Anda di halaman 1dari 12

Tari Campak dari Bangka Balitung

Tari Campak ini berasal dari daerah Kepulauan Bangka Belitung, tari mejelaskan tentang
pergaulan yang menggambarkan kegembiraan kaum muda mudi. Tarian ini biasanya
dibawakan berpasangan oleh laki-laki dan perempuan.
Menurut cerita, tari Campak aslinya berasal dari Pulau Lingga di Riau. Tarian ini kemudian
dibawa ke Bangka Belitung sekitar abad ke 18 oleh orang yang bernama Nek Campak.
Mungkin karena yang mengembangkan tarian ini bernama Nek Campak, tarian ini kemudian
diberi nama Tari Campak.
Perkembangan mengenai Tari Campak ini pernah mengalami akulturasi dengan budaya
Eropa, khususnya bangsa Portugis. Karena di masa itu Kepulauan Bangka Belitung berada
dibawah jajahan Portugis. Pengaruh ini dapat dilihat dari salah satu alat musik pengiringnya
yang berasal dari Eropa yaitu akordion.

Budaya Eropa membawa pengaruh terhadap Tarian Campak ini dan dapat dilihat dari alat
musik pengiringnya yaitu akordion. Pengaruh ini tampak juga pada busana modern Eropa
yang dipakai penari perempuannya, seperti gaun panjang, topi, dan sepatu berhak tinggi.
Sedangkan penari laki-laki mengenakan busana tradisional yakni kemeja, celana panjang,
peci, dan selendang.
Walaupun mendapat pengaruh dari budaya Eropa, tari campak Bangka Belitung tetap
merupakan tari tradisional karena memiliki nilai-nilai budaya lokal yang dipertahankan. Tari
campak biasanya dibawakan untuk merayakan waktu musim panen padi. Selain itu tari yang
penuh keceriaan sering dibawakan para muda mudi sepulangnya dari ume atau kebun.
Dalam perkembangannya tari campak juga dipertunjukan dalam pesta-pesta adat seperti
penyambutan tamu dan pernikahan.

Pagelaran tari campak selalu meriah dan menarik hati. Para penari tidak hanya menari
berpasang-pasangan mengikuti irama musik, mereka juga melantunkan pantun. Mereka
saling berbalas pantun sampai akhirnya penari laki-laki merasa kalah. Uniknya, setelah
kalah membalas pantun penari laki-laki harus memberikan uang kepada penari perempuan.
Kemeriahan gerak tari dan lantunan pantun yang dibawakan oleh para penari tari campak
diiringi oleh alat musik tradisional seperti gong dan gendang serta alat musik modern Eropa
yaitu akordion dan biola.
https://docs.google.com/document/d/1f07z9TUAYW4NL2u7CvxCG6VGxW28FH8nauaAla
hhlvg/edit?pli=1
Tari Campak Bangka Belitung

Mengenal Tari Campak Seni Budaya Bangka Belitung – Tari campak merupakan tarian
dari daerah bangka – belitung yang dibawakan oleh sepasang muda mudi ” remaja “, tarian
ini menggambarkan kecerian bujang dayang bangka belitung pada saat musim panen atau pun
pulang dari kebun.

Namun dengan perkembangan zaman sekarang tari ini digunakan juga sebagai tarian sambut
para kedatangan tamu atau pesta budaya bangka belitung , menurut para seniman bangka
tarian ini berasal dan berkembang pada masa pendudukan bangsa portugis dibangka belitung.
Memang secara pintas pakaian yang dikenakan para penari dayang menggunakan pakaian
yang sangat kental dengan gaya eropa dan diiringin musik akordion.

Seni Tari Campak ini merupakan tarian berupa pantun bersambut yang biasanya di
dendangkan oleh sepasang bujang dayang dengan irama khas yang dimainkan para pemusik
dengan tabuhan gendang, biola serta gong yang ditabuh secara berkala dan teratur. Para
penari menggunakan selembar sapu tangan yang dikibas-kibaskan mengiringi jari jemari
penari, mengenal tari campak seni budaya bangka belitung.

Sekarang tarian ini menjadi tari icon bangka belitung, walaupun mendapat pengaruh budaya
dari budaya eropa tari campak bangka merupakan tarian tradisional karena memiliki nilai-
nilai budaya lokal yang dipertahankan, Mengenal Tari Campak Seni Budaya Bangka Belitung

http://zonabangka.com/mengenal-tari-campak-seni-budaya-bangka-belitung/
Tari Campak Bangka Belitung

Tari Campak merupakan tarian dari daerah Bangka-Belitung yang menggambarkan


keceriaan bujang dan dayang di Kepulauan Bangka Belitung. Tarian ini biasanya dibawakan
setelah panen padi atau sepulang dari ume (kebun). Tarian ini berupa pantun bersambut yang
biasanya didendangkan oleh sepasang penari yang terdiri dari laki-laki dan perempuan,
dengan irama yang khas. Mereka menari diiringi tabuhan gendang, biola dan gong yang
ditabuh secara berkala. Para penari menggunakan selembar saputangan yang dikibas-
kibaskan mengiringi lenggok gemulai sang penari. Pada saat tarian ini berlangsung biasanya
penonton bebas memberi sawer kepada “nduk campak” sebutan bagi penari perempuan pada
tarian ini. Sedangkan penari laki-laki disebut “penandak”.
Tari ini digunakan juga sebagai hiburan dalam berbagai kegiatan seperti penyambutan tamu
atau pada pesta pernikahan di Bangka Belitung. Tarian ini berkembang pada masa
pendudukan bangsa Portugis di Bangka Belitung. Hal ini bisa dilihat dari beberapa ragam
pada tari Campak antara lain akordion dan pakaian pada penari perempuan yang sangat
kental dengan gaya Eropa.
Budaya Eropa membawa pengaruh terhadap Tarian Campak ini dan dapat dilihat dari alat
musik pengiringnya yaitu akordion. Pengaruh ini tampak juga pada busana modern Eropa
yang dipakai penari perempuannya, seperti gaun panjang, topi, dan sepatu berhak tinggi.
Sedangkan penari laki-laki mengenakan busana tradisional yakni kemeja, celana panjang,
peci, dan selendang. Walaupun mendapat pengaruh dari budaya Eropa, tari campak Bangka
Belitung tetap merupakan tari tradisional karena memiliki nilai-nilai budaya lokal yang
dipertahankan. Tari campak biasanya dibawakan untuk merayakan waktu musim panen padi.
Selain itu tari yang penuh keceriaan sering dibawakan para muda mudi sepulangnya dari ume
atau kebun. Dalam perkembangannya tari campak juga dipertunjukan dalam pesta-pesta adat
seperti penyambutan tamu dan pernikahan.

Pagelaran tari campak selalu meriah dan menarik hati. Para penari tidak hanya menari
berpasang-pasangan mengikuti irama musik, mereka juga melantunkan pantun. Mereka
saling berbalas pantun sampai akhirnya penari laki-laki merasa kalah. Uniknya, setelah kalah
membalas pantun penari laki-laki harus memberikan uang kepada penari perempuan.
Kemeriahan gerak tari dan lantunan pantun yang dibawakan oleh para penari tari campak
diiringi oleh alat musik tradisional seperti gong dan gendang serta alat musik modern Eropa
yaitu akordion dan biola.
http://www.kaskus.co.id/thread/50b23d1c4f6ea1b00e000188/tari-campak-bangka-belitung
Tari Campak Bunga: Tarian Tradisional
Melayu dari Sumatra Utara

Tari Campak Bunga adalah salah satu tarian dasar dalam kesenian Melayu
yang berkembang di daerah Sumatra Utara. Tarian ini merupakan cermin
kearifan masyarakat Melayu untuk menyikapi pasangan muda-mudi yang
sedang jatuh cinta sebagaimana yang tergambar dalam Tari Lenggok Mak
Inang.

1. Asal-usul

Tari Campak Bunga merupakan tarian yang menggambarkan ejekan, sindiran,


atau pun kelakar masyarakat dalam mempergunjingkan tingkah laku anak-anak
muda yang sedang dilanda asmara. Tarian ini berhubungan dengan Tari Lenggok
Mak Inang, sebuah tarian yang menggambarkan kisah cinta sepasang kekasih
sejak mereka bertemu hingga ke pelaminan. Hubungan tema antara Tari
Campak Bunga dengan Tari Lenggok Mak Inang membuat kedua tarian ini
mempunyai bentuk gerak dan pola edar yang serupa. Hanya saja, pada saat
lagu pengiring sampai pada refrein, gerakan Tari Campak Bunga merupakan
kebalikan dari gerakan pada Tari Lenggok Mak Inang.

Menurut buku Teknik Pembelajaran Dasar Tari Melayu Tradisional (2009:39),


pada dasarnya Tari Campak Bunga Merupakan pengembangan dan modifikasi
dari Tari Lenggok Mak Inang dengan menyesuaikan lagu pengiringnya. Dari
pengembangan tarian ini terlihat bahwa kreativitas yang dimiliki masyarakat
Melayu bukan hanya pada proses mencipta unsur kebudayaan, namun
masyarakat Melayu juga mempunyai kemampuan untuk mengembangkan satu
unsur budaya menjadi sesuatu yang baru sehingga menjadi lebih menarik. Tari
Campak Bunga memperlihatkan sejauh mana nalar penari menarikan tarian
yang mirip dengan Tari Lenggok Mak Inang, namun dengan hitungan dan pola
edar yang berbeda.

2. Penari

Tari Campak Bunga adalah tarian Melayu yang ditarikan secara berpasangan
yang terdiri dari penari pria dan penari wanita.

3. Ragam Gerakan

Gerakan dalam tarian ini hampir sama dengan Tari Lenggok Mak Inang.
Perbedaannya terdapat pada hitungan 2x10 hitungan akhir setengah ragam.
Ragam gerakan Tari Campak Bunga, sebagaimana dijelaskan dalam buku Teknik
Pembelajaran Dasar Tari Melayu Tradisional (2009:40-44), adalah sebagai
berikut:

Ragam 1

1. Melenggang di tempat dengan hitungan 1x8.


2. Hitungan 1x4 penari maju melenggang serong ke kanan menuju garis
tengah (garis bayangan). Pada hitungan ke-4 kaki kiri tepat menginjak
garis tengah. Berbarengan dengan itu, posisi tangan kiri berada di sisi kiri
untuk penari; tangan kiri penari perempuan berada di pangkal paha atau
menyingsingkan kain, sedangkan tangan penari pria berkacak pinggang.
Adapun tangan kanan penari berpatah sembilan di depan dada, telapak
tangan menghadap ke depan. Ujung jari sejajar dengan sisi bahu sebelah
kiri dan dilentikkan. Penari mundur kembali ke tempat semua dengan
tangan tidak berubah pada hitungan 5-8.
3. Hitungan 1-4 maju dari arah kiri menyeberangi garis tengah, hitungan 5-7
belok kanan dan maju sejajar garis tengah, hitungan 8-9 mundur, dan
pada hitungan ke-10 kedua penari berhadap-hadapan.
4. Gerakan memetik bunga. Pada hitungan 1 kaki kanan penari melangkah
serong kanan menginjak garis tengah. Pada hitungan ke-2 kaki kiri
menyusul di belakang kaki kanan dan terus melangkah di tempat dengan
posisi kaki tidak berubah sampai hitungan 10, posisi penari berhadap-
hadapan menyerong ke kiri. Tangan penari bergerak seolah hendak
memetik bunga dengan cara pada hitungan 1 dan hitungan ganjil
berikutnya tangan menyilang di depan badan setinggi pinggang dengan
posisi pergelangan tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri dan
telapak tangan dikepalkan. Pada hitungan 2 dan hitungan genap
berikutnya, tangan kanan diangkat serong kanan atas dengan jari-jemari
melentik, ujung jari menghadap ke atas, telapak tangan menghadap
serong kanan depan dan tangan kiri diantarkan sering kiri bawah dengan
jari melentik, telapak tangan menghadap serong kiri bawah. Apabila
ditarik, garis bayangan dari ujung jari kanan ke ujung jari kiri merupakan
garis lurus yang menyilang badan (diagonal badan), 1x10.
5. Maju beredar dan kembali ke tempat semula dengan edaran membentuk
mata pancing atau huruf “S” terbalik pada hitungan 1x8.
6. Hitungan 1 sampai 4 penari maju melenggang serong kiri menuju garis
tengah (garis bayangan) dan pada hitungan 4 kaki kiri tepat menginjak
garis tengah. Bersamaan dengan itu, posisi tangan kiri kedua penari
berada di sisi kiri. Penari pria berkacak pinggang berkacak pinggang,
sedangkan tangan kiri penari wanita berada di pangkal paha atau
menyingsingkan kain. Adapun tangan kanan penari berpatah sembilan di
depan dada, tangan kanan menghadap ke depan, ujung jari sejajar
dengan bahu sebelah kiri dan dilentikkan, Hitungan 5-8 mundur kembali
ke tempat semula dengan posisi kedua tangan penari tidak berubah.
7. Gerakan ini sama dengan gerakan nomor 3.
8. Gerakan ini sama dengan gerakan nomor 4.

Ragam 2

1. Penari maju beredar pada hitungan 1x8 dan kembali ke tempat semula
dengan edaran membentuk mata pancing atau huruf “S” terbalik.
2. Gerakan selanjutnya sama dengan gerakan ragam 1 nomor 2.
3. Pada hitungan 1 sampai 4, salah satu penari beredar menuju ke sisi
kanan pasangan melewati garis tengah, tangan kiri lentik terkembang
bergerak dari arah kiri atas menuju ke tengah badan, tangan kanan lentik
terkembang dengan ujung jari menghadap ke atas bergerak ke arah
kanan bawah menuju ke tengah badan dan bertemu dengan tangan kiri
sehingga membentuk silangan tangan di depan badan dengan posisi
tangan kanan berada di depan badan dengan posisi tangan kanan berada
di sebelah dalam. Pada hitungan 5 sampai 7, penari balik kanan kemudian
mundur. Tangan kiri para penari langsung diarahkan ke kiri badan; penari
berkacak pinggang, sedangkan tangan kiri penari wanita berada di
pangkal paha atau menyingsingkan kain. Adapun tangan kanan diputar
berpatah sembilan di depan dada, telapak tangan menghadap ke depan,
ujung jari sejajar dengan sisi bahu sebelah kiri dan dilentikkan. Hitungan
8-9 penari maju dan tangan kedua penari berada di sisi badan atau
pangkal paha (berkacak pinggang). Pada hitungan 10 kedua penari
berhadapan.
4. Hitungan 1 kaki kanan dilangkahkan serong kanan menginjak garis
tengah (garis imajiner), hitungan 2 kaki kiri menyusul di belakang kaki
kanan. Hitungan 3 sampai 10 kedua kaki tidak bergerak, badan bergerak
ke kanan dan ke kiri dengan hitungan 2, 6, dan 10 ke kanan. Pada
hitungan 3, 5, 7, dan 9 badan tegak, hitungan 4 dan 8 badan bergerak ke
kiri. Kedua tangan tetap dalam posisi berkacak pinggang.
5. Penari maju beredar 1x8 kemudian kembali ke tempat semula dengan
edaran membentuk huruf “S” terbalik atau mata pancing.
6. Gerakan ini sama dengan ragam 1 nomor 6.
7. Gerakan ini sama dengan gerakan nomor 3.
8. Gerakan ini sama dengan gerakan nomor 4.

Ragam Gerak Tari Campak Bunga


Sumber foto: Tengku Mira Sinar (ed.), 2009. Teknik Pembelajaran Dasar Melayu Tradisional
Karya Guru Sauti. Medan: Yayasan Kesultanan Serdang bekerjasama dengan
Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, p. 45-46.

Ragam 3

1. Penari maju beredar dalam hitungan 1x8 kemudian kembali ke tempat


semula dengan edaran membentuk huruf “S” terbalik atau mata pancing.
2. Penari wanita membuat gerakan di tempat dengan hitungan 1x8, hitungan
1-4 perlahan turun atau jongkok, kemudian pada hitungan 5 sampai 8
penari bergerak naik perlahan. Penari menggerakkan tangan dengan
lemah gemulai seolah sedang merangkai bunga. Hitungan 1 tangan kanan
ke samping kanan, hitungan 2 tangan kanan ke tengah atau ke dalam.
Hitungan 3 tangan kanan ke depan. Hitungan 5 tangan kiri bergerak ke
samping kiri, kemudian kembali ke tengah pada hitungan ke-6. Pada
hitungan ke-7 tangan kiri ke depan dan pada hitungan ke-8 tangan kiri
kembali bergerak ke tengah atau ke dalam. Penari pria membuat gerakan
di tempat dalam hitungan 1x8. Gerakan penari pria adalah gerakan
pencak (bunga) silat yang menggambarkan orang yang memetik satu
atau dua tangkai bunga kemudian mengikat dan merangkainya.
3. Hitungan 1 sampai 4 penari beredar maju ke garis tengah (garis
imajiner), kemudian mundur melingkar dengan sisi kanan badan sebagai
poros pada hitungan 5 dan 6. Hitungan 7 dan 8, penari kembali maju
melingkar dengan sisi kanan badan sebagai poros. Posisi tangan kiri
berada di sisi kiri badan. Tangan penari pria berkacak pinggang,
sedangkan penari wanita berada di pangkal paha atau menyingsingkan
kain. Adapun tangan kanan berada di kiri depan badan setinggi pinggang,
jari melentik, telapak tangan menghadap ke kiri, ujung jari serong ke atas
sekitar 45 derajat. Pada hitungan 9-10 penari berhadapan dengan
pasangan, posisi tangan berada di sisi badan atau berkacak pinggang.
4. Gerakan ini sama dengan gerakan pada ragam 2 nomor 4.
5. Gerakan ini sama dengan gerakan pada ragam 3 nomor 1.
6. Gerakan ini sama dengan gerakan pada ragam 3 nomor 2.
7. Gerakan ini sama dengan gerakan pada ragam 3 nomor 3.
8. Gerakan ini mengulangi gerakan pada ragam 3 nomor 4.

4. Lagu Pengiring

Sejak zaman dahulu, Tari Campak Bunga hanya mempunyai satu lagu pengiring,
yaitu lagu Sri Langkat. Oleh karena itulah tarian ini disebut juga Tari Sri
Langkat. Lagu Sri Langkat adalah lagu yang unik di mana pola hitungan atau
penyesuaian lagu ini dengan tari Melayu sedikit berbeda dengan pola
perhitungan pada lagu Melayu pada umumnya.

Pola hitungan lagu Melayu pada umumnya, yaitu setiap satu lagu (2 bar) atau
setengah pantun adalah 4x8. Sedangkan hitungan lagu Sri Langkat dalam setiap
setengah pantun atau satu lagu adalah 2x8 ditambah 2x10, sehingga lagu Sri
Langkat hanya dapat diganti dengan lagu lain atau lagu yang baru jika hitungan
lagu tersebut sesuai dengan hitungan pada lagu Sri Langkat.

5. Nilai-nilai

Nilai-nilai yang terkandung dalam Tari Campak Bunga dari Sumatra Utara ini
adalah sebagai berikut.

a. Nilai Sosial

Nilai sosial yang muncul dalam tarian ini adalah bagaimana tanggapan
masyarakat, apakah itu berbentuk sindiran, ejekan, dan kelakar tentang muda-
mudi yang dilanda asmara. Kemungkinan, tanggapan masyarakat tersebut
muncul dari nilai-nilai yang mereka yakini. Maksud dari tanggapan masyarakat
Melayu atas hal tersebut adalah bahwa ada batas-batas tertentu dalam menjalin
hubungan asmara.

b. Nilai Seni

Tari Campak Bunga merupakan salah satu kekayaan seni tari milik masyarakat
Melayu. Posisi tarian ini, dan tari yang lain secara umum, mempunyai makna
yang penting bagi masyarakat Melayu. Melalui tarian-tarian ini, masyarakat
dapat mengembangkan kreativitas kesenian mereka.

c. Nilai Keindahan dan Hiburan

Perpaduan ragam gerak dan iringan lagu dalam Tari Campak Bunga memberikan
keindahan tersendiri. Meskipun tarian ini merupakan pengembangan dari tarian
Melayu yang sudah ada, namun keindahan dan kekhasan tarian ini tetap muncul
sebagai bentuk baru. Keindahan yang muncul dalam tarian ini dapat
memberikan hiburan bagi masyarakat untuk melupakan persoalan mereka
dalam kehidupan sehari-hari.

6. Penutup

Pementasan Tari Campak Bunga dalam berbagai kesempatan dan acara


merupakan salah satu bentuk pelestarian tarian ini. Selain itu, untuk
pengembangan dan pelestarian kesenian Melayu ini dapat dilakukan dengan
mengajarkannya kepada generasi muda.

(Mujibur Rohman/Bdy/27/04-2011)

Sumber Foto: Koleksi BKPBM

Referensi

Tengku Mira Sinar (ed.), 2009. Teknik Pembelajaran Dasar Melayu


Tradisional Karya Guru Sauti. Medan: Yayasan Kesultanan Serdang
bekerjasama dengan Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu.

http://m.melayuonline.com/ind/literature/dig/2714/tari-campak-bunga-tarian-tradisional-
melayu-dari-sumatra-utara

Anda mungkin juga menyukai