Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

PEMBANGUNAN / PENGEMBANGAN
WISATA ALAM TAMAN BATU
KP. GATTA-GATTARENG

DESA TARAWEANG
KECAMATAN LABAKKANG
KAB. PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

TAHUN 2021

PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN


KECAMATAN LABAKKANG
DESA TARAWEANG
Alamat : Kp. Masigi Desa Taraweang Kec. Labakkang Kab. Pangkep Kode Pos : 90653
Taraweang, 16 Februari 2021

Nomor : /DT/KL/II/2021 Kepada Yth.


Lampiran : 1 (satu) berkas Bapak Bupati Pangkep
Perihal : Proposal Pemabangunan di
Wisata Alama Taman Batu Pangkajene

Dengan Hormat,

Berdasarkan hasil Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan Desa Taraweang


Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2021 untuk tahun
anggaran 2022.

Bersama ini disampaikan sehubungan dengan meningkatnya peran serta masyarakat


dalam upaya mengembangkan Desa sebagai Desa Wisata, maka dengan ini kami atas nama
Masyarakat dan Pemerintah Desa Taraweang Kecamatan Labakkang Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan menyusun Rencana Program Pembangunan / Pengembangan
Wisata Alama Taman Batu Dusun Gatta-Gattareng sebagai Program Prioritas.

Sehubungan dengan hal itu maka kami mohon dukungan Bapak Bupati memberi
bantuan guna peningkatan Pembangunan / Pengembangan Wisata Alama Taman Batu
Dusun Gatta-Gattareng Desa Taraweang Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkajene
dan Kepulauan.

Adapun sebagai bahan pertimbangan Bapak, kami lampirkan Proposal Dokumnetasi


dan Rencana Angaran Biayanya (RAB).

Demikian permohonan kami, atas perhatian dan bantuan Bapak Bupati kami ucapkan
terima kasih.

Mengetahui,
Camat Labakkang Kepala Desa Taraweang

H. ABD HARIS, SP.M,Si AMIRUDDIN, SH


Pembina Tk. I
19670605 199103 1 015

Tembusan Yth :

1. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Pangkep


2. DPRD Kab. Pangkep
3. Pertinggal

PROPOSAL
PEMBANGUNAN / PENGEMBANGAN WISATA ALAM TAMAN BATU
DESA TARAWEANG KECAMATAN LABAKKANG
KABUPATEN PANGKEP
I. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Perkembangan objek wisatasaat ini mengalami berbagai perubahan, baik


perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, dorongan orang untuk melakukan
perjalanan, cara berfikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Di negara maju
pariwisata sudah bukan hal yang baru lagi bahkan orang melakukan suatu perjalanan
merupakan kebutuhan hidup suatu manusia. Namun demikian di negara-negara
sedang berkembang atau yang sering disebut negara dunia ketiga pariwisata baru
dalam taraf perkembangan.Pengembangan objek wisata di dunia ketiga lebih
berorientasi keobjek wisataalternatif dan objek wisataekonomi, kita sudahmerasakan
bahwa dari tahun ke tahun jumlah wisatawan internasional terutama yang mengujungi
Indonesia terus meningkat sehingga kita di hadapkan pada persoalan untuk menata
produk-produk wisata sehingga dapat meningkatkan dari minat wisatawan untuk
berkunjung.
Salah satu potensi sumber-sumber penerimaan daerah yang memilki peluang
dan prospek yang tinggi adalah sektor objek wisata. Semenjak merosotnya
pendapatannegara terutama dari sumber alam minyak dan gas bumi pada periode
tahun 1980-an, pemerintah serta pakar mulai mengarahkan pandangan dan perhatian
untuk mencari potensi dan memanfaatkan potensi dari sektor lain yang dirasakan
cukup potensial.
Spillane (1992) dalam Amdani (2008) berpendapat mengenai keutamaan
pariwisata bahwa “Temuan dari sumber alam yang lain selain dari sektor migas
diharapkan mampu membantu bahkan mengalih fungsikan sebagai dukungan
perekonomian dandiperkirakan mempunyai peluang besar, baik di pasaran nasional
maupun internasional adalah sektor pariwisata atau industri”.
Secara sederhana berkaitan dengan pengembangan partisifasi masyarakat
lokal terhadap objek wisata yang dimiliki terutama pada daerah yang tidak pernah
tersentuh oleh para wisatawan hanya karena tidak adanya pengembangan partisifasi
masyarakat lokal sebenarnya sangat penting sekali pengembangan partisipasi
masyarakat lokal untuk meningkatkan daya tarik para wisatawan dengan itu akan
membawa dampak positif bagi masyarakatnya baik dalam perekonomian, sosial.
Maupun menyadarkan bahwa pentingnya melestarikan objek wisatayang telah di
karuniai Tuhan.
Karena partisipasi merupakan sebuah proses dimana masyarakat sebagai
stakeholders, terlibat mempengaruhi dan mengendalikan pembangunan di tempat
mereka masing-masing. Masyarakat turut serta secara aktif dalam memprakarsai
kehidupan mereka, melalui proses pembuatan keputusan dan perolehan sumberdaya
dan penggunaannya serta bagaimana meningkatkan daya tarik wisatawan.Selama ini
kita ketahui bahwa keterlibatan partisifasi masyarakat terhadap objek wisata sangat
minim hal ini dikarenakan pengetahuan serta bagaimana cara mengelolanya yang
menjadi kebinggungan bagi masyarakat tersebut oleh karenanya betapa pentingnya
pemerintah dan swasta sebagai pendorong yang memberikan pendidikan bagi
masyarakat untuk menjadi stakeholders yang nanti akan mengelola dan
mengekspous objek wisata yang jauh dari sentuhan wisatawan.
Oleh karenanya kita ketahui bahwa keterlibatan masyarakat terhadap objek
wisata sangat minim maka perlunya masyarakat setempat dijadikan sebagai peran
utama dengan demikian keterlibatan pemerintah dan swasta mendidik, memfasilitasi
dan memotivasi masyarakat sebagai pelaku utama pengembangan objek wisata untuk
dapat lebih memahami tentang fenomena alam dan budayanya, sekaligus
menentukan kualitas produk wisata yang ada di desa wisatanya pendidikan itupun
bisadilakukan antaralain dengan cara tidak bertentangan dengan adat istiadat atau
budaya masyarakat. Suatu desa yang tata cara dan ada istiadatnya masih
mendominasi pola kehidupan masyarakatnya, dalam pengembangannya sebagai
atraksi wisata harus disesuaikan dengan tata cara yang berlaku di desanya.
Pembangunan fisik untuk meningkatkan kualitas lingkungan desa pengembangandi
suatu desa pada hakekatnya tidak merubah apa yang sudah ada di desa tersebut,
tetapi lebih kepada upaya merubah apa yang ada di desa dan kemudian
mengemasnya sedemikian rupa sehingga menarik untuk dijadikan atraksi wisata.
Pembangunan fisik yang dilakukan dalam rangka pengembangan desa seperti
penambahan sarana jalan setapak, penyediaan MCK, penyediaan sarana dan
prasarana air bersih dan sanitasi lebih ditujukan untuk meningkatkan kualitas
lingkungan yang ada sehingga desa tersebut dapat dikunjungi dan dinikmati
wisatawan. Memperhatikan unsur kelokalan dan keaslian arsitektur bangunan, pola
lansekap serta material yang digunakan dalam pembangunan haruslah menonjolkan
ciri khas desa, mencerminkan kelokalan dankeaslian wilayah setempat,
memberdayakan masyarakat desa wisata Unsur penting dalam pengembangan desa
wisata adalah keterlibatan masyarakat desa dalam setiap aspek wisata yang ada di
desa tersebut.
Sehubungan dengan pengembangan partisipasi masyarakat lokal terhadap
objek wisata yang belum tersentuh oleh wisatawan akan memberikan dampak positif
seperti memperluas pasar bagi produk Indonesiakegiatan ekspor merupakan salah
satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri. Menambah devisa
negara perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual
barang kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah penerimaan
devisa negara. Dengan demikian, kekayaan negara bertambah karena devisa
merupakan salah satu sumber penerimaan negara, memperluas lapangan
kerjadengan demikian dalam pengembangan partisifasi masyarakat local untuk
meningkatkan daya tarik wisatawan terhadap objek wisata yang belum tersentuh oleh
para wisatawan sangatlah penting agar tepat-tempat wisata tidak banyak tertinggal
padahal dengan keeksotisannya sebagai daya tarik bagi wisatawan untuk
mengunjunginya serta meningkatkan devisa perekonomian masyarakat lokal.
Disamping itu berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang
Program Perencanaan Nasional Pariwisata mendapatkan penugasan baru untuk turut
mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan memulihkan citra Indonesia di dunia
internasional. Dalam konteks pengembangan ekonomi, sosial dan budaya di daerah,
pengembangan sektor pariwisata memiliki pengaruh positif bagi pertumbuhan
ekonomi daerah. Selain itu sektor pariwisata dapat membantu pelestarian nilai dan
budaya lokal, serta berpotensi menjembatani perbedaan sosial budaya dan
kesenjangan ekonomi. Namun jika tidak dikembangkan secara terencana dan hati-
hati, industri pariwisata juga memberikan peluang bagi munculnya berbagai dampak
negatif yang merugikan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya di daerah yang
bersangkutan. Oleh sebab itu, kebijakan pengembangan sektor pariwisata daerah
haruslah memperhitungkansecara cermat baik dampak positif maupun negatifnya.
Peran pemerintah daerah sebagai inisiator, motivator, fasilitator dan advokator
dalam konteks ini sangat menentukan kebarhasilan pengembangan pariwisata. Selain
itu sub sektor pariwisata pun diharapkan dapat menggerakan ekonomi rakyat, karena
dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana
dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Harapan ini dikembangkan dalam suatu
strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berbasis
kerakyatan atau Community Based Tourism Development (CBTD). Era otonomi
daerah sebagai implikasidari berlakunya UU No. 32 tahun 2004, memberikan peluang
bagi setiap Pemerintah Kabupaten/Kota untuk merencanakan dan mengelola
pembangunan daerahnya sendiri, serta tuntutan bagi partisipasi aktif masyarakat
dalam proses pembangunan dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi. Masyarakat sebagai komponen utama dalam pembangunan pariwisata
berbasis masyarakat mempunyai peranan penting dalam menunjang pembangunan
pariwisata daerah yang ditujukan untuk mengembangkan potensi lokal yang
bersumber dari alam, sosial budaya ataupun ekonomi masyarakat.
UU No 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa masyarakat
memiliki kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam
penyelenggaraan kepariwisataan. Peran serta masyarakat dalammemelihara sumber
daya alam dan budaya yang dimiliki merupakan andil yang besar dan berpotensi
menjadi daya tarik wisata.Menurut Nurmawati (2006), pengembangan wisata alam
dan wisata budaya dalam perspektif kemandirian lokal merupakan perwujudan
interkoneksitas dalam tatanan masyarakat yang dilakukan secara mandiri oleh
tatanan itu sendiri guna meningkatkan kualitas tatanan dengan tetap memelihara
kelestarian alam dan nilai-nilai budaya lokal, serta obyek wisata alam dan wisata
budaya yang ada. Selama inipengembangan pariwisata daerah ditujukan untuk
mengembangkan potensi lokal yang bersumber dari alam, sosial budaya ataupun
ekonomi guna memberikan kontribusi bagi pemerintah daerah, sekaligus
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, saat
ini perencanaan pengembangan pariwisata menggunakan community approachatau
community based development. Dalam hal ini masyarakat lokal yang akan
membangun, memiliki dan mengelola langsung fasilitas wisata serta pelayanannya,
sehingga dengan demikian masyarakat diharapkan dapat menerima secara langsung
keuntungan ekonomi dan mengurangi urbanisasi (Nurhayati, 2005).
Fokus pembangunan kepariwisataan ini akan mampu memposisikan objek
wisata yang kurang mendapat perhatiandari pemerintah sebagai destinasi utama
pariwisata Kabupaten Pangkep. Fokus pembangunan kepariwisataan ini perlu
dibicarakan dan menjadi komitmen seluruh stakeholders dalam pembangunan
kepariwisataan daerah. Dilihat dari perkembangan pengunjungnya, objekwisata yang
cukup berkembang di Kabupaten Pangkep adalah objek wisata Pulau Camba-
cambang.
Selain objek wisata Pulau Camba-cambang,juga masih terdapat objek wisata
Permandian Mattampa yang terletak di pinggir jalan poros Kabupaten Pangkep.Tetapi
jika dibandingkan dengan Taman Batu, objek wisata ini masih jauh tertinggal sehingga
perlu di identifikasi permasalahan yang menghambat pengembangan tersebut.
Langkah selanjutnya dapat dikembangkan menggunakan strategi yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat lokal karena masyarakat lokal sebagai salah satu faktor vital
dalam pengembanganobjek wisata. Taman Batu sebagai salah satu daerah tujuan
wisata (tourist destination area) perlu dilakukan pengembangan secara berkelanjutan
sebagai upaya untuk meningkatkan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung dan
faktor penahan wisatawan lebih lama tinggal yang pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan masyarakat maupun Pendapatan Asli Dasa (PADes).
Atas dasar pemikiran tersebut diatas maka kami atas nama Pemerintah Desa
Taraweang Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan bersama
dengan masyarakat menyusun Rencana Program Pemabangunan / Pengembangan
Wisata Alam Taman Batu Dusun Gatta-Gattareng.

