Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH TARI GAMBYONG DI SURAKARTA

Disusun oleh:
Meilina Putri Pratama
1810180017

Untuk Menempuh Tugas Akhir Semester


Mata Kuliah
Seni Pertunjukan Indonesia

JURUSAN PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN


FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
TAHUN 2019

I.

1
Seni berasal dari kata sani (Sanskerta) yang berarti
pemujaan,persembahan,dan pelayanan. Kata tersebut berkaitan erat dengan
upacara maupun hiburan yang disebut kesenian.
Kesenian merupakan harta/aset dari suatu daerah,karena kesian itu tumbuh
dan berkembang di daerah itu sendiri dan bisa menjadi ciri khas/identitas
daerah tersebut,maka kita harus bisa menjaga dan melestarikan kesenian
tersebut. Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah
membudaya yang termasuk dalam aspek kebudayaan,sudah dapat
dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan sejarah peradaban
manusia.

Sehubungan dengan mata kuliah ini pengampu Seni Pertunjukan


Indonesia (SPI) memberikan tugas Ujian Akhir Semester (UAS) berupa
bembuatan makalah seni pertunjukan yang berada di daerah masing-
masing,Sejarah Tari Gambyong sebagai pilihan pembuatan tugas makalah
seni pertunjukan indonesia yang akan di tujukan sebagai UAS Seni
Pertunjukan Indonesia.
Penulisan makalah tentang sejarah tari gambyong ini di karenakan tari
gambyong merupakan tarian khas dari daerah saya yang berada di
Surakarta (Solo).

Tari Gambyong merupakan tari ciri khas yang berada di kota


surakarta,tarian ini tumbuh dan berkembang sejak jaman dahulu
kala,tarian ini bisa tumbuh dan berkembang karena memang tari ini sering
di sajikan di acara-acara,seiring berjalannya waktu tarian ini banyak
mengalami perubahan dan perkembangan di dalam koreografi,iringan,dan
lain sebagainya. Sampai selarangpun tarian ini masih dijaga dan
dilestarikan oleh masyarakat di daerah Surakarta (Solo)
II.

2
Tari Gambyong adalah tradisi kecil yang berkembang menjadi bagian
tradisi besar. Tari ini pada mulanya merupakan tari tledhek yang hidup
berkembang di lingkungan rakyat dan kemudian berkembang menjadi tarian
istana atau keraton.
Istilah “gambyong” atau tari gambyong mulai digunakan dalam Serat Centhini
yang ditulis pada abad XVVII. Akan tetapi di perkirakan tari gambyong
merupakan perkembangan dari tari tledhek atau tayub. Serat Sastramiruda
menyebutkan bahwa tari tayub telah dikenal sejak zaman Kerajaan Jenggala (kira-
kira abad XII),sedangkan tari tledhek dikenal sejak Demak (abad XV),yang
disebut dengan “taledhek barangan” atau taledhek mengamen,yang di
pertunjukkan dengan iringan rebana dan kendang serta diawali dengan vokal.
Bentuk pertunjukan tari taledhek yang menampilkan penari dengan menyanyi atau
menyajikan vokal tembang sambil menari,tampaknya merupakan bentuk
pertunjukan yang telah dilakukan sejak zaman Hinduisme atau bentuk tradisi
kuno. Bentuk pertunjukan itu pada tradisi lama sering disebut “angigel
angidung”,seperti tersebut dalam naskah-naskah proses Jawa Kuno.

Asal mula istilah “gambyong” tampaknya berawal dari nama seorang


penari taledhek. Penari yang bernama Gambyong ini hidup pada zaman
susuhunan Paku Buwana IV di Surakarta (1788-1820). Penari taledhek yang
bernama “gambyong” yang memiliki kemahiran dalam menari dan kemerduan
dalam suara,sehingga menjadi pujaan kaum muda pada zaman itu. Berpijak dari
pendapat-pendapat tersebut,tampak asal mula nama gambyong adalah nama
penari tledhek. Penari itu tampaknya hidup pada awal abad XIX. Serat Centhini
yang ditulis pada masa Susuhunan Paku Buwana IV dan Susuhunan Paku Buwana
V,dengan sengkalan Paksa Suci Sabda Ji (tahun 1814 Masehi),juga
mengungkapkan adanya tari gambyong. Tari gambyong mulai berkembang pada
zaman Susuhunan Paku Buwana IX (1861-1893). Atas usaha K.R.M.T.
Wreksadiningrat,tari tersebut diperkenalkan kepada umum dan ditarikan oleh
seorang waranggana (pesindhen). Tampaknya pada waktu itu tari gambyong

3
diperhalus sesuai dengan kaidah-kaidah tari keraton,sehingga tari gambyong
mempunyai bentuk yang berbeda dengan sebelumnya. Agaknya pada waktu itu
terjadi proses perpaduan tari rakyat dengan tari keraton. Bentuk tari gambyong ini
kemudian berkembang dalam masyarakat.

