Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

KECAMATAN CIKULUR
DESA SUMURBANDUNG
Alamat : Jl. Raya Sampay-Cileles Km. 4 Sumurbandung, 42356
Email : kantordesa.sumurbandung@gmail.com

Sumurbandung, 04 September 2023


Nomor : 145/179/DS-2010/IX/2023 Kepada
Lampiran : 1 Berkas Yth. Bapak Plt. GUBERNUR BANTEN
Perihal : Permohonan Bantuan Dana Cq. Kepala Dinas Pariwisata Prov. Banten
Pembangunan dan Di
Pengembangan Wisata Serang

Dengan Hormat,
Dalam rangka percepatan peningkatan Indeks Ketahanan Ekonomi Desa
Sumurbandung melalui upaya pemanfaatan dan pengembangan Tanah Kas Desa yang
akan dikelola oleh BUMDesa, yakni mengoptimalkan area kolam ikan milik desa menjadi
destinasi pariwisata khususnya Wisata Agro, Wisata Air dan Wisata Kuliner di Desa
Sumurbandung Kecamatan Cikulur. Saat ini kegiatannya dibiayai oleh swadaya
masyarakat (sebagai bentuk penyertaan modal masyarakat) dan pemerintah desa
(melalui intervensi anggaran penyertaan modal desa kepada BUMDes).
Maka dari itu, kami bermaksud untuk mengajukan Permohonan Bantuan
Pembangunan dan Pengembangan Destinasi Wisata Desa sebesar Rp. 885.295.000
(Delapan Ratus Delapan Puluh Lima Juta Dua Ratus Sembilan Puluh Lima Ribu Rupiah)
terutama pada sarana dan prasarana. Sebagai bahan pertimbangan, kami sampaikan
Proposal sebagaimana terlampir
Demikian Surat Permohonan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan
Kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Kepala Desa Sumurbandung,

BUDI SETIAWAN, ST

Tembusan:
1. Yth. Ibu Bupati Lebak;
2. Yth. Kepala DPMD Kabupaten Lebak;
3. Yth. Camat Kecamatan Cikulur;
4. Yth. BPD Desa Sumurbandung.
PROPOSAL PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI DESTINASI WISATA
DESA WISATA SUMURBANDUNG

I. Kata Pengantar

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat-
Nya, kami dapat menyusun rencana usulan Pengembangan Objek Wisata Di Desa
Sumurbandung, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten Tahun Anggaran 2023.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Republik Indonesia, melalui Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, dan masyarakat sebagai
stakeholder, karena telah memberikan perhatian yang sangat besar dan kesempatan kepada
kami untuk menyusun proposal ini, agar asset desa yang dikembangkan menjadi Kawasan
destinasi pariwisata dan ekonomi kreatif dapat berkembang menjadi sentra pertumbuhan
ekonomi masyarakat desa dan tentunya dapat memberikan manfaat bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat desa.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Proposal ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempumaan. Hal ini tentunya disebabkan salah satunya keterbatasan
kemampuan dan wawasan kami di dalam mengaplikasikannya ke dalam bentuk tulisan, maka
dari itu kami mohon maaf sebesar-besarnya.
Tak lupa kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Bupati Lebak, Dinas PMD Kabupaten Lebak, Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak, dan juga
masyarakat setempat sebagai stakeholder di Desa Sumurbandung Kecamatan Cikulur Kabupaten
Lebak Provinsi Banten serta semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, yang
telah memberikan dukungan demi tersusunnya proposal ini.
Semoga apa yang telah kami kerjakan menjadi suatu kebaikan dan bermanfaat bagi kami
dan masyarakat Desa Sumurbandung serta masyarakat pada umumnya.

Sumurbandung, 4 September 2023

KEPALA DESA SUMURBANDUNG

BUDI SETIAWAN, ST,


I. Latar Belakang
Industri pariwisata merupakan salah satu industri yang memiliki peran strategis, selain
berperan sebagai penghasil devisa negara dan sumber pendapatan daerah, industri pariwisata
juga dapat menimbulkan multiplier effect kepada sektor-sektor ekonomi lainnya. Pariwisata di
Indonesia terdiri dari tiga kategori objek wisata yang terdiri dari objek wisata alam, budaya, dan
campuran alam dan budaya. Ketiga objek wisata tersebut ada di Indonesia sehingga menjadi daya
tarik tersendiri bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Ekowisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan
mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat
lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Istilah “ekowisata” dapat diartikan sebagai
perjalanan oleh seorang turis ke daerah terpencil dengan tujuan menikmati dan mempelajari
mengenai alam, sejarah dan budaya di suatu daerah, di mana pola wisatanya membantu ekonomi
masyarakat lokal dan mendukung pelestarian alam.
Salah satu kawasan ekowisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan di wilayah Lebak
Banten adalah Wisata Air Desa. Wisata Air Desa Terletak di Kecamatan Cikulur Desa
Sumurbandung, berjarak 5 Km dari kota Lebak ke arah Timur (30 Menit perjalanan). Seperti
namanya, Wisata Air Desa, sejuknya udara, dan hijaunya pepohonan yang menyelimuti suasana
wisata yang berada di Desa Sumurbandung Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak. Belum lagi
lingkungan sejuk dan indah, membuat para wisatawan nyaman untuk berkunjung, tempat ini
dapat dijadikan alternatif bagi pengunjung yang memiliki hobi berpetualang. Selain menjanjikan
ketenangan dan ketenteraman, juga kedamaian menjadi perpaduan yang kompak untuk
menunjang daya tarik tersendiri.
Wisata Air Desa seluas kurang lebih 500 M2, Wahana wisata ini terdiri dari air dan tanaman,
yang saat ini dimanfaatkan untuk keperluan pengunjung. Potensi visual lansekap didalam kawasan
yang menarik adalah hutan alam dengan udara yang sejuk dan hutan tanaman. Wahana wisata
ini digunakan untuk wisata harian dengan kegiatan yang dapat dilakukan adalah piknik dan lintas
alam.
Dengan Gambaran situasi diatas, maka diperlukan suatu upaya pengembangan ekowisata
yang lebih baik agar manfaat wisata alam ini bisa dikembangkan lebih baik lagi dari kondisi saat
ini. Penataan kawasan yang lebih baik selain dapat menjaga kelestarian alam sekitarnya, juga
diharapkan akan memiliki nilai ekonomis yang lebih baik lagi. Keadaan ini tentunya harus di
manfaatkan secara bijak sehingga menghasilkan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.
Untuk merealisasikan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan diperlukan adanya peran
serta dari masyarakat lokal. Pada dasarnya masyarakat lokal mengetahui tentang fenomena alam
dan budaya di sekitarnya. Namun mereka tidak memiliki keahlian secara finansial dan keahlian
yang berkualitas untuk mengelolanya atau terlibat langsung didalam kegiatan pariwisata. Maka
dari itu secara aktif masyarakat harus meningkatkan kapasitasnya di dalam bidang pariwisata atau
sering kita sebut dengan pemberdayaan masyarakat.
Akhir-akhir ini sangat banyak media masa yang memberitakan bahwa pariwisata itu
merusak. Selain merusak budaya lokal pariwisata juga di katakan memberikan dampak negatif
pada lingkungan. Berbagai akomodasi dibangun untuk membuat para wisatawan menjadi
nyaman. Lokasi yang tak seharusnya difungsikan untuk membangun sebuah akomodasi di
paksakan demi memenuhi kebutuhan wisata, maka yang pertama kali mendapatkan dampaknya
adalah lingkungan. Ketidakseimbangan ini tentunya perlu dicarikan solusinya agar keberlanjutan
lingkungan tetap berjalan.
Dalam menyelesaikan permasalahan ini perlu adanya terobosan, salah satunya adalah
mengajak wisatawan untuk berwisata kembali ke alam (back to nature). Berorientasi pada
lingkungan alam atau ekowisata menjadi sebuah solusi agar wisatawan dapat menghargai alam
serta secara tidak langsung wisatawan juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Ekowisata
adalah kegiatan wisata yang bersifat khas. Dalam hal ini, kegiatan yang berisi unsur “eko” saja
yang dapat dimasukan dalam ekowisata, yaitu memperhatiakan aspek ekologis, ekonomis dan
persepsi masyarakat, bahkan secara khusus ada ahli yang mengatakan bahwa kegiatan ekowisata
ini melibatkan unsur pendidikan (Arida, 2009:23).
Wisata Air Desa termasuk salah satu objek wisata yang dikelola dan diperhatikan
keberlanjutannya. Selain mengutamakan keindahan alamnya yang notabene menjadi salah satu
potensi untuk menjadi ekowisata, Wisata Air Desa mudah untuk dijangkau sehingga karena
aksesbilitasnya yang mudah. Namun tidak serta merta dapat dikatakan sebagai kawasan
ekowisata jika hanya dilihat secara kasat mata. Untuk itulah setelah proposal ini diterima, maka
selanjutnya akan didorong untuk penyusunan studi kelayakan pengembangan ekowisata di objek
wisata ini.