A. TUJUAN DAN KEGUNAAN

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :

1. Untuk mendesain fasilitas rekreasi taman batu yang sesuai dengan kondisi alam
Dusun Gatta-Gattareng Desa Taraweang Kcamatan Labakkang Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan.
2. Untuk mengetahui serta mengerti manfaat dan tujuan sebuah fasilitas ekowisata yang
dapat melestarikan lingkungan.
3. Untuk memberikan fasilitas yang dapat membantu perekonomian serta mengangkat
budaya masyarakat Dusun Gatta-Gattareng Desa Taraweang Kcamatan Labakkang
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.
B. SASARAN
Sasaran dari kegiatan Pembangunan / Pengembangan Wisata Alam Taman
Batu ini adalah masyarakat Desa Taraweang berlokasi di Kp. Gatta-Gattareng Dusun
Gatta-Gattareng Desa Taraweang Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan.
II. RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Pembangunan / Pengebangan Wisata Alam Taman Batu
Dusun Gatta-Gattareng

N
KEGIATAN VOLUME ANGGARAN KET
O

Pembangunan /
Pengebangan Wisata
1. Alam Taman Batu 1 Paket Rp. 1.500.000.000

Dusun Gatta-Gattareng

Terbilang : Satu Milyar Lima Ratus Juta Rupiah

III. PENUTUP

Demikian proposal ini kami ajukan, besar harapan kami kiranya permohonan
proposal ini dapat dikabulkan.

Taraweang, 16 Februari 2021


Kepala Desa

AMIRUDDIN, SH
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai