Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi
Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri
keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan
kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah
bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok
sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana
mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah
dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir,
dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat
peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.
Keanekaragaman atau yang sering disebut dengan multikulturalisme adalah istilah yang
digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia,
ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya
keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan
masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka
anut.
Keanekaragaman bangsa Indonesia dilatarbelakangi oleh jumlah suku-suku bangsa di
Indonesia yang sangat banyak, dimana setiap suku bangsa tersebut mempunyai ciri atau
karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Menurut sensus BPS (Badan
Pusat Statistik) tahun 2010, jumlah suku bangsa di Indonesia lebih dari 300 suku bangsa
atau kelompok etnik, atau lebih tepatnya mencapai 1.340 suku bangsa atau kelompok etnik.
Hal ini dapat diartikan jika masing-masing suku bangsa tersebut memiliki tradisi sosial
budaya masing-masing, berarti di Indonesia ada dan berkembang bermacam-macam budaya
yang memiliki ciri khas masing-masing. Contoh dalam bidang bahasa, dimana setiap daerah
mempunyai bahasa daerahnya masing-masing. Bahasa daerah orang Jayapura akan berbeda
dengan bahasa orang Dayak. Menurut peta bahasa yang dikeluarkan oleh Pusat Bahasa
Depdiknas tahun 2010, ada lebih dari 746 bahasa daerah di seluruh wilayah Nusantara
SUKU
→ Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak suku-suku yang tersebar dari
Sabang hingga Merauke.
Nanggroe Aceh Darussalam : Suku Aceh, Suku Alas, Suku Gayo, Suku Kluet,
Suku Simelu, Suku Singkil, Suku Tamiang, Suku Ulu .
Sumatera Utara : Suku Karo, Suku Nias, Suku Simalungun, Suku Mandailing,
Suku Dairi, Suku Toba, Suku Melayu, Suku Pakpak, Suku Maya-Maya
Sumatera Barat : Suku Minangkabau, Suku Mentawai, Suku Melayu, Suku Guci,
Suku Jambak
Riau : Melayu, Siak, Rokan, Kampar, Kuantum Akit, Talang Manuk, Bonai, Sakai,
Anak Dalam, Hutan, Laut .
Kepulauan Riau : Melayu, Laut
Bangka Belitung : Melayu
Jambi : Batin, Kerinci, Penghulu, Pewdah, Melayu, Kubu, Bajau .
Sumatera Selatan : Palembang, Melayu, Ogan, Pasemah, Komering, Ranau Kisam,
Kubu, Rawas, Rejang, Lematang, Koto, Agam
Bengkulu : Melayu, Rejang, Lebong, Enggano, Sekah, Serawai, Pekal, Kaur,
Lembak
Lampung : Lampung, Melayu, Semendo, Pasemah, Rawas, Pubian, Sungkai,
Sepucih
DKI Jakarta : Betawi
Banten : Jawa, Sunda, Badui
Jawa Barat : Sunda,
Jawa Tengah : Jawa, Karimun, Samin, Kangean
D.I.Yogyakarta : Jawa
Jawa Timur : Jawa, Madura, Tengger, Asing
ADAT
→ Suku-suku yang ada memegang tinggi adat yang berlaku di masing-masing suku. Setiap
suku memiliki adat khas sendiri, yang tidak dimiliki suku lainnya. Berikut adalah contoh
dari beberapa kebiasaan adat yang ada di Indonesia.
Golongan Negroid
Golongan Weddoid
AGAMA
→ Pada sila pertama Pancasila, Indonesia mengakui adanya Tuhan. Pada pasal 29 UUD
1945, Indonesia memberikan kebebasan pada tiap penduduk untuk memeluk agama.
BAHASA
→ Rata-rata suku yang ada di Indonesia memiliki bahasa daerah sendiri. Namun dalam
kehidupan nasional, bahasa nasional yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Indonesia
memiliki 1211 macam bahsa dalam berbagai daerah.
BUDAYA
→ Bangsa Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya. Tiap daerah atau masyarakat
mempunyai corak dan budaya masing-masing yang memperlihatkan ciri khasnya. Seperti
keragaman dalan seni tarian, rumah adat, senjata tradisional, rumah adat, pakaian adat dan
masih banyak lagi.
Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi bentuk rumah tiap suku bangsa. Rumah
adat di Jawa dan di Bali biasanya dibangun langsung di atas tanah. Kolong rumah biasanya
dimanfaatkan untuk memelihara ternak dan menyimpan barang. Keanekaragaman budaya
dapat dilihat dari bermacam-macam bentuk rumah adat.
Beberapa contoh upacara adat yang dilakukan suku-suku di Indonesia antara lain sebagai
berikut.
1. Banten: Debus
2. DKI Jakarta: Ondel-ondel, Lenong
3. Jawa Barat: Wayang Golek, Rudat, Banjet, Tarling, Degung
4. Jawa Tengah: Wayang Kulit, Kuda Lumping, Wayang Orang, Ketoprak, Srandul
5. Jawa Timur: Ludruk, Reog, Wayang Kulit
Selain hasil kesenian yang sudah disebutkan di atas, suku-suku bangsa di Indonesia
juga mempunyai hasil karya seni dalam bentuk benda. Karya seni yang dihasilkan oleh
seniman-seniman dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia, antara lain seni lukis,
seni pahat, seni ukir, patung, batik, anyaman, dan lain-lain. Benda-benda karya seni yang
terkenal, antara lain ukiran Bali dan Jepara, Patung Asmat dan patung-patung Bali, anyaman
dari suku-suku Dayak di Kalimantan, dan lain-lain. Hasil kerajinan seni ini menjadi barang-
barang cindera mata yang sangat digemari turis mancanegara.
Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa suku bangsa adalah suatu golongan
manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Identitas
seringkali dikuatkan kesatuan bahasa. Oleh karena itu, kesatuan kebudayaan bukan suatu
hal yang ditentukan oleh orang luar, melainkan oleh warga yang bersangkutan itu sendiri.
Suku-suku yang ada di Indonesia antara lain Gayo di Aceh, Dayak di Kalimantan, dan
Asmat di Papua.
1) Konflik Antarsuku
Pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan suku sering kali
menyebabkan perbedaan adat istiadat, budaya, sistem kekerabatan, dan norma sosial
F. KONFLIK
PENGERTIAN KONFLIK
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih
(dapat juga kelompok), yang mengalami suatu permasalahan sosial yang umumnya
dipicu karena tidak adanya rasa saling mengerti dan toleransi terhadap kebutuhan
dari masing-masing individu dan salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
BENTUK KONFLIK
1. Konflik Pribadi
Konflik ini terjadi dikarenakan ada dua individu yang mana sedang mengalami
sebuah masalah pribadi dan saling tidak ingin menyadari kesalahan masing-
masing. Dalam konflik pribadi, biasanya masing-masing orang akan berusaha
untuk mengalahkan lawannya. Contoh nya dalam kehidupan sehari-hari adalah
perselisihan paham, tawuran pelajar, dan lainnya.
3. Konflik Politik
Konflik sosial yang mana terjadi pada 2 kelompok atau individu yang satu sama
lainnya memiliki perbedaan serta pandangan berbeda mengenai prinsip dari
masalah ketatanegaraan yang akhirnya berdampak pada perselisihan pandangan.
Contoh konflik politik misalnya terjadi perselisihan antara partai politik dengan
partai politik lainnya saat merumuskan undang-undang.
4. Konflik Rasial
Konflik rasial merupakan konflik yang terjadi diantara kelompok ras yang
berbeda dikarenakan adanya kepentingan serta kebudayaan yang bertabrakan satu
sama lainnya. Konflik ini biasanya terjadi dikarenakan salah satu ras yang merasa
lebih unggul dibandingkan dengan ras lainnya. Salah satu contoh yang cukup
populer dari konflik rasial ini adalah yang terjadi di Afrika Selatan, yaitu Politik
Apartheid. Konflik ini terjadi pada ras kulit putih yang merupakan penguasan
dengan ras kulit hitam yang menjadi golongan mayoritas yang ingin dikuasai.
5. Konflik Internasional
Contohnya saja, adat pernikahan suku Jawa dengan Suku Minang yang berbeda
satu sama lainnya. Sehingga ketika dua orang yang berasal dari suku yang
berbeda menikah, tentu saja terkadang terjadi perdebatan mengenai adat yang
akan digunakan.
Jika didasarkan pada sifat, maka konflik sosial terbagi menjadi dua yaitu konflik
konstruktif dan destruktif. Berikut ini penjelasannya,
1. Konflik Konstruktif
Konflik yang memiliki sifat fungsional yang terjadi dikarenakan adanya
perbedaan pemahaman dari individu ataupun kelompok saat menghadapi sebuah
permasalahan yang terjadi. Misalnya saja, di dalam sebuah organisasi atau
komunitas akan terjadi perbedaan pemahaman diantara anggota satu sama
lainnya.
2. Konflik Destruktif
Konflik destruktif merupakan konflik yang terjadi dikarenakan adanya perasaan
yang kurang senang, benci, bahkan dendam dari indvidu atau kelompok kepada
pihak-pihak lainnya. Misalnya saja seperti bentrok yang terjadi di Sambas,
Ambon, Kupang, dan lainnya.
Berdaasr dari posisi pelaku yang melakukan atau terkait dengan konflik, maka
konflik sosial dibagi menjadi 3 bentuk yaitu konflik vertikal, horizontal, dan
diagonal. Berikut ini penjelasannya.
1. Konflik Vertikal
Yang dimaksud dengan konflik vertikal disini adalah konflik yang terjadi di
antara komponen masyarakat yang berada di dalam sebuah pimpinan dengan
karyawan yang ada di dalam kantor. Contoh nya saja karyawan yang berdebat
dengan atasan/kepala mengenai sebuah permasalah di kantor.
2. Konflik Horizontal
Konflik horizontal merupakan konflik yang mana terjadi diantara individu
ataupun kelompok yang memiliki kedudukan yang hampir atau bahkan sama.
Contoh konflik horizontal ini biasanya konflik yang terjadi pada anggota-anggota
di dalam sebuah organisasi.
3. Konflik Diagonal
Bentuk konflik sosial yang berdasar pada sifat belaku yang ikut dan berkaitan
dengan konflik dibedakan menjadi dua bentuk yaitu konflik terbuka dan tertutup.
Berikut ini penjelasannya.
1. Konflik Terbuka
Konflik terbuka merupakan konflik yang kejadiannya diketahui oleh banyak
pihak bahkan masyarakat umum. Contoh dari konflik terbuka ini adalah konflik
yang sedang terjadi pada Negara Israel dan Palestina.
2. Konflik Tertutup
Konflik tertutup merupakan konflik yang terjadi dan hanya diketahui oleh
beberapa pihak saja, yaitu individu atau kelompok yang terlibat dalam konflik
tersebut. Contohnya saja konflik yang terjadi di dalam keluarga, tentu saja pihak
lain di luar keluarga tersebut tidak mengetahui hal tersebut.
1. Konflik Realistis
Merupakan konflik yang terjadi dikarenakan adanya rasa kekecewaan dari
individu atau kelompok mengenai perkiraan tentang keuntungan ataupun tuntutan
yang ada di dalam sebuah lingkungan sosial. Contoh dari konflik realistis ini
misalnya saja karyawan yang melakukan mogok bersama dikarenakan adanya
ketidaksetujuan dengan pihak perusahaan mengenai sebuah kebijakan tertentu.
2. Konflik Nonrealistis
Menurut pendapat Ralf Dahrendorf, konflik sosial terbagi menjadi 4 bentuk yaitu
antara lain konflik peran, antara kelompok sosial, kelompok yang terorganisis dan
tidak, serta antara satuan nasional. Berikut ini penjelasannya.
1. Konflik Peran, konflik yang terjadi di dalam sebuah peranan sosial. Konflik peran
ini merupakan kondisi dimana seseorang menghadapi berbagai harapan berbeda
dengan peranan yang dimilikinya.
2. Konflik antara kelompok sosial
3. Konflik antara kelompok yang sudah tergorganisis dengan kelompok yang tidak
terorganisi
4. Konflik antara satuan nasional, misalnya saja antara partai politik, antara negara,
antar organisasi internasional, dan lainnya.
PENYEBAB KONFLIK
AKIBAT KONFLIK
CARA PREVENTIF
1. Mengembangkan Sikap Toleransi
2. Kerja Sama
3. Latihan Bersama
CARA REPRESIF ( Mengatasi Masalah Pada Saat/Setelah Terjadi Masalah )
1. Penangkapan
2. Pembubaran Paksa
CARA KURATIF
1. Pendampingan Bagi Korban Kerusuhan
2. Perdamaian
3. Kerja Sama
CARA LAIN
1. Berdoa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengendalikan Emosi
3. Jangan Memanggil Orang Lain Dengan Sebutan SARA
4. Jangan Menghakimi dan Berpikir Negatif Tentang SARA
5. Jangan Memaksakan Kehendak Orang Lain
6. Saling Menghormati dan Menghargai Antar SARA / Golongan
7. Melakukan dan Berpikir Secara Positif
8. Menghargai dan Menerima Keberagaman di Indonesia
1) Parental
Anak menghubungkan diri dengan kedua orangtuanya. Anak juga
menghubungkan diri dengan kerabat ayah-ibunya secara bilateral.
Dalam sistem kekerabatan parental kedua orang tua maupun kerabat
https://brainly.co.id/tugas/78940
http://jejakpikiran.blogspot.com/2012/04/latar-belakang-keanekaragaman.html
https://brainly.co.id/tugas/272671
https://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/keragaman-suku-bangsa-dan-budaya-di_19.html
https://brainly.co.id/tugas/9927172
https://www.academia.edu/7388895/BAB_I_PENDAHULUAN_1.1_Latar_Belakang
https://materiips.com/bentuk-bentuk-konflik-sosial
http://blogpengertian.com/pengertian-dan-contoh-konflik-sosial/
http://akibatkeragaman.blogspot.com/2018/01/masalah-yang-timbul-akibat-keragaman.html
https://www.kompasiana.com/priskiladewisetyawan/55186dc2813311cb669def6d/upaya-
mengatasi-konflik-sara-di-indonesia
https://laynardhoaliy.wordpress.com/2014/01/05/sistem-kekerabatan-yang-ada-di-indonesia/
https://ainamulyana.blogspot.com/2017/07/prinsip-persatuan-dalam-keberagaman.html
https://www.shopback.co.id/blog/12-tradisi-unik-yang-hanya-bisa-ditemukan-di-indonesia
https://combro.xyz/keberagaman-suku-agama-ras-dan-antargolongan-dalam-bingkai-
bhineka-tunggal-ika/
http://nagitakrn12.blogspot.com/2016/10/dampak-positif-dan-negatif-dari.html
https://brainly.co.id/tugas/14057570
Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTS kelas IX Revisi 2018