Anda di halaman 1dari 38

1.

Latar Belakang

Pulau Bali sebagai salah satu destinasi pariwisata di Indonesia

memiliki keunikan yang khas bila dibandingkan dengan

destinasidestinasi lainnya. Keunikan dan potensi pariwisata Bali yang

dikembangkan sebagai sebuah destinasi pariwisata berbasiskan pada

budaya serta ditunjang oleh keindahan alam yang sangat menarik.

Moga (2010) mengatakan bahwa penataan, pengelolaan dan

pengembangan potensi pariwisata umumnya terdapat pada sumber

daya alam (natural resources) yang bervariasi serta sumber daya

budaya (culture resources) yang beraneka ragam baik bentuk maupun

karakter dari daya tarik itu sendiri. Pengembangan pariwisata Bali

bertumpu pada tiga unsur. Ketiga unsur tersebut adalah masyarakat

(people), alam, dan budaya. Ketiga unsur tersebut berkolaborasi

menjadi satu membentuk sebuah daerah tujuan wisata paling diminati

yang kemudian harus dijaga demi keberlangsungan pariwisata Bali

untuk kedepannya.

Kabupaten Badung merupakan salah satu diantara destinasi

pariwisata di Provinsi Bali yang paling diminati oleh investor. Hal ini

dapat dilihat dari banyaknya fasilitas pariwisata khususnya hotel dan

restoran yang ada di wilayah ini terutama di kawasan Badung Selatan.

Sampai saat ini dapat kita melihat bahwa potensi pendapatan utama di

Kabupaten Badung adalah bersumber dari Pendapatan Hotel dan

Restoran (PHR). Hal tersebut harus terus dapat dipertahankan bahkan


ditingkatkan. Peningkatan PHR dapat dilakukan dengan pengembangan

potensi kepariwisataan baru yang sangat ditentukan oleh daya tarik

wisatanya.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

2009 tentang kepariwisataan bahwa daya tarik wisata bisa dijelaskan

sebagai segala sesuatu yang mempunyai keunikan, kemudahan, dan

nilai yang berwujud keanekaragaman, kekayaan alam, budaya, dan

hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan para

wisatawan.Sedangkan dalam undang-undang nomor 9 tahun 1990

tentang kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah

suatu yang menjadi sasaran wisata, yang terdiri dari beberapa hal,

yaitu :

(1) Daya tarik wisataciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang terdiri dari

keadaan alam, flora dan fauna.

(2) Daya tarik wisata hasil karya manusia yang terdiri dari museum,

peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, wisata buru,

wisata petualangan alam, taman rekreasi, dan kompleks hiburan.

(3) Daya tarik wisata minat khusus, merupakan suatu hal yang

menjadi daya tarik sesuai dengan minat dari wisatawannya seperti

berburu, mendaki gunung, menyusuri gua, industri dan kerajinan,

tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah,

tempat ziarah dan lain-lainnya.


Sampai saat ini daya tarik wisata yang dikembangkan di Kabupaten

Badung sebanyak 36 lokasi, yang mana sebanyak 33 daya tarik wisata

ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Badung No. 7 tahun 2005 dan

3 daya tarik wisata berdasarkan Peraturan Bupati Badung No.43 Tahun

2014 (www.badungkab.go.id).

Tibubeneng merupakan sebuah desa yang terletak dalam kecamatan

Kuta Utara Kabupaten Badung dengan total luas wilayah 6.500 Ha. Desa

Tibubeneng teridiri dari 10 banjar yaitu, Banjar Tegalgundul, Banjar

Berawa, Banjar Tandeg, Banjar Dama, Banjar Dawas, Banjar Aseman

Kangin, Banjar Aseman Kawan, Banjar Kulibul Kangin, Banjar Kulibul

Kawan, dan Banjar Pelambingan. Pesatnya perkembangan wisata di

Desa Tibubeneng mengakibatkan banyaknya usaha-usaha wisata baru

seperti akomodasi, restaurant, spa, laundry, dan penyewaan kendaraan

untuk wisatawan yang berkunjung. Desa Tibubeneg memiliki daya tarik

wisata seperti Pantai Berawa, Pantai Perancak, Finss Club, dan lain-lain.

Dengan berbagai potensi wisata yang ada di Desa Tibubeneng maka

kami tertarik untuk melaksanakan kegiatan dalam mengembangkan

Desa Tibubeneng menjadi Desa wisata. Terdapat 3 kegiatan utama yaitu

1) Melakukan sensus usaha – usaha wisata yang dimiliki oleh Desa

Tibubeneng

yang akan menghasilkan data base untuk mobile apps.


2) Membuat peta potensi Desa Tibubeneng dalam

mempromosikan potensi wisata yang ada di Desa Tibubeneng.

3) Membantu mempromosikan guna memperkuat brand

positioning Desa

Tibubeneng dengan Kepala Desa, Pengelola dan Karang Taruna.

2. Tujuan Kegiatan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peta potensi yang

dimiliki Desa Tibubeneng dan membantu mempromosikan melalui

pembuatan video yang berisi potensi wisata yang dimiliki Desa

Tibubeneng.

3. Manfaat Kegiatan

Dalam kegiatan ini terdapat manfaat yang diperoleh antara lain adalah

Bagi Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali

- Dapat digunakan sebagai referensi untuk bahan pembuatan

penelitian untuk melanjutkan kegiatan yang telah dilakukan untuk

mengembangkan Desa Tibubeneng menjadi Desa wisata.

- Menjalin kerjasama yang baik antara kampus dan Pihak dari Desa

Tibubeneng.

- Meningkatkan citra dan eksistensi kampus yang merupakan

wadah akan tenaga kerja yang profesional dan berkompeten

dalam bidang Pariwisata.

Bagi Mahasiswa Manajemen Kepariwisataan


- Dapat mengidentifikasi masalah yang terdapat di Desa

Tibubeneng

- Dapat meningkatkan hubungan kerjasama dengan tim dan juga

pihak dari Desa Tibubeneng.

- Dapat mengetahui sistem kerja selama melakukan kegiatan.

- Menambah wawasan dan pengalaman terkait proyek yang

dilakukan untuk mengembangkan Desa Tibubeneng menjadi Desa

wisata.

Bagi Pihak Desa Tibubeneng.

- Dapat mengetahui informasi terbaru dari kegiatan yang dilakukan

oleh

Mahasiswa STP Bali (Manajemen Kepariwisataan) untuk

membantu dalam

mengembangkan Desa Tibubeneng menjadi Desa wisata.

- Dapat mengetahui permasalahan yang ada agar dapat ditindak

lanjuti.

- Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan Mahasiswa STP

Bali (Manajemen Kepariwisataan).

Bagi Masyarakat

- Meningkatkan kerjasama antara masyarakat dengan perangkat

desa dari program yang dibuat untuk menciptakan Desa wisata.

- Meningkatkan komunikasi yang baik antara masyarakat dan

perangkat desa.
4. Tinjauan Kebijakan

Undang – Undang

Pasal 216 ayat (1) Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004

Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor

8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4548), perlu ditetapkan Peraturan Pemerintah Tentang Desa.

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-

batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem

Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah

Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan Desa. Badan Permusyawaratan Desa atau yang

disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat BPD, adalah


lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan desa.

PERMEN (Peraturan Menteri)

Permen No. 16 Tahun 2018 yang diterbitkan oleh Menteri Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik

Indonesia, Dana Desa memiliki beberapa prioritas yang tercakup

dalam 3 Ayat di Pasal 4. Prioritas tersebut diharapkan agar desa

memiliki arah dan pandangan mengenai pemanfaatan Dana

Desa tersebut.

Beberapa Prioritas Penggunaan Dana Desa menurut Permen

No. 16 Tahun 2018 yang tercantum dalam Pasal 4 tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Ayat 1: Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk

membiayai pelaksanaan program dan kegiatan di bidang

pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat desa.

2) Ayat 2: Pritoritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan untuk membiayai

pelaksanaan program dan kegiatan prioritas yang bersifat

lintas bidang.

3) Ayat 3: Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diharapkan dapat

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat


Desa berupa peningkatan kualitas hidup, peningkatan

kesejahteraan dan penanggulangan kemiskinan serta

peningkatan pelayanan publik di tingkat Desa.

Dari ke tiga ayat tersebut dapat diketahui bahwa Prioritas

Penggunaan Dana Desa tidak hanya pada program yang bersifat

pembangunan fisik saja melainkan juga peningkatan kualitas

SDM atau Sumber Daya Manusia yang berada di desa. Hal ini

tercantum pada ayat 1 yang kemudian dikuatkan kembali pada

ayat 3.

Prioritas Penggunaan Dana Desa dalam hal peningkatan

kualitas hidup bagi masyarakat desa tercantum denga jelas pada

Pasal 5. Pada Pasal 5 ini dijelaskan bagaimana upaya tersebut

bisa dijalankan seperti pengadaan pembanguan, hingga

pengembangan serta pemeliharaan harta sarana dan prasarana

untuk pemenuh kebutuhan seperti transportasi, energi dan

beberapa manfaat kebutuhan lainnya yang tercantum dalam

Pasal 5. Selain itu, lintas bidang yang dimaksud dalam ayat dua

adalah Bidang Pembangunan Desa yang tercantum pada Pasal 5

Permen No. 16 Tahun 2018 yakni pada bidang kesehatan

masyarakat, pendidikan dan kebudayaan, transportasi, ekonomi

serta berbagai bidang lainnya yang tercakup pada Pasal 5.

PERDA (Peraturan Daerah)

 Menurut Pasal 1 ayat (12) UU Pemerintahan Daerah, Definisi


Desa adalah sebagai berikut :

Desa atau yang disebut nama lain, selanjutnya disebut desa,

adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asalusul dan

adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem.

Adapun rincian urusan pemerintahan kabupaten/kota yang

dapat diserahkan pada bidang pariwisata kepada desa adalah

sebagai berikut:

1) Pengelolaan obyek wisata dalam desa di luar rencana

induk

Pariwisata.

2) Pengelolaan tempat rekreasi dan hiburan umum dalam

desa.

3) Rekomendasi pemberian ijin pendirian pondok wisata

pada kawasan

wisata di desa.

4) Membantu pemungutan pajak hotel dan restoran yang

ada di desa.

Tidak dapat dipungkiri pariwasata mempunyai peranan yang

sangat besar

sebagai lokomotif pembangunan ekonomi. Kegiatan pariwisata

memberikan
pendapatan bagi desa untuk menjalankan pemerintah desa serta

untuk

mengembangkan potensi yang ada didalam wilayahnya.

 Peraturan Bupati Tentang Penetapan Kawasan Desa Wisata Di

Kabupaten Badung

Dalam peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1) Daerah adalah Daerah Kabupaten Badung

2) Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten

Badung.

3) Bupati adalah Bupati Badung.

4) Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung

atau budidaya.

5) Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten

Badung.

6) Desa Wisata adalah wilayah pelestaraian alam lingkungan

ekosistim serta simpul budaya tradisional masyarakat

dengan tidak menghambat

perkembangan warganya untuk meningkatkan

kesejahteraan hidupnya

melalui usaha kepariwisataan.

7) Pemanfaatan adalah segala upaya untuk memanfaatkan

serta
memberdayakan lingkungan dan potensi yang ada untuk

berbagai

kepentingan yang diorientasikan untuk kesejahteraan

masyarakat.

8) Wisata Budaya adalah kegiatan wisata sebagai upaya

untuk

melestarikan dan menumbuhkan kembali nilai-nilai

tradisional, yang

dikemas sedemikian rupa sehingga layak sebagai atraksi

wisata.

9) Wisata Agro adalah kegiatan wisata sebagai upaya

meningkatkan

daya tarik wisata dengan menyuguhkan aktifitas pertanian

sebagai atraksi wisata.

10) Wisata Tirta adalah upaya meningkatkan daya tarik wisata

dari aspek

yang berkaitan dengan olahraga air yang mampu menarik

wisatawan.

11) Pemangku Kepentingan adalah para pihak yang terkait baik

langsung

maupun tidak langsung dalam pengembangan

Kepariwisataan di Desa maupun yang terkena dampak dari

aktifitas wisata pedesaan.


Awig – Awig

Awig – awig merupakan hukum adat yang disusun dan harus ditaati oleh krama

(masyarakat) desa adat/pekraman di Bali untuk mencapai Tri Sukerta. Tri Sukerta

antara lain, Sukerta tata Parahyangan (keharmonisan hubungan manusia dengan

Tuhan), Sukerta tata Pawongan (keharmonisan hubungan manusia dengan

manusia), dan Sukerta tata Palemahan (keharmonisan hubungan manusia dengan

lingkungannya), yang merupakan perwujudan dari ajaran Tri Hita Karana.

“Desa pakraman adalah kesatuan masyarakat hukum adat

di Propinsi Bali yang mempunyai suatu kesatuan tradisi dan tata

krama pergaulan hidup masyarakat umat Hindu secara turun

menurun dalam ikatan kahyangan tiga atau kahyangan desa

yang mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri

serta berhak mengurus rumah tangganya sendiri” (Peraturan

Daerah Bali, 2003). Pada pasal 97 ayat (1) dinyatakan Kesatuan

masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya yang masih

hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki

wilayah dan paling kurang memenuhi salah satu atau gabungan

unsur adanya:

1) Masyarakat yang warganya memiliki perasaan bersama

dalam

kelompok.

2) Pranata pemerintahan adat.

3) Harta kekayaan dan/atau benda adat.


4) Perangkat norma hukum adat.

Berdasarkan ketentuan di atas desa adat di Bali memenuhi

peryaratan tersebut karena masyarakat adat di Bali ditata sangat

rapi sejak Empu Kuturan/Empu Rajakerta, lebih –lebih dijaman

modern ini selalu berbenah diri sejak jaman Orde Baru melalui

lomba Desa, Desa Adat tidak pernah tertinggal untuk berbenah.

Secara tegas konsep menata Desa Adat di Bali berpegang pada

konsep Tri Hita Karana, sehingga Desa Adat di Bali ditata

sedemikian rapi dengan dilengkapi dengan peraturan adatnya

(Awig – Awig Desa Adat).

5. Gambaran Lokasi Desa Wisata

Nama Desa : Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara,

Kabupaten Badung, Bali.

SK Dewi : TBA (To Be Advised)

Kontak Pengelola : BUMDes Gentha Persada Tibubeneng

No. Tlp : (0361) 9076885

Alamat : Jln. Pantai Berawa, Banjar Tandeg, No.77, Tibubeneng,

Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali

6. Operasionalisasi Tim
Project
Manager
(Putra Wijaya)

Marketing
Communication Administration Product
Manager Manager Manager
(Krisna Adhy) (Annisa Sarah) (Juli Anggara)

Lapangan
Graphics Sales Team :
/Ground Team :
Team : Admin Team : Ambarsika A.
Sanjaya W.
Oka Kurnia Public Relation Ervira Distya Savitri P. Agus P.
Okha Merta Team : Mery Ardani Ramakrishna P. Billy K.D
Yogi Jager Edy W. Friskila M. Eunike A. Satrya W.
Anjas Jaynesha Dayu Biantari Lowlet J. Putu Anggita
Stefany A.
Gede Sutaryana Nyoman S. D.
Michael F.B

Job Desk :

1) Project Manager :

- Merencanakan kegiatan atau jadwal yang akan dilakukan terkait

mengembangakan

Desa Tibubeneng menjadi Desa wisata.

- Mengatur tim agar terstruktur dan teroganisasi dengan baik.

- Memastikan kegiatan yang dilakukan berjalan dengan semestinya.


- Mengkomunikasikan terkait proyek yang dilakukan dengan masing –

masing tim serta pihak dari Desa Tibubeneng.

- Melakukan pengawasan terhadap proyek yang dilakukan.

- Melakukan evaluasi pada tim terkait kegiatan di Desa Tibubeneng agar

dapat ditindak lanjuti.

