Anda di halaman 1dari 13

SENI BUDAYA

ALAT MUSIK ANGKLUNG DAN CALUNG

I
I
I
I
I

KELOMPOK :2
NAMA ANGGOTA: Afifah Aulia
Roro Anggie
Hana Atiqah Hadi
KELAS : X MIA 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan


pertolongan Nya kami dapat menyelesaikan laporan tentang alat musik
angklung dan calung.

Pada kesempatan kali ini, kami mencoba membuat laporan seni budaya
tentang alat musik angklung dan calung.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wiyati, S.Pd selaku guru
pembimbing yang memberikan tugas ini. Apabila dalam tugas ini ada
kekurangan dan kesalahan, kami ingin meminta maaf sebesar-besarnya. Kami
juga menerima kritik dan saran dari para pembaca. Atas perhatiannya Kami
ucapkan terima kasih.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar............................................................................................................

Daftar isi......................................................................................................................

Bab 1 Pendahuluan.....................................................................................................

Bab 2 Isi......................................................................................................................

Bab 3 Penutup.............................................................................................................

Daftar Pustaka............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Alat musik merupakan suatu instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk tujuan
menghasilkan musik. Pada prinsipnya, segala sesuatu yang memproduksi suara, dan dengan
cara tertentu bisa diatur oleh musisi, dapat disebut sebagai alat musik. Alat musik dibagi
menjadi 2 yaitu alat musik tradisional dan alat musik modern. Pada laporan kali ini akan
dibahas alat musik yang sejenis yaitu angklung dan calung.

Tujuan
1. Siswa mampu memahami asal usul angklung dan calung
2. Siswa mampu memahami jenis jenis angklung dan calung
3. Siswa dapat mengetahui bahan angklung dan calung beserta bagian dan
fungsinya
Rumusan Masalah
1. Apa itu angklung dan calung?

2. Bagaimana asal usul angklung dan calung?

3. Apa saja jenis jenis dari angklung dan calung?

4. Apa saja bagian bagian dan fungsi dari angklung dan calung
BAB 2
ISI
A. Angklung
1.1 Pengertian Angklung
Angklung adalah alat musik yang berasal dari Sunda, Jawa Barat. Alat musik ini
merupakan alat musik idiofon, yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari bahan
dasarnya sendiri. Angklung terbuat dari bambu.Cara memainkannya adalah dengan
digoyangkan. Bunyi pada angklung disebabkan oleh benturan badan pipa bambu sehingga
menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap
ukuran, baik besar maupun kecil.

1.2 Asal-usul Angklung


Catatan mengenai angklung baru muncul merujuk pada masa Kerajaan Sunda (abad
ke-12 sampai abad ke-16). Asal usul terciptanya musik bambu, seperti angklung berdasarkan
pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare)
sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci
sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip). Masyarakat Baduy, yang
dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda asli, menerapkan angklung sebagai bagian dari
ritual mengawali penanaman padi. Permainan angklung gubrag di Jasinga, Bogor, adalah
salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berawal
dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke bumi
agar tanaman padi rakyat tumbuh subur.

1.3 Bahan Angklung


Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik angklung adalah bambu hitam
(awiwulung)dan bambu ater (awitemen), yang jika mengering berwarna kuning keputihan.
Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas
bambu dari ukuran kecil hingga besar.

1.4 Fungsi Angklung


Dikenal oleh masyarakat Sunda sejak masa kerajaan Sunda, diantaranya sebagai
penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat
rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia
Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung. Pelarangan itu sempat
membuat popularitas angklung menurun dan hanya dimainkan oleh anak-anak pada waktu
itu.

1.5 Perkembangan Angklung


Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar seantero Jawa,
laluke Kalimantan dan Sumatera.

1.6 Jenis-jenis Angklung

Angklung Kanekes
Angklung di daerah Kanekes digunakan terutama karena hubungannya dengan ritus
padi, bukan semata-mata untuk hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan
ketika mereka menanam padi di rumah (lada).

Angklung Reyog
Angklung reyog merupakan alat musik untuk mengiringi Tarian Reyog Ponorogo di
Jawa Timur. Angklung reyog memiliki khas dari segi suara yang sangat keras, memiliki dua
nada serta bentuk yang lengkungan rotan yang menarik dengan hiasan benang berumbai-
rumbai warna yang indah.

Angklung Banyuwangi
Angklung banyu wangi ini memiliki bentuk seperti calung dengan nada budaya
banyuwangi.

1.7 Fungsi bagian-bagian alat musik Angklung


1 Tabung Sora (Parungpung Laras/Liang Toros), berfungsi sebagai tabung nada atau

penghasil nada.

a. Tabung Kecil (Parungpung Anak) berfungsi sebagai tabung bernada, dan juga
sebagai resonator atau lawong. Tabung kecil (Parungpung Anak) bisa disebut juga berfungsi
sebagai penhasil nada nada atau suara pada angklung.
b. Tabung Sedang (Parungpung Panengah) berfungsi sebagai tabung bernada, dan
juga sebagai resonator atau lawong. Tabung Sedang (Parungpung Panengah) bisa disebut
juga berfungsi sebagai penghasil nada nada atau suara pada Angklung.
c. Tabung Besar (Parungpung Indung ) berfungsi sebagai tabung bernada, dan juga
sebagai resonator atau lawong. Tabung Besar (Parungpung Indung) bisa disebut juga
berfungsi sebagai penghasil nada nada atau suara pada Angklung.
2 Ancak (Kerangka Angklung) berfungsi sebagai kerangka angklung.
a. Jejer (Tihang), Jejer (Tihang) berfungsi sebagai kerangka angklung yang digunakan
untuk menyambungkan Palang Gantung agar Palang Gantung kuat menggantung atau
menyangga Tabung Sora atau Liang Toros.
b. Tabung Dasar (Parungpung Tatapakan), Tabung Dasar (Patungpung Tatapakan)
berfungsi sebagai kerangka Angklung untuk memperkuat Kerangka Angklung lainnya.
Tabung Dasar berada dibagian bawah Angklung yang berbentuk horizontal.
c. Palang Gantung (Palang/Toros), Palang Gantung (Palang/Toros) berfungsi sebagai
penyangga atau penggantung Tabung Sora atau Liang Toros dengan tingkatan tinggi Palang
Gantung yang berbeda dan menyesuaikan tinggi dan lebarnya Tabung Sora yang terdapat
pada Angklung tersebut.
1.8 Teknik permainan angklung

Memainkan sebuah angklung sangat mudah. Seseorang tinggal memegang rangkanya


pada salah satu tangan (biasanya tangan kiri) sehingga angklung tergantung bebas,
sementara tangan lainnya (biasanya tangan kanan) menggoyangnya hingga berbunyi. Dalam
hal ini, ada tiga teknik dasar menggoyang angklung:

 Kurulung (getar), merupakan teknik paling umum dipakai, di mana tangan kanan
memegang tabung dasar dan menggetarkan ke kiri-kanan berkali-kali selama nada
ingin dimainkan.
 Centok (sentak), adalah teknik di mana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari
ke telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato).
 Tengkep, mirip seperti kurulung namun salah satu tabung ditahan tidak ikut
bergetar. Pada angklung melodi, teknik ini menyebabkan angklung mengeluarka
nada murni (satu nada melodi saja, tidak dua seperti biasanya). Sementara itu pada
angklung akompanimen mayor, teknik ini digunakan untuk memainkan akord mayor
(3 nada), sebab bila tidak ditengkep yang termainkan adalah akord dominan septim
(4 nada).

Sementara itu untuk memainkan satu unit angklung guna membawakan suatu lagu, akan
diperlukan banyak pemusik yang dipimpin oleh seorang konduktor. Pada setiap pemusik
akan dibagikan satu hingga empat angklung dengan nada berbeda-beda. Kemudian sang
konduktor akan menyiapkan partitur lagu, dengan tulisan untaian nada-nada yang harus
dimainkan. Konduktor akan memberi aba-aba, dan masing-masing pemusik harus
memainkan angklungnya dengan tepat sesuai nada dan lama ketukan yang diminta
konduktor. Dalam memainkan lagu ini para pemain juga harus memperhatikan teknik
sinambung, yaitu nada yang sedang berbunyi hanya boleh dihentikan segera setelah nada
berikutnya mulai berbunyi.

B. Calung
2.1 Pengertian Calung
Calung adalah alat musik purwarupa jenis idiofon yang terbuat dari bambu. Alat
musik ini dikenal dan berkembang di Banyumas dan Sunda. Cara menabuh calung adalah
dengan memukul bilah ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut tangga nada
pentatonik.

2.2 Jenis Bahan


Jenis bambu untuk pembuatan calung biasanya dari bambu hitam (awi wulung),
namun ada pula yang dibuat dari bambu ater (awi temen) berwarna hijau.

2.3 fungsi calung


Awal mulanya calung dipentaskan untuk mengiringi upacara-upacara adat sunda
sebagai ritual perayaan masyarakat Jawa Barat, namun dengan berkembangnya zaman
calung berubah fungsi menjadi alat musik yang manghibur masyarakat dengan
menghasilkan harmoni yang indah.

2.4 Jenis-jenis Calung

Calung Rantay
Calung rantay dimainkan dengan cara dipukul menggunakan dua buah alat pemukul sambil
duduk bersila. Calung rantay ini terdiri dari bilah bamboo yang diikat dan kemudian disusun
secara berderet dengan urutan bambu dari yang terkecil sampai yang paling besar, lalu tali
pengikatnya direntangkan di dua batang bamboo yang melengkung.

Calung Jinjing
Calung jinjing berbentuk tabung-tabung bamboo yang kemudian digabungkan oleh paniir
(sebilah bambu kecil). Dimainkan dengan cara dipukul sembari dijinjing.
BAB 3
PENUTUP
Simpulan
1. Angklung merupakan sebuah alat musik tradisional terkenal yang dibuat dari bambu dan
merupakan alat musik asli Jawa Barat, Indonesia. Dulunya, angklung memegang bagian penting
dari aktivitas upacara tertentu, khususnya pada musim panen. Suara angklung dipercaya akan
mengundang perhatian Dewi Sri (Nyi Sri Pohaci) yang akan membawa kesuburan terhadap
tanaman padi para petani dan akan memberikan kebahagian serta kesejahteraan bagi umat
manusia.

2. Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda
dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah
dengan memukul batang dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut tangga
nada pentatonik. Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung
(bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).
Pengertian calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni
pertunjukan. Ada dua bentuk calung Sunda yang dikenal, yakni calung rantay dan calung
jinjing.

Jadi, kita sebagai warga indonesia harus berbangga atas keragaman alat musik yang ada di
Indonesia dari perjuangan nenek moyang kita dalam berkesenian dan menciptakan suatu
kesenian tersebut. Apalagi, sekarang angklung dan calung merupakan alat musik yang universal
dikalangan negara-negara se- Asia Tenggara, Asia Timur bahkan Amerika Serikat. Jadi, kita wajib
berterima kasih pada pendahulu angklung dengan cara melestarikan musik tersebut dalam
kehidupan kita sekarang ini, jangan sampai hasil karya Indonesa diambil orang lain secara ilegal
dan dilipakan secara mentah oleh anak cucunya sendiri. Jangan sampai angklung dan calung kalah
dengan alat-alat musik modern lainnya.

Saran

1. Setelah membaca KTI ini, hendaknya pembaca dan penulis memahami alat musik
angklung dan calung, bagian bagian serta fungsi alat musik tersebut, dan tahu cara
memainkannya
2. Setelah membaca KTI ini, hendaknya pembaca dan penulis dapat menjaga
kelestarian alat musik khas Indonesia seperti angklung dan calung.
Daftar Pustaka
http://aman-permana.blogspot.co.id/2011/06/makalah-calung.html

https://harycahyadi.wordpress.com/2011/09/07/contoh-makalah-tentang-
angklung/

https://id.wikipedia.org/wiki/Calung

https://id.wikipedia.org/wiki/Angklung

Anda mungkin juga menyukai