Anda di halaman 1dari 60

BUDAYA TARI SAJOJO DI MASYRAKAT PAPUA

(Makalah)

Ditulis untuk Memenuhi Tugas Awal Semester Genap

Disusun oleh :

Nama:Nabila Cahya Meffia


Kelas:XI IPA 2
NIS: 9584

SEKOLAH MENENGAH ATAS


SMA KEBANGSAAN LAMPUNG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
PRAKATA

Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah swt., atas


segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai
dengan selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi
dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah berikutnya.

(tempat ditulisnya makalah ), 08 Januari 2023


Penulis
DAFTAR
ISI

Halaman

SAMPUL HALAMAN i
PRAKATA ii
DAFTAR ISI iii

I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Makalah 6
1.4 Manfaat Makalah 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 7


2.2 Teori dan pembahasan 7
2.3 Teori dan pembahasan 9

III. PENUTUP 18
3.1 Simpulan 18
3.2 Saran 18

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tari Sajojo adalah tarian daerah yang simpel dan khas dari Papua

yang telah dikenal ke penjuru nusantara. Tari Sajojo dikenal pula

sebagai tarian pergaulan seperti tari Cokek atau tarian hiburan

yang dapat dibawakan oleh siapa saja, baik penari laki-laki,

perempuan, penari tua ataupun penari muda.

Kekhasan dari tari Sajojo adalah pada properti busana yang

dikenakan oleh para penarinya yaitu rok rumbai berwarna coklat

mudah dengan kalung, tombak, tifa ditambah dengan berbagai

macam perlengkapan khas dari adat setempat.

Tari Sajojo memiliki gerakan yang energik, khas, penuh dengan

keceriaan serta semangat akan kebersamaan. Dengan gerakan

tarian yang cukup mudah diikuti dan diingat, membuat tari ini

mudah dipelajari oleh siapa saja. Lebih lanjut tentang tari


tradisional yang khas dari Papua ini, simak dalam artikel tari

Sajojo berikut ini.

Keberadaan dari tari Sajojo ini tentunya memiliki sejarah yang

cukup panjang dan cerita yang menarik untuk diulas di balik

kekhasan gerakan serta kostumnya. Meskipun belum diketahui

secara pasti, tetapi menurut beberapa sumber tari Sajojo telah ada

sejak sekitar tahun 1990-an.Tari Sajojo adalah tarian adat yang

berasal dari daerah Papua, tarian ini memiliki ciri khas berupa

gerakan yang cukup energik, penuh dengan keceriaan dan

semangat. Nama dari tari Sajojo sendiri belum diketahui secara

pasti dan apa sebenarnya makna di balik nama ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Tari Sajojo

2. Sejarah Tari Sajojo

3. Keunikan Tari Sajojo


4. Alat-Alat yang digunakan

5. Ciri Khas Tari Sajojo

6. Makna Tari Sajojo

1.3 Tujuan Makalah

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini guna memenuhi tugas dari

guru Seni Budaya yaitu Bapak Sabran Juni S,pd Manfaat yang

dapat di peroleh oleh penyusun melalui makalah ini yaitu dapat

dimanfaatkan sebagai salah satu acuan dalam membuat makalah

berikutnya, sehingga dalam penyusunan karya tulis yang akan

datang hal-hal yang sudah baik di tingkatkan dan yang salah

diperbaiki serta untuk menambah wawasan kami mengenai sni

tari di Indonesia. Melalui makalah ini manfaat yang dapat

diperoleh oleh pelajar adalah sehingga setalah membaca makalah


ini, pelajar dapat terus menjaga dan melestarikan seni tari serta

menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya agar tarian

suatu daerah di Indonesia dapat terjaga sampai generasi

selanjutnya.

1.4 Manfaat Makalah

Makalah ini dibuat dengan tujuian untuk menyelesaikan tugas

darui sekolah serta memberikan informasi kepada seluruh

pembaca makalah ini tentang tariann sajojo yang berasal dari

daerah papua ini.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Pembahasan


A.Sejarah Tari Sajojo

Asal usul Tari Sajojo ini masih belum bisa diketahui secara pasti.

Namun beberapa sumber banyak yang menyebutkan bahwa tarian

ini sudah ada sejak tahun1990-an. Karena gerakannya yang sangat

khas dan penuh keceriaan, Tari Sajojokemudian mulai dipopuler

dan berkembang pesat di kalangan masyarakat Papua

hinggasekarang. Nama Tari Sajojo sendiri diambil dari judul lagu

yang mengiringinya, yaitu lagu

“Sajojo”. Lagu sajojo sendiri merupakan lagu daerah dari Papua

yang mencerita

kantentang seorang gadis yang diidolakan dan dicintai di

kampungnya. Walaupun gerakanTari Sajojo tidak terlalu

menggambarkan lirik lagu tersebut, namun iramanya yang


penuhkeceriaan dalam lagu tersebut sangat cocok dengan gerakan

Tari Sajojo.

B.Fungsi dan Makna Tari Sajojo

Tari Sajojo difungsikan sebagai tarian pergaulan atau tarian

hiburan yang bisadimainkan oleh siapa saja yang ingin

menampilkannya. Tarian sajojo ini dimaknaisebagai tarian yang

menggambarkan keceriaan dan semangat kebersamaan. Hal

tersebut bisa dilihat dari ekspresi para penari saat menari dan

gerakannya yang seirama dan penuhkekompakan.Filosofi tarian

sajojo adalah tarian yang di lakukan pada saat perang. dalam

tarianini jumlah bulu berwarna kuning yang disisipkan pada

hiasan kepala seorang ondoafiternyata menandakan jumlah orang

yang telah tewas dalam perang suku. Hingga kiniPapua adalah

tempat dimana nilai-nilai tradisi itu masih dipegang oleh

penduduk aslinya.Tak heran jika, selain kekayaan alamnya


memikat hati para investor yang melihatnyasebagai sumber

keuntungan tak terperi, Papua juga adalah surga bagi para

antropolog diseluruh dunia.

C.Perkembangan Tari Sajojo

Dalam perkembangannya, Tari Sajojo masih terus dilestarikan

dan dikembangkanhingga sekarang. Berbagai kreasi dan variasi

juga sering ditambahkan di setiap pertunjukannya, baik dalam

segi gerak maupun kostum para penari, agar terlihat lebihmenarik

namun tidak meninggalkan ciri khas dan keasliannya.

Tari Sajojo juga masih sering ditampilkan di berbagai acara, baik

acara adat, penyambutan, maupun acara hiburan lainnya. Selain

itu, tarian ini juga sering ditampilkandi berbagai acara budaya

seperti pertunjukan seni, festival budaya, dan promosi pariwisata.

Hal ini tentu dilakukan sebagai usah melestarikan serta


memperkenalkankepada generasi muda dan masyarakat luas akan

Tari Sajojo ini.

D.Kostum Tari sajojo

Untuk kostum penari Tari Sajojo ini hampir sama dengan kostum

tariantradisional Papua lainnya. Kostum tersebut biasanya

merupakan busana tradisional yangterbuat dari akar atau daun.

Namun seiring dengan perkembangan, ada juga yangdikreasikan

dengan kain agar terlihat lebih menarik. Selain itu penari juga

dilengkapidengan berbagai aksesoris seperti penutup kepala,

kalung dan lukisan tubuh bercoraketnis khas Papua.

E.Pertunjukan Tari Sajojo

Tari Sajojo ini biasanya ditampilkan oleh para penari pria dan

penari wanita.Untuk jumlah penari dalam pertunjukan Tari Sajojo

ini, biasanya disesuaikan dengansituasi dan kebutuhan, sehingga


tidak ada batasan dalam hal tersebut. Dalam pertunjukannya, para

penari biasanya tampil menggunakan busana tradisional khas

Papuaserta diiringi oleh iringan music dan lagu sajojo. Gerakan

dalam Tari Sajojo ini sangatkhas dan enerjik sehingga

menggambarkan keceriaan para penari. Gerakan tersebut biasanya

didominasi oleh gerakan kaki dan tangan yang dimainkan sesuai

dengan ritmedan irama lagu.Tarian tradisional Papua ini sering di

mainkan dalam berbagai kesempatan sepertiuntuk penyambutan

tamu terhormat, penyambutan para turis asing yang datang ke

Papuaserta dimainkan adalah dalam upacara adat. Tarian yang

biasa dibawakan olehmasyarakat pantai maupun masyarakat

pegunungan pada intinya dimainkan ataudiperankan dalam

berbagai kesempatan yang sama seperti: dalam penyambutan

tamuterhormat, dalam penyambutan para turis asing dan yang

paling sering dimainkan adalahdalam upacara adat. khususnya

tarian panah biasanya dimainkan atau dibawakan olehmasyarakat

pegunungan dalam acara pesta bakar batu atau yang biasa disebut
dengan barapen oleh masyarakat pantai. tarian ini dibawakan oleh

para pemuda yang gagah perkasa dan berani 4Ada beberapa hal

menarik pada tarian ini. Tari ini mengutamakan gerakanhentakan

kaki dan tangan biasa juga di tarikan bersama dan tiap penari

dapat bergerak kekiri atau kekanan, belakang atau tatap muka atau

maju serong kanan/ kiri denganketegasan gerak tari ini dapat di

tarikan oleh 30,50 orang atau lebih sekaligus tanpa bersentuhan

satu sama lain, setip penari utamakan kesamaan gerak denga

penari lainnya.Tari sajojo dan tari saman dari Aceh memiliki

persamaan pada gerakannya yaitudengan menghentak

hentakan, tetapi perbedaannya pada tari saman di

Acehmenghentak atau menepuk dengan tangan sang penari itu

lalu jika di tari sajojo di papua para penari menghentak-hentakan

kakinya dan memukul-mukul dadanya dengan

maksudmenunjukan kekuatan dari suku tersebut


2.2 Teori Pembahasan

Akan tetapi, menurut beberapa sumber nama tari Sajojo diambil

dari judul lagu yang mengiringi tarian ini yaitu Sajojo yang

diciptakan oleh orang Jawa. Lagu Sajojo dipilih sebagai pengiring

tari, dikarenakan lagu ini tidak hanya memiliki satu bahasa saja,

tetapi terdiri dari beberapa bahasa bahkan ratusan bahasa yang

saat ini ada di Papua.

Lagu Sajojo sendiri merupakan lagu daerah dari Papua yang

mengisahkan mengenai kisah dari seorang perempuan cantik yang

berasal dari desa. Perempuan tersebut adalah sosok gadis yang

dicintai oleh ayah, ibu dan para laki-laki di desanya.

Perempuan yang didambakan oleh laki-laki agar mereka dapat

berjalan dengan perempuan cantik tersebut. Meskipun gerakan

dari tari Sajojo tidak menggambarkan apa yang ada pada lirik lagu
Sajojo, tetapi irama lagu Sajojo yang penuh dengan keceriaannya

dalam lagu dinilai cocok dengan gerakan tari Sajojo yang

bersemangat dan ceria.

Tari Sajojo ditarikan secara berkelompok, sehingga gerakannya

yang energik, iringan lagu yang ceria akan berpadu dengan baik

jika ditarikan bersama-sama dan menghasilkan kesan yang meriah

dan kompak.

Karena gerakan energik tersebutlah, tari Sajojo dari Papua ini pun

dikenal ke berbagai daerah di Indonesia. Tari Sajojo

menggambarkan semangat kebersamaan serta gotong royong dari

masyarakat setempat.

Dalam perkembangannya, tari Sajojo masih terus dilestarikan

maupun dikembangkan hingga saat ini. Bermacam-macam kreasi

maupun variasi pun seringkali ditambahkan dalam setiap

pertunjukan tari Sajojo, baik dari segi gerakan maupun kostum

dari para penari.


Meskipun terus mengalami inovasi dan kebaruan, tetapi kebaruan

tersebut tidak merubah ciri khas maupun meninggalkan keaslian

dari tari Sajojo. Tari Sajojo hingga saat ini juga masih sering

ditampilkan dalam berbagai macam acara, baik acara-acara adat,

penyambutan maupun acara hiburan yang lainnya.

Selain itu, tari Sajojo juga masih sering ditampilkan dalam

berbagai acara budaya, seperti pertunjukan seni, promosi

pariwisata, festival budaya dan lain sebagainya. Pada Mei tahun

2018, tari Sajojo bahkan sempat ditampilkan dalam acara

penutupan TMMD yang berlangsung di daerah Kabupaten Pati

dan dibawakan oleh anggota TNI dan putra-putra asli dari Papua.

Tari Sajojo memiliki makna semangat kebersamaan serta

menggambarkan keceriaan di antara masyarakat adat di Papua.

Hal tersebut dapat dilihat dari ekspresi para penari Sajojo dan

gerakan-gerakan yang banyak mengandung kekompakan serta

seirama.
Selain kebersamaan dan kekompakan, makna dari tari Sajojo juga

dapat dilihat dari makna lirik Sajojo sebagai pengiring tarian ini,

yaitu seorang kembang desa yang memiliki paras cantik dan

diidamkan oleh banyak laki-laki di desanya. Tari Sajojo, juga

menggambarkan gotong royong dari kehidupan masyarakat di

Papua.

Ada pula fungsi awal dari tari Sajojo adalah ditampilkan sebagai

bagian dari upacara atau seremonial adat di Papua. Akan tetapi,

seiring dengan berkembangnya zaman, tari Sajojo saat ini juga

ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu terhormat yang datang

berkunjung ke Papua.

Saat ini, Sajojo dan tari Sajojo telah menjadi ciri khas dari adat

lokal suku Papua untuk menarik para turis serta berfungsi sebagai

hiburan untuk pengunjung yang datang ke Papua. Tari Sajojo

sudah cukup terkenal di Indonesia maupun di kancah


internasional sebagai representasi dari adat dan budaya yang

dimiliki oleh Indonesia.

Keunikan Tari Sajojo

Selain dari makna dan fungsinya, tari Sajojo memiliki keunikan

tersendiri, sehingga tari tradisional ini mampu dikenal di berbagai

daerah di dalam maupun di luar Indonesia. Berikut keunikan dari

tari Sajojo.
1. Dapat ditarikan oleh siapa saja, laki-laki,

perempuan, muda ataupun tua

Salah satu keunikan dari tari Sajojo adalah tari tradisional ini

bebas ditarikan oleh siapa saja. Baik itu oleh laki-laki, perempuan

dan tidak mengenal batas usia tertentu.

Tidak seperti tari tradisional lainnya yang umumnya memiliki

peraturan pakem tentang siapa yang boleh menarikan tarian

tersebut, berapa orang dan lain sebagainya. Tari Sajojo cenderung

lebih bebas.

Tari Sajojo mengangkat tema tentang kebahagiaan serta semangat

kebersamaan. Sehingga gerakan di dalamnya pun

menggambarkan tema ini, tari Sajojo sangat fleksibel, bebas serta

tidak memiliki peraturan yang pakem.


2. Dapat ditampilkan dalam skala yang cukup

besar

Karena tari Sajojo bersifat bebas dan tidak memiliki peraturan

yang mengikat, maka tarian ini pun dapat dipentaskan oleh

beberapa orang sekaligus, bahkan dalam kelompok yang cukup

besar yaitu mulai dari lima atau bahkan hingga puluhan orang.

Properti yang Digunakan dalam Tari Sajojo

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa tari Sajojo tidak seperti tari

tradisional yang lainnya yang memiliki aturan atau cara pakem

dalam properti maupun tariannya. Tari Sajojo cenderung lebih

bebas, meskipun bebas tetapi ada properti yang harus digunakan

oleh para penari sebagai ciri khas dan pembeda pada tari Sajojo

dan menunjukan ciri khas dari budaya maupun adat Papua.

Berikut penjelasannya.
1. Penutup kepala

Properti pertama yang digunakan dalam tari Sajojo adalah

penutup kepala. Penutup kepala tersebut akan dikenakan oleh

setiap penari Sajojo dan menggambarkan nuansa alam yang khas

dari Papua.

Penutup kepala dari tari Sajojo terbuat dari ijuk yaitu kayu yang

telah dihaluskan, kemudian bulu burung yang terlihat eksotis dan

menggunakan daun sagu. Penutup kepala ini akan digunakan

secara melingkar dan menyesuaikan kepala dari para penarinya.

Properti satu ini tidak hanya dikenakan oleh penari perempuan,

tetapi juga dikenakan oleh penari laki-laki. Hiasan yang

disematkan dalam penutup kepala, juga dapat diubah sesuai

dengan kebutuhan pementasan tari Sajojo.


2. Kalung

Properti kedua pada tari Sajojo adalah kalung yang dikenakan

pada leher para penari laki-laki maupun penari perempuannya.

Kalung yang dikenakan oleh para penari tersebut, terbuat dari

bahan-bahan alam yang ditemukan di sekitar daerah di Papua,

seperti kerang, tulang, batu, gigi binatang maupun batu yang

memiliki bentuk-bentuk menarik.

Kalung tersebut dibuat menyerupai ikon dari Papua yaitu burung

Cendrawasih, patung asmat ataupun honai yang dapat ditemukan

dengan mudah di daerah Papua. Ukuran dari kalung tersebut

cukup bervariasi, ada yang berukuran besar ada pula yang

berukuran kecil maupun sedang.


3. Lukisan khas dari Papua

Setiap penari Sajojo juga akan membawa sebuah lukisan khas

Papua ketika mereka mulai menari Sajojo. Pada umumnya, penari

laki-laki tidak akan mengenakan baju atasan, mereka akan

bertelanjang dada dan diberikan sebuah lukisan seperti flora

maupun fauna khas yang dapat ditemukan di daerah Papua.

Tidak hanya pada area badan saja, para penari laki-laki juga akan

melukis bagian tangan, kaki maupun wajahnya sehingga

memberikan kesan eksotis pada penampilan tari Sajojo.

Hal ini juga sama pada penari perempuan Sajojo, meskipun

keduanya sama-sama mendapatkan lukisan khas Papua di

badannya, tetapi penari perempuan masih mengenakan baju

atasan atau kain untuk atasan atau bawahan kostumnya.


4. Gelang dan rok rumbai-rumbai

Properti lainnya yang tidak boleh dilewatkan dari penampilan tari

Sajojo adalah aksesoris berupa gelang yang diletakan pada tangan

maupun kaki penari. Gelang ini biasanya berbentuk rumbai yang

terbuat dari tali rafia atau daun sagu yang telah dikeringkan atau

bisa pula menggunakan ijuk.

Selain aksesoris gelang, para penari juga akan mengenakan rok

rumbai yang menjadi ikon khas dari tari Sajojo. Rok ini tidak

hanya dikenakan oleh penari perempuan saja, tetapi juga oleh

penari laki-laki.

Rok rumbai dari tarian Sajojo biasanya dibuat dengan bahan yang

sama dengan bahan yang digunakan untuk rok biasanya sama

seperti bahan yang digunakan untuk membuat gelang dan

warnanya pun disamakan.


5. Senjata

Properti terakhir dari tari Sajojo adalah senjata khas dari Papua

seperti busur panah dan tombak. Properti satu ini tidak wajib ada

pada pementasan tari Sajojo, tetapi kehadirannya dapat

mempertegas kesan dari gerakan tari. Selain itu, senjata juga

memiliki nilai tradisional bahwa masyarakat Papua menggunakan

senjata tersebut sebagai alat untuk berburu yang disampaikan

dengan tarian Sajojo.

Selain kelima properti yang disebutkan di atas, ada pula

properti make up sebagai pelengkap dari tari Sajojo. Make

up yang dikenakan oleh para penari Sajojo ini berbeda dari make

up yang biasa dikenakan oleh para penari tradisional yang lain

dan menjadi keunikan serta ciri khas tersendiri.

Pasalnya, make up yang digunakan oleh penari Sajojo didominasi

oleh warna putih dan digambar atau dilukis untuk mempertegas

motif ataupun lukisan yang ditorehkan di badan para penari.


Oleh karena itu, make up penari Sajojo berbeda dari make

up umumnya, yang biasanya memiliki fungsi untuk mempercantik

atau memperindah penampilan para penari. Make up para penari

Sajojo digunakan untuk mempertegas dan tidak menggunakan

riasan lain seperti lipstick, eye shadow, bedak, blush on dan lain

sebagainya.

Selain warna putih, ada pula para penari yang memadukan make

up penari dengan warna lain seperti warna hitam maupun merah

untuk menampilkan kesan kuat atau tegas dalam tariannya.

Gerakan dan Pola Lantai Tari Sajojo

Secara umum, ciri dari gerakan pada tari Sajojo ialah bergerak

meloncat ke arah depan, belakang, kiri maupun kanan dengan


kompak bersama penari yang lainnya dan mencocokan dengan

irama iringan lagu Sajojo.

Akan tetapi, gerakan yang ada pada tari Sajojo cukup fleksibel

dan tidak memiliki aturan yang mengekang para penari harus

seperti apa gerakan-gerakan tersebut. Hal ini tentu saja berbeda

dengan gerakan pada tari khas Jawa maupun Bali, yang setiap

gerakannya harus sesuai bahkan ekspresinya pun harus sesuai

dengan aturan, karena setiap gerakan memiliki pemaknaan dan

simbol tersendiri.

Meskipun gerakan dalam tari Sajojo cukup bebas dan fleksibel,

tetapi ada pula patokan gerakan yang harus diikuti oleh para

penari. Oleh karena itu, ketika menampilkan tarian Sajojo,

gerakan yang dibawakan pun akan mengalir sesuai dengan dengan

irama iringan musik maupun lirik lagu Sajojo.

Sementara itu, pola lantai dari tari Sajojo adalah lurus dengan

formasi penari berbentuk selang-seling atau zig-zag. Ada pula


beberapa gerakan pada tari Sajojo yang memiliki makna

kegembiraan dari masyarakat Papua. Berikut penjelasan lebih

lanjutnya.

1. Gerakan pertama adalah berdiri dengan setengah duduk,

gerakan pertama ini dilakukan ketika awal tarian Sajojo

dimulai.

2. Ketika iringan lagu dimulai, maka para penari akan

berdiri kemudian melompat ke depan maupun ke

belakang. Tangan lalu dibuka di bagian muka, lalu

melompat ke arah depan. Ketika akan melompat ke

belakang, tangan diturunkan.

3. Lakukan gerakan pertama dan kedua beberapa kali

hingga lagu Sajojo dinyanyikan pada bait pertama.

4. Gerakan selanjutnya ialah melompat ke arah kanan, lalu

kembali pada posisi awal, ketika kembali pada posisi

awal, para penari akan tepuk tangan sebanyak dua kali.


5. Berikutnya adalah gerakan maju dan mundur yang

dilakukan empat kali, ketika gerakan ini dilakukan,

tangan para penari juga akan digerakan ke arah kanan

dan kiri.

6. Lakukan gerakan ini beberapa kali, setelahnya pada

penari akan membuat lingkaran dan menghentakan kaki

beberapa kali dengan kompak. Para penari kemudian

akan berputar mengelilingi para penari utama atau tamu

terhormat yang berada di tengah lingkaran.


Gerakan ini akan dilakukan hingga lagu Sajojo selesai. Selama

tarian dilakukan, properti yang dikenakan oleh para penari pun

juga dimainkan sehingga tari Sajojo akan semakin terlihat meriah.

Meskipun makna dari lagu Sajojo dan gerakan tarian berbeda,

tetapi tari Sajojo tetap menarik untuk disaksikan.

Itulah penjelasan tentang tari Sajojo dari Papua yang telah dikenal

di seluruh penjuru Indonesia maupun di kancah internasional.

Bagi Grameds yang tertarik untuk mempelajari seni tari, maka

Grameds bisa mempelajarinya dengan membaca buku

Adapun gerakan-gerakan Tari Sajojo adalah sebagai berikut:

Posisi pertama, dari bawah setengah berdiri dan setengah duduk.

Saat lagu dimainkan, gerakan berdiri kemudian melompat arah

depan dan juga belakang. Tangan dibuka ke depan saat melompat

ke depan, dan pada saat melompat ke belakang tangan ditaruh ke

bawah. Gerakan dilakukan beberapa kali sampai lirik Lagu Sajojo


dinyanyikan. Lompat ke kanan, kemudian lompat kembali pada

posisi awal. Saat sudah di posisi awal tepuk tangan dua kali.

Berjalan maju dan mundur sebanyak empat kali disertai dengan

menggerakan tangan ke kanan dan ke kiri. Lakukan gerakan di

atas selama beberapa kali. Setelah itu melihat lingkaran kemudian

menghentakan kaki sambil berputar mengelilingi lingkaran.

Kostum Penari Tari Sajojo Baca juga: Tari Selamat Datang, Tari

Kegembiraan Khas Papua 1. Penutup kepala Para penari Tari

Sajojo menggunakan penutup kepala yang bentuknya

mengandung unsur alam. Penutup kepala terbuat dari kayu halus,

bulu burung, ijuk, atau daun sagu yang dibentuk melingkar sesuai

dengan ukuran kepala penari. 2. Rok rumbai Rok rumbai menjadi

ciri khas penari Sajojo. Rok dipakai dari pinggang hingga lutut.

Rok rumbai terbuat dari daun rumbia, daun sagu kering, atau ijuk

yang melambangkan kedekatan masyarakat setempat dengan

alam. 3. Lukisan khas Papua Lihat Foto Lukisan di badan penari

Sajojo(riverspace.org ) Dalam pementasan Tari Sajojo, para


penari akan bertelanjang dada. Meski begitu, mereka tidak akan

membiarkan badan terbuka, melainkan badan dilukis dengan

lukisan khas Papua berupa motif flora dan fauna. Lukisan juga

dibubuhkan di wajah, tangan dan kaki para penari. Baca juga:

Koteka dan Rok Rumbai, Pakaian Adat Papua Cara serupa juga

dilakukan untuk para penari wanita. Hanya seiring perkembangan

zaman, para penari wanita mulai menggunakan kain atau baju

untuk menutup dada. Sehingga, bagian yang dilukis hanya wajah,

tangan, dan kaki. 4. Senjata Senjata yang digunakan sebagai

pelengkap kostum adalah tombak atau busur panah. 5. Kalung

Lihat Foto Tari Sajojo berasal dari Papua(riverspace.org ) Kalung

menjadi aksesoris penting bagi penari. Kalung penari Sajojo

terbuat dari batu, kerang, tulang, gigi binatang atau kayu. 6.

Gelang Gelang yang dipakai penari para penari Sajojo adalah

gelang rumbia yang terbuat dari ijuk, daun sagu kering, rumbia,

atau tali. Lagu dan Alat Musik Pengiring Lihat Foto Tifa, alat

musik khas bagian Indonesia


Timur(kebudayaan.kemdikbud.go.id) Lagu yang digunakan untuk

mengiringi tarian adalah Lagu Sajojo yang terkenal di seluruh

Indonesia. Baca juga: Tari Suanggi, Tarian Bernuansa Magis dari

Papua Barat Tarian bisa ditarikan tanpa alat musik pengiring

maupun dengan alat musik pengiring. Alat musik pengiring yang

biasa digunakan seperti tifa, gitar, keybord, biola, maupun

nyanyian dari seorang penyanyi

Gerak Tari Sajojo Dilansir dari Tribunnews Wiki, gerakan utama

pada Tari Sajojo berfokus kepada gerakan kaki. Gerakan kaki

meliputi loncatan dan langkah ke arah depan, belakang, kanan,

dan kiri. Adapun langkah dasar dalam gerak Tari Sajojo adalah

sebagai berikut: 1. Posisi awal badan penari memiliki sikap

berdiri membungkuk dengan badan setengah berdiri dan setengah

duduk. 2. Saat lagu dimainkan, gerakan berdiri kemudian

melompat ke arah depan dan juga belakang. Gerakan ini

dilakukan bersama dengan gerak tangan dibuka ke depan saat


melompat ke depan, dan pada saat melompat ke belakang tangan

diayunkan ke bawah.

3. Gerakan diulang beberapa kali sesuai irama sampai lirik lagu

Sajojo dinyanyikan.

4. Penari melakukan gerak lompat ke kanan, kemudian lompat

kembali pada posisi awal. Saat sudah kembali pada posisi awal

penari melakukan tepuk tangan sebanyak dua kali.

5. Penari kemudian berjalan maju dan mundur sebanyak empat

kali disertai dengan menggerakan tangan ke kanan dan ke kiri.

6. Gerakan-gerakan di atas diulang beberapa kali.

7. Setelah itu penari akan membuat lingkaran kemudian

menghentakan kaki sambil berputar di dalam lingkaran. Lihat

Foto Lukisan di badan penari Sajojo(riverspace.org ) Pola Lantai

Tari Sajojo Pola lantai adalah garis yang dibentuk oleh

perpindahan gerak penari atau formasi penari agar dapat

menghasilkan gerakan yang indah. Tari Sajojo memiliki pola

lantai garis berbentuk garis lurus dan melengkung atau lingkaran.


Pada saat pola lantai membentuk garis lurus para penari akan

berdiri berjajar membentuk huruf V, kemudian horizontal, serta

berbaris vertikal atau zig zag. Pola lantai Tari Sajojo disesuaikan

dengan gerak tari serta jumlah penari dalam suatu kelompok.

Properti Tari Sajojo Tari Sajojo menggunakan beberapa properti

khas yang kental dengan budaya di Tanah Papua. Properti Tari

Sajojo yang digunakan oleh para penarinya antara lain:

1. Hiasan kepala yang terbuat dari kayu halus, bulu burung, ijuk,

atau daun sagu.

2. Rok rumbai yang terbuat dari daun rumbia, sagu kering, atau

ijuk.

3. Lukisan di wajah dan tubuh (tangan, kaki, serta badan) penari.

4. Senjata seperti tombak atau busur dan anak panah.

5. Kalung yang terbuat dari batu, kayu, kerang, atau tulang dan

gigi binatang.

6. Gelang rumbai dari ijuk, daun sagu kering, rumbia, atau tali

rafia. Lihat Foto Tari Sajojo merupakan tari tradisional berasal


dari Papua(riverspace.org ) Iringan Tari Sajojo Tari Sajojo

dilakukan dengan menggunakan iringan lagu yang berjudul

“Sajojo”. Berikut adalah lirik dari lagu Sajojo yang mengiringi

Tari Sajojo.

Sajojo, sajojo Yumanamko misa papara Samuna muna-muna

keke Samuna muna-muna keke Sajojo, sajojo Yumanamko misa

papara Samuna muna-muna keke Samuna muna-muna keke

Kuserai, kusaserai, rai-rai-rai-rai Kuserai, kusaserai, rai-rai-rai-rai

Inamgo mikim ye Kia sore, kiasa sore, ye-ye Inamgo mikim ye

Kia sore, kiasa sore

Lagu Sajojo menceritakan kisah tentang seorang perempuan

cantik dari desa di Papua yang dicintai ayah dan ibunya dan

menarik hati para pemuda. Kecantikan perempuan itu membuat

para pemuda mendambakan untuk dapat diizinkan bisa berjalan-

jalan bersamanya.
Bentuk Kritik Seni Tari
Kritik seni tari merupakan kegiatan apresiasi terhadap karya seni

tari. Banyak aspek yang perlu diperhatikan dalam mengkritik

karya seni tari, antara lain penghayatan seni dalam menari, gerak

tari, music pengiring, koreografi, property, rias, kostum, dan

artistic tari Kritik seni tari dapat berbentuk positif maupun

negative. Ktritik seni tari bertujua untuk menyampaikan

kekurangan maupun kelebihan atau juga kelemahan yang dimiliki

oleh tari tersebut. Dengan demikian, kritik yang baik akan dapat

meningkatkan kualitas karya seni tari yang lebih baik.

II. Jenis Kritik Seni Tari


 Kritik Jurnalistik

 Kritik Populer

 Kritik Kependidikan

 Kritik Keilmuan

III. Menulis Kritik Seni

A. Deskripsi Tari Sajojo merupakan tarian khas dari Papua

yang biasa digunakan untuk acara tertentu maupun upacara

adat yang ada di Papua. Didalam tariannya terdapat berbagai

unsur pembangun yang ada didalam tari sajojo berikuta ada

unsur pendukung yang ada didalam tari Sajojo.

B.  Gerakan Gerakan tari Sajojo yaitu dengan meloncat,

bergerak kedepan, kebelakang, ke kiri maupun ke kanan


dengan ritme dan ketegasan gerak yang tentunnya setiap

penari mengupayakan kesamaan gerak dengan penari

lainnya supaya terlihat kompak dalam kesenian yang ada 

Kostum Untuk kostum penari Tari sajojo ini hamper mirip

dengan kostum tari lainnya yang ada di Papua. Kostum

tersebut biasannya merupakan busana tradisional yang

terbuat dari akar tau daun. Namun seiring dengan

perkembangan zaman, ada juga yang dikreasikan dengan

kain agar terlihat lebih menarik. Selain itu penari juga

dilengkapi dengan berbagai aksesoris seperti penutup

kepala, kalung dan lukisan tubuh bercorak etnis papua 

Iringan musik Tarian Sajojo biasanya diiringi dengan alat

music khas Papua, yakni tifa dan satu lagi alat music cha

cha ambon meldi. Seiring dengan perkembangan zaman,

dalam penerapannya tarian sajojo biasanya sudah

menggunakan iringan instrument yang bersumber dari

media sosial. Biasannya lagu yang digunakan yaitu lagu


Sajojo sendiri  Ekspresi Penari Tarian Sajojo merupakan

tarian yang menggambarkan kebahagiaan dan kemakmuran.

Jadi dalam penerpannya para penari sajojo selalu tersenyum

dan sangat gembira bila melakukan tarian Sajojo

C. B. Analisis  Ruang Ruang merypakan elemen penting

dalam kesenian tari. Tanpa ruang para penari tidak dapat

mengekspresikan dirinnya. Dalam tari sajojo ini ruang atau

tempat yang digunakan pertunjukan biasannya tempat yang

memiliki daya jelajah tinggi, seperti lapangan. Karena dalam

tari sajojo para penari senantiasa bergerak terus menerus.

Entah itu ke depan, kesamping, kebelakang maupun kemana

saja. Jadi konektifitas ruang dalam tari sajojo ini tidak dapat

dipisahkan

D.  Waktu atau Tempo Setiap gerakan penari yang

diungkapkan dalam tarinnya tidak hanya denga satu gerakan


saja. Untuk mengungkapkan gerakan tari didala tarian maka

pada dasarnya merupakan salah satu susunan dari rangkaian

gerakan yang memiliki pola. Elemen waktu dalam gerak tari

yang berada pada lingkup seni sudah dikombinasikan oleh

beberapa ritme dari gerak dan juga tempo gerak. Seperti

pada tari sajojo ini yang memiliki tempo dan ritme agak

cepat. Oleh karena itu, dalam tari sajojo ini dibutuhkan para

penari yang memiliki gesture atau kelincahan tubuh yang

lebih

E.  Tenaga Hal yang tak kalah pentingnya dari tari sajojo

adalah tenaga. Karena tanpa tenaga kita tidak bisa

melakukan gerakan dengan baik. Ada beberapa aspek yang

terlibat dalam poin tenaga ini. Contohnya pernafasan. Hal

ini sangat penting dalam menari apalagi menari dengan

tempo yang cukup cepat, maka kita diharuskan memiliki


nafas yang prima dan pengaturan nafas yang baik. C.

Interpretasi

F.  Makna Tarian Makna tarian sajojo yaitu tarian yang

menggambarkan keceriaan dan semangat kebersamaan. Hal

tersebut bisa diliht dari ekspresi para penari yang saat

menari dan gerakannya yang seirama dan penuh

kekompakan. Tarian sajojo kini mulai berkembang, mulai

dari pakaian, music pengiring dll. Hal ini mengingat

globalisme yang semakin maju, agar tarian sajojo ini tetap

lestari dan tidak kalah dengan budaya lainnya yang ada di

Indonesia

G.  Nilai Estetika Tarian Sajojo


a) Terletak pada tata rias yang digunakan yaitu dengan

menggunakan bahan pewarna seadannya yang ada

dilingkungan sekitar papua

b) Keunikan tariannya yaitu pada gerakan tari, serempak,

dan gerakan tombak atau perang

c) Kwindahan nilai tata busana bersifat alami yang

membuat daya tarik semakin besar

d) Alat music yang digunakan juga membuat tarian sajojo

memiliki nilai estetika lebih

D. Evaluasi Dari penjelasan yang ada diatas terdapat sedikit

kekurang yang harus dievaluasi. Salah satu contohnya

adalah penyajian yang kurang menrik dengan alunan music


yang monoton membuat tarian kurang sedp dimata. Dan

alangkah indahnya dalam tarian tersebut dikombinasikan

dengan alat music dari daerah lain. Itu akan membvuat

variasi yang lebih dalam tarian sajojo ini


BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Tari Sajojo memiliki makna semangat kebersamaan serta

menggambarkan keceriaan di antara masyarakat adat di Papua.

Hal tersebut dapat dilihat dari ekspresi para penari Sajojo dan

gerakan-gerakan yang banyak mengandung kekompakan serta

seirama.
3.2 Saran

Saran dari saya sebagai penulis makalah ini berharap agar

pemerintah bisa lebih lagi dalam mengembangjkan kesenian

daerah khususnya daerah papua yang menurut saya sangat

memiliki pote si yang bagus dan keunikan tersendiri dalam bidang

tatrian khusunya tarian sajojo ini.


LINK VIDEO TARI SAJOJO

1. https://youtu.be/DkEJLFhMOAM
2. https://youtu.be/0GvMtF5VNKk
3. https://youtu.be/s-qNOaIVO18

FOTO - FOTO TARI SAJOJO


FOTO KOSTUM & AKSESORIS
DAFTAR PUSTAKA

https://www.selasar.com/tari/sajojo/

Buku

Amin, Darori, Islam dan Kebudayaan Jawa, Yogyakarta:


Gama Media, 2000.

Abdullah, Amin, Studi Agama: Normativitas Atau


Historisitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Agoes, Artati, Kiat Sukses Menyelenggarakan Pesta


Perkawinan Adat Jawa: Gaya Sukarta dan Yogyakarta,
Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2001.

Ali, Muhammad Daud, Hukum Islam dan Peradilan Agama,


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Cet.13, Jakarta:


Rineka Cipta, 2013.

-------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,


Jakarta: Bima Aksara, 1990.

Ayyub, Syaikh Hassan, Fiqih Keluarga, Jakarta: Pustaka Al-


Kautsar, 2001.
Berger, Peter L. & Thomas Lukhmann. Tafsir Sosial atas
Kenyataan, Jakarta: LP3ES, 1990.

Bratawidjaya, Thomas Wiyasa, Upacara Perkawinan Adat


Jawa, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2006.

Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi,: Teori, paradigm,


dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat,
Jakarta: Kencara, 2009.

-------, Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh


Media Massa, Iklan, Televisi, dan Keputusan Konsumen
Serta Kritik Terhadap Peter L. Berger dan Thomas
Luckmann, Jakarta: Kencana, 2008.

Endraswara, Suwardi, Agama Jawa, Yogyakarta: Lembu


Jawa, 2012.

-------, Falsafah Hidup Jawa, Cakrawala: Tangerang, 2003.

Geertz, Clifford, Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi


Dalam Kebudayaan Jawa, Depok: Komunitas Bambu, 2014.

Gustiani, Heny, & Muhamad Alfan, Studi Budaya Di


Indonesia, Bandung: CV Pustaka Setia, 2013.

Hadi, Sutrisno, Metode Research I, Yogyakarta : Fakultas


Psikologi UGM, 1993.

HD, Kaelany, Islam dan Aspek –Aspek Kemasyarakatan,


Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

Hamidi, Model Penelitian Kualitatif , Malang: UMM PERS,


2004.
Hasan, M. Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian
dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.

Isma’il, Ibn, Islam Tradisi, Studi Komparatif Budaya Jawa


dengan Tradisi Islam, (Kediri: TETES Publishing, 2011.

Khalil, Ahmad, Islam Jawa, Sufisme dalam Etika dan Tradisi


Jawa, Malang: UIN-Malang Press, 2008.

Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, Jakarta:


Prenadamedia Group, 2016.

Mardialis, Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

Martono, Nanang, Metode Penelitian Sosial Konsep-Konsep


Kunci, Jakarta: Raja Grafindo, 2015.

Miles, B Mathew, & Michael Huberman, Analisis Data


Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru,
Jakarta : UIP, 1992.

Mulder, Niels, Mistisisme Jawa, Yogyakarta: LKiS, 2001.

Nasution, Muhammad Syukri Albani, dkk, Ilmu Sosial


Budaya Dasar Cet. 1, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2015.

Nottingham, Elizabeth K., Agama dan Masyarakat: Suatu


Pengantar Sosiologi Agama, Jakarta: CV Rajawali, 1990.

Nuruddin, Aminur, & Azhari Akmal Tarigan, Hukum


Perdata Islam Di Indonesia: Studi Kritis Perkembangan
Hukum Islam Dari Fikih, UU No.1/1974 Sampai KHI,
Jakarta: Prenadamedia Group, 2016.

Qodir, Zuly, Sosiologi Agama: Esai-esai Agama Di Ruang


Publik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Qutb, Sayid, Masyarakat Islam, At-Taufiq, Bandung: PT Al-


Ma’arif, 1978.

Ramulyo, M. Idris, Hukum Perkawinan Islam Suatu Analisis


UU No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam, Jakarta:
Bumi Aksara, 2004.

Romdon, Metodelogi Ilmu Perbandingan Agama, Suatu


Pengantar Awal , Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

S, Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta:


Rineka Cipta, 2013.

Sangadji, Etta Mamang & Sopiah, Metodologi Penelitian-


Pendekatan Praktis Dalam Penelitian, Yogyakarta: CV Andi
Offset, 2010.

Sholikhin, K.H. Muhammad, Ritual Dan Tradisi Islam Jawa,


Yogyakarta: Narasi, 2010.

-------, Misteri Bulan Suro Perspektif Islam Jawa,


Yogyakarta: NARASI, 2009.

Shonhaji, Peran Institusi Lokal Dalam Pembangunan Desa,


Bandar Lampung: LP2M, 2013.

Soekanto, Soejono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta:


Rajawali Pers, 2015.
Suma, Muhammad Amin, Kawin Beda Agama Di Indonesia:
Telaah Syari’ah Dan Qanuniah, Jakarta: Lentera Hati, 2015.

Syam, Nur, Islam Pesisir, Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara,


2005.

Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia,


Jakarta: Kencana, 2009.

-------, Fikih Sunnah jilid 6, Bandung: Al-Ma’arif, 1994.

Tim Penulis, Profil Desa Kalidadi, 2020.

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Universitas Islam


Negeri Raden Intan Lampung, 2018.

Woodward, Mark R., Islam Jawa, Kesalehan Normatif


Versus Kebatinan, Yogyakarta: IRCiSoD, 2017.
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai