitu data yang tertuang dalam item-
item pertanyaan yang dihasilkan dari wawancara mendalam dengan
pengusrus DKM. Sumber data sekunder sebagai pelengkap data
penelitian. Sumber data sekunder diambil dari warga sekitar untuk
memastikan bahwa data yang di terima dari data primer sudah
sesuai dengan data sekunder yang berkaitan dengan pembahasan.
Kata kunci: Penghimpunan Dan Penyaluran Dana Perelek,
Masjid Jami Miftahuljannah, strategi penghimpunan dana,
ekonomi madani, DKM

I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masjid adalah tempat ibadah orang islam untuk berdoa kepada


Allah SWT untuk mendapat rahmat dan rida-Nya. Masjid adalah
satu-satunya tempat ibadah kita kepada Allah SWT yang
memberikan hidup dan kehidupan, disamping itu doa mampu
menjawab berbagai macam tantangan pada setiap zaman.
DKM mengatur pengelolaan dana dengan sempurna, tidak hanya
mengatur masalah kemakmuran masyarakat, tetapi juga mengatur
masalah muamalah. Yaitu mengatur ekonomi masyarakat, hubungan
masyarakat dengan Masjid sangat berpengaruh dengan
perkembangan zaman seperti sosial budaya, pertanian, tehnologi,
tidak terkecuali di bidang ekonomi, hal ini dikarenakan ekonomi
merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang tidak dapat
dipisahkan, namun bukanlah merupakan tujuan akhir dari kehidupan
ini melainkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih
berkah dan bermanfaat.
Dana Perelek merupakan penelitian penulis yang betempat di
Masjid jami Miftahuljannah yang dananya di kumpulkan dari
masyarkat sekitar untuk kemakmuran Masjid itu sendiri merupakan
kerelaan bagi setiap jemaah yang mampu untuk bersedekah setiaphari
jumat dan di kumpulkan di atas kaleng serta di kumpulkan oleh
petugas setiap hari jumat. Dengan pengelolaan yang baik Dana
Perelek merupakan sumber dana potensial yang dapat di manfaatkan
untuk memajukan kesejahteraan Masjid Jami Miftahuljannah.
Dana Perelek untuk kegiatan produktif akan lebih optimal bila
dikelola oleh DKM Masjid jami Miftahuljannah sebagai lembaga
yang terpercaya untuk pengalokasian, pendayagunaan, dan
pendistribusian dana Perelek. Mereka tidak memberikan Dana
Perelek begitu saja melainkan mereka mendampingi, memberikan
pengarahan serta pelatihan
dana tersebut benar-benar dijadikan modal kerja sehingga penerima
Dana Perelek tersebut memperoleh pendapatan yang layak dan
mandiri.

Besarnya potensi Dana Perelek di Masjid Jami Miftahuljannah


mendorong berkembangnya ekonomi masyarakat yang madani dan
mandiri yang dapat membantu dalam menghimpun, mengelola dan
menyalurkan Dana Perelek dari masyarakat untuk masyarakat dan
orang yang membutuhkan khususnya warga kampung Cipetir RT06
RW02 Desa Cipurwasari Kec Tegalwaru Kabupaten Karawang dan
umumnya bagi orang yang membutuhkan.

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya berinfak


dan bershadaqah mulai tumbuh. Berdasarkan uraian tersebut di atas,
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul:
"Penghimpunan dan Penyaluran Perelek Masjid Jami Miftahuljannah"
(Studi Kasus Pada DKM Masjid Jami Miftahuljannah). Di kampung
Cipetir RT06 RW02 Desa Cipurwasari Kec Tegalwaru Kabupaten
Karawang.

B. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini tidak lain untuk turut serta
memberikan kontribusi peneliti terhadap wacana, pemikiran kajian dan
praktik pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan Dana
Perelek Masjid Jami Miftahuljannah. Adapun tujuan khusus penelitian
ini adalah:
1. Mengetahui program-program penghimpunan Dana Perelek Masjid
Jami Miftahulannah yang di kelola oleh DKM.
2. Mengetahui program-program penyaluran Dana Perelek, Dana Perelek
Masjid jami Miftahuljannah yang di kelola oleh DKM.
3. Sikap warga terhadap Dana Perelek Masjid Jami Miftahuljannah yang di
kelola oleh DKM.
4. Pemahaman warga terhadap dana perelek.
5. Keterlibatan warga dalam mengelola dan mengawasi dana perelek.
6. Keterkaitan dana perelek terhadap tanggung jawab sosial di masjid jami
Miftahhuljannah
C.Manfaat Penelitian

Suatu penelitian akan lebih bermakna bila bermanfaat baik bagi


pengembangan ilmu pengetahuan, maupun bagi kehidupan masyarakat.
Maka dari itu, penelitian ini mempunyai manfaat bagi penulisdan
berkonstribusi baik bagi praktisi ataupun akademisi diantaranya:
1. Bagi penulis, penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis dan bernilai
lebih untuk menambah ilmu pengetahuan, memperluas wawasan, serata
meningkatkan kemampuan dan pengalaman di dalam pemberdayaan
ekonomi maasyarakat melalui pengelolan Dana Perelek yang di kelola
oleh DKM Masjid Jami Miftahuljannah.
2. Bagi akademisi Penulis Berharap hasil penelitian ini mampu
berkembang khusussnya di DKM Masjid Pada Umumnya Dan
memberikan sumbangan pemikiran ekonomi syariah pada khususnya,
serta menjadi rujukan penelitian berikutnya tentang pemberdayaan
ekonomi masyarakat melalui Dana Perelek.
3. Bagi praktisi Penulis Berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai acuan untuk di laksanakan di berbagai tempat pada umumnya
dalam memperkuat Ekonomi Islam Pada Khususnya.

4. Adapun bagi Lembaga DKM Masjid Jami Miftahuljannah, dapat


dijadikan sebagai percontohan bagi Masjid lain hang belum
melaksanakan-Nya dan Menjadi pusat pembelajaran mengenai
pemikiran DKM dalam mensejahterakan Ekonomi Masyarakat Sekitar
Masjid Pada khususnya serta Mensejahterakan Ekonomi Islam Pada
umumnya.

D.Pengertian Dana Perelek Masjid Jami Miftahuljannah

1. Pengertian Dana
Dana adalah himpunan dari uang dalam jumlah tertentu dalam
bentuk tunai maupun nontunai. Kata dana biasa digunakan dalam bisnis
untuk menyebutkan istilah uang. Dana juga merupakan komponen
utama dari analisis sebuah bisnis. Dalam artian yang lebih luas, dana
juga bisa berarti modal usaha dalam menjalankan bisnis.
Misalnya, dalam sebuah usaha percetakan, yang masuk dalam
kelompok dana adalah uang kas, mesin cetak, mesin sablon, tinta,
kertas, dan lem.

1.1 Dana Menurut Konsepnya

Bambang Riyanto dalam bukunya yang berjudul "Dasar-dasar


Pembelanjaan Perusahaan", menjelaskan dana berdasarkan tiga konsep.

1.1.1 Konsep Kuantitatif.


Konsep yang berdasarkan kuantitatif dana yang tertanam. Dana yang
dimaksud dalam konsep ini adalah modal kerja bruto, yaitu keseluruhan
dari pada aktiva lancar.

1.1.2 Konsep Kualitatif.


Sebagian dari aktiva lancar yang bisa digunakan untuk membiayai
perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya. Dana yang dimaksud
dalam konsep ini adalah modal kerja netto yaitu yang merupakan
kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancarnya.

1.1.3 Konsep Fungsional.


Konsep ini menyatakan tentang fungsi dari dana sebuah usaha, di mana
dana ini difungsikan untuk menghasilkan keuntungan atau laba.

2. Pengertian Perelek
Secara etimologi perelek berasal dari bunyi beras yang di
kumpulkan orang sunda sedikit di jatuhkan dalam wadah petugas desa.
Bulir beras yag di jatuhkan itu menurut orang sunda berbunyi
"Perelek… Perelek… Perelek." Karena kebiasaan tersebut maka tradisi
itu disebut "Beas Perelek." Namun berdasarkan hasil obsevasi di
lapangan yang bertempat Masjid jami Miftahuljannah beras tersebut di
ganti dengan uang yang di kumpulkan dalam kaleng.
Perelek menurut terminologi merupakan tradisi masyarakat sunda
yang berupa pengumpulan beras atau uang dari warga, kemudian uang
atau beras tersebut digunakan untuk kepentingan umum ataupun untuk
membantu masyarakat yang kesusahan dan sedang memerlukan
bantuan materil.
Dana perelek di berikan pada Jemaah Masjid Jami Miftahuljannah
yang bertempat di kampung "Cipetir RT06 RW02 Desa Cipurwasari
Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang." Khusus-Nya diberikan
kepada anak yatim, dhuafa, dan orang yang membutuhkan. Dana
Perelek boleh di pergunakan untuk modal uasaha dengan syarat syarat
tertentu di antaranya:

1. Warga kampung cipetir atau Jemaah Masjid jami Miftahuljannah.

2. Memiliki KTP.

3. Berdomisili warga kampung Cipetir.

4. Berkelakuan baik seta aktif berjamaah di Masjid Jami Miftahuljannah

3. Pengertian Masjid

Masjid secara Etimologi berarti tempat beribadah. Akar kata dalam


bahasa arab Masjid (ٌ‫س ِجد‬
ْ ‫ ) َم‬dengan huruf jiim yang dikasrahkan adalah
tempat khusus yang disediakan untuk shalat lima waktu. Sedangkan
jika yang dimaksud adalah tempat meletakkan dahi ketika sujud, maka
huruf jiim-nya di fat-hah-kan ٌ‫سجَد‬
ْ ‫ َم‬Secara bahasa, kata masjid (ٌ‫س ِجد‬
ْ ‫) َم‬
adalah tempat yang dipakai untuk bersujud. Kemudian maknanya
meluas menjadi bangunan khusus yang dijadikan orang-orang untuk
tempat berkumpul menunaikan shalat berjama‟ah. Az-Zarkasyi berkata,
"Manakala sujud adalah perbuatan yang paling mulia dalam shalat,
disebabkan kedekatan hamba Allah kepada-Nya di dalam sujud, maka
tempat melaksanakan shalat diambil dari kata sujud (yakni masjad =
tempat sujud). Mereka tidak menyebutnya ٌ‫( َم ْركَع‬tempat ruku‟) atau
yang lainnya. Kemudian perkembangan berikutnya lafazh masjad
berubah menjadi masjid, yang secara istilah berarti bengunan khusus
yang disediakan untuk shalat lima waktu. Berbeda dengan tempat yang
digunakan untuk shalat „Id atau sejenisnya (seperti shalat Istisqa‟) yang
َ ‫( ا َ ْل ُم‬mushallaa = lapangan terbuka yang digunakan untuk
dinamakan ‫صلَّى‬
shalat „Id atau sejenisnya). Hukum-hukum bagi masjid tidak dapat
diterapkan pada mushalla.

Kata masjid dalam bahasa Inggris disebut mosque. Kata mosque ini
berasal dari kata mezquita dalam bahasa Spanyol. Dan
kata mosque kemudian menjadi populer dan dipakai dalam bahasa
Inggris secara luas.
Masjid Secara terminologi adalah tempat yang disediakan untuk
shalat di dalamnya dan sifatnya tetap, bukan untuk sementara. Pada
dasarnya, istilah masjid menurut syara adalah setiap tempat di bumi
yang digunakan untuk bersujud karena Allah di tempat itu. Ini
berdasarkan hadits Jabir RadhiyAllahu anhu dari Nabi ShallAllahu
„alaihi wa sallam, beliau bersabda.

‫ص ِّم‬ َّ ‫ أَد َْس َكزُّْ ان‬ْٙ ِ‫ُّ ًَب َس ُج ٍم يِ ٍْ أ ُ َّيز‬َٚ‫ فَأ‬،‫ط ُٓ ْٕ ًسا‬
َ ُٛ‫ فَ ْه‬،ُ‫صالَح‬ ُ ‫ اْأل َ ْس‬ِٙ
َ ٔ‫ض َيغ ِْجذ ًَا‬ َ ‫َٔ ُج ِعهَذْ ن‬
Dan bumi ini dijadikan bagiku sebagai tempat shalat serta sarana
bersuci (tayammum). Maka siapa pun dari umatku yang datang waktu
shalat (di suatu tempat), maka hendaklah ia shalat (di sana)

E. Dasar Hukum Penghimpunan Dan Penyaluran Dana Perelek

1. Dasar Hukum Penghimpunan Dana Perelek

Dasar hukum Penghimpunan Dana Perelek pada dsarnya sama


dengan dasar hukum sedekah karena pengurus DKM masjid jami
Miftahuljannah tidak memaksakan nominal yang harus di isi dalam
kaleng yang di sediakan. Sedekah pada umumnya terdapat dalam nash
yang shahih (jelas), baik dari Al-quran maupun Al-hadits. Adapun
perintah menunaikan sedekah dalam Al-quran dan Al-hadist
diantaranya sebagai berikut:

ٌَُٕ‫ُ ُْ ِفق‬ٚ ‫ص َالح َ َٔيِ ًَّب َسصَ ْقَُب ُْ ْى‬ ِ ْٛ ‫ُإْ يِ ٌَُُٕ ثِ ْبن َغ‬ٚ ٍَِٚ‫انَّز‬
َّ ‫ ًٌَُٕ ان‬ِٛ‫ُق‬َٚٔ ‫ت‬

"(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan


shalat, dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan
kepada mereka." (QS. Al-Baqarah ayat 3).

َّ ‫ ان‬ٙ ًِِٛ‫عهٗ َيب أ َصبثَ ُٓ ْى َٔ ْان ًُق‬


ِ‫صالح‬ َّ ‫ٍَ ِئرا رُك َِش هللاُ َٔ ِجهَذْ قُهُٕثُ ُٓ ْى َٔان‬ِٚ‫ انَّز‬، ٍَِٛ‫ش ِِش ْان ًُ ْخ ِجز‬
َ ٍَٚ‫صب ِث ِش‬ ّ َ‫َٔث‬
ٌَُٕ‫ُ ُْ ِفق‬ٚ ‫َٔيِ ًَّب َسصَ ْقُب ُْ ْى‬

"Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk


patuh (kepada Allah), (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa
yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan
orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami
beri rezeki kepada mereka." (QS. Al-Hajj ayat 34-35).
Demikian pula dalam beberapa haditsnya, Rasulullah
menyampaikan beberapa keutamaan bersedekah. Di antaranya:

َ َ‫ع َّض َٔ َج َّم ْانخِ َالفَخ‬


ِّ ِ‫عهَٗ ر ِْش َكز‬ َ ْ‫صذَقَخَ ِئ ََّّل أَح‬
َ ُ‫غٍَ هللا‬ َّ ‫ع ْجذٌ ان‬ َ ْ‫َيب أَح‬
َ ٍَ‫غ‬

"Tidaklah seorang hamba memperbaiki sedekahnya kecuali Allah


memperbaiki pengganti atas harta tinggalannya." (HR-. Ibnu al-
Mubarak). Sedekah bisa dilakukan kapan saja dan di mana pun
berada serta kepada siapapun. Namun bersedekah memiliki pahala
lebih besar bila dilakukan di waktu-waktu utama, di antaranya di hari
Jumat.

Di dalam beberapa hadits, disebutkan anjuran khusus untuk


bersedekah di hari Jumat. Di antaranya hadits:

‫بط‬ُ َُّ ‫ َٓب ان‬ُّٚ َ ‫َب أ‬ٚ ِِ ‫ع َهٗ يِ ُْجَ ِش‬


َ َُٕ َْٔ ‫عهَّ َى‬ َ ُ‫صهَّٗ هللا‬
َ َٔ ِّ ْٛ ‫ع َه‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫ قَب َل َسعُٕ ُل‬:َ‫ع ٍْ َجبثِ ِش ث ٍِْ َع ْج ِذ هللاِ قَبل‬ َ
ِ‫ُْ ُك ْى ثِكَثْ َشح‬َٛ‫َُُّ َٔث‬ْٛ َ‫صهُٕا انَّزِ٘ ث‬ َّ ‫ ِّ ثِ ْبأل َ ْع ًَب ِل ان‬ْٛ َ‫رُٕثُٕا ئِنَٗ َسثِّ ُك ْى قَ ْج َم أ َ ٌْ ر َ ًُٕرُٕا َٔثَبد ُِسٔا ئِن‬
ِ َٔ ‫صب ِن َح ِخ‬
َ ُْ ُ ‫ َٔر‬،‫ رُإْ َج ُشٔا‬،ِ‫َّخ‬َِٛ‫ َٔ ْانعَ َال‬،‫غ ِ ِّش‬
‫ َٔر ُ ْشصَ قُٕا‬،‫ص ُشٔا‬ َّ ‫ِر ْك ِش ُك ْى َٔثِكَثْ َشحِ ان‬
ّ ‫ ان‬ِٙ‫صذَقَ ِخ ف‬

"Dari Jabir bin Abdillah berkata, Rasulullah bersabda saat beliau


berada di atas mimbarnya, wahai manusia bertobatlah kalian kepada
Tuhan kalian sebelum kalian mati. Bersegeralah kembali kepada-Nya
dengan amal-amal saleh, sambunglah hubungan antara Tuhan dan
kalian dengan memperbanyak dzikir dan sedekah di saat sunyi dan
ramai, maka kalian diganjar, ditolong dan diberi rizki." (HR-. al-Kassi
dalam kitab al-Muntakhab min Musnad Abd bin Humaid).

Di dalam bab "Hal-hal yang Diperintahkan di Hari dan Malam


Jumat" di kitab al-Umm, Imam al-Syafi‟i meriwayatkan hadits:

‫ع َّه َى قَب َل أ َ ْكث ُِشٔا‬َ َٔ ِّ ْٛ َ‫عه‬ َّ َّٗ‫صه‬


َ ُ ‫َّللا‬ َ - ِ‫عٕ َل هللا‬ ُ ‫ أ َ ْٔفَٗ أ َ ٌَّ َس‬ٙ‫ع ٍْ َع ْج ِذ هللاِ ث ٍِْ أ َ ِث‬ َ ‫ثَهَغََُب‬
ُ ‫صذَقَخ‬َّ ‫ ِّ ان‬ِٛ‫ف ف‬ ُ َّ‫ضع‬ َ َُٚٔ ‫ أُثَهَّ ُغ َٔأ َ ْع ًَ ُع قَب َل‬َِِّٙ‫َ ْٕ َو ْان ُج ًُعَ ِخ فَا‬ٚ ٙ
َّ َ‫عه‬
َ َ ‫ص َالح‬
َّ ‫ان‬

"Telah sampai kepadaku dari Abdillah bin Abi Aufa bahwa


Rasulullah bersabda, ‘Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di
hari Jumat sesungguhnya shalawat itu tersampaikan dan aku dengar’.
Nabi bersabda, ‘Dan di hari Jumat pahala bersedekah
dilipatgandakan’." (Imam al-Syafi’i, al-Umm, juz 1, hal. 239).

Di dalam literatur fiqih, anjuran bersedekah di hari Jumat


sebagaimana waktu-waktu utama yang lain memiliki nilai keutamaan
lebih besar dari pada waktu lainnya. Hari Jumat termasuk waktu yang
utama untuk bersedekah, karena Jumat merupakan hari raya orang
Islam sebagaimana disebutkan dalam hadits. Penekanan bersedekah di
hari Jumat dan waktu-waktu utama yang lain bukan berarti anjuran
untuk menunda sedekah di waktu-waktu tersebut. Namun yang
dimaksud adalah bersedekah di waktu-waktu tersebut memiliki pahala
yang lebih besar dibandingkan waktu-waktu lainnya. Seseorang
dianjurkan bersedekah kapan saja dan lebih utama lagi dilakukan di
hari-hari spesial seperti Jumat. Syekh Zakariyya al-Anshari
mengatakan:

َََُّّ‫ ٍِْ أ‬ٛ‫ َح‬ٛ ِ‫ ِن َخ َج ِش انصَّح‬ِٙ‫أْر‬َٚ ‫ ًَب‬ِٛ‫ض ُم يِ ُْ َٓب ف‬


َ ‫ ِّ أ َ ْف‬ِٛ‫صذَقَخُ ف‬
َّ ‫ضبٌَ ) َٔان‬
َ ‫(س َي‬ َ )ِٙ‫صذَقَخُ ف‬
َ ‫ش ْٓ ِش‬ َّ ‫(ٔرَزَأ َ َّكذُ ان‬
َ
َ َُّ ‫ٕس َٔ ِأل َ ٌَّ ان‬
‫بط‬ َ ‫ضبٌَ » َٔ ِألَََُّّ أ َ ْف‬
ُّ ‫ض ُم ان‬
ِ ُٓ ‫ش‬ َ ‫ َس َي‬ِٙ‫َ ُكٌُٕ ف‬ٚ ‫ َكبٌَ أَجْ َٕدَ َيب‬- ‫عهَّ َى‬ َ َٔ ِّ ْٛ َ‫عه‬ َّ َّٗ‫صه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ -«
ِ ‫(األ َ ْٔ َقب‬
‫د‬ ْ ‫عبئ ِِش‬ َ ِٙ‫(ٔ) ف‬ َ َ ‫ ِّ أ‬ِٛ‫غٌَٕ ِن ًَكَب ِعجِ ِٓ ْى فَز َ ُكٌُٕ ْان َحب َجخ ُ ف‬
َ َّ‫شذ‬ ُ ‫َزَف ََّش‬ٚ ‫ع ِخ فَ َال‬ َّ ِ‫ ِّ َي ْشغُٕنٌَُٕ ث‬ِٛ‫ف‬
َ ‫بنطب‬
ِ ‫ ِذ ِنف‬ِٛ‫ َِّبو ْانع‬َٚ‫َبضهَخِ) َكعَ ْش ِش رِ٘ ْانحِ َّج ِخ َٔأ‬
‫هَزِ َٓب‬ٛ‫َض‬ ِ ‫ْانف‬

"Dan menjadi kukuh anjuran bersedekah di bulan Ramadhan.


Bersedekah di dalamnya lebih baik dari pada waktu-waktu lain yang
akan disebutkan, karena haditsnya al-Bukhari dan Muslim, bahwa
kondisi Nabi yang paling dermawan adalah saat bulan Ramadlan, dan
karena Ramadlan lebih utama-utamanya bulan, dan karena manusia
disibukkan dengan ketaatan di dalamnya, mereka tidak sempat
meluangkan waktu untuk bekerja sehingga tingkat kebutuhan di bulan
Ramadhan lebih tinggi. Dan menjadi kukuh anjuran bersedekah di
waktu-waktu lain yang utama, seperti 10 hari pertama bulan
Dzulhijjah dan hari raya karena hari-hari tersebut memiliki
keutamaan."

‫ َٓب‬ْٛ َ‫شُِ ئن‬ُٛ ِ‫ُ ْغز َ َحتُّ ر َأْخ‬ٚ ِ‫ٕسح‬ َ ‫د َٔ ْاأل َ َيبك ٍِِ ْان ًَ ْز ُك‬
ِ ‫ ِْش ْاأل َ ْٔقَب‬ٛ‫غ‬
َ ِٙ‫صذُّقَ ف‬ َ َّ ‫صذَ انز‬ َ َ‫ْظ ْان ًُ َشادُ أ َ ٌَّ َي ٍْ ق‬ َ َٛ‫َٔن‬
ٙ ُّ ‫ ِْشَْب غَب ِنجًب قَبنَُّ ْاأل َ ْر َس ِع‬ٛ‫غ‬
ُّ ‫ َٔرَجِعَُّ ان َّض ْس َك ِش‬ٙ َ ِٙ‫ظ ُى أَج ًْشا يِ ُُّْ ف‬ َ َّ ‫ثَ ْم ْان ًُ َشادُ أ َ ٌَّ انز‬
َ ‫ َٓب أ َ ْع‬ِٛ‫صذُّقَ ف‬

"Dan bukanlah yang dikehendaki bahwa seseorang yang ingin


bersedekah di selain waktu-waktu utama dianjurkan menundanya di
waktu-waktu tersebut, namun yang dikehendaki adalah sedekah di
waktu-waktu tersebut secara umum lebih besar pahalanya dari pada di
selainnya. Hal ini seperti dikatakan Imam al-Adzra’i dan diikuti Imam
al-Zarkasyi."

ٍْ ِ‫صذَقَزِ ِّ ي‬ ٍ ‫ذ دٌَُٔ َٔ ْق‬


َ ‫ذ ر َ َح َّشٖ ِث‬ ٍ ‫ َٔ ْق‬ِٙ‫صذَّقَ ف‬ ّ ًِِٛ‫ ك ََال ِو ْان َحه‬ِٙ‫ث ُ َّى قَب َل َٔف‬
َ َ ‫ُخَب ِنفُُّ فَاََُِّّ قَب َل َٔ ِئرَا ر‬ٚ ‫ ِ َيب‬ٙ
ٌَ‫ضب‬ َ ‫ٕس َس َي‬ ِ ُٓ ‫ش‬ُّ ‫َ ْٕ َو ْان ُج ًُ َع ِخ َٔيِ ٍْ ان‬ٚ ‫ َِّبو‬َٚ‫ْاأل‬
"Imam al-Adzra’i berkata, dan di dalam statemen Imam al-Halimi
terdapat hal yang menyelisihi penjelasan di atas, al-Halimi berkata,
apabila bersedekah di satu waktu, tidak waktu yang lain, maka
hendaknya ditekankan pada hari Jumat dan bulan Ramadlan." (Syekh
Zakariyya al-Anshari, Asna al-Mathalib, juz 1, hal. 406).

"Di dalam komentarnya atas referensi tersebut, Syekh Ahmad bin


Hamzah Al-Ramli mengatakan:

ِ ْ ‫ذََُب أ َ ْْ َم‬ِٛ‫َ ْٕ ُو ْان ُج ًُعَ ِخ ِألَََُّّ ع‬َٚٔ ‫ رَفَقُّ ًٓب‬ٙ


ِٙ‫اْلع َْال ِو َك ًَب ف‬ ُّ ‫ٕسا َء قَب َل ْاأل َ ْر َس ِع‬ َ َٔ (‫ ِذ ئنَ ْخ‬ِٛ‫ َِّبو ْانع‬َٚ‫قَ ْٕنُّ ُ َٔأ‬
َ ُ‫عبش‬
ِ ِٚ‫ْان َحذ‬
(‫ث‬

"Perkataan Syekh Zakariyya, dan hari raya, demikian pula hari


Asyura (10 Muharram). Al-Imam al-Adzra‟i berkata dari sudut
pandang fiqih, dan demikian pula sangat dianjurkan bersedekah di hari
Jumat karena ia adalah hari raya kita, Umat Islam seperti keterangan
dalam hadits." (Syekh Ahmad bin Hamzah al-Ramli, Hasyiyah al-
Ramli „ala Asna al-Mathalib, juz 1, hal. 406).

Di dalam referensi yang lain ditegaskan:

‫ًب عششِ األٔاخش‬ٛ‫ عبئش األصيُخ انفبضهخ كبنجًعخ ٔسيضبٌ ع‬ٙ‫ٔاألفضم رحش٘ انصذقخ ف‬
‫ذ‬ٛ‫بو انع‬ٚ‫ٔعشش ر٘ انحجخ ٔأ‬

"Dan lebih utama menekankan sedekah di waktu-waktu utama


seperti hari Jumat, bulan Ramadhan, terutama 10 hari terakhirnya, 10
hari awal bulan Dzulhijjah dan beberapa hari raya." (Syekh Ibnu Hajar
al-Haitami, al-Minhajul Qawim, hal. 241).

2. Dasar Hukum Penyaluran dana Perelek

Dana Perelek adalah dana yang dikumpulkan dari masyarakat


(Jemaah masjid jami Miftahuljannah) secara sukarela maka dasar
hukum yang di ambil sama denga dasar hukum Infaq dan Sedekah.
Islam memerintahkan umatnya untuk saling membantu dan
saling menolong antar sesama. Salah satunya dengan infak dan
sedekah, antara lain melalui ayat Al-Quran dan hadit sebagai berikut:

َ َّٔ ‫ص ٰهٕح َ َٔا َ َْفَقُ ْٕا يِ ًَّب َسصَ ْق ُٰ ُٓ ْى ع ًِّشا‬


ٌَْٕ ‫ َّْش ُج‬ٚ ً‫َخ‬َِٛ ‫ع َال‬ َّ ‫َّللاِ َٔا َ قَب ُيٕا ان‬
‫ت ه‬ َ ‫َزْهُ ٌَْٕ ِك ٰز‬ٚ ٍَْٚ‫ا ٌَِّ انَّ ِز‬
ۙ ‫رِ َجب َسح ً نَّ ٍْ رَج ُْٕ َس‬
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-
Qur'an) dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki
yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-
terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi,"
(QS. Fatir 35: Ayat 29)

َ ٍَِْٛ‫ظ َٔا ْنعَب ف‬


ُّ‫ُحِ ت‬ٚ ُ‫ع ٍِ انَُّب ِط ۗ َٔا هّٰلل‬ َ ْٛ َ‫ٍَْ ْانغ‬ٛ ًِ ِ‫ُ ُْ ِفقُ ٌَْٕ فِٗ انغ ََّّشآءِ َٔا نض ََّّشآءِ َٔا ْن ٰكظ‬ٚ ٍَْٚ‫انَّ ِز‬
ۚ ٍَُِْٛ‫ْان ًُحْ ِغ‬

"(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun


sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat
kebaikan." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 134)

‫َ ٰزًٰ ٗ َٔا‬ٛ‫ٍَْ َٔا ْن‬ِٛ‫ ٍِْ َٔا َّْلَ ْق َشث‬َٚ‫ ٍْش فَه ِْه َٕا ِنذ‬ٛ‫ُ ُْ ِفقُ ٌَْٕ ۗ قُ ْم َي ۤب ا َ َْفَ ْقز ُ ْى ِ ّي ٍْ َخ‬ٚ ‫َغْــئَهُ ََْٕكَ َيب رَا‬ٚ
‫ ٌى‬ْٛ ‫ع ِه‬ ‫ ٍْش فَ ِب ٌَّ ه‬ٛ‫ ِم ۗ َٔ َيب ر َ ْفعَهُ ْٕا يِ ٍْ َخ‬ْٛ ِ‫غج‬
َ ّٖ ِ‫َّللاَ ث‬ َّ ‫ ٍِْ َٔا ث ٍِْ ان‬ٛ‫ْن ًَغٰ ِك‬

"Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus


mereka infakkan. Katakanlah, Harta apa saja yang kamu infakkan,
hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak yatim,
orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Dan kebaikan apa saja
yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 215)

Setiap ruas jari-jari yang pada manusia itu bisa memberikan


sedekah pada setiap hari yang diterbiti matahari. Berbuat adil diantara
dua orang yang berselisih adalah sedekah. Setiap langkah yang
diayunkan untuk pergi shalat adalah sedekah. Dan menyingkirkan
sesuatu yang dapat mengganggu dijalan adalah sedekah. (HR- Bukhari
dan Muslim).

Para jumhur mufasir dan ulama kontemporer juga menyepakati


suatu kondisi sosial yang mewajibkan orang untuk peduli. Pada
banyak riwayat dikatakan bahwa infak dan sedekah bukan mengurangi
harta, bahkan sebaliknya, menjadi banyak dan berkah. Dalam hal lain
juga disampaikan bahwa infak dan sedekah dapat menghindarkan orang
dari bala dan kesempitan

1.1 Pengertian Infak dan Sedekah


Infak berarti mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan yang
diperintahkan ajaran. "Infak dikeluarkan oleh setiap orang yang
beriman baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit
(Qs. Ali Imran 3: 134)". "Infak boleh diberikan kepada siapapun,
misalnya untuk kedua orang tua, anak yatim dan sebagainya." (QS. Al-
Baqarah 2: Ayat 215)

Sedangkan sedekah jika ditinjau dari segi terminology syari‟at,


pengertian sedekah sama dengan infak termasuk juga ketentuan dan
hukumnya. Hanya saja, sedekah memiliki arti luas, tak hanya
menyangkut hal uang namun juga yang bersifat non materil.

Hadits Imam Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan


bahwa jika tak mampu bersedekah dengan harta maka membaca tasbih,
takbir, tahmid, tahlil dan melakukan amar ma‟ruf nahi munkar adalah
sedekah.

Sebagaimana kita yakini bahwa semua rizki dan harta yang


diberikan Allah SWT kepada kita adalah amanah yang harus dijaga
sekaligus merupakan ujian (Qs. Al-anfal 8:28) Rizki dan harta bisa
menjadikan kita lupa kepada Sang Pencipta dan bisa membuat kita rugi
dunia dan akhirat (Qs. Al-Munafiqun 63:9) Tetapi rizki dan harta juga
bisa menghantarkan kita ke surga jika kita mensyukuri dan
membelanjakannya di jalan Allah (Qs. Ibrahim 14:7). Salah satu jalan
mensyukuri rizki adalah dengan mengeluarkan infak.

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang


menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir biji
yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji.
Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki dan
Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Qs. Al-
Baqarah 2: 261).

Infak adalah suatu kewajiban yang harus tetap dilakukan dalam


keadaan apapun. Dalam keadaan senang maupun susah, dalam keadaan
lapang maupun sempit. Allah berfirman: "(yaitu) orang-orang yang
menafkahkan (hartanya), baik di waktu sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah
menyukai orang-orang berbuat kebajikan."(Q.S Ali-Imran 3:134)
Jika umat Islam sudah melaksanakan kewajiban infak serta dana
yang terhimpun dikelola secara baik dan bertanggungjawab, maka
banyak persoalan sosial dan keummatan bias diatasi. Berdasarkan
pada ayat-ayat diatas, jumhur ulama fiqh menyimpulkan bahwa
distribusi harta melalui infak di jalan Allah termasuk pemberian
sedekah yang hukumnya sunah. Bagi mereka yang dengan ikhlas
memenuhi perintah sunah tersebut, Allah memberikan jaminan pahala
yang sangat besar atas amalan yang telah di kerjakan.

F. Tujuan dan Hikmah Dana Perelek

Alhamdulilah. Dengan diadakan-Nya penghimpunan dana perelek


masyarakat menyadari bahwa kemakmuran masjid sangat penting
untuk semua Jemaah-Nya Banyak sekali hikmah yang didapatkan di
antaranya sebagai berikut:

1. Fastabiqulkhoirat. berlomba-lomba dalam kebaikan. Banyak


masyarakat yang iri karena sedekahnya sedikit sehingga pada
kesempatan berikutnya menambah sedekahnya.

2. Wasilah. dana perelek menjadi wasilah bagi masyarakat, lebih giat


berinfaq dan sedekah. Hikmah yang terkandung di dalamnya, baik yang
berkaitan dengan "Hablumminallah" (Hubungan dengan Allah)
maupun "Hablumminannas" (Hubungan sosial kemasyarakatan antara
manusia), antara lain:
2.1 Mensyukuri karunia Illahi, menumbuh suburkan harta dan pahala
serta membersihkan diri dari sifat kikir, dengki dan iri hati
2.2 Melindungi masyarakat dari bahaya kemiskinan dan akibat
kemelaratan

2.3 Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera dimana hubungan


seseorang dengan yang lainnya menjadi rukun dan harmonis yang
akhirnya dapat menciptakan situasi yang tentram, aman lahir
bathin.

3. Dua Puluh Hikmah Amalan Sedekah

3.1. Sedekah dapat menghapuskan kesalahan dan meredakan murka


Allah. Rasulullah SAW bersabda: "sedekah meredakan kemarahan
Allah dan menangkal (mengurangi) kepedihan sakaratul maut."
(Dalam buku Fiqh Sunnah Karangan Sayyid Sabiq).
3.2. Sedekah membuka pintu rezeki. Rasulullah SAW bersabda
"Turunkanlah (Datangkanlah) rezekimu (Dari Allah) dengan
mengeluarkan sedekah." (HR- Al-baihaqi). Dalam salah satu
hadits qudsi, Allah berfirman: "hai anak adam..!, infaklah
(Nafkahkanlah hartamu), niscaya aku memberikan nafkah
kepadamu. "(HR- muslim).

3.3. Sedekah melipatgandakan rezeki. Sedekah tidak saja membuka


pintu rezeki/ tetapi juga melipatgandakan "Perumpamaan (nafkah
yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya
di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir biji yang
menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji.
Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki
dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Qs.
Al-Baqarah 2: 261).

3.4. Sedekah menjauhkan diri dari api neraka. Rasulullah SAW


bersabda: "jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya
dengan (sedekah) sebutir Kurma." ( mutafaq’alaih).

3.5. Pelaku sedekah berada dalam naungan sedekahnya pada hari


kiamat. Rasulullah bersabda: "Naungan bagi seorang mukmin
pada hari kiamat adalah sedekahnya." (HR-Ahmad).

3.6. Amalan sedekah adalah penawar untuk berbagai jenis penyakit


jasmani. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.
"Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari
kalanganmu) dengan bersedekah dan persiapkan doa untuk
menghadapi datangnya bencana." (HR- ath-thabrani).

3.7. Amalan sedekah adalah penawar berbagai jenis penyakit hati.


Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW kepada orang yang
mengeluhkan kekerasaan hatinya kepada beliau : "jika kamu
hendak melembutkan hatimu, maka berilah makan orang miskin
dan usaplah kepala anak yatim." (HR-Ahmad). Rasulullah SAW
juga pernah bersabda bahwa sedekah dari seorang muslim
meningkatkan (hartanya) dimasa kehidupannya, meringankan
kepedihan saat mautnya, dan Allah hilangkan perasaan sombong
dan egois dari diri-Nya. (Fiqhus-Sunnah Vol. 3, Hal 97).
3.8. Allah menolak berbagai macam musibah dengan sedekah. Sedekah
menolak berbagai bentuk musibah bagi siapapun, sekalipun
mereka dari Golongan orang zhalim, bahkan kafir sekalipun.
Rasulullah SAW bersabda; "sedekah dapat menyelamatkan
manusia dari kematian yang buruk." (Al-Wasail 6: 267, Hadis ke
4).

3.9. Seorang hamba baru bisa sampai pada hakikat kebajikan sejati
melalui amalan sedekah. Allah SWT berfirman:

‫ ٌى‬ْٛ ‫ع ِه‬
َ ّٖ ‫َّللاَ ِث‬ َ ٍْ ِ‫نَ ٍْ رََُب نُٕا ْان ِج َّش َحزهٗ ر ُ ُْ ِفقُ ْٕا يِ ًَّب رُحِ ج ٌَُّْٕ ۗ َٔ َيب ر ُ ُْ ِفقُ ْٕا ي‬
‫ءٍ فَ ِب ٌَّ ه‬ْٙ ‫ش‬

"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu


menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun
yang kamu infakkan, tentang hal itu, sungguh Allah Maha
mengetahui." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 92)

3.10. Seorang yang bersedekah di doakan oleh malaikat setiap hari.


Nabi Muhammad SAW bersabda: "Tidak ada hari yang di sambut
oleh para hamba melainkan di sana ada dua malaikat yang turun,
salah satunya berkata ‘ya Allah, berikanlah ganti kepada orang-
orang yang berinfaq’ sedangkan (malaikat) yang lainnya berkata.
'Ya Allah, berikanlah kehancuran kepada orang-orang yang
menahan (hartanya)’," (HR- bukhari-muslim).

3.11. Pelaku sedekah di karuniakan keberkahan baginya dan hartanya.


Sebagaimana Allah berfirman; Allah SWT berfirman:

َ ٍْ ‫ ْقذ ُِس نَّٗ ۗ َٔ َي ۤب ا َ َْفَ ْقز ُ ْى ِ ّي‬َٚ َٔ ِِٖ ‫شب ٓ ُء يِ ٍْ ِع َجب د‬


َُٕ َْٔ ۚ ُّٗ‫ ُْخ ِهف‬ٚ َٕ ُٓ َ‫ءٍ ف‬ْٙ ‫ش‬ َ َّٚ ٍْ ًَ ‫انش ْصقَ ِن‬
ِّ ‫ظ‬ُ ‫غ‬
ُ ‫ ْج‬َٚ ْٙ ّ‫قُ ْم ا ٌَِّ َس ِث‬
ٍَْٛ‫انش ِص ِق‬
‫ ُْش ه‬ٛ‫َخ‬

"Katakanlah, Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan


membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-
hamba-Nya. Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan
menggantinya dan Dialah Pemberi Rezeki yang terbaik." (QS.
Saba' 34: Ayat 39)

3.12. Tidak ada harta yang tersisa bagi pemilik harta melainkan apa
yang telah di sedekahkannya. Allah SWT berfirman:
‫ ٌى‬ْٛ ‫ع ِه‬
َ ّٖ ِ‫َّللاَ ث‬ َ ٍْ ِ‫نَ ٍْ رََُب نُٕا ْانجِ َّش َحزهٗ ر ُ ُْ ِفقُ ْٕا يِ ًَّب رُحِ ج ٌَُّْٕ ۗ َٔ َيب ر ُ ُْ ِفقُ ْٕا ي‬
‫ءٍ فَ ِب ٌَّ ه‬ْٙ ‫ش‬

"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu


menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun
yang kamu infakkan, tentang hal itu, sungguh Allah Maha
mengetahui." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 92)

3.13. Allah melipatgandakan ganjaran bagi orang yang bersedekah,


Sebagaimana firman Allah SWT berfirman:

‫ ٌى‬ْٚ ‫ف نَ ُٓ ْى َٔنَ ُٓ ْى اَجْ ٌش ك َِش‬ ِ ‫صذّ ِٰق‬


‫ذ َٔا َ ْق َشضُٕا ه‬
َ ‫َّللاَ قَ ْشضًب َح‬
ُ َ‫ُّضٰ ع‬ٚ ‫غًُب‬ َّ ًُ ‫ٍَْ َٔا ْن‬ِٛ‫ص ِذّق‬
َّ ًُ ‫ا ٌَِّ ْان‬

"Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki


maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan
pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi
mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia." (QS. Al-
Hadid 57: Ayat 18).

3.14. Ahli sedekah akan dipanggil dari arah pintu khusus dari pintu-
pintu surga, "Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju
kenikmatan". Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka
mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal
dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika
ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil
dari pintu sedekah." (HR- Bukhari).
3.15. Pada amalan sedekah terdapat di dalamnya kelapangan dada,
kenyamanan dan ketenangan hati. Setiap kali bersedekah, makin
menguat kebahagiaan dan makin besar kesenangan. Allah ta‟ala
berfirman: Allah SWT berfirman:

ْٙ ‫َ ِجذ ٌَُْٔ ِف‬ٚ ‫ ِٓ ْى َٔ ََّل‬ْٛ َ‫ُحِ ج ٌَُّْٕ َي ٍْ َْب َج َش اِن‬ٚ ‫ ًَب ٌَ يِ ٍْ قَ ْج ِه ِٓ ْى‬ْٚ ‫ٍَْ رَجَ َّٕ ُؤ انذَّا َس َٔا ْ َِّل‬ٚ‫َٔا َّن ِز‬
ۤ
َ‫ ُّْٕق‬ٚ ٍْ ‫صخٌ ۗ َٔ َي‬
َ ‫صب‬ َ ‫ع ٰهٗ ا َ َْفُ ِغ ِٓ ْى َٔنَ ْٕ كَب ٌَ ثِ ِٓ ْى َخ‬ َ ٌَْٔ ‫ُـإْ ث ُِش‬َٚٔ ‫صذ ُْٔ ِس ِْ ْى َحب َجخً ِ ّي ًَّ ۤب ا ُ ْٔر ُ ْٕا‬ ُ
ٓ
ۚ ٌَْٕ ‫ٔنئِكَ ُْ ُى ْان ًُ ْف ِه ُح‬ٰ ُ ‫ش َّح ََـ ْفغ ِّٖ فَب‬ُ

"Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati Kota Madinah


dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin),
mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan
mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa
yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka
mengutamakan (Muhajirin) atas dirinya sendiri, meskipun mereka
juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran,
maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Qs. Al-Hasyr
59: Ayat 9)

3.16. Sedekah dapat menghapus dosa. Pernyataan ini diperkuat dengan


dalil hadist Rasulullah SAW, "sedekah dapat menghapus dosa
sebagaimana air memadamkan api." (HR-Tirmidzi, Dishahihkan
Al-albani dalam Shahih At- tirmidzi, 614).

3.17. Kaya yang disertai sedekah berada di tingkatan yang sama


dengan al-qur’an yg disertai pengamalannya. Dari Ibnu Umar
R.A, berkata bahwa Rasulullah SAW Bersabda: “Tidak
diperbolehkan hasad (iri hati) kecuali terhadap dua orang: Orang
yang dikaruniai Allah (kemampuan membaca/menghafal
Alquran). Lalu ia membacanya malam dan siang hari, dan orang
yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menginfakannya pada
malam dan siang hari.” (Hr. Bukhari, Tarmidzi, dan Nasa’i)

3.18. Seorang hamba dianggap telah menepati perjanjian dengan Allah,


pada saat ia mengorbankan jiwa dan hartanya di jalan Allah. Allah
SWT berfirman:

ِ‫َّللا‬ َ ْٙ ِ‫ُقَب رِهُ ٌَْٕ ف‬ٚ ۗ َ‫غ ُٓ ْى َٔا َ ْي َٕا نَ ُٓ ْى ِثب َ ٌَّ نَ ُٓ ُى ْان َجــَُّخ‬
‫ ِم ه‬ْٛ ‫ع ِج‬ َ ُ‫ٍَْ ا َ َْف‬ُِٛ ِ‫َّللاَ ا ْشز َٰشٖ يِ ٍَ ْان ًُإْ ي‬
‫ا ٌَِّ ه‬
ٍَ ِ‫ ِم َٔا ْنقُ ْش ٰا ٌِ ۗ َٔ َي ٍْ ا َ ْٔ ٰفٗ ثِعَ ْٓذ ِِٖ ي‬ْٛ ‫ ِّ َحقًّب فِٗ انز َّ ْٕ ٰسٮ ِخ َٔا ْ َِّل َْ ِج‬ْٛ َ‫عه‬ َ ‫ُ ْقزَهُ ٌَْٕ ۗ َٔ ْعذًا‬ٚ َٔ ٌَْٕ ُ‫َ ْقزُه‬َٛ‫ف‬
‫ ُى‬ْٛ ِ‫َ ْعز ُ ْى ِث ّٖ ۗ َٔ ٰرنِكَ ْ َُٕ ْانف َْٕ ُص ْانعَظ‬ٚ‫٘ ثَب‬
ْ ‫ ِع ُك ُى انَّ ِز‬ْٛ َ‫َّللاِ فَب ْعز َـ ْجش ُِش ْٔا ثِج‬
‫ه‬

"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri


maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.
Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh
atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam
Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati
janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang
telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang
agung." (QS. At-Taubah 9: Ayat 111).
3.19.Sedekah adalah pensuci bagi harta dan jiwa. Melepaskan dari
sikap sikap buruk (ad-dakhan). Nabi berwasiat kepada para
pedagang: „Wahai para pedagang..! Sesunnguhnya (pada)
perdagangan ini terjadi kealphaan dan sumpah, maka campurilah
dengan sedekah."(HR-. Ahmad).
Allah SWT berfirman:

َ َ‫ص ٰهٕرَك‬
ُ‫عك ٌٍَ نَّ ُٓ ْى ۗ َٔا هّٰلل‬ َ ٌَِّ ‫ ِٓ ْى ۗ ا‬ْٛ َ‫عه‬ َ ُ ‫صذَقَخً ر‬
َ َٔ ‫ ِٓ ْى ِث َٓب‬ْٛ ‫ط ِّٓ ُش ُْ ْى َٔرُضَ ِ ّك‬
َ ‫ص ِّم‬ َ ‫ُخ ْز يِ ٍْ ا َ ْي َٕا ِن ِٓ ْى‬
‫ ٌى‬ْٛ ‫ع ِه‬
َ ‫ ٌع‬ْٛ ًِ‫ع‬
َ

"Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan


menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah
Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS. At-Taubah 9: Ayat
103)

3.20. Sedekah untuk janda dan orang miskin diibaratkan seperti orang
yg berpuasa terus menerus. Rasulullah bersabda,"orang yg
mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang
miskin ibarat berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat
malam. Ia tidak merasa lelah & ia juga ibarat orang berpuasa yg
tidak pernah berbuka." (HR- bukhari)
.
Dalam hal ini, ulama setempat telah membahas mengenai apa
hikmah dan tujuan dari adanya Dana Perelek. Diantaranya, sama
dengan hikmah Infaq Sedekah namun ada yang unik dngan Dana
Perelek yaitu fastabiqulkhoirat dengan adanya pencatatan sedekah
yang telah di sediakan panitia ketika berkeliling untuk menghimpun
Dana Perelek serta mengizinkan masyarakat melihat catatan tersebut
maka mendorong minat masyarakat untuk beramal baik lebih banyak.
Tujuan kedua memakmurkan kehidupan masyarakat secara luas. Dari
segi kehidupan masyarakat, Dana Perelek merupakan bagian dari
sistem jaminan sosial dari masyarakat untuk masyarakat. Kehidupan
masyarakat sering terganggu oleh problem kesenjangan, gelandangan,
problem kematian dalam keluarga, dan hilangnya perlindungan
bencana alam maupun bencana non-Alam dan lain sebagainya.
Hakikat Dana Perelek yang demikian menanamkan kepedulian
masyarakat terhadap Masjid jami Miftahuljannah dan memakmurkan
Ekonomi jamah. Khususnya jemaah Masjid jami Miftahuljannah,
Umumnya masyarakat yang membutuhkan.

G. Sasaran Pnyaluran Dana Perelek


Untuk kelancaran dan keberkahan Dana Perelek maka DKM
mengusulkan sasaran-sasaran yang berhak menerima ataupun
meminjam dana tersebut. Adapun orang yang berhak menerima dan
yang memenuhi syarat untuk meminjam Dana Perelek adalah sebagai
berikut:
1. Orang yang berhak menerima:
Orang yang berhak menerima adalah orang yang membutuhkan
mendesak ataupun tidak mendesak diantaranya adalah:

1.1 Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha, atau
mempunyai harta atau usaha yang kurang dari seperdua
kecukupannya, Tidak ada orang yang berkewajiban memberi
belanjanya.
1.2 Orang yang kurang Mampu adalah orang yang mempunyai harta
atau usaha sebanyak seperdua kecukupannya atau lebih, tetapi
tidak sampai mencukupi.
1.3 Petugas penghimpun Dana Perelek DKM Masjid jami
Miftahuljannah. Dari ketua sampai petugas yang berkeliling dapat
bagian-Nya.
1.4 Fisabilillah adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah.
Orang ibadah (bukan maksiat) dan kehabisan bekal seperti anak
pribumi yang sedang menuntut ilmu (Santri dan Santriwati).
1.5 Ibnu sabil adalah orang-orang yang berpergian jauh untuk
kepentingan ibadah (bukan maksiat) dan kehabisan bekal.
2. Syarat-sayarat meminjam Dana Perelek:
Orang-orang yang bisa meminjam adalah orang yang memenuhi
semua syarat yang telah di tentukan adapun yang tidak memenuhi
syarat maka tidak bisa meminjam Dana Perelek dan persyaratannya
adalah sebagai berikut:
2.1 Jamah aktif masjid jami Miftahuljannah (sering mengikuti shalat
dan mengaji berjamaah di masjid jami Miftahuljannah)
2.2 Berjiwa Wirausaha dan kreatif (dna tersebut akan cepat diberikan
bilamana di pergunakan untuk berwirausaha dan bagi hasil untuk
Masjid jami Miftahuljannah)

3. Lembaga Pengelolaan Dana Perelek

Penghimpunan dan Penyaluran Dana Perelek merupakan cara


sederhana, unik creative dan inovatif untuk menarik minat masyarakat
untuk rajin berinfaq dan sedekah adapun dasar hukum beerinfaq dan
sedekah di dasarkan pada firman Allah dan hadist Nabi sebagai
berikut;

‫َ ْٕ ِو‬ٛ‫بّٰللِ َٔ ْان‬
َّ ‫ة َٔ َنك ٍَِّ ْان ِج َّش َي ٍْ آ َيٍَ ِث‬
ِ ‫ق َٔ ْان ًَ ْغ ِش‬
ِ ‫ْظ ْان ِج َّش أ َ ٌْ ر ُ َٕنُّٕا ُٔ ُجٕ َْ ُك ْى قِجَ َم ْان ًَ ْش ِش‬ َ َٛ‫ن‬
َ ًَ ‫َز َب َيٗ َٔ ْان‬ٛ‫عهَٗ ُحجِّ ِّ رَ ِٔ٘ ْانقُ ْشثَٗ َٔ ْان‬
ٍَْ‫ٍَ َٔاث‬ِٛ‫غبك‬ َ ‫ٍَ َٔآر َٗ ْان ًَب َل‬ِِّٛٛ‫ة َٔانَُّج‬ ِ ‫خِ ِش َٔ ْان ًَالَئِ َك ِخ َٔ ْان ِكز َب‬ْٜ‫ا‬
ِ ‫انشقَب‬
‫ة‬ ّ ِ ِٙ‫ٍَ َٔف‬ِٛ‫ ِم َٔانغَّبئِه‬ِٛ‫غج‬ َّ ‫ان‬

Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan


barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat-nya,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya…” (Qs. Al-Baqarah : 177)

Ayat di atas menganjurkan agar seseorang mau bersedekah ketika


orang tersebut masih menyukai harta, artinya orang tersebut masih
dalam keadaan sehat. Ayat ini menunjukkan sedekah di waktu sehat
lebih utama daripada sedekah menjelang kematian.

Penyebabnya antara lain:

3.1. Orang yang sehat masih membutuhkan harta benda sedangkan


orang yang hampir meninggal sudah tidak membutuhkannya;

3.2. Memberikan di waktu sehat menunjukkan keyakinan si pemberi


terhadap janji dan ancaman Allah swt;

3.3. Memberi di waktu sehat lebih berat sehingga pahalanya lebih


besar;

3.4. Orang sehat memberi karena taat dan ingin mendekatkan diri
kepada Allah swt.;
Sebagaimana penjelasan Rasullulah dalam Al-Hadist:

‫ت ْان ِغ ُّم َٔر َ َٓبدَ ْٔا ر َ َحبثُّٕا‬ َ َ ‫عهَّ َى ر‬


ِ َْ ‫ ْز‬َٚ ‫صبفَ ُحٕا‬ َ ُ‫صهَّٗ هللا‬
َ َٔ ِّ ْٛ َ‫عه‬ ُ ‫قَب َل َس‬
َ ِ‫عٕ ُل هللا‬

Artinya: “Rasulullaah saw. bersabda: “Berjabat tanganlah maka


akan hilang rasa dendam dan denki dan saling memberi hadiahlah maka
kalian akan menjadi saling mencintai.” (H.R. Malik)

Hadis di atas menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw.


menganjurkan agar umatnya saling berjabat tangan dan saling memberi
hadiah satu sama lain. Tujuannya adalah agar tercipta suasana saling
mencintai dan mengasihi.

Hadits yang lain, Nabi saw. bersabda:

ِ‫ز َ ِخ انغ ُّْٕء‬ْٛ ِ‫ع ٍْ ي‬


َ ‫ة َٔر َ ْذفَ ُع‬
ِ ّ ‫انش‬
َّ ‫ت‬َ ‫ض‬
َ ‫غ‬
َ ‫ئ‬ ْ ُ ‫صذَقَخَ نَز‬
ُ ‫ط ِف‬ َّ ‫ئِ ٌَّ ان‬

Artinya: “Sesungguhnya sedekah itu dapat memadamkan murka


Tuhan dan menghindarkan diri dari mati su‟ul khatimah.” (H.R.
Tirmizdi)

Hadis di atas menjelaskan bahwa salah satu manfaat sedekah adalah


dapat mencegah murka Allah swt. dan dapat menghindarkan diri dari
mati dalam keadaan su‟ul khatimah.

Pengelolaan Dana Perelek oleh DKM Masjid jami Mitahuljannah,


apalagi yang memiliki kekuatan hukum formal, akan memiliki
bebarapa keuntungan , antara lain: Pertama, untuk menjamin kepastian
dan disiplin dalam penghimpunan setip hari jumat.

II. METODE PENELITIAN

A.Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang


menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari intansi
terkait dalam objek penelitian. Sumber utama penelitian ini adalah
penelitian langsung ke lapangan yang bertempat di Masjid Jami
Miftahuljannah Kampung Rt.06 Rw.02 Desa Cipurwasari Kec.
Tegalwaru Kabupaten Karawang.
Sedangkan untuk memperoleh data berkenaan dengan judul
penelitian penulis menggunakan jenis metode pengumpulan data
sebagai berikut:
1. Pendekatan penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian lapangan dengan instrumen


wawancara sebagai alat bantu untuk mendapatkan data yang lebih
detail dan terpercaya.
2. Sumber data

Dalam penelitian ini sumber data dibagi dalam dua kategori

2.1 Sumber data primer yaitu data yang tertuang dalam item-item
pertanyaan yang dihasilkan dari wawancara mendalam dengan
responden.
2.2 Sumber data sekunder adalah sumber data pendukung dan pelengkap
data penelitian. Sumber data sekunder diambil dari berbagai literatur
yang ada seperti buku-buku, dokumen-dokumen, internet dan
kepustakan lain yang berkaitan dengan pembahasan.

3. Teknik pengumpulan data

Ada dua cara yang ditempuh untuk kepentingan pengumpulan data


dalam penelitian ini, yaitu:
3.1 Riset kepustakaan

Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca, meneliti, bahan-


bahan tertulis seperti buku-buku, artikel, internet dan informasi-
informasi tertulis lainya yang berhubungan dengan pembahasan
mengenai Perelek, infak dan shadaqah. Melalui penelitian ini akan di
dapat konsep, teori dan definisi-definisi yang akan penulis pergunakan
sebagai landasan teori dan analisa dalam proses penulisan. Data yang
diperoleh melalui pendekatan ini adalah data sekunder.
3.2 Riset lapangan

Riset lapangan digunakan untuk mendapatkan data primer.


Cara ini dilakukan dengan melakukan wawancara dengan ketua DKM
masjid jami Miftahuljannah. Yaitu mengumpulkan informasi dengan
cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan.

4. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kampung Cipetir RT06/RW02 Desa


Cipurwasari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang,
Oktober 2021

IV. PENUTUP

A.Simpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian di atas , penulis mengambil suatu
kesimpulan sebagai berikut:
1. DKM masjid jami miftahuljannah membuat penghimpunan dana
menggunakan sisstem perelek yaitu dengan menempelkan kaleng di
dekat pintu bertujuan agar penghuni rumah bersedekah
setiapkembalian, atau receh bisa di sedekahkan melalui kaleng tersebut.
2. DKM masjid jami Miftahuljannah memiliki beberapa program
penyaluran dna Perelek. Seperti Infak, dan shadaqah Dan yang berhak
menerimanya diantaranya :

2.1 . Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha, atau
mempunyai harta atau usaha yang kurang dari seperdua
kecukupannya, Tidak ada orang yang berkewajiban memberi
belanjanya.
2.2. Orang yang kurang Mampu adalah orang yang mempunyai harta
atau usaha sebanyak seperdua kecukupannya atau lebih, tetapi
tidak sampai mencukupi.
2.3 .Petugas penghimpun Dana Perelek DKM Masjid jami
Miftahuljannah. Dari ketua sampai petugas yang berkeliling dapat
bagian-Nya.
2.3 . Fisabilillah adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah.
Orang ibadah (bukan maksiat) dan kehabisan bekal seperti anak
pribumi yang sedang menuntut ilmu (Santri dan Santriwati).
2.4 . Ibnu sabil adalah orang-orang yang berpergian jauh untuk
kepentingan ibadah (bukan maksiat) dan kehabisan bekal.

3. DKM masjid jami Miftahuljannah sampai sejauh ini belum


menemukan kendala dalam menghimpun dana Perelek, namun di
khawatirkan adanya pencurian dana infaq yang di simpan di dalam
kaleng, dan jika kehawatiran itu terjadi Pemerintah Desa Cipurwasari
Mengadakan Program ronda bergilir bagi setiap pemuda di kampung
Cipetir.

Anda mungkin juga menyukai