Anda di halaman 1dari 10

TUJUAN PEMBELAJARAN

- Siswa memiliki pengetahuan tentang


Sejarah Angklung

- Siswa dapat menjelaskan Jenis-jenis


Angklung

- Siswa trampil memainkan notasi lagu


dengan alat music tradisional Angklung

- Siswa trampil memainkan pola iringan

[ANGKLUNG] sebuah lagu menggunakan alat music


tradisional Angklung

Penyusun
[BAHAN AJAR]
Mita Mustafa, S.Pd.
ANGKLUNG

Angklung adalah alat musik tradisional khas jawa barat yang terbuat dari tabung-
tabung bambu. Alat musik ini termasuk dalam kelompok idhiofon.karena sumber suaranya
berasal dari benturan tabung-tabung bambu pada angklung.

1. Sejarah Singkat Angklung

Angklung berasal dari bahasa Sunda angkleung-angkleungan yaitu gerakan pemain


angklung dan membentuk suara klung yang dihasilkannya. Secara etimologis angklung
berasal dari kata “angka” yang berarti nada dan “lung” yang berarti pecah. Jadi, angklung
merujuk pada nada yang pecah atau tidak lengkap.
Bentuk angklung terdiri dari dua atau lebih batang bambu dalam berbagai ukuran sesuai
dengan kebutuhan tinggi rendahnya nada yang dibentuk menyerupai alat musik calung.
Menurut Dr. Groneman, Angklung telah ada di Nusantara, bahkan sebelum era Hindu.
Menurut Jaap Kunst dalam bukunya Music in Java, selain di Jawa Barat, Angklung juga bisa
ditemui di daerah Sumatra Selatan dan Kalimantan. Di luar itu, masyarakat Lampung, Jawa
Timur dan Jawa Tengah juga mengenal alat musik tersebut.
Di lingkungan Kerajaan Sunda (abad ke 12 – abad ke16) , Angklung dimainkan sebagai
bentuk pemujaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Sri (dewi padi/dewi
kesuburan), Selain itu, konon Angklung juga merupakan alat musik yang dimainkan sebagai
pemacu semangat dalam peperangan, sebagaimana yang diceritakan dalam Kidung Sunda.
Dua tokoh yang berperan dalam perkembangan Angklung di Jawa Barat adalah Daeng
Soetigna sebagai Bapak Angklung Diatonis Kromatis dan Udjo Ngalagena yang
mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog dan salendro.
Pada tahun 1938, Daeng Soetigna, menciptakan angklung dengan tangga nada diatonis.
Angklung inovasi Daeng Sutigna tersebut berbeda dengan angklung pada umumnya yang
berdasarkan tangga nada tradisional pelog atau salendro. Inovasi inilah yang kemudian
membuat Angklung dengan leluasa bisa dimainkan harmonis bersama alat-alat musik Barat,
bahkan bisa disajikan dalam bentuk orkestra. Sejak saat itu, Angklung semakin populer,
hingga akhirnya PBB, melalui UNESCO, pada November 2010, mengakuinya sebagai
warisan dunia yang harus dilestarikan.
Setelah Daeng Soetigna, salah seorang muridnya, Udjo Ngalagena, meneruskan usaha
Sang Guru mempopulerkan Angklung temuannya, dengan jalan mendirikan “Saung
Angklung” di daerah Bandung. Hingga hari ini, tempat yang kemudian dikenal sebagai
“Saung Angklung Udjo” tersebut masih menjadi pusat kreativitas yang berkenaan dengan
Angklung.

Sumber : https://disdik.purwakartakab.go.id/berita/detail/angklung?/berita/detail/angklung 
2. Jenis-Jenis Angklung Diatonis

Angklung Diatonis diciptakan oleh Daeng Soetigna sebagai upaya untuk menasionalkan
angklung agar bias dinikmati oleh masyarakat luas tidak hanya di Jawa Barat saja. Seiring
dengan perkambangan zaman, angklung pun turut mengalami beberapa perkembangan dan
tercipta jenis-jenis angklung kreasi baru.

a. Angklung Diatonis Orkestra

Angklung Diatonis Orkestra dipopulerkan oleh Udjo Ngalagena di Saung Angklung


Udjo, Bandung, Angklung Orkestra terdiri dari 30 nada angklung melodi dan angklung Bass.
Kekayaan angklung pada jenis ini memungkinkan angklung membunyikan lagu lengkap
dengan iringan dan pengiringnya.

( Sumber : www.google.com)

b. Angklung Sarindande
( Sumber : www.google.com )

Angklung jenis ini tidak memiliki nada kromatis (sisipan) hanya biasanya terdiri dari 8 –
13 nada ( tonalitas Do=C). Angklung ini memiliki kompleksitas yang cenderung rendah
sehingga cocok untuk dimainkan oleh anak TK sampai Sekolah Dasar.

c. Angklung Towel

Angklung merupakan jenis alat musik yang harus dimainkan secara berkelompok.
Permasalahan muncul ketika pemaain angklung tidak mencukupi atau tidak bias menghadiri
proses latihan. Berangkat dari permasalahan tersebut, para pengembang angklung
memberikan solusi dengan menciptakan angklung towel.

Format angklung towel mirip seperti piano sehingga bisa dimainkan oleh hanya satu
orang saja. Dimainkan dengan cara di towel atau seperti dicolek.
3. Teknik Bermain Angklung

Angklung dimainkan dengan cara digoyangkan ke kanan dan ke kiri. Adapun teknik
yang dipakai dalam memainkan angklung Diatonis adalah :

a. Kurulung

Kurulung berasal dari kata dalam Bahasa sunda yaitu “nyurulung”, biasanya diucapkan
ketika mengungkapkan sifat air yang nyurulung atau mengalir. Cara memainkannya yaitu
digoyanmgkan ke kanan dan ke kiri.

b. Tengkep

Teknik ini mirip dengan teknik kurulung, bedanya salah satu tabung pada angklung di
“tengkep” atau ditahan sehingga hanya berbunyi tabung yang lain. Teknik ini dipakai ketika
menginginkan nada yang satu oktaf lebih tinggi.

c. Centok

Teknik ini menginginkan suara angklung yang pendek atau dalam bahasa musik disebut
tektik staccato.
4. Angklung Sabagai Melodi

Angklung melodi terdiri dari 30 nomor angklung. Dalam setiap sajian karya angklung,
nomor yang digunakan tentu berbeda-beda. Di sini mari kita bahas cara-cara menentukan
nomor angklung pada sebuah karya.

Setelah mengetahui rumus jarak, mari kita aplikasikan pada notasi lagu Tanah Air di
Bawah ini :

Petunjuk :

- Berilah nomor angklung yang sesuai pada tanda kurung yang tersedia .
5. Angklung Sebagai Iringan

Selain digunakan sebagai melodi utama, angklung juga biasa digunakan sebagai
pengiring. Biasanya satu orang penyanyi diiringi oleh angklung orkestra. Cara
mengharmonikan angklung adalah dengan membunyikan beberapa nada angklung secara
bersamaan. Sama seperti alat harmonis lainnya, angklung juga menggunakan system chord
yaitu chord minor dan mayor.
Yuk kita coba mainkan iringan dari lagu “ You are The Reason” !

Anda mungkin juga menyukai