Angklung alat musik tradisional yang terbuat dari bambu. Di mana cara
memainkannya dengan digoyangkan, sehingga menghasilkan nada.
Sejarah
Angklung memiliki sejarah yang panjang dan sudah ada sejak dulu hingga
berkembang sampai sekarang.
Dikutip dari buku Panduan Bermain Angklung (2010) karya Obby A.R
Wiramihardha, sejarah angklung awalnya merupakan salah satu alat
bunyi-bunyian yang digunakan untuk upacara-upacara yang berhubungan
dengan padi.
Angklung hadir sejak zaman hindu, angklung pernah dipakai pada upacara
ritual keagamaan (persembahyangan) sebagai pengganti genta (bel) yang
digunakan oleh seorang pedanda (pendeta hindu) dalam upacara
keagamaan.
Tidak diketahui kapan angklung mulai di buat. Alat musik ini berkaitan
erat dengan bambu, dimana sejak dahulu bambu memang akrab dengan
kehidupan masyarakat Indonesia.
Begitu juga dengan alat musik di Indonesia banyak sekali alat musik yang
menggunakan bambu misalnya, seruling, kolintang, calung, dan
sebagainnya. Para murid Saung Angklung Udjo yang sedang
mendemonstrasikan heleran atau arak-arakan kepada para wisatawan,
Bandung, Kamis (16/1/2020).(kompas.com / Nabilla Ramadhian)
Jenis Angklung
1. Angklung Kanekes
2. Angklung Dogdog Lojor
3. Angklung Gubrag
4. Angklung Badeng
5. Angklung Buncis
Ada hal-hal dasar yang harus dipahami agar bisa memainkan angklung
dengan baik dan benar sehingga menghasilkan suara yang enak.
Cara memegang angklung adalah hal pertama yang harus diperhatikan oleh
pemain angklung. Ketepatan cara memegang angklung ini penting untuk
kenyamanan dan bertujuan untuk menghasilkan bunyi yang benar.
Membaca Partitur
Untuk oktaf yang berbeda biasanya digunakan tanda titik(.). Dimana satu
titik angka dibawah membedakan nada, nada rendah dan nada tinggi.