2) Marketing Communication Manager :

- Merencanakan kegiatan promosi terkait mengembangkan Desa

Tibubeneng menjadi desa wisata.

- Mengkomunikasikan hal – hal apa saja yang akan dipromosikan dengan

pihak Desa Tibubeneng dan tim marketing communication

- Melakukan koordinasi dengan tim marketing communication.

- Melakukan pengawasan terhadap tim dalam memasarkan atau

mempromosikan produk.

 Graphics Team :

- Membuat dokumentasi kegiatan yang dilakukan selama berada di

Desa Tibubeneng.

- Membuat video yang berisi potensi wisata, fasilitas wisata, akomodasi

wisata, kegiatan yang dilakukan masyarakat sekitar dan event yang

akan dilakukan untuk mempromosikan Desa Tibubeneng.

 Public Relation Team :

- Membangun dan menjalin hubungan kerja sama tim MKP dengan

pihak dari Desa Tibubeneng.

- Memberikan informasi terkait proyek yang dilakukan.


3) Administration Manager :

- Merencanakan proses kerja yang akan dilakukan kepada tim

administrasi.

- Mengatur tim administrasi dalam melakukan pekerjaan agar terstruktur

dengan baik.

- Memastikan dan mengelola data yang tersedia.

- Membuat tenggat waktu atau deadline dalam proses melakukan

pekerjaan agar tidak melewati batas dan target yang telah ditentukan.

 Administration Team :

- Mencatat informasi terbaru dan informasi selama kegiatan di Desa

Tibubeneng.

- Menyusun dan mengumpulkan data terkait mengembangkan Desa

Tibubeneng.

- Membantu dalam pengarsipan data.

4) Product Manager :

- Menganalisis produk yang dimiliki Desa Tibubeneng agar dapat menjadi

Desa wisata.

- Membuat strategi produk yang dimiliki Desa Tibubeneng untuk

direalisasikan dan dipromosikan.

- Bertanggung jawab dengan memberikan solusi pada tim maupun pihak

Desa Tibubeneng atas permasalahan terkait produk.

- Menjaga hubungan dengan baik dengan tim dan pihak Desa

Tibubeneng.
 Lapangan / Ground Team :

- Mempersiapkan hal – hal yang perlu dilakukan untuk melakukan

pendataan dan penggambaran.

- Melakukan pengecekan atau observasi dengan melihat kondisi

serta situasi yang berada di Desa Tibubeneng.

- Mengumpulkan informasi dan data hasil pengecekan di Desa

Tibubeneng.

 Sales Team :

- Mencari data terkait produk yang dimiliki Desa Tibubeneng.

- Merekap data untuk memudahkan dalam melakukan analisis dan

pada saat proses evaluasi.

- Memastikan data telah terkumpul dengan baik.

7. Mapping Potensi Desa

Attraction:

Desa Tibubeneng terletak di kecamatan Kuta Utara, Kabupaten

Badung. Desa Tibubeneng berjarak kurang lebih 1,5 Km dari Ibu

Kota Kecamatan. Iklim Desa Tibubeneng adalah tropis dengan

curah hujan rata-rata pertahun mencapai 2000 s/d 3000 mm, suhu

rata-rata 22º-32ºC. Menurut Profil Perkembanga Desa Tibubeneng

(2011), Desa Tibubeng sendiri termasuk kawasan pariwsata yang

mulai berkembang. Awal mula masuknya pariwisata di Desa

Tibubeneng menurut Kepala Desa Tibubeneng adalah sejak tahun

1980-an. Daya tarik wisata yang ada di Desa Tibubeneng meliputi


Pantai Berawa dan Pura Perancak. Terdapat pula Usaha Rekreasi

seperi Finns Beach Club, Finns Recreation Club, Splash Waterpark

Bali, dan Bounce Bali.

Secara umum kegiatan pariwisata di Desa Tibubeneng lebih

mengandalkan sumber daya alam berupa Pantai Berawa yang

sangat ideal untuk para peselancar pemula. Wisatawan yang

datang ke Desa Tibubeneng umumnya adalah wisatawan yang

memiliki motivasi untuk melakuakan kegiatan di pantai dan hanya

sedikit yang melakukan kegiatan lain seperti wisata spiritual.

Wisatawan yang datang pada sore hari akan melihat atraksi

wisata seperti sunset yang indah dari Pantai Perancak. Bagi

wisatawan yang menyukai photography, tidak akan melewatkan

saat sunset ini. Pantai ini sering digunakan untuk hunting foto

prewedding karena kondisi alam serta pasir putih kecoklatannya

yang indah sehingga menciptakan hasil foto yang menakjubkan.

Amenity

Desa Tibubeneng memiliki berbagai fasilitas yang sangat

dibutuhkan oleh wisatawan diantaranya yaitu sarana akomodasi

berupa penginapan seperti Villa, Hotel, dan Homestay, Guest

House memang semakin pesat seiring dengan perkembangan

pariwisata yang ada di Desa Tibubeneng. Selain itu terdapat pula

fasilitas untuk laundry, bengkel, rent car/motor, restaurant, café,

mini market, salon, spa, toko souvenirs dan boutique.


Accessibility

Akses menuju desa tibubeng cukup mudah dapat dijangkau

dengan menggunakan motor, mobil maupun bis pariwisata

karena mudahnya akses tersebut dan mudah diakses dengan via

GPS bagi yang belum mengetahui lokasinya. Jarak menuju Desa

Tibubeneng tidak terlalu jauh dari bandara Ngurah Rai hanya

±17 km serta ±11 km dari pantai Kuta. Kualitas jalanya cukup

bagus karena sudah beraspal.

Ancilliary Service

Desa Wisata Tibubeneng dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa

yang dikepalai oleh Bpk. Made Kamajaya dan Bpk. I Made

Dwijantara selaku pengelola Desa Wisata Tibubeneng. Dengan

adanya BUMDes desa Tibubeneng semakin terkelola dengan baik

dapat dibuktikan dengan perilisan aplikasi Tibubeneng.com yang

dapat memudahkan wisatawan untuk mengakses fasilitas dan

menambah informasi terkait Desa Tibubeneng.

Community Involvement

Masuknya pariwisata di Desa Tibubeneng mulai berkembang

pada tahun 2000. Dengan berkembangnya pariwisata, mulailah

dibangun penunjang- penunjang pariwisata seperti hotel,

restaurant, rent car, spa dan fasilitas lainnya. Masyarakat juga

membangun atau membuat fasilitas pariwisata seperti Guest

House. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat juga ikut


berpartisipasi dalam melakukan pengembangan pariwisata di

Desa Tibubeneng.

8. Analisis Produk dan Pasar (SWOT & SOAR)

SWOT :

 Strength :

- Desa tibubeneng memiliki infrastruktur yang sangat memadai

sehingga akses untuk menuju Desa Tibubeneng sangat mudah

dijangkau.

- Fasilitas yang tersedia di Desa Tibubeneng sangat lengkap

untuk menunjang kegiatan wisata bagi para pengunjung

wisata mancanegara maupun domestik, seperti : Hotel, Villa,

Minimarket, Restaurant, Bar, dan Bengkel.

- Terdapat atraksi wisata alam berupa persawahan, dan pantai

dalam satu Desa, sehingga memiliki daya tarik tersendiri.

 Weakness :

- Di sisi jalan Desa Tibubeneng masih terdapat beberapa

bangunan liar atau bangunan yang tidak memiliki ijin untuk

membangun bangunan dan ditinggalkan oleh pemiliki,

sehingga hal tersebut dapat berpengaruh kurang baik pada

daya tarik yang dimiliki olhe Desa Tibubeneng.

- Kurang tersedia ruang untuk tempat parkir bagi kendaraan di

beberapa fasilitas yang berada di Desa Tibubeneng seperti


Restaurant maupun tempat makan, sehingga sering

menyebabkan kemacetan.

- Kurang dalam koordinasi penataan jalan, sehingga

menyebabkan keramaian yang tidak terkontrol.

 Opportunity :

- Desa Tibubeneng memiliki atraksi wisata alam berupa pantai

yaitu Pantai Perancak yang memiliki potensi wisata karena

terdapat kampung nelayan yang akan dijadikan wisata bahari.

- Sering diadakan annual event di atraksi wisata alam yaitu

Pantai Berawa agar dapat menarik wisatawan untuk berkunjung

dan dapat menaikan citra Desa Tibubeneng.

 Threat :

- Banyak pesaing dalam segi penjualan tiket Barong dance

seperti di Mas Gianyar dan Ubud yang sudah terkenal sejak

dulu pertunjukan Barong tersebut sehingga perlu adanya unsur

pembeda yang dapat dijadikan unique selling point di Desa

Tibubeneng.

- Hampir setiap hari terjadi kemacetan di sekitar Desa

Tibubeneng yang dapat mengganggu perjalanan masyarakat

lokat dan wisatawan yang berkunjung ke Bali.

SOAR :

 Strength :
- Memiliki pengelolaan usaha pariwisata yang baik yang

dikelola oleh pemerintah daerah Desa Tibubeneng.

- Memiliki atraksi wisata yang menarik seperti pemandangan

alam pantai Brawa yang menjadi unique selling point untuk

wisatawan yang berlibur ke Bali.

- Memiliki paket wisata yang menarik seperti paket Barong

dance performance dengan bertema “A Protector Spirit Pastu

Durga” yang dilakukan setiap sebulan sekali di area Pantai

Perancak Desa Tibubeneng yang menjadi aktivitas menarik di

Desa ini.

- Memiliki tempat makan dan restaurant yang instagramable

dan banyak disukai oleh wisatawan jika berkunjung ke Bali

- Memiliki annual event yang menarik dan luar biasa setiap

tahunnya yang dikemas oleh BUMDes dan berkontribusi

dengan karang taruna dalam pelaksanaan event seperti

Brawa Beach Art Festival yang tahun lalu sudah memecahkan

muri 5.555 penari kecak, dan event MMAF Manggala Music

Art Festival yang di organized langsung oleh karang taruna

Desa Tibubeneng.

 Opportunity :

- Dapat dijadikan sebuah potensi paket wisata yang menarik di

Desa

Tibubeneng.
- Desa Tibubeneng berada di lokasi yang terletak di kawasan

Pariwisata karena memiliki atraksi, aksesibiltas dan amenitas.

 Aspiration :

- Mengajak wisatawan untuk melakukan aktivitas wisata ke

Desa Tibubeneng.

- Mengajak pengusaha usaha pariwisata untuk di data usaha

pariwisata yang dimiliki dan dimasukan ke dalam apps Desa

Tibubeneng sekaligus menjadi salah satu apps yang akan

dirilis pada saat Brawa Beach Art Festival pada tanggal 23-26

Mei 2019 ini.

 Result :

- Telah mendapatkan hasil data potensi usaha pariwisata yang

ada di Desa Tibubeneng yang dapat dijadikan sebuah data

base untuk masukan ke apps Tibubeneng.

- Membuat mapping potensi untuk menginformasikan secara

nyata bahwa Desa Tibubeneng memiliki berbagai jenis atraksi

wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan saat berkunjung

ke Bali.

9. Rencana Kegiatan (Jadwal dan Progres Report)

Kegiatan ke - 1 (29 – 01 – 2019) :

 Memutuskan Lokasi Proyek : Desa Tibubeneng

 Minggu ke - 1 (29 – 01 – 2019) :


- Pembagian tugas observasi ke Desa Tibubeneng daerah

utara dan selatan ke masing-masing tim.

- Membuat Struktur organisasi dan tugas masing – masing

bidang

- Membuat rencana kegiatan yang akan dilakukan di Desa

Tibubeneng

- Mapping Potensi Desa Tibubeneng.

 Rencana Minggu ke – 2 :

- Melakukan audiensi

- Persiapan membuat surat atau dokumen yang dilakukan tim

admin

sebagai izin untuk melakukan kegiatan terkait

pengembangan Desa wisata di Tibubeneng.

- Tim Public Relation membangun komunikasi dengan

Perangkat Desa (mendiskusikan tentang membuat sosial

media).

- Tim Lapangan bersiap untuk observasi di beberapa banjar

Desa Tibubeneng (Potensi).

- Tim Marketing Communication mengunggah video dan foto

terkait potensi desa wisata di Desa Tibubeneng dan kegiatan

yang dilakukan.

 Rencana Minggu ke – 3 :
- Meeting bersama serta evaluasi hasil dari observasi ke Desa

Tibubeneng

- Memutuskan potensi utama yang akan dikembangkan.

- Mapping potensi utama

dst.

Kegiatan ke - 2 (02 – 02 – 2019) :

- Melakukan observasi ke Desa Tibubeneng bersama tim MKP

- Melakukan sesi interview atau wawancara dengan masyarakat

lokal di setiap Banjar dan pihak pengelola di BUMDes (Badan

Usaha Milik Desa) Tibubeneng untuk mendapatkan informasi

berupa potensi wisata beserta data.

- Evaluasi hasil dari kegiatan observasi & interview atau

wawancara.

- Diskusi dan berbagi informasi yang didapat dari kegiatan

interview atau wawancara. informasi yang didapat adalah

berupa :

1) Daya Tarik Wisata

2) Kondisi 4A + 1C.

3) SOA

4) Dampak Positif dan Negatif

 Rencana Kegiatan :

- Bertemu dengan Bpk. I Made Dwijantara selaku pengelola

Desa Tibubeneng dan Bpk. Made Kamajaya selaku Kepala


Desa Tibubeneng untuk mendapatkan informasi dan data

base.

Kegiatan ke - 3 ( 08 – 02 – 2019) :

- Pembahasan materi bersama Bpk. I Made Dwijantara selaku

pengelola Desa Tibubeneng dan Bpk. Made Kamajaya selaku

Kepala Desa Tibubeneng. Materi yang dibahas yaitu :

1) Peta Potensi

2) Sensus (Estimasi & Telasi)

3) Dokumentasi & Promosi Media Sosial (Branding)

 Rencana Kegiatan :

- Pada setiap kelompok masing-masing tim menyebar untuk

melakukan sensus ke setiap usaha wisata pada setiap banjar

di Desa Tibubeneng dimulai pada tanggal 15-02-2019 untuk

mendapatkan data base untuk rencana pembuatan

Tibubeneng Apps yang dicanangkan oleh Pengelola dan

Perbekel Desa Tibubeneng yang direncanakan akan dirilis

pada bulan april 2019.

Kegiatan ke - 4 (15 – 02 – 2019) :

- Sensus ke usaha-usaha wisata di setiap Banjar Desa

Tibubeneng berdasarkan daftar akomodasi yang sudah

terdaftar. Jika tidak terdapat usaha wisata yang berada di list,

tetap dimasukan untuk menjadi bahan pertimbangan.


- Evaluasi dari kegiatan sensus untuk mengetahui kendala atau

permasalahan yang dialami dan dibahas secara bersama untuk

dilaporkan ke pihak pengelola Desa Tibubeneng.

- Melaporkan hasil evaluasi dari kegiatan sensus ke pengelola

Desa Tibubeneng yang berupa kendala atau permasalahan

sebagai berikut :

1) Konfirmasi sebelum datang/melakukan sensus agar dapat

dipersiapkan.

2) Beberapa tim tidak diizinkan dan mengalami kesulitan

untuk melakukan sensus di beberapa usaha wisata seperti :

 Kamili Homestay, Pihak owner tidak memberikan segala

jenis informasi mengenai fasilitas maupun tentang usaha

homestay nya dan tidak welcome dengan tim surveyor.

 Thai Spa, Pihak karyawan Thai Spa tidak nyaman dengan

adanya sensus dari pihak tim kami Lowlet & Ervira lalu di

usir oleh karyawan Thai Spa.

 Restaurant The Joglo, Pihak manajemen melakukan

penolakan terkait pemberian informasi, dimana pihak

manajemen tidak merasa adanya benenfit yang diterima

terkait proses sensus yang kami lakukan dan pihak The

Joglo merasa sudah mengurus proses administrasi

dengan pihak Desa.


 Villa Puri Beji, tidak ada manajemen yang follow up untuk

tim yang melakukan sensus dan tidak ada yang bisa

ditanyakan mengenai informasi Villa secara jelas.

(Dokumentasi Pribadi, Villa Puri Beji, 2019)

 Desa Berawa beach, Desa yang berisi akomodasi berupa

villa yang berjumlah 10 properti villa dengan pemilik

yang berasal dari luar atau asing dan status kepemilikan

pribadi sehingga tim kami kesulitan untuk mencari data

mengenai informasi tentang villa yang ada di lokasi

tersebut.
(Dokumentasi Pribadi, Desa Berawa Beach,

2019)

 Sakura Guest House, Pihak Guest house kurang mengetahui

secara detail mengenai guest house tersebut sehingga, saat

melakukan sensus keterangan yang diminta kurang lengkap.

(Dokumentasi Pribadi, Sakura Guest House, 2019)

3) Beberapa lokasi usaha wisata tidak terdeteksi di Google maps.

4) Beberapa alamat usaha wisata tidak sesuai dengan list.


5) Manajemen dan Properti terpisah.

6) Villa yang termasuk di dalam list tidak termasuk di wilayah Desa

Tibubeneng

7) TDUP (Tanda Daftar Usaha Pariwisata) belum jelas.

8) Adanya Villa yang terkunci.

9) Luas tanah atau bangunan kurang jelas karena kurangnya

koordinasi antara manajemen atau pemilik dan staff sehingga

saat ditanya mereka tidak tahu.

 Rencana Kegiatan :

- Pihak relawan TIK akan turut serta dalam pengembangan

Desa Tibubeneng yaitu dalam hal pembuatan aplikasi

Tibubeneng.com dan akan melakukan presentasi dengan

Bapak Kades pada hari Rabu, 20-02-2019. Salah satu dari

tim Manajemen Kepariwisataan diundang sebagai

perwakilan agar dapat hadir untuk mengetahui data yang

akan dicari menjadi seperti apa.

- Melakukan mapping pada Desa Tibubeneng pada titik

tertentu.

Kegiatan ke - 5 (22 – 02 – 2019) :

- Dari kegiatan sensus tersebut tim MKP membentuk 10

kelompok untuk mencari 20 sampel data sensus antara lain

Villa, Homestay, bengkel, Laundry, restaurant/cafe/warung

pada banjar-banjar yang berada di Desa Tibubeneng yaitu


Banjar Pelambingan, Tegal Gundul, Dama, Dawas, Tandeg,

Aseman Kawan yang hasilnya akan dikirimkan kepada Bpk.

Dwi selaku Pengelola BUMDes pada tanggal 28 Februari 2019

untuk kemudian akan dibuatkan trial aplikasi Tibubeneng Apps

oleh pihak relawan TIK.

 Rencana Kegiatan :

- Melanjutkan pemetaan potensi sesuai dengan hasil sensus

yang telah dilakukan di lapangan lalu akan dipaparkan potensi

yang dapat ditampilkan melalui map tersebut.

- Membuat list travel agent di Bali untuk membantu Desa

Tibubeneng dalam melakukan penjualan (personal selling)

agar dapat bekerja sama dengan travel agent guna

meningkatkan penjualan tiket Barong dance dalam target

pasar yang disasar.

Kegiatan ke - 6 (01 – 03 – 2019)

- Telah menyerahkan list travel agent di Bali melalui email ke

pihak Desa Tibubeneng untuk membantu dalam melakukan

penjualan (personal selling) agar dapat bekerja sama serta

meningkatkan penjualan tiket Barong dance.

- Respon dari pihak Desa Tibubeneng (Bpk.Dwi) mengenai list

travel agent yaitu email list travel agent akan dimasukan ke

dalam sistem Badan Usaha Milik Desa Tibubeneng.

 Rencana Kegiatan :
- Evaluasi terkait kendala yang ditemui di lapangan terkait

pengumpulan

data base dengan pihak Desa Tibubeneng, relawan TIK dan

perwakilan dari Tim MKP.

Jadwal (12 – 03 – 2019)

- Briefing Untuk Fieldtrip Labuan Bajo

Jadwal (19 – 03 – 2019)

- Setelah kegiatan fieldtrip Labuan Bajo (16 – 18 Maret

2019) Tidak ada kelas.

Jadwal (02 – 04 – 2019)

- Libur (Isra Mi’raj)

Kegiatan ke - 7 (09 – 04 – 2019)

- Karang Taruna masih melanjutkan survey yang kita rancang,

dengan langsung berkoordinasi dengan masing-masing kelian

dinas dan kelian adat.

- Menunggu hasil survey dari Karang Taruna mengenai mapping

potensi, sehingga untuk mapping ditunda. Selain mengerjakan

survey, karang taruna juga fokus dengan event terdekat

mereka yaitu MMA Fest dan Pantai Berawa Art Festival.

- Hal yang sedang dilakukan sekarang adalah membantu

promosi dan menyerahkan video promosi tim media sebagai

bahan promosi.

 Rencana Kegiatan :
- Membuat mapping potensi Desa Tibubeneng dengan aplikasi

Google Earth untuk wujud serta kontribusi kami kepada Desa

Tibubeneng

- Follow up video revisi editan Krisna & Tim media MKP, video

tersebut digunakan untuk mempromosikan sekaligus membuat

branding desa pada potensi wisata yang ada di Desa

Tibubeneng.

10. Program Kolaborasi (Aksi)

Kegiatan ke – 1 (08- 02 – 2019)

- Untuk melaksanakan kegiatan terkait pengembangan Desa

Tibubeneng menjadi desa wisata, tim MKP melakukan diskusi

atau pembahasan materi dengan Bpk. I Made Dwijantara selaku

pengelola Desa Tibubeneng dan Bpk. Made Kamajaya selaku

Kepala Desa Tibubeneng, materi yang dibahas yaitu :

1) Peta Potensi

2) Sensus (Estimasi & Telasi)

3) Dokumentasi & Promosi media sosial (branding).

Kegiatan yang akan dilakukan dalam materi pembahasan

tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 15, 22 Februari & 09

April 2019

Kegiatan ke – 2 (15 – 02 – 2019)

- Briefing dengan Bpk. Dwi sebelum melakukan sensus ke usaha-

usaha wisata di setiap banjar Desa Tibubeneng. Briefieng


tersebut yaitu dengan memberitahu informasi peraturan sensus

dan persyaratan mengenai usaha wisata yang berdiri,

memberikan list usaha-usaha di Desa Tibubeneng yang telah

terdaftar. Jika terdapat usaha wisata yang tidak terdaftar di list,

tetap dilakukan sensus untuk menjadi bahan pertimbangan.

Kegiatan ke – 3 (22 – 02 – 2019)

- Setelah melakukan sensus, Tim MKP membentuk 10 kelompok

untuk mencari 20 sampel data sensus usaha-usaha di Desa

Tibubeneng berupa Villa, Homestay, bengkel, laundry,

Restaurant, Café, warung di banjar – banjar Desa Tibubeneng

yaitu Banjar Pelambingan, Tegal Gundul, Dama, Dawas, Tandeg,

dan Aseman Kawan yang mana hasilnya nanti akan dikirim ke

Bpk. Dwi selaku pengelola BUMDes untuk dibuatkan trial aplikasi

Tibubeneng Apps oleh pihak relawan TIK.

Kegiatan ke – 4 (09 – 04 – 2019)

- Survey yang telah dilakukan oleh tim MKP dilanjutkan oleh

karang taruna

Desa Tibubeneng dan langsung berkoordinasi dengan masing –

masing kelian dinas dan kelian adat.

- Membantu promosi dan memberikan video promosi yang

dibuat oleh tim

media MKP ke pihak pengelola Desa Tibubeneng.

11. Program Feedback


Feedback yang diberikan oleh pihak dari Desa Tibubeneng adalah

berupa respon yang menyatakan sangat terbantu dengan kegiatan

pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa STP Bali

terutama mahasiswa Manajemen Kepariwisataan selama kurang lebih

5 minggu di Desa Tibubeneng, terutama dalam hal membantu program

desa dalam pembuatan portal web yang akan menjadi media promosi

potensi desa berbasis online. Mahasiswa STP Bali (Manajemen

Kepariwisataan) juga telah membantu mempromosikan desa dengan

membuat official Instagram @visisttububeneng yang diharapkan akun

tersebut dapat membantu mempromosikan wisata yang berada di

Desa Tibubeneng secara berkelanjutan.


(Sumber : http://desatibubeneng.badungkab.go.id/baca-
berita/6126/Mahasiswa-STP-Nusa-Dua-Dukung-Pengembangan-
Mobile-Apps-Desa-Tibubeneng.html )

12. Simpulan dan Rekomendasi

Simpulan
- Dapat disimpulkan pada laporan proyek Desa Tibubeneng ini

bahwa hasil dari kegiatan kami pada mata kuliah studi

lapangan pariwisata di Desa Tibubeneng dapat menghasilkan

output yang positif bagi stakeholder dan masyarakat lokal

Desa tibubeneng baik dalam data base sensus usaha-usaha

pariwisata yang dimiliki oleh Desa Tibubeneng yang hasilnya

untuk dijadikan sebuah mobile apps, membuat peta potensi

Desa Tibubeneng dalam mempromosikan potensi wisata yang

ada di Desa Tibubeneng, membantu melakukan promosi serta

memperkuat brand positioning Desa Tibubeneng dari belenggu

Canggu dan membuat mapping potensi Desa Tibubeneng

dalam Google earth yang dapat bermanfaat untuk membantu

Desa Tibubeneng dalam memberikan pelayanan yang menarik

kepada wisatawan yang hendak berkunjung ke Bali dan

menjadikan Desa Tibubeneng menjadi Destinasi wisata yang

unggul di Kabupaten Badung.

Rekomendasi

- Dengan kegiatan kami di lapangan kami dapat memberikan

rekomendasi kepada pemilik usaha di Desa Tibubeneng baik

di usaha penyediaan akomodasi wisata seperti villa agar

dapat di buatkan izin dalam pembuatan usaha yang ada di

Desa Tibubeneng karena masih banyak pemilik villa yang

enggan untuk memberikan informasi mengenai usaha villa,


sehingga hal tersebut dapat menjadi bahan evaluasi dan

regulasi yang kuat di Desa Tibubeneng agar dapat terkontrol

dan terorganisir dengan baik, dan perlu melakukan promosi

yang baik dalam menjual produk wisata seperti Barong dance

performance yang dipromosikan kepada wisatawan

mancanegara melalu media sosial seperti instagram yang

dapat menciptakan minat berkunjung serta menghabiskan

waktu untuk menyaksikan pertunjukan Barong dance tersebut

di Pura Perancak Tibubeneng.

13. Gallery / Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai