Anda di halaman 1dari 26

A.

LATAR BELAKANG KEBERAGAMAN DI INDONESIA

Keberagaman masyarakat di indonesia terjadi dikarenakan faktor budaya dan agama


yang masuk di indonesia yang dibawa oleh para pedagang dari india, persia,gujarat,cina dan
arab sehingga menimbulkan keberagaman masyarakat indonesia.

Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi
Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri
keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan
kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah
bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok
sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana
mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah
dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir,
dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat
peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.

Keanekaragaman atau yang sering disebut dengan multikulturalisme adalah istilah yang
digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia,
ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya
keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan
masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka
anut.
Keanekaragaman bangsa Indonesia dilatarbelakangi oleh jumlah suku-suku bangsa di
Indonesia yang sangat banyak, dimana setiap suku bangsa tersebut mempunyai ciri atau
karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Menurut sensus BPS (Badan
Pusat Statistik) tahun 2010, jumlah suku bangsa di Indonesia lebih dari 300 suku bangsa
atau kelompok etnik, atau lebih tepatnya mencapai 1.340 suku bangsa atau kelompok etnik.
Hal ini dapat diartikan jika masing-masing suku bangsa tersebut memiliki tradisi sosial
budaya masing-masing, berarti di Indonesia ada dan berkembang bermacam-macam budaya
yang memiliki ciri khas masing-masing. Contoh dalam bidang bahasa, dimana setiap daerah
mempunyai bahasa daerahnya masing-masing. Bahasa daerah orang Jayapura akan berbeda
dengan bahasa orang Dayak. Menurut peta bahasa yang dikeluarkan oleh Pusat Bahasa
Depdiknas tahun 2010, ada lebih dari 746 bahasa daerah di seluruh wilayah Nusantara

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 1


bahkan bila dilihat dari segi dialek, maka jumlahnya akan jauh lebih banyak lagi, misalnya
di Papua saja ada sekitar 185 dialek bahasa lokal.
Suatu semboyan yang sejak dahulu dikenal dan melekat dengan jati diri bangsa
Indonesia adalah “Bhinneka Tunggal Ika”. Semboyan tersebut terukir kokoh dalam
cengkraman Burung Garuda yang merupakan lambang bangsa Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Bhineka Tunggal Ika menunjukan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
heterogen, yaitu bangsa yang mempunyai keanekaragaman, baik dalam aspek suku bangsa,
budaya, ras dan agama.
Keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang ada pada diri bangsa Indonesia
merupakan keunggulan sekaligus tantangan. Kebhinnekaan merupakan kekuatan dan
kekayaan sekaligus juga merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan itu sangat
terasa terutama ketika bangsa Indonesia membutuhkan kebersamaan dan persatuan dalam
rangka menghadapi dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik
yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri, seperti dewasa ini kita sedang menghadapi
dan berupaya memecahkan serta mengakhiri krisis multi dimensional dan krisis ekonomi
yang sudah berlangsung cukup lama. Tanpa adanya persatuan dan kesatuan visi dan misi
dari seluruh bangsa Indonesia mustahil kita dapat keluar dari krisis tersebut.
Kebhinnekaan berupa sifat nyata bangsa Indonesia yang sering kita banggakan namun
sekaligus juga sering kita prihatinkan. Hal ini dikarenakan mengatur masyarakat yang
heterogen jauh lebih sulit dibandingkan dengan mengatur masyarakat homogen. Masyarakat
yang heterogen tentu mempunyai cita-cita, keinginan dan harapan yang jauh lebih bervariasi
dibandingkan dengan masyarakat homogen.
Kebhinnekaan dapat menjadi tantangan atau ancaman, karena dengan adanya
kebhinnekaan tersebut mudah membuat orang menjadi berbeda pendapat yang pada
akhirnya dapat lepas kendali, memiliki rasa kedaerahan atau kesukuan yang sewaktu-waktu
bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi atau persatuan dan kesatuan bangsa.

Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi


kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang
ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di
Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan
kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara
dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 2


keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam
konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan
yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik
masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang
dirangkai sejak dulu.
Keanekaragaman budaya merupakan kekayaan bangsa kita. Kebudayaan- kebudayaan
daerah merupakan modal utama untuk mengembangkan kebudayaan nasional. Kebudayaan
nasional adalah puncak-puncak kebudayaan daerah yang ada di wilayah Indonesia.
Kebudayaan daerah yang dapat menjadi kebudayaan nasional harus memenuhi syarat-
syarat, seperti: menunjukkan ciri atau identitas bangsa, berkualitas tinggi sehingga dapat
diterima oleh seluruh bangsa Indonesia; dan pantas dan tepat diangkat sebagai budaya
nasional.
Cara menghormati keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia adalah dengan
menghormati kelompok lain yang menjalankan kebiasaan dan adat istiadatnya, idak
menghina hasil kebudayaan suku bangsa lain, mau menonton seni pertunjukan tradisional,
mau belajar dan mengembangkan berbagai jenis seni tradisional seperti seni tari, seni
musik, dan seni pertunjukan dan bangga dengan hasil kebudayaan dalam negeri.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan munculnya keragaman budaya. Berikut ini adalah
beberapa di antaranya:
1. Faktor dari Manusia
Ada beragam budaya yang ada di antaranya adalah disebabkan karena manusia. Secara
umum, manusia adalah makhluk yang sangat suka terhadap berbagai jenis seni, misalnya
seni musik, tari dan lain sebagainya. Di samping itu, masih ada juga bidang lain yang amat
disukai oleh manusia. Karena kesukaan tersebut, maka kebudayaan di Negara ini menjadi
amat banyak. Belum lagi, manusia sendiri memang bisa dibilang aktif dalam menciptakan
suatu kebudayaan.
2. Faktor Lingkungan Alam
Selain disebabkan oleh manusia, faktor lain yang mempengaruhi keragaman budaya adalah
faktor lingkungan alam. Misalnya saja terjadinya gunung meletus, gempa bumi, banjir,
longsor dan sebagainya yang menyebabkan musim paceklik sehingga banyak masyarakat
yang memilih untuk pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Sehingga ketika mereka
memasuki tempat yang baru, sesudah beradaptasi, maka muncullah kebudayaan yang baru.

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 3


3. Faktor Perubahan Nilai dan Sikap
Masing-masing individu senantiasa berpegang teguh kepada yang namanya norma dan juga
nilai yang ada di dalam hidup bermasyarakat. Nilai tersebut tentu saja sangat berpengaruh
kepada perilaku manusia, baik secara individu atau kelompok.

B. MACAM-MACAM KEANEKARAGAMAN DI INDONESIA

 SUKU
→ Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak suku-suku yang tersebar dari
Sabang hingga Merauke.
Nanggroe Aceh Darussalam : Suku Aceh, Suku Alas, Suku Gayo, Suku Kluet,
Suku Simelu, Suku Singkil, Suku Tamiang, Suku Ulu .
Sumatera Utara : Suku Karo, Suku Nias, Suku Simalungun, Suku Mandailing,
Suku Dairi, Suku Toba, Suku Melayu, Suku Pakpak, Suku Maya-Maya
Sumatera Barat : Suku Minangkabau, Suku Mentawai, Suku Melayu, Suku Guci,
Suku Jambak
Riau : Melayu, Siak, Rokan, Kampar, Kuantum Akit, Talang Manuk, Bonai, Sakai,
Anak Dalam, Hutan, Laut .
Kepulauan Riau : Melayu, Laut
Bangka Belitung : Melayu
Jambi : Batin, Kerinci, Penghulu, Pewdah, Melayu, Kubu, Bajau .
Sumatera Selatan : Palembang, Melayu, Ogan, Pasemah, Komering, Ranau Kisam,
Kubu, Rawas, Rejang, Lematang, Koto, Agam
Bengkulu : Melayu, Rejang, Lebong, Enggano, Sekah, Serawai, Pekal, Kaur,
Lembak
Lampung : Lampung, Melayu, Semendo, Pasemah, Rawas, Pubian, Sungkai,
Sepucih
DKI Jakarta : Betawi
Banten : Jawa, Sunda, Badui
Jawa Barat : Sunda,
Jawa Tengah : Jawa, Karimun, Samin, Kangean
D.I.Yogyakarta : Jawa
Jawa Timur : Jawa, Madura, Tengger, Asing

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 4


Bali : Bali, Jawa, Madura
NTB : Bali, Sasak, Bima, Sumbawa, Mbojo, Dompu, Tarlawi, Lombok
NTT : Alor, Solor, Rote, Sawu, Sumba, Flores, Belu, Bima
Kalimantan Barat : Melayu, Dayak (Iban Embaluh, Punan, Kayan, Kantuk,
Embaloh, Bugan,Bukat), Manyuke
Kalimantan Tengah : Melayu, Dayak (Medang, Basap, Tunjung, Bahau, Kenyah,
Penihing, Benuaq), Banjar, Kutai, Ngaju, Lawangan, Maayan, Murut, Kapuas
Kalimantan Timur : Melayu, Dayak(Bukupai, Lawangan, Dusun, Ngaju, Maayan)
Kalimantan Selatan : Melayu, Banjar, Dayak, Aba
Sulawesi Selatan : Bugis, Makasar, Toraja, Mandar
Sulawesi Tenggara : Muna, Buton,Totaja, Tolaki, Kabaena, Moronehe, Kulisusu,
Wolio
Sulawesitengah : Kaili, Tomini, Toli-Toli,Buol, Kulawi, Balantak, Banggai,Lore
Sulawesi Utara : Bolaang-Mongondow, Minahasa, Sangir, Talaud, Siau, Bantik
Gorontalo : Gorontalo
Maluku : Ambon, Kei, Tanimbar, Seram, Saparua, Aru, Kisar
Maluku Utara : Ternate, Morotai, Sula, Taliabu, Bacan, Galela
Papua Barat : Waigeo, Misool, Salawati, Bintuni, Bacanca
Papua Tengah : Yapen, Biak, Mamika, Numfoor
Papua Timur : Sentani, Asmat, Dani, Senggi

 ADAT
→ Suku-suku yang ada memegang tinggi adat yang berlaku di masing-masing suku. Setiap
suku memiliki adat khas sendiri, yang tidak dimiliki suku lainnya. Berikut adalah contoh
dari beberapa kebiasaan adat yang ada di Indonesia.

Potong Jari – Papua Ngaben – Bali

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 5


Karapan Sapi – Madura Gigi Runcing Mentawai – Kalimantan

Adu Betis – Sulawesi Selatan Tabuik – Sumatera Barat

Rambu Solo – Toraja Tedhak Siten – Jawa

Bakar Tongkang – Riau Upacara Kasada – Bromo Jawa Timur

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 6


 RAS
→ Ada beberapa ras manusia di Indonesia, yang biasanya berbeda antara suatu pulau
dengan pulau lainnya.
Golongan Papua Melanesoid

Ciri-cirinya : rambut kriting, bibir tebal, dan kulit


hitam. Yang termasuk golongan ini adalah penduduk
Pulau Papua, Kai, dan Aru.

Golongan Negroid

Ciri-cirinya : rambut kriting, perawakan kecil, dan kulit hitam.


Persebaran golongan ini di Semenanjung Malaya.

Golongan Weddoid

Ciri-cirinya : perawakan kecil, kulit sawo


matang, dan rambut berombak. Persebarannya adalah orang
Sakai, di Siak, orang Kubu di Jambi, orang Enggano, Mentawai,
Toala Tokea, dan Tomuna di Kepulauan Muna.

Golongan Melayu Mongoloid

Ciri-cirinya : rambut ikal atau lurus dan muka bulat. Golongan


Melayu Mongoloid adalah golongan terbesar yang ditemukan di
Indonesia dan dianggap sebagai nenek moyang bangsa Indonesia.
Golongan ini dibagi menjadi golongan Melayu Tua (Proto-Melayu)
dan golongan Melayu Muda (Deutro Melayu).

 AGAMA
→ Pada sila pertama Pancasila, Indonesia mengakui adanya Tuhan. Pada pasal 29 UUD
1945, Indonesia memberikan kebebasan pada tiap penduduk untuk memeluk agama.

AGAMA ISLAM ( ALLAH SWT )

Nama Kitab Suci : Al-Qur’an


Permulaan : Sekitar 1400 tahun yang lalu

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 7


Tempat Ibadah : Masjid
Hari Besar Keagamaan : Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru Hijrah,
Isra’ Mi’raj
Jumlah Penganut : 207.176.162 jiwa (87,18%)

AGAMA KRISTEN PROTESTAN ( YESUS KRISTUS )

Nama Kitab Suci : Alkitab


Permulaan : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat
Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih
Jumlah Penganut : 16.528.513 jiwa (6,96%)

AGAMA KATOLIK ( YESUS KRISTUS )

Nama Kitab Suci : Alkitab


Permulaan : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat
Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih
Jumlah Penganut : 6.907,873 jiwa (2,91%)

AGAMA HINDU ( SANTANA DHARMA )

Nama Kitab Suci : Weda


Permulaan : Sekitar 3000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Pura
Hari Besar Keagamaan : Hari Nyepi, Hari
Saraswati, Hari Pagerwesi
Jumlah Penganut : 4.012.116 jiwa (1,69%)

AGAMA BUDDHA ( PEMBAWA : SIDDHARTA GAUTAMA )

Nama Kitab Suci : Tri Pitaka


Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 8


Tempat Ibadah : Vihara
Hari Besar : Hari Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina
Jumlah Penganut : 1.703.254 jiwa (0,72%)

AGAMA KONG HU CU ( KONGHUCU )

Nama Kitab Suci : Si Shu Wu Ching


Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Li Tang / Klenteng
Hari Besar : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh
Jumlah Penganut : 117.091 jiwa (0,05%)

 BAHASA
→ Rata-rata suku yang ada di Indonesia memiliki bahasa daerah sendiri. Namun dalam
kehidupan nasional, bahasa nasional yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Indonesia
memiliki 1211 macam bahsa dalam berbagai daerah.

 BUDAYA
→ Bangsa Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya. Tiap daerah atau masyarakat
mempunyai corak dan budaya masing-masing yang memperlihatkan ciri khasnya. Seperti
keragaman dalan seni tarian, rumah adat, senjata tradisional, rumah adat, pakaian adat dan
masih banyak lagi.

Bangsa Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya. Tiap daerah atau masyarakat


mempunyai corak dan budaya masing-masing yang memperlihatkan ciri khasnya. Hal ini
bisa kita lihat dari berbagai bentuk kegiatan sehari-hari, misalnya upacara ritual, pakaian
adat, bentuk rumah, kesenian, bahasa, dan tradisi lainnya. Contohnya adalah pemakaman
daerah Toraja, mayat tidak dikubur dalam tanah tetapi diletakkan dalam goa. Di daerah
Bali, mayat dibakar(ngaben).

Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi bentuk rumah tiap suku bangsa. Rumah
adat di Jawa dan di Bali biasanya dibangun langsung di atas tanah. Kolong rumah biasanya
dimanfaatkan untuk memelihara ternak dan menyimpan barang. Keanekaragaman budaya
dapat dilihat dari bermacam-macam bentuk rumah adat.

Berikut ini beberapa contoh rumah adat.

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 9


Rumah Bolon Rumah Gadang
(Sumatera Utara) (Minangkabau, Sumatera Barat)

Rumah Joglo Rumah Lamin

(Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur) ( Kalimantan Timur )

Setiap suku bangsa mempunyai upacara adat dalam peristiwa-peristiwa penting


kehidupan. Misalnya upacara-upacara kelahiran, penerimaan menjadi anggota suku,
perkawinan, kematian, dan lain-lain. Nama dan bentuk upacara menandai peristiwa
kehidupan itu berbeda-beda dalam masing-masing suku.

Beberapa contoh upacara adat yang dilakukan suku-suku di Indonesia antara lain sebagai
berikut.

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 10


Mitoni, tedhak siti, ruwatan, kenduri, grebegan Seren Taun
( Suku Jawa ) ( Sunda )

Nelubulanin Rambu Solok

( Ngaben Bali ) ( Toraja )

Keberagaman kebudayaan di Indonesia juga tampak dalam kesenian daerah. Ada


bermacam-macam bentuk kesenian daerah.

Contoh lagu-lagu daerah sebagai berikut.

1. Nangroe Aceh Darussalam Piso Surit


2. Sumatera Barat Kambanglah Bungo, Ayam Den Lapeh, Mak Inang, Kampuang Nan
Jauh di Mato
3. Riau Soleram
4. Jawa Tengah Gundul-gundul Pacul, Gambang Suling, Suwe Ora Jamu, Pitik Tukung,
Ilir-ilir,
5. Kalimantan Barat Cik Cik Periok

Contoh Tari-tarian Tradisional Indonesia

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 11


1. Nangroe Aceh Darussalam Tari Seudati, Saman, Bukat
2. Sumatera Utara Tari Serampang, Baluse, Manduda
3. Sumatera Barat Tari Piring, Payung, Tabuik
4. Riau Tari Joget Lambak, Tandak
5. Sumatera Selatan Tari Kipas, Tanggai, Tajak

Contoh Seni Pertunjukan yang Ada di Indonesia

1. Banten: Debus
2. DKI Jakarta: Ondel-ondel, Lenong
3. Jawa Barat: Wayang Golek, Rudat, Banjet, Tarling, Degung
4. Jawa Tengah: Wayang Kulit, Kuda Lumping, Wayang Orang, Ketoprak, Srandul
5. Jawa Timur: Ludruk, Reog, Wayang Kulit

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 12


6. Bali: Wayang Kulit, Janger
7. Riau: Makyong
8. Kalimantan: Mamanda

Selain hasil kesenian yang sudah disebutkan di atas, suku-suku bangsa di Indonesia
juga mempunyai hasil karya seni dalam bentuk benda. Karya seni yang dihasilkan oleh
seniman-seniman dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia, antara lain seni lukis,
seni pahat, seni ukir, patung, batik, anyaman, dan lain-lain. Benda-benda karya seni yang
terkenal, antara lain ukiran Bali dan Jepara, Patung Asmat dan patung-patung Bali, anyaman
dari suku-suku Dayak di Kalimantan, dan lain-lain. Hasil kerajinan seni ini menjadi barang-
barang cindera mata yang sangat digemari turis mancanegara.

Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa suku bangsa adalah suatu golongan
manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Identitas
seringkali dikuatkan kesatuan bahasa. Oleh karena itu, kesatuan kebudayaan bukan suatu
hal yang ditentukan oleh orang luar, melainkan oleh warga yang bersangkutan itu sendiri.
Suku-suku yang ada di Indonesia antara lain Gayo di Aceh, Dayak di Kalimantan, dan
Asmat di Papua.

C. PRINSIP KESATUAN DALAM KEBERAGAMAN SUKU, AGAMA, RAS, DAN


ANTARGOLONGAN.

1. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika


Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan
bangsa yang memiliki keanekaragaman suku, bahasa, agama, dan adat
kebiasaan. Hal ini mewajibkan kita untuk bersatu sesuai dengan makna dari
Bhinneka Tunggal Ika itu sendiri, yaitu walaupun berbeda-beda tetapi
merupakan satu kesatuan.
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
Nasionalisme merupakan paham yang mencintai tanah air, adanya
kesiapsiagaan dari warga negara untuk membela tanah airnya. Kita mencintai
bangsa kita, namun bukan berarti mengagung-agungkan bangsa kita sendiri.

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 13


Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul daripada
bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kepada bangsa lain.
Sebab, pandangan semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak
realistis, sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang
Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Prinsip Kebebasan Yang Bertanggung Jawab
Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang
memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap
sesamanya, dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap
warga negara memiliki kebebasan untuk melakukan sesuatu, tetapi bukan
kebebasan yang kebablasan. Namun, kebebasan yang akan
dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa, kepada sesama
manusia serta kepada bangsa dan negara.
4. Prinsip Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri
dan lingkungannya yang merupakan satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Dengan wawasan itu, kedudukan
manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka kesatuan politik, sosial,
budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Manusia Indonesia merasa satu,
senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu
tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.
5. Prinsip Persatuan Pembangunan Untuk Mewujudkan Cita-Cita
Reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia, kita harus dapat mengisi kemerdekaan
serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur
sebagai cita-cita bangsa di era Reformasi ini.

D. PENGARUH KEBERAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA


Keberagaman masyarakat Indonesia yang sebenarnya, menjadi suatu kekuatan
bagi tumbuhnya persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam kehidupan masyarakat kita,
keberagaman ini belum sepenuhnya merupakan sebuah kekuatan, tapi menjadi pemicu
terjadinya perselisihan dalam masyarakat.
Dampak positif yang ditimbulkan dari keberagaman masyarakat Indonesia, di
antaranya:

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 14


a. Terciptanya integritas nasional;
b. Menjadi sarana untuk memajukan pergaulan antar suku, agama, budaya, dan
golongan;
c. Dapat memperkaya khasanah budaya bangsa

d. Melatih kita untuk bisa saling menghormati


e. Melatih untuk menghargai perbedaan dan rasa toleransi
f. Kita dapat mencontoh kebiasaan baik yang sering dilakukan oleh suatu suku,
agama, dan ras
g. Memotivasi anak bangsa untuk tetap menjaga persatuan di tengah perbedaan
h. Membuktikan kepada dunia bahwa indonesia merupakan negara yang kaya
dan beragam
i. Masyarakat yang beragam akan menjadikan interaksi lebih dinamis.
j. Keberagaman masyarakat menjadi salah satu modal dalam perkembangan dan
kemajuan bangsa sebab kreatifitas juga inovasi akan jauh lebih berkembang
jika terdapat perbedaan dalam berpikir juga berkreasi.
k. Keberagaman masyarakat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan
sehingga meningkatkan potensi ekonomi di bidang pariwisata.
l. Keberagaman masyarakat menjadikan sebuah negara memiliki ciri khas
tertentu yang membedakannya dari bangsa lain.
m. Keberagaman masyarakat menjadikan hidup menjadi lebih berwarna.
Di samping itu dampak negatif yang ditimbulkan dari keberagaman
masyarakat Indonesia, di antaranya:
a. Terjadinya konflik dalam masyarakat;
b. Munculnya sikap primordialisme, yaitu pandangan yang berpegang teguh pada
hal-hal yang dibawa sejak kecil baik mengenai tradisi, adat istiadat,
kepercayaan maupun segala sesuatu yang ada di lingkungan pertamanya;
c. Munculnya sikap etnosentrisme, yaitu suatu pandangan yang menganggap
bahwa suku bangsanya sendiri lebih unggul dibandingkan dengan suku yang
lainnya;
d. Fanatisme yang berlebihan, yaitu faham yang berpegang teguh secara
berlebihan terhadap keyakinan sendiri sehingga menganggap salah terhadap
keyakinan yang lain.

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 15


e. Bagi beberapa kalangan perbedaan menimbulkan perpecahan
f. Timbulnya kekerasan akibat kurangnya rasa toleransi dan kurangnya
menghargai perbedaan
g. Timbul persaingan
h. Munculnya rasisme (membeda-bedakan antar golongan)
i. Timbulnya permusuhan antar suku karena perbedaan atau pertentangan budaya
j. Adanya tindak anarkis dari oknum fanatik yang mengatasnamakan suku, ras,
maupun agama
k. Munculnya egoisme
l. Timbulnya individualisme.
m. Keberagaman masyarakat yang tidak disikapi bijaksana akan memupuk bibit
konflik yang berujung perpecahan di dalam masyarakat.
n. Konflik yang muncul dari keberagaman tersebut bisa menghambat
pembangunan nasional.
o. Rawan muncul paham rasisme.
p. Rawan muncul kelompok-kelompok radikal.
q. Apabila tidak dibarengi dengan toleransi, maka pergesekan antar golongan
sulit dihindari.
r. Munculnya Etnosentrisme yang berlebihan.
s. Sulit untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan.
t. Sulit untuk menciptakan keseragaman dalam masyarakat sehingga pengelolaan
menjadi lebih sulit

E. PERMASALAHAN YANG MUNGKIN MUNCUL DALAM KEBERAGAMAN


MASYARAKAT INDONESIA

1) Konflik Antarsuku
Pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan suku sering kali
menyebabkan perbedaan adat istiadat, budaya, sistem kekerabatan, dan norma sosial

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 16


dalam masyarakatnya. Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ini dapat
menimbulkan masalah, bahkan konflik dalam masyarakatnya.
Contoh : Konflik Sampit yang terjadi antara suku Dayak dan suku Madura
2) Konflik Antaragama
pertentangan antara kelompok yang memiliki keyakinan atau agama berbeda. Konflik
ini dapat terjadi antara agama yang satu dengan agama yang lain, atau antara kelompok
dalam agama tertentu.
Contoh : Konflik antara kristen protestan dan kristen katolik
3) Konflik Antarras
pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain. Pertentangan ini dapat
disebabkan sikap rasialis, yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.
Contoh : Konflik antara orang berkulit putih dengan orang berkulit hitam (negro) di
Amerika Serikat.
4) Konflik Antargolongan
Pertentangan antara kelompok atau golongan dalam masyarakat. Golongan atau
kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan, partai politik, asal
daerah, dan sebagainya.
Contoh : Konflik antara partai republikan dan partai demokrat di USA dalam
mendukung kandidat presiden mereka masing-masing.

F. KONFLIK

 PENGERTIAN KONFLIK
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih
(dapat juga kelompok), yang mengalami suatu permasalahan sosial yang umumnya
dipicu karena tidak adanya rasa saling mengerti dan toleransi terhadap kebutuhan
dari masing-masing individu dan salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

 BENTUK KONFLIK

 Bentuk Konflik Sosial Secara Umum

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 17


Secara umum, bentuk konflik sosial terdiri dari 6 bentuk, mulai dari konflik
pribadi, antar kelas, politik, rasial, internasional, serta antar suku bangsa. Nah
berikut ini penjelasan lebih lanjut.

1. Konflik Pribadi
Konflik ini terjadi dikarenakan ada dua individu yang mana sedang mengalami
sebuah masalah pribadi dan saling tidak ingin menyadari kesalahan masing-
masing. Dalam konflik pribadi, biasanya masing-masing orang akan berusaha
untuk mengalahkan lawannya. Contoh nya dalam kehidupan sehari-hari adalah
perselisihan paham, tawuran pelajar, dan lainnya.

