Anda di halaman 1dari 5

NAMA = KADEK DWIK ASPINI KUMBAYANTI

KELAS = VII C / 9

TARI BERDASARKAN IRINGAN DAN HITUNGAN


Indonesia memiliki warisan budaya dalam bidang seni tari. Setiap suku di
Indonesia memiliki jenis, fungsi, makna, simbol, prosedur, dan nilai estetika
berbeda dalam tari. Tari pergaulan merupakan salah satu contoh warisan budaya
dalam bentuk sosial. Tari sakral seperti Bedoyo pada keraton di Jawa Tengah, tari
Saman dari Aceh, tari Perang pada suku di Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua,
Sulawesi, dan Maluku. Di Bali tari merupakan bagian tak terpisahkan dari
kegiatan keagamaan. Tari Zapin merupakan tari pergaulan demikian juga Tor-tor
sebagai ungkapan rasa suka cita kepada tamu yang datang.
Warisan budaya dalam bentuk seni tari perlu terus dikembangkan dan dilestarikan
sebagai kekayaan yang tidak akan pernah habis untuk digali. Pengembangan dan
pelestarian seni tari dapat dijadikan salah satu ekonomi kreatif. Pengembangan
seni tari tetap memperhatikan unsur fungsi tari sehingga tidak merusak tetapi
memberi nilai tambah pada masyarakat pendukungnya.
Meragakan tari tidak hanya dituntut kemampuan gerak tetapi juga
kemampuan memadukan dengan iringan musik. Seorang yang mampu menguasai
gerak tari dengan baik sesuai dengan iringan musik berarti memiliki kecerdasan
kinestetik dan kecerdasan musikal. Pembelajaran meragakan tari dapat dijadikan
salah satu sarana rekreasi dan rileksasi jika dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Menari tidak hanya dituntut kemampuan pribadi yang baik tetapi juga
kemampuan melakukan kerjasama dengan teman. Menari juga dituntut untuk
saling menghormati, menghargai, santun serta peduli dengan lingkungan. Saling
berbagi pengalaman dan kemampuan dengan teman merupakan salah satu kunci
keberhasilan meragakan tari. Penghayatan makna tari juga mengajarkan kita untuk
rendah hati, tidak sombong, serta mensyukuri atas segala pemberian Tuhan.
Bentuk penyajian tari dapat berupa tari tunggal, tari berpasangan, dan tari
berkelompok.

Tari tunggal adalah tarian yang dibawakan hanya oleh satu orang saja.
Contoh tari tunggal misalnya tari Pendet dari Bali, tari Gambyong dan tari Golek
Manis dari Jawa Tengah, dan masih banyak yang lainnya

NAMA = KADEK DWIK ASPINI KUMBAYANTI


KELAS = VII C / 9

Tari berpasangan adalah tarian yang dilakukan oleh dua orang baik lakilaki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, atau laki-laki dengan
perempuan. Prinsip pada tari berpasangan antara lain; 1) adanya gerakan saling
mengisi; 2) adanya gerakan saling interaksi; dan 3) merupakan kesatuan utuh
yang tidak dapat dipisahkan dalam penyajian. Contoh tari berpasangan yang
dilakukan antara dua orang seperti tari Serampang Duabelas dari Sumatera
Barat, Tari Zapin, dan Tari Golek Menak, dan masih banyak yang lainnya.

Tarian berkelompok adalah tarian yang dilakukan secara berkelompok


baik dilakukan oleh laki-laki, perempuan atau campuran antara laki-laki dengan
perempuan. Tarian berkelompok ini sering dijumpai pada panggung-panggung
pertunjukan. Contoh tari berkelompok misalnya tari Wor dari Papua, Tari Saman
dari Aceh, Tari Kecak dari Bali, dan masih banyak yang lainnya.
Pengolahan pola lantai pada setiap bentuk penyajian tari tentu akan
berbeda. Pola lantai adalah pola denah yang dilakukan oleh seoarang penari
dengan perpindahan, pergerakan, dan pergeseran posisi dalam sebuah ruang untuk
menari. Jika tari tunggal pengolahan pola lantai dilakukan secara individu. Pada
tari berpasangan pengolahan lantai dilakukan berdua dan pada tari kelompok
dilakukan memerlukan kerjasama. Beberapa cara meragakan tari antara lain
sebagai berikut.
A. Meragakan Gerak Tari dengan Hitungan
Meragakan gerak tari dapat dilakukan secara individu, berpasangan,
maupun kelompok. Ada juga gerak tari individu dan berpasangan dilakukan
secara berkelompok. Meragakan tari secara berberpasangan atau berkelompok
memerlukan kerjasama dan tanggung jawab sehingga gerak dapat dilakukan
sesuai dengan hitungan atau iringan.
Gerak tari dengan hitungan adalah berbagai gerak tari yang disesuaikan
dengan irama berupa hitungan. Hitungan ini biasanya menggunakan bilangan
yaitu satu, dua tiga, empat dan seterusnya. Pada masing-masing bilangan tersebut
gerakaannya berbeda-beda. Hitungan juga dapat berupa petunjuk arah seperti
kanan, kiri, depan, belakang, atau maju mundur. Pada saat melakukan gerak dapat
menggunakan properti disesuaikan dengan kebutuhan dalam melakukan gerak.

NAMA = KADEK DWIK ASPINI KUMBAYANTI


KELAS = VII C / 9

Setiap ragam gerak dapat dikembangkan menjadi suatu tarian, seperti pada
gambar di atas.

Pada gerakan nomor 1 dapat dikembangkan dikemungkinan berbagai


macam gerak menjadi gerak tari Saman atau Indang.

Pada ragam gerak nomor 2 dapat dikembangkan menjadi gerak tari kipas,
burung, kupu-kupu, pakarena dan semua jenis tari yang menggunakan properti
kipas.

Pada ragam gerak nomor 3 dengan menggunakan properti rebana dapat


dikembangkan menjadi tari rebana.

Ragam gerak tari nomor 4 menggunakan selendang dapat dikembangkan


menjadi tari kupu-kupu, atau semua jenis gerak tari yang menggunakan
selendang.

NAMA = KADEK DWIK ASPINI KUMBAYANTI


KELAS = VII C / 9

Ragam gerak tari nomor 5 dikembangkan dari ragam gerak Joged. Joged
merupakan ragam gerak yang berkembang pada tari Melayu. Berdasarkan
latihan gerak tari dengan menggunakan hitungan ini dapat dikembangkan
menjadi tarian Melayu seperti tari Payung.
B. Meragakan Gerak Tari dengan Iringan
Musik iringan tari dibedakan menjadi musik iringan tari internal dan musik
iringan tari eksternal. Musik internal adalah musik atau bunyi-bunyian yang
berasal dari anggota tubuh, yaitu tepukan tangan atau tepukan ke anggota tubuh,
jentikan jari, hentakan kaki ke tanah, dan sebagainya. Musik eksternal adalah
bunyi-bunyian atau suara yang berasal dari alat musik atau instrumen, yaitu
gamelan.
Iringan pada tari dapat berupa lagu daerah. Iringan tari berfungsi untuk
menciptakan harmoni antara gerak dengan musik sehingga tercipta tarian yang
indah. Untuk dapat melakukan gerakan tari berdasarkan iringan harus, perhatikan
irama dan tempo lagu serta lirik lagu untuk menentukan gerakan tarian. Setelah
mengetahui irama dan tempo iringan, buat gerakan sesuaikan dengan iringan.
C. Meragakan Gerak Tari dengan Tata Pentas
Tata pentas bisa disebut juga latar belakang tempat memainkan tarian. Tata
pentas adalah semua latar belakang dan benda-benda yang ada dipanggung guna
menunjang pertunjukan tari.
1. Bentuk Pentas
Suatu pertunjukan apapun bentuknya selalu memerlukan tempat atau
ruangan guna menyelenggarakan pertunjukan itu sendiri. Pemangungan
dipergunakan untuk menyebutkan suatu pertujukan yang dipagelarkan dan
diangkat ke atas pentas guna dipertontonkan.Bentuk pemanggungan atau bentuk
pentas, ada bermacam-macam: proscenium, tapal kuda, pendapa, bentuk pentas
terbuka, dan arena. Meragakan tari di panggung tertutup atau sering disebut
dengan panggung procenium. Pertunjukan tari pada panggung jenis ini biasa
terdapat di gedung-gedung pertunjukan yang representatif. Taman Budaya di
setiap provinsi biasanya memiliki jenis panggung ini.

NAMA = KADEK DWIK ASPINI KUMBAYANTI


KELAS = VII C / 9
Tari yang diragakan di panggung terbuka seperti di candi Prambanan dan
Borobudur, biasanya dilakukan dengan kolosal. Artinya melibatkan hampir
ratusan penari. Hal ini dilakukan karena panggung yang digunakan berukuran
besar.
2. Tata Rias dan Busana
Tata Rias dan Tata Busana dua serangkai yang tidak dapat dipisahkan
untuk penyajian suatu garapan tari. Tata rias dan busana pada pertunjukan tari
berfungsi sebagai unsur pendukung. Setiap jenis tari memiliki karakteritik tata rias
dan busana sebagai visualisasi makna dan simbol tari yang dibawakan.
Tata rias merupakan aspek dekorasi, mempunyai berbagai macam
kekhususan yang masing-masing memiliki keistimewaan dan ciri tersendiri. Rias
tokoh, diperlukan untuk memberikan penjelasan pada tokoh yang diperankan.
Misalnya memerankan tokoh Rama, Rahwana, Shinta, Trijata, Srikandi,
Sembadra, tokoh seorang anak sholeh, tokoh anak nakal. Rias watak, merupakan
rias yang difungsikan sebagai penjelas watak yang diperankan pemain. Misalnya
memerankan watak putri luruh (lembut), putri branyak (lincah), putra alus, putra
gagah.
Busana (pakaian) tari merupakan segala sandang dan perlengkapan yang
dikenakan penari di atas panggung. Umumnya busana digunakan untuk
menunjang agar penari lebih menjiwai peran yang dibawakan dalam tarian
tersebut, Busana memiliki arti baik dari segi warna misalnya warna merah
melambangkan tokoh pemberani dan sebagainya. Selain itu busana juga memiliki
nilai keindahan sehingga menunjang penampilan penari.

Anda mungkin juga menyukai