Nyi Bei Mardusari mengatakan bahwa tari gambyong sering ditampilkan di


Mangkunegaran pada masa K.G.P.A.A. Mangkunegara VII (1916-1944). Bahkan
ia menyebutkan penari gambyong yang baik di Mangkunegaran pada waktu itu
adalah Sri Kamini Sukanto. Tari gambyong sering ditampilkan di Mangkunegaran
pada zaman penjajahan jepang,untuk menjamu para tentara jepang yang datang di
Mangkunegaran (kira-kira tahun 1942-1945) Ternyata hal ini mendorong Nyi Bei
Mintoraras untuk menyusun tari Gambyong Pareanom pada tahun 1950. Tari
Gambyong Pareanom ini mempunyai bentuk yang berbeda dengan bentuk tari
gambyong sebelumnya,baik dalam susunan tari,iringan tari,rias,dan busananya.
Bentuk tari ini telah dibakukan,yaitu susunan urutan sekaran,iringan tari,rias,dan
busananya telah ditentukan. Dalam perkembangan selanjutnya ternyata
munculnya tari gambyong Pareanom ini mampu mendorong hadirnya susunan-
susunan tari gambyong yang lain yang disusun oleh penyusun tari yang berbeda
contohnya: Sumardjo Hardjoprasanto menyusun tari gambyong pangkur pada
tahum 1962,S. Ngaliman menyusun tari gambyong gambirsawit pada tahun
1970,gambyong pareanom 1972,dan tari gambyong pancerana 1981 dan lain
sebagainya
.
Perkembangan tari gambyong juga dapat diamati pada banyaknya kegiatan
yang menampilkan tari gambyong, antara lain acara perayaan
perkawinan,pembukaan,peresmian,dan penyambutan tamu. Perkembangan ini
juga mempunyai akibat adanya penambahan jumlah penari,karena tari gambyong
sering disajikan secara massal,hal yang menyebabkan tari gambyong dapat
berkembang dan diminati masyarakat di antaranya adalah bentuk tari yang
menarik,karena tari gambyong menampilkan
keterampilan,keluwesan,kekenesan,dan kelincahan seorang wanita dalam menari.

4
Secara lahiriah tari gambyong menampilkan tentang olah keprigelan
wanita yang meliputi tregel (lincah),kenes (genit),kewes (lemah gemulai),luwes
(tidak canggung),dan prenes (lincah). Nyi Bei Mardusari menambahkan bahwa
tari gambyong itu menampilkan rasa berag (gembira). Berpijak pada fungsi seni
pertunjukan itu,tari gambyong mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Sebagai
sarana upacara
2. Sebagai hiburan.

Pada kenyataannya kehidupan tari gambyong yang subur dewasa ini


memang ada keterkaitan dengan kedudukan tari tersebut di dalam
masyarakat,kehadiran tari gambyong di masyarakat tidak sekedar untuk
hiburan,tetapi juga mencakup fungsi-fungsi lain yang dirasakan perlu dalam
kehidupan masyarakat jawa.
Tari gambyong dikatakan ada keterkaitannya dengan masyarakat karena tari
gambyong sebagai bentuk tari hasil perpaduan tari rakyat dengan tari kraton. Tari
gambyong mempunyai bentuk yang khas,sifat spontan dan komunikatif dari tari
rakyat,terpadu dengan sifat-sifat halus,luwes,dan lembut dari tari istana,sehingga
tari gambyong bersifat luwes,kenes,lincah,dan memikat. Ciri utama bentuk sajian
tari gambyong adalah pengungkapan keluwesan wanita yang terkesan erotis.

Tari gambyong mengalami perubahan dan perkembangan dalam bentuk


penyajiannya,bentuk sajian tari gambyong pada awalnya didominasi olek
kretivitas dan interpretasi penari dan pengendang,urutan gerak tari yang disajikan
oleh penari berdasarkan pada pola atau tingkahan kendang dan gerak nyang saling
menanggapi dalam bentuk improvisasi,di samping itu penari juga bertindak
sebagai penyaji vokal tembang.

Perkembangan koreografi tari gambyong diawali dengan munculnya tari


gambyong pareanom susunan Nyi Bei Mintoraras pada tahun 1950 di
Mangkunegaran. Setlah itu kemudian diikuti munculnya beberapa koreografi tari

5
gambyong di luar mangkunegaran di antaranya, Gambyong Gambirsawit,
Gambyong Pangkur, Gambyong Ayun-ayun,Gambyong Campursari, Gambyong
Sala Minulya, Gambyong Mudhatama, dan Gambyong Dewandaru.
Tari gambyong berkembang secara pesat dalam kehidupan masyarakat,karena
memiliki sifat njawani (khas jawa),situsional,dan fleksibel. Perkembangan
koreografi dan fungsi tarinya mendorong tari gambyong berkembang luas dan
mendapat kesempatan dalam berbagai kegiatan dan peristiwa sosial budaya di
masyarakat.

Dalam pembahasan diatas memberikan petunjuk bahwa pembentukan tari


gambyong mempunyai rentangan waktu yang panjang dan dalam
perkembangannya senantiasa bertolak dari halhal yang sudah ada sebelumnya.
Suatu fenomena menarik untuk mengungkap perjalanan tari gambyong,karena tari
ini terbentuk dari perjalanan yang panjang dari tarin tayub atau tledhek yang
kemudian menjadi tari gambyong sebagai perpaduan tarin kraton dan tari rakyat
dan dalam perkembangannya muncul berbagai bentuk tari gambyong yang sangat
beragam.

Kostum Tari Gambyong


Adapun kostum dan aksesoris tari gambyong yang meliputi:
1. mekak
2. kain jarik
3. sampur
4. sanggul
5. cunduk mentul
6. sirkam
7. penetep
8. bros
9. anting
10. kalung

6
11. gelang

Musik pengiring tari gambyong adalah seperangkat gamelan jawa yang terdiri dari
Gong,Gambang,Kendang,serta Kenong. Alat musik yang paling berpengaruh pada
tarian ini adalah Kendang,karena selama pertunjukan berlangsung Kendang itu
yang menuntun penari gambyong untuk menari mengikuti tembangan atau lagu
berbahasa jawa.

III.

7
Tari gambyong merupakan tari yang berasal dari surakarta,tarian ini memang
sangat terkenal di surakarta,selain untuk upacara tarian ini juga sering di buat
hiburan dan biasanya disajikan di acara pernikahan,peresmian,penyambutan tamu
dan lain sebagainya. Tarian ini sering di sebut tarian khas surakarta karena
mayoritas masyarakat disana sering memakai tarian ini untuk hiburan di setiap
acara hajatan,dan hampir setiap acara hajatan pasti disajikannya tari gambyong.

Karakteristik dari tari gambyong bisa dilihat dari segi pakaian yang mengikuti
adat jawa,iringan tari dan tatarias,selain mempunyai karakteristik adat jawa tari
gambyong mempunyai keunikan yang dimulai dari koreografi yang sebagian
besar berpusat pada penggunaan gerak kaki,tubuh,lengan,dan kepala. Gerak badan
dan tangan yang halus dan terkendali arah pandangan mata mengikuti arah gerak
tangan,dan gerak kaki yang mengikuti sikap berdiri.

DAFTAR ACUAN

8
INTERNET

https://dunia-kesenian.blogspot.com/2014/08/tari-gambyong-daerah-surakarta-
jawa-tengah.html?m=1
diakses di internet pada tanggal 25 Agustus 2014

https://id.scribd.com/document/39263558/Makalah-Tari-Gambyong
diunggah oleh Moch Rafi,diakses di internet pada tanggal 8 November 2018

BUKU

Widyastutieningrum,Sri Rochana.2004.Sejarah Tari Gambyong


Nyi ngabehi Pujiyani,M. Sn (45th),dosen seni tari ASGA,1 Desember 2019, via
whatsapp

LAMPIRAN

9
Gambar I
Acara tari gambyong yang di selenggarakan di Mangkunegaran dalam acara rutin
Malam Sabtu Ponan
Diunduh hari kamis 12 Desember 2019 Pukul 02.07 WIB
https://www.google.com/url?
sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjM1Z2pqq7mAhWWe30KHcXZC7s
QjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F%2Fwww.instazu.com%2Ftag
%2Fpuramangkunegaransurakarta&psig=AOvVaw12yvAE7Q4LlPM_j3gGRPgJ
&ust=1576178062766478

Gambar II
Detail rias,kostum,dan aksesoris tari gambyong
Diunduh hari kamis 12 Desember 2019 Pukul 02.26 WIB
https://www.google.com/url?
sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwiSg_D4qK7mAhUSgOYKHZ-
RD6EQjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F%2Fwebgrum.com%2Ftag
%2Fprangwedanan&psig=AOvVaw12yvAE7Q4LlPM_j3gGRPgJ&ust=15761780
62766478

10

Anda mungkin juga menyukai