Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SHALYA CAHYA

HALIZA
KELAS : VI E
NO : 22

LAPORAN GERAKAN
TARIAN JAIPONG

Tari Jaipong atau dikenal sebagai Jaipongan adalah tarian yang diciptakan
pada tahun 1961 oleh Gugum Gumbira. Pada masa itu, ketika Presiden
Soekarno melarang musik rock and roll dan musik barat lainnya
diperdengarkan di Indonesia, seniman lokal tertantang untuk mengimbangi
aturan pelarangan tersebut dengan menghidupkan kembali seni tradisi. Tari
Jaipong merupakan perpaduan gerakan ketuk tilu, tari topeng banjet, dan pencak
silat (bela diri).
Ketuk tilu sangat populer di desa, tetapi pada saat itu dianggap buruk di
kalangan perkotaan, karena gerakannya yang sensual, bahkan erotis. Tak jarang
penari ketuk tilu merangkap juga sebagai pelacur. Dalam karyanya, Gugum
Gumbira pada saat itu berusaha melestarikan bentuk dasar ketuk tilu, tetapi
dengan tempo musik yang dipercepat. Sehingga membuat penari menjadi lebih
aktif. Ia juga mempertahankan bentuk tradisioanl ketuk tilu, di mana penari
merangkap sebagai penyanyi, tetepi dipadukan dengan gamelan urban dengan
ditambah suara kendang. Nama jaipong adalah onomatope dari suara kendang
yang sering terdengar di antara tarian ini. Mulut penonton dan pemain musik
biasanya meneriakan aksen tiruan dari suara kendang: ja-i-pong, ja-ki-nem,
atau ja-i-nem. Ada juga yang mengatakan bahwa nama jaipong mengacu pada
bunyi kendang: plak, ping, pong.
Pada awal kemunculannya, jaipong merupakan tarian modern yang berbeda dari
tarian-tarian tradisional Sunda sebelumnya yang mengedepankan sopan santun
dan kehalusan budi para penarinya. Penari (yang biasanya perempuan) bahkan
menundukkan pandangannya, dan tak boleh menatap pasangannya. Lain dengan
jaipong yang pada saat itu terpengaruh juga oleh budaya dansa Barat di ball
room, penari diharuskan fokus menatap pasangannya sebagai bentuk
komunikasi visual.
Tari jaipong mulai ditampilkan di depan umum pada 1974 dalam Hong Kong
Arts Festival, melibatkan penyanyi-penari Tatih Saleh, Gugum Gumbira sebagai
koreografer, dan Nandang Barmaya, seorang musisi sekaligus dalang. Ketika itu
pemerintah sempat berupaya melarang tarian ini karena dirasa cenderung
amoral dan sensual. Tetapi alih-alih meredup, jaipong malah makin populer,
terutama di era 80-an. Bentuk tari jaipong kala itu tidak lagi disajikan sebagai
tarian pergaulan seperti ronggeng, tayub atau ketuk tilu, di mana posisi
penonton sejajar dengan penari, tetapi sebagai tarian panggung. Jaipong biasa
dilakukan oleh penari perempuan, tetapi bisa juga dilakukan secara
berpasangan.

Gerakan Jaipong
Jaipong memiliki dua kategori dalam gerakannya:

1. Ibing Pola (Tarian Berpola)


ket : Tarian ini biasanya dilakukan secara rampak (berkelompok) dikoreografi,
disajikan dalam panggung untuk kebutuhan tontonan saja

2. Ibing Saka (Tarian Acak)

Ket : Penyajian jenis ini populer di kawasan Subang dan Karawang, disebut
juga sebagai Bajidor. Bajidor sendiri sering diasosiasikan sebagai akronim
Barisan

Pola Jaipong

Rangkaian gerak tari jaipong dapat dibedakan menjadi empat bagian:

1. Bukaan, merupakan gerakan pembuka


2. Pencugan, merupakan bagian kumpulan gerakan-gerakan,

3. Ngala, bisa juga disebut titik merupakan pemberhentian dari rangkaian


tarian, dan Jelama Boraka (Barisan Orang-orang Durhaka). Tarian ini lebih
merakyat karena, posisi penonton sejajar dengan penari. Dan penonton bisa
ikut menari.
4. Mincit, merupakan perpindahan atau peralihan

Gerakan dasar tarian ini sering disebut 3G akronim dari Geol (gerakan pinggul
memutar), Gitek (gerakan pinggul menghentak dan mengayun), Goyang
(gerakan ayunan pinggul tanpa hentakkan). Dewasa ini tari jaipong boleh
disebut sebagai salah satu identitas Jawa Barat, hal ini nampak pada beberapa
acara-acara penting di Jawa Barat. Tamu dari negara asing yang datang ke Jawa
Barat biasa disambut dengan pertunjukan tari jaipong. Demikian pula dengan
misi-misi kesenian ke manca negara.
Tari Jaipong juga banyak memengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di
masyarakat Jawa Barat, baik pada seni pertunjukan wayang, degung,
genjring/terbangan, kacapi jaipong, dan hampir semua pertunjukan rakyat
maupun pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan dengan Jaipong.A

Anda mungkin juga menyukai