II. Maksud dan Tujuan


A. Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan pengembangan objek wisata di destinasi wisata Desa
Sumurbandung yaitu untuk membawa dampak positif bagi masyarakat Desa Sumurbandung
baik dari segi Pendidikan, perekonomian, budaya maupun yang lain sehingga dapat
mengatasi masalah terutama pengentasan kemiskinan dan meningkatkan Pendapatan Asli
Desa (PADes) sehingga dapat menjadikan desa yang mandiri dan berdaya saing.
B. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan pengembangan objek wisata di destinasi wisata Desa Sumurbandung
yaitu :
1. Mengoptimalkan kekayaan alam yang ada;
2. Menjadi kawasan daerah wisata;
3. Meningkatkan ekonomi masyarakat;
4. Mengurangi pengangguran dan pengentasan kemiskinan;
5. Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes).
C. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan pengembangan objek wisata di destinasi wisata Desa Sumurbandung
yaitu berlokasi di Jalan Raya Sampay – Cileles, Km. 6 Kp. Gunungtanjung Desa Sumurbandung
Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak Provinsi Banten, dengan jarak dari Pusat Pemerintah
Daerah Kabupaten Lebak yaitu 17 km dapat ditempuh kurang lebih 30 menit.

Akessibilitas ke lokasi destinasi wisata dari Exit Toll Rangkasbitung berjarak 12 km, dan
merupakan jalur akses utama ke daerah Lebak Selatan (Malingping, Bayah dan sekitarnya).

Adapun jarak dari Kantor Desa Sumurbandung yaitu 2 KM ke arah selatan, tepat di wilayah
perbatasan antara Desa Sumurbandug dengan Desa Curugpanjang.

Gambaran Lokasi Kegiatan & Perkembangan Penataan Lokasi


LAYOUT LOKASI
RENCANA PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN KAWASAN

Keterangan:
A = Kolam Ikan Milik Desa
B1 = Kavling Pujasera
B2 = Kavling Coffeeshop
H2 B3 = Kavling Saung Lesehan
B4 B4 = Kavling Resto/Rumah Makan
C = Kavling Panggung / Saung
Pentas Seni/ Budaya dll
D = Kolam Renang Alami
E = Area Parkir
B3 F = Musholla
G2 G
H
= Area Tanaman Buah
= Area Cottage
I = Kios Desa (+ Bunga Tanjung
Agro Kreasi Snack)
E1 J = Kios Desa
K = Area Parkir
B 1
H1 L = Area Jejaring Rumah Organik
M = Area Tanaman Buah/Palawija

E2 B2 N
O
= Kavling Pujasera/Kios
= Area Gedung Serbaguna
(terapung)
P = Lapangan Olahraga (Volley)
G1 Q = MCK
D. Rencana Kegiatan Wisata
Rencana kegiatan pengembangan objek wisata di destinasi wisata Desa Sumurbandung
yaitu:
1. Wisata Air (kolam dan sungai) dengan fasilitas Umum seperti wahana bermain air, gajebo,
MCK, Alat keamanan (Safety), P3K dan Fasilitas lainnya yang dapat menunjang kegiatan
wisata berjalan dengan lancar.
2. Wisata Agro
3. Wisata Kuliner
4. Wisata Religi

III. Profil Desa Wisata


A. Jenis potensi wisata desa;
Jenis Potensi Wisata yang ada di Desa Sumurbandung yaitu Wisata Air, Wisata Mina
Agro, Wisata Kuliner dan Wisata Religi pada lokasi objek wisata seluas kurang lebih 1,2 hektar.

B. Lokasi objek wisata;


Destinasi Wisata Desa Sumurbandung berlokasi di Jalan Raya Sampay-Cileles Km. 6,
Kp. Gunungtanjung Desa Sumurbandung Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak.

C. Lokasi pelaksanaan kegiatan bantuan; dan


Lokasi Pelaksanaan Kegiatan bantuan Pengembangan Objek Wisata Di Destinasi Wisata
Desa Sumurbandung ini akan difokuskan di Lokasi vital Wisata Air yang berlokasi di Jalan
Desa Sumurbandung – Cikulur Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak.

D. Pengelolaan wisata oleh BUMDes.


Pengembangan Objek Wisata Di Destinasi Wisata Desa Sumurbandung ini akan
dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Sumurbandung dengan berkolaborasi
dengan Pemerintah Desa Sumurbandung sehingga Wisata Desa ini dapat dimanfaatkan
sebagai Potensi Desa yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) dan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

IV. ANALISA
A. Analisa Prespektif
Sebagai sektor unggulan, pariwisata ditargetkan bisa meraup Pendapatan Asli Desa dan
menjaring wisatawan. Sebagai upaya mencapai target tersebut, Desa Sumurbandung
menetapkan lima langkah strategis menurut Analisis Prospektif yaitu sebagai berikut :
1. Mempercepat penyelesaian proyek infrastruktur;
2. Mendorong pengembangan atraksi wisata;
3. Memperkuat promosi wisata;
4. Mendorong investasi;
5. Menyusun standar prosedur manajemen pariwisata.
B. Analisa Jangka Panjang
Analisis pembangunan pariwisata Jangka Panjang berdasarkan World Tourism
Organization (UNWTO) berjumlah dua belas. Beberapa diantaranya berkaitan dengan aspek
pembangunan sumberdaya manusia berjumlah enam indikator. Isu yang diangkat mulai dari
keberlanjutan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, keadilan sosial, ketenagakerjaan, kendali
masyarakat lokal dalam pariwisata dan kemakmuran komunitas. Analisis Indikator kunci
tersebut memandang sektor pariwisata sebagai sumber dari upaya masyarakat dapat lepas
dari garis kemiskinan. Kesejahteraan masyarakat, jati diri, kualitas hidup, nilai tambah dan
konservasi sumberdaya seni serta budaya dan kerjasama dengan pemerintah merupakan
unsur-unsur kunci untuk mencapai visi pariwisata.
Analisis pariwisata berkelanjutan lainnya yang terkait aspek sumberdaya di Desa
Sumurbandung, diantaranya indikator kekayaan budaya, integritas fisik, diversitas biologi,
efisiensi sumberdaya, dan kemurnian lingkungan. Sumberdaya inti dalam pariwisata dibagi
menjadi dua yaitu endowed (diwariskan) dan created (diciptakan). Kompleksitas indikator
pendukung pariwisata berkelanjutan membuat pembangunan tidak hanya difokuskan pada
pembangunan infrastruktur fisik umum, namun juga pada pembangunan sumberdaya
manusia. Pembangunan manusia sebagai sumberdaya pendukung berperan sangat penting.
Hasil lapangan dan wawancara dengan wisatawan, pelaku industri pariwisata, masyarakat
Desa Sumurbandung, dan para pemangku kebijakan terkait pariwisata di Desa
Sumurbandung menunjukkan perlunya banyak pembenahan dalam berbagai aspek untuk
dapat mencapai pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.
Sejauh ini, destinasi pariwisata Desa Sumurbandung masih bertumpu pada sumberdaya
yang diwariskan, yaitu sumberdaya alam dan kebudayaan, sementara sumberdaya yang
diciptakan dan pendukung masih belum dikembangkan dengan optimal. Wisatawan belum
disuguhkan atraksi yang dapat menambah kepuasan berwisata. Padahal pemenuhan
kepuasan pengunjung merupakan salah satu indikator pariwisata berkelanjutan. Kepuasan
pengunjung dapat dilihat dari pemenuhan tiga prinsip pariwisata, yaitu something to see,
something to do, dan something to buy. Aspek something to see dapat dipenuhi oleh
sumberdaya yang diwariskan. Sementara aspek something to do dan something to buy
berasal dari sumberdaya yang diciptakan dan sumberdaya pendukung. Pengembangann
aspek something to do dan something to buy di Desa Sumurbandung perlu dikembangkan.
Hal ini terkait dengan indikator kemurnian lingkungan supaya kualitas lingkungan dapat
mendukung sektor pariwisata dalam rangka memenuhi kenyamanan pengunjung.
Kenyamanan pengunjung berkaitan pula dengan pemenuhan kepuasan wisatawan.
Kurangnya kepuasan wisatawan yang berkunjung dan tidak adanya perkembangan
destinasi wisata dapat menyebabkan kejenuhan. Pelayanan personal pariwisata merupakan
salah satu kunci untuk meningkatkan volume wisatawan ke suatu daerah. Terbatasnya atraksi
dan fasilitas pendukung yang belum memadai dapat mengurangi perbandingan keuntungan
destinasi wisata Desa Sumurbandung dengan destinasi wisata lainnya.
Berdasarkan analisis kedua belas indikator pariwisata berkelanjutan di Desa
Sumurbandung dapat diketahui bahwa secara keseluruhan Desa Sumurbandung belum
menerapkan prinsip pariwisata berkelanjutan. Pokok utama menuju pariwisata berkelanjutan
yang harus dipenuhi adalah peningkatan kualitas Infrastruktur dan sumberdaya manusia di
Desa Sumurbandung agar dapat mengelola potensi sumberdaya yang ada secara optimal.
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu langkah penting dalam upaya untuk
menciptakan pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Pengelolaan pariwisata, seperti sebuah bisnis agar mampu bertahan, pelatihan, dan
pendidikan kepada tenaga kerjanya merupakan hal yang sangat penting. Kualitas
Infrastruktur sumberdaya manusia yang memadai akan sangat mendukung Pengembangan
pariwisata di Desa Sumurbandung.

C. Pengelolaan Destinasi Wisata


Dasar untuk mengembangkan sebuah strategi pengembangan destinasi ekowisata
adalah pemahaman akan model pengelolaan ekowisata. Meskipun masih terdapat perbedaan
dalam konsep ekowisata seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, tapi pada dasarnya
ekowisata merupakan sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan.
Komponen utama yang perlu diperhatikan demi kesuksesan sebuah ekowisata adalah
tanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan, kekuatan ekonomi lokal, sensitif
terhadap degredasi budaya, dan pengalaman wisata yang berkualitas. Untuk mencapai
keberhasilan ekowisata, pengelola perlu mengacu pada kriteria atau standar pengelolaan
ekowisata. Berdasarkan World Tourism Organization, pengelolaan ekowisata menerapkan
indikator ekowisata yaitu: perlindungan ekosistem kritis, kontribusi pariwisata terhadap
konservasi alam, perlindungan alam dan ekologi sensitif, daya dukung, keterlibatan
komunitas, efek. pariwisata terhadap komunitas, operasionalisasi, pengendalian jumlah
kunjungan, pemasaran ekowisata, membangun komunikasi dan informasi pariwisata
berkelanjutan, keamanan wilayah dan keselamatan wisatawan. Namun secara umum, model
pengelolaan ekowisata pada sebuah destinasi mencakup pengelolaan sumberdaya,
pengelolaan sarana dan hospitaliti dan pengelolaan pengunjung.
Pengelolaan sumberdaya ekowisata adalah memastikan kualitas sumberdaya tetap
dalam tataran keberlanjutan. Model pengelolaan ekowisata di kawasan konservasi perlu
memperhatikan bagaimana posisi sumberdaya tersebut, apakah berada dalam kondisi baik,
rentan atau kritis serta perubahanperubahan yang terjadi dalam pengelolaan ekowisata.
Batas perubahan yang tidak dapat dihindari ataupun jika terdapat perubahan, sejauh mana
perubahan tersebut dapat diterima perlu dipaham oleh pengelola ekowisata. Kondisi ini
disebut Limited Acceptable of Change. LAC merupakan suatu konsep yang pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1980an sebagai sebuah kerangka kerja untuk menetapkan
perubahan yang terjadi pada sumberdaya dan kondisi sosial yang dapat diterima dan sesuai
dengan pengelolaan wisata. Pengembangannya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
pengelola dalam mengatasi peningkatan aktivitas wisata di sebuah destinasi dengan cara
yang logis. Lebih lanjut, LAC menjadi representasi konsep daya dukung wisata dengan
penyesuaian pada kondisi yang ada.
Hubungan antara pengelolaan pengunjung dan kelestarian sumber daya pada destinasi
adalah bagaimana pengelola dapat mempertahankan kualitas sumber daya secara
berkelanjutan sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung dalam jangka waktu lama.
Berdasarkan persepektif manajemen, keberhasilan pengelolaan pengunjung memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap perlindungan sumberdaya. Jumlah kunjungan wisatawan
merupakan salah satu komponen penting dalam ekowisata.
Jumlah kunjungan perlu dikelola dengan baik agar dapat bersifat berkelanjutan dan
menekan resiko terdegradasinya kualitas daya dukung lingkungan dan sumber daya alam.
Penelitian tentang dampak pengunjung terhadap kawasan ekowisata, terutama pada
kawasan konservasi dan kawasan lindung lainnya, diyakini bisa membantu pihak pengelola
dalam perumusan suatu keputusan manajerial.

V. REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA


NO USULAN PEKERJAAN JUMLAH ANGGARAN (RP)
1. MUSHOLLA & TOILET 75.028.000
2. PUJASERA 80.111.000
3. MEETING ROOM 59.976.000
4. KARAOKE ROOM 40.042.000
5. FASILITAS TAMAN & KOLAM RENANG 300.100.000
6. JALAN/AKSES 50.018.000
7. DRAINASE 280.020.000
JUMLAH 885.295.000

Sumurbandung, 21 April 2023


KEPALA DESASUMURBANDUNG

BUDI SETIAWAN, ST,

Mengetahui:
Plh. Kepala DPMD Kabupaten Lebak, Plh. CAMAT CIKULUR,

RIDO NOVARA NATAATMAJA, S.Sos BERLAN FIRDAUS, S.IP


NIP. 1969111820022121004 NIP. 198304282010011011

Anda mungkin juga menyukai