2. Konflik Antar Kelas


Konflik yang mana terjadi antar kelompok ataupun individu yang memiliki
masalah dengan individu lainnya yang berada di kelompok (kelas) lainnya. Yang
dimaksud kelas disini dapat diartikan sebagai kedudukan seseorang ataupun
kelompok di dalam lingkungan masyarakat secara vertikal (kelas atas atau kelas
bawah). Contoh yang sering terjadi misalnya saja ketika buruh mengadakan unjuk
rasa kepada pimpinan perusahaan untuk bisa menaikkan gaji.

3. Konflik Politik
Konflik sosial yang mana terjadi pada 2 kelompok atau individu yang satu sama
lainnya memiliki perbedaan serta pandangan berbeda mengenai prinsip dari
masalah ketatanegaraan yang akhirnya berdampak pada perselisihan pandangan.
Contoh konflik politik misalnya terjadi perselisihan antara partai politik dengan
partai politik lainnya saat merumuskan undang-undang.

4. Konflik Rasial
Konflik rasial merupakan konflik yang terjadi diantara kelompok ras yang
berbeda dikarenakan adanya kepentingan serta kebudayaan yang bertabrakan satu
sama lainnya. Konflik ini biasanya terjadi dikarenakan salah satu ras yang merasa
lebih unggul dibandingkan dengan ras lainnya. Salah satu contoh yang cukup
populer dari konflik rasial ini adalah yang terjadi di Afrika Selatan, yaitu Politik
Apartheid. Konflik ini terjadi pada ras kulit putih yang merupakan penguasan
dengan ras kulit hitam yang menjadi golongan mayoritas yang ingin dikuasai.

5. Konflik Internasional

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 18


Konflik internasional merupakan konflik yang terjadi dengan melibatkan
beberapa kelompok negara dikarenakan adanya perbedaan kepentingan di
dalamnya. Hal ini dikarenakan masing-masing negara mencari kawan (sekutu)
yang memiliki visi serta tujuan yang sama mengenai masalah yang sedang terjadi.
Sehingga hal ini lah yang menyebabkan konflik ini menjadi konflik internasional.
Contoh dari konflik internasional misalnya saja pada Negara Indonesia dan
Malaysia yang memperebutkan perbatasn wilayah diantara kedua negara.

6. Konflik Antar Suku Bangsa


Konflik yang terjadi dikarenakan adanya perbedaan di dalam kehidupan
masyarakat, antara suku bangsa yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang
dimaksud adalah mulai dari bahasa daerah, adat istiadat, kesenian daerah, seni
bangunan rumah, serta tata susunan kekerabatan. Banyak hal yang menyebabkan
perbedaan-perbedaan tersebut terjadi, antara lain adalah:

 Wilayah Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau


 Latar Belakang dari sejarah yang berbeda
 Ketidaksamaan kondisi geografis
 Lingkungan hukum adat serta garis kekerabatan yang beda.

Contohnya saja, adat pernikahan suku Jawa dengan Suku Minang yang berbeda
satu sama lainnya. Sehingga ketika dua orang yang berasal dari suku yang
berbeda menikah, tentu saja terkadang terjadi perdebatan mengenai adat yang
akan digunakan.

7. Konflik Antar Agama


Bentuk-bentuk konflik sosial antara agama ini merupakan konflik yang terjadi
pada pemeluk agama satu sama lainnya. Perbedaan agama ini nantinya dapat
membawa perbedaan ke dalam kehidupan sehari harinya. Contohnya saja cara
berpakaian, cara bersosialisasi, corak kesenian, penerapan hukum warisan, dan
lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut jika dibawa menjadi sebuah masalah tentu
saja akan menimbulkan konflik diantara pemeluk agama satu sama lainnya. Yang
awalnya merupakan masalah kecil, namun jika dibiarkan akan menjadi besar
tergantung dari situasi serta kondisi yang sedang terjadi masing-masing.

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 19


 Bentuk Konflik Sosial Berdasar Sifat

Jika didasarkan pada sifat, maka konflik sosial terbagi menjadi dua yaitu konflik
konstruktif dan destruktif. Berikut ini penjelasannya,

1. Konflik Konstruktif
Konflik yang memiliki sifat fungsional yang terjadi dikarenakan adanya
perbedaan pemahaman dari individu ataupun kelompok saat menghadapi sebuah
permasalahan yang terjadi. Misalnya saja, di dalam sebuah organisasi atau
komunitas akan terjadi perbedaan pemahaman diantara anggota satu sama
lainnya.

2. Konflik Destruktif
Konflik destruktif merupakan konflik yang terjadi dikarenakan adanya perasaan
yang kurang senang, benci, bahkan dendam dari indvidu atau kelompok kepada
pihak-pihak lainnya. Misalnya saja seperti bentrok yang terjadi di Sambas,
Ambon, Kupang, dan lainnya.

 Bentuk Konflik Sosial Berdasar Posisi Pelaku Yang Terkait Konflik

Berdaasr dari posisi pelaku yang melakukan atau terkait dengan konflik, maka
konflik sosial dibagi menjadi 3 bentuk yaitu konflik vertikal, horizontal, dan
diagonal. Berikut ini penjelasannya.

1. Konflik Vertikal
Yang dimaksud dengan konflik vertikal disini adalah konflik yang terjadi di
antara komponen masyarakat yang berada di dalam sebuah pimpinan dengan
karyawan yang ada di dalam kantor. Contoh nya saja karyawan yang berdebat
dengan atasan/kepala mengenai sebuah permasalah di kantor.

2. Konflik Horizontal
Konflik horizontal merupakan konflik yang mana terjadi diantara individu
ataupun kelompok yang memiliki kedudukan yang hampir atau bahkan sama.
Contoh konflik horizontal ini biasanya konflik yang terjadi pada anggota-anggota
di dalam sebuah organisasi.

3. Konflik Diagonal

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 20


Konflik diagonal merupakan konflik yang muncul dikarenakan adanya
pengalokasian sumber daya yang tidak adil kepada seluruh organisasi yang mana
akhirnya menyebabkan terjadinya pertentangan yang cukup ekstrim. Contoh
konflik diagonal misalnya saja konflik GAM yang terjadi di Nangroe Aceh
Darussalam.

 Bentuk Konflik Sosial Berdasar Sifat Pelaku Yang Berkaitan Dengan


Konflik

Bentuk konflik sosial yang berdasar pada sifat belaku yang ikut dan berkaitan
dengan konflik dibedakan menjadi dua bentuk yaitu konflik terbuka dan tertutup.
Berikut ini penjelasannya.

1. Konflik Terbuka
Konflik terbuka merupakan konflik yang kejadiannya diketahui oleh banyak
pihak bahkan masyarakat umum. Contoh dari konflik terbuka ini adalah konflik
yang sedang terjadi pada Negara Israel dan Palestina.

2. Konflik Tertutup
Konflik tertutup merupakan konflik yang terjadi dan hanya diketahui oleh
beberapa pihak saja, yaitu individu atau kelompok yang terlibat dalam konflik
tersebut. Contohnya saja konflik yang terjadi di dalam keluarga, tentu saja pihak
lain di luar keluarga tersebut tidak mengetahui hal tersebut.

 Bentuk Konflik Sosial Berdasar Dengan Bentuk


Berdasarkan dari bentuk, konflik sosial terdiri menjadi beberapa bentuk yaitu
konflik realistis dan konflik non realistis. Berikut ini penjelasannya,

1. Konflik Realistis
Merupakan konflik yang terjadi dikarenakan adanya rasa kekecewaan dari
individu atau kelompok mengenai perkiraan tentang keuntungan ataupun tuntutan
yang ada di dalam sebuah lingkungan sosial. Contoh dari konflik realistis ini
misalnya saja karyawan yang melakukan mogok bersama dikarenakan adanya
ketidaksetujuan dengan pihak perusahaan mengenai sebuah kebijakan tertentu.

2. Konflik Nonrealistis

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 21


Merupakan konflik yang mana tidak disebbakan karena adanya tujuan-tujuan
saingan yang saling bertentangan, namun didasarkan pada sebuah kebutuhan yang
digunakan untuk meredakan ketegangan, setidaknya dari salah satu pihak yang
berkaitan. Contoh dari konflik non realistis ini adalah penggunaan jasa ilmu-ilmu
gaib yang digunakan untuk membalasa dendam terhadap perilaku orang lain
terhadap kita.

 Bentuk Konflik Sosial Berdasar Pendapat Ralf Dahrendorf

Menurut pendapat Ralf Dahrendorf, konflik sosial terbagi menjadi 4 bentuk yaitu
antara lain konflik peran, antara kelompok sosial, kelompok yang terorganisis dan
tidak, serta antara satuan nasional. Berikut ini penjelasannya.

1. Konflik Peran, konflik yang terjadi di dalam sebuah peranan sosial. Konflik peran
ini merupakan kondisi dimana seseorang menghadapi berbagai harapan berbeda
dengan peranan yang dimilikinya.
2. Konflik antara kelompok sosial
3. Konflik antara kelompok yang sudah tergorganisis dengan kelompok yang tidak
terorganisi
4. Konflik antara satuan nasional, misalnya saja antara partai politik, antara negara,
antar organisasi internasional, dan lainnya.

 PENYEBAB KONFLIK

1. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.


2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang
berbeda Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran
dan pendirian kelompoknya.
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok Manusia memiliki
perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda.
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
5. Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti perbedaan tujuan,
cara melakukan sesuatu, dan sebagainya.
6. Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik, sebagai alat mencapai tujuan.

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 22


7. Adanya pertentangan normanorma dalam masyarakat sehingga menimbulkan
kebingungan bagi masyarakat.
8. Sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah.
9. Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang
berlaku.
10. Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat,
tindakan kontorversial, dan pertentangan (konflik)
11. Gejala menguatnya etnosentrisme kelompok ( perasaan kelompok di mana
kelompok merasa dirinya paling baik, paling benar, paling hebat sehingga
mengukur kelompok lain dengan nilai dan norma kelompoknya sendiri )
12. Stereotip terhadap suatu kelompok, yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu
kelompok yang bersifat tidak baik.
13. Hubungan antarpenganut agama yang kurang harmonis.
14. Hubungan antara penduduk asli dan penduduk pendatang yang kurang harmonis
dapat menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat yang beragam.

 AKIBAT KONFLIK

 AKIBAT POSITIF DARI KONFLIK YANG TERJADI :


Rasa solidaritas sesama anggota golongan akan semakin kuat
- Aspek-aspek kehidupan yang belum jelas dan tuntas dapat diperjelas
- Penyesuaian kembali norma-norma dan nilai-nilai
- Ketergantungan antarindividu dan antargolongan dapat dikurangi
- Menciptakan norma baru
- Menghidupkan kembali norma-norma lama
- Terjadinya keseimbangan kekuatan dalam masyarakat
Contoh : Undang-undang tentang SARA akan ditinjau kembali apabila terjadi
konflik tentang SARA tersebut, adanya aturan-aturan baru yang muncul setelah
terjadinya konflik antar ras seperti presiden Amerika diperbolehkan berkulit
hitam
 AKIBAT NEGATIF DARI KONFLIK YANG TERJADI :
- Retaknya kesatuan kelompok
- Perpecahan di masyarakat
- Adanya korban manusia

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 23


- Kerugian harta benda
- Kehancuran norma-norma dan nilai-nilai sosial
- Timbulnya perubahan kepribadian individu
Contoh : Timbulnya LGBT, perpecahan antara blok barat dan blok timur

 UPAYA MENYELESAIKAN KONFLIK

CARA PREVENTIF
1. Mengembangkan Sikap Toleransi
2. Kerja Sama
3. Latihan Bersama
CARA REPRESIF ( Mengatasi Masalah Pada Saat/Setelah Terjadi Masalah )
1. Penangkapan
2. Pembubaran Paksa
CARA KURATIF
1. Pendampingan Bagi Korban Kerusuhan
2. Perdamaian
3. Kerja Sama
CARA LAIN
1. Berdoa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengendalikan Emosi
3. Jangan Memanggil Orang Lain Dengan Sebutan SARA
4. Jangan Menghakimi dan Berpikir Negatif Tentang SARA
5. Jangan Memaksakan Kehendak Orang Lain
6. Saling Menghormati dan Menghargai Antar SARA / Golongan
7. Melakukan dan Berpikir Secara Positif
8. Menghargai dan Menerima Keberagaman di Indonesia

G. SISTEM KEKERABATAN YANG DIANUT OLEH MASYARAKAT INDONESIA

1) Parental
Anak menghubungkan diri dengan kedua orangtuanya. Anak juga
menghubungkan diri dengan kerabat ayah-ibunya secara bilateral.
Dalam sistem kekerabatan parental kedua orang tua maupun kerabat

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 24


dari ayah-ibu itu berlaku peraturan-peraturan yang sama baik tentang
perkawinan, kewajiban memberi nafkah, penghormatan, pewarisan.
Dalam susunan parental ini seorang anak hanya memperoleh semenda
dengan jalan perkawinan, maupun langsung oleh perkawinannya
sendiri, maupun secara tak langsung oleh perkawinan sanak
kandungnya, memang kecuali perkawinan antara ibu dan ayahnya
sendiri. Susunan sistem kekerabatan parental berlaku pada masyarakat
Jawa, Madura, Kalimantan Dan Sulawesi.
2) Patrilineal
Anak menghubungkan diri dengan ayahnya (berdasarkan
garisketurunan laki-laki). Sistem kekerabatan ini anak juga
menghubungkan diri dengan kerabat ayah berdasarkan garis keturunan
laki-laki secara unilateral. Didalam susunan masyarakat Patrilineal
yang berdasarkan garis keturunan bapak (laki-laki), keturunan dari
pihak bapak (laki-laki) dinilai mempunyai kedudukan lebih tinggi serta
hak-haknya juga akan mendapatkan lebih banyak. Susunan sistem
kekerabatan Patrilineal berlaku pada masyarakat Batak dan Bali.
3) Matrilineal
Anak menghubungkan diri dengan ibunya (berdasarkan garisketurunan
perempuan). Sistem kekerabatan ini anak juga menghubungkan
diridengan kerabat ibu berdasarkan garis keturunan perempuan
secara unilateral. Dalam masyarakat yang susunannya matrilineal,
keturunan menurut garis ibu dipandang sangat penting, sehingga
menimbulkan hubungan pergaulan kekeluargaan yang jauh lebih rapat
dan meresap di antara para warganya yang seketurunan menurut garis
ibu, hal mana yang menyebabkan tumbuhnya konsekuensi (misalkan,
dalam masalah warisan) yang jauh lebih banyakk dan lebih penting
daripada keturunan menurut garis bapak. Susunan sistem kekerabatan
Matrilinel berlaku pada masyarakat Minangkabau

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 25


DAFTAR PUSTAKA

https://brainly.co.id/tugas/78940
http://jejakpikiran.blogspot.com/2012/04/latar-belakang-keanekaragaman.html
https://brainly.co.id/tugas/272671
https://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/keragaman-suku-bangsa-dan-budaya-di_19.html
https://brainly.co.id/tugas/9927172
https://www.academia.edu/7388895/BAB_I_PENDAHULUAN_1.1_Latar_Belakang
https://materiips.com/bentuk-bentuk-konflik-sosial
http://blogpengertian.com/pengertian-dan-contoh-konflik-sosial/
http://akibatkeragaman.blogspot.com/2018/01/masalah-yang-timbul-akibat-keragaman.html
https://www.kompasiana.com/priskiladewisetyawan/55186dc2813311cb669def6d/upaya-
mengatasi-konflik-sara-di-indonesia
https://laynardhoaliy.wordpress.com/2014/01/05/sistem-kekerabatan-yang-ada-di-indonesia/
https://ainamulyana.blogspot.com/2017/07/prinsip-persatuan-dalam-keberagaman.html
https://www.shopback.co.id/blog/12-tradisi-unik-yang-hanya-bisa-ditemukan-di-indonesia
https://combro.xyz/keberagaman-suku-agama-ras-dan-antargolongan-dalam-bingkai-
bhineka-tunggal-ika/
http://nagitakrn12.blogspot.com/2016/10/dampak-positif-dan-negatif-dari.html
https://brainly.co.id/tugas/14057570
Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS kelas IX Revisi 2018

Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika 26

Anda mungkin juga menyukai