Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

Angklung (alat – alat musik tradisional yang terbuat dari bambu) diperkirakan telah
tumbuh dan berkembang di Indonesia jauh sebelum masuknya Agama Hindu ke Indonesia.
Melihat dari fakta sejarah berupa tulisan pada prasasti di daerah Sukabumi, Jawa Barat
tahun 1903, dijelaskan bahwa ada beberapa pertimbangan pendapat mengenai asal mula
seni Angklung, yang berakar dari budaya masyarakat Sunda di Tanah Pasundan (tanah
tempat hidup orang – orang Sunda; lebih kurang wilayah Jawa Barat dan Banten sekarang).
Hal tersebut merujuk pada bukti budaya bahwa penyebaran kesenian angklung lebih
merata di wilayah Tatar Pasundan. Meskipun pada kenyataannya, dibeberapa wilayah
diluar tatar pasundan, alat musik sejenis dapat ditemukan dalam beberapa tradisi
masyarakatnya, seperti di masyarakat Ponorogo, Masyarakat Bali, Madura dan Kalimantan
Barat.
Angklung adalah salah satu alat musik tradisional yang paling ikonik dan unik dari
Indonesia. Alat musik ini terbuat dari bambu dan menghasilkan suara yang memukau.
Sebagai bagian integral dari budaya Indonesia, angklung telah memainkan peran penting
dalam upacara adat, pertunjukan seni, dan pengalaman musik selama berabad-abad.
Angklung adalah contoh nyata dari bagaimana alat musik dapat menjadi cerminan
dari suatu budaya, menghubungkan generasi, dan mempertahankan kearifan tradisional.
Dalam panduan ini, kita akan menjelajahi asal-usul, struktur, dan makna budaya dari
angklung, serta bagaimana alat musik ini terus berkembang dan mempertahankan
relevansinya dalam zaman modern. Mari kita mulai dengan menjelajahi sejarah dan
pembuatan angklung.

1
BAB 2

PEMBAHASA

A. PENGERTIAN ANGKLUNG
Angklung adalah alat musik multitonal yang berkembang dari masyarakat Sunda. Alat
musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan sehingga menghasilkan
bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik
besar maupun kecil.

B. SEJARAH ANGKLUNG
Dalam sejarah angklung, tidak ada petunjuk akan sejak kapan angklung digunakan,
tetapi diduga bentuk primitifnya telah digunakan dalam kultur Neolitikum yang
berkembang di Nusantara sampai awal penanggalan modern, sehingga angklung
merupakan bagian dari relik pra-Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara. Tercatat,
sejarah penggunaan angklung di Jawa Barat sendiri dimulai pada masa Kerajaan Sunda,
yakni pada sekitar abad ke-12 hingga ke-16. Asal usul terciptanya musik bambu seperti
angklung berdasar pada pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber
kehidupan dari padi sebagai makanan pokoknya.

2
3
Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi
Padi pemberi kehidupan. Sehingga permainan angklung pada era itu dilakukan demi
pemujaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang dari Dewi Sri, yakni Dewi
Kesuburan atau Dewi Padi. Selanjutnya, lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri
tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu
yang dikemas sederhana, dan kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita
kenal sekarang bernama angklung.
Masyarakat Badui, yang dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda asli,
menerapkan angklung sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman padi. Selain
untuk pemujaan, kisah yang tercatat dalam Kidung Sunda juga mengungkap bahwa alat
musik ini dimainkan untuk memacu semangat prajurit saat peperangan. Meski
kegunaannya sangat berbeda dengan saat ini, angklung masih digunakan sebagai alat
musik untuk beragam pertunjukan Asal-usul kata angklung berasal dari kata angka (nada)
dan lung (patah/hilang), maka tidak aneh apabila ketika mendengar bunyi dari alat musik
angklung itu terdengar seperti terpatah-patah. Karakter bunyi yang khas dari angklung
adalah “klung..klung..”.

C. ALAT DAN CARA MEMBUAT

Berikut alat, bahan, dan cara pembuatan angklung yang lebih rinci

Alat yang diperlukan:

1. Pisau atau gergaji kayu: Digunakan untuk memotong bambu.

2. Palu: Untuk menekuk dan memukul bambu.

3. Gunting: Untuk memotong tali atau benang.

4. Penggaris: Untuk mengukur potongan bambu.

5. Pahat atau alat ukir: Untuk menghaluskan permukaan bambu (opsional).


4
Bahan-bahan yang diperlukan:

1. Bambu: Pilih bambu yang kuat dan kering. Anda memerlukan beberapa batang
bambu dengan diameter berbeda untuk menciptakan nada yang berbeda.
2. Benang atau tali: Digunakan untuk mengikat angklung.
3. Kayu atau bambu untuk pegangan: Untuk membuat pegangan pada angklung.
4. Cat (opsional): Untuk memberi warna atau hiasan pada angklung.

Langkah-langkah pembuatan angklung:

1. Potong bambu: Potong bambu menjadi beberapa potongan dengan panjang yang
berbeda sesuai dengan nada yang diinginkan. Panjangnya biasanya berkisar antara
20 hingga 45 cm, tergantung pada jenis angklung.
2. Bersihkan bambu: Hapus sisa-sisa daun atau duri pada bambu dan haluskan
permukaannya dengan pahat atau alat ukir jika perlu.
3. Buat lubang: Buat lubang kecil di tengah setiap potongan bambu. Ukuran dan
kedalaman lubang akan memengaruhi nada angklung. Pastikan mereka sejajar.
4. Pilih nada: Setelah potongan bambu siap, tentukan nada yang ingin Anda hasilkan
dengan mengukur panjangnya dan mencobanya.
5. Gabungkan angklung: Gabungkan potongan bambu dengan mengikatnya
menggunakan benang. Pastikan jarak antara potongan sesuai dengan nada yang
diinginkan. Anda bisa menggunakan dua benang untuk menghindari goyangan.
6. Buat pegangan: Buat pegangan untuk angklung dengan melekatkan kayu atau
bambu pada bagian atasnya. Ini akan membantu dalam memegang dan
memainkannya.
7. Hias asngklung (opsional): Jika diinginkan, Anda bisa menghias angklung dengan
cat atau hiasan lainnya untuk memberikan sentuhan estetis.

5
8. Uji angklung: Setelah selesai, uji angklung dengan memukul potongan bambu untuk
memastikan nada yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.
9. Itulah langkah rinci dalam pembuatan angklung. Pastikan Anda berhati-hati dalam
setiap langkahnya, dan jangan ragu untuk bereksperimen dengan ukuran dan nada
untuk menciptakan angklung yang indah.

D. SUMBER BUNYI
Sumber bunyi dalam angklung yaitu tabung yang bergerak ke kanan dan kekiri
dalam sebuah bingkai yang digoyang-goyangkan (shake). Sumber bunyi angklung
yaitu idiofon. Idiofon adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari alat musik
itu sendiri.

Sumber bunyi angklung berasal dari getaran bambu. Bambu yang digunakan dalam
pembuatan angklung memiliki dua bagian penting yang menghasilkan suara: tabung
(tangkai) dan pemegang angklung. Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang
sumber bunyi angklung:
Tabung Bambu (Tangkai) : Tabung bambu adalah bagian utama angklung yang
menghasilkan suara. Setiap angklung memiliki tabung bambu dengan panjang dan
diameter yang berbeda, yang akan menghasilkan nada yang berbeda pula. Panjang
tabung menentukan nada yang dihasilkan, semakin panjang tabung, semakin rendah
nada yang dihasilkan. Getaran dalam tabung bambu ini dihasilkan dengan cara
memukul atau menggoyangkan angklung.
Pemegang Angklung (Peg) : Bagian atas tabung bambu dipegang oleh pemegang
angklung, yang biasanya terbuat dari bambu atau bahan lainnya. Pemegang ini
memegang tabung bambu dengan cukup longgar sehingga tabung bisa bergetar dengan
bebas saat dipukul atau digoyangkan. Pemegang angklung juga berfungsi sebagai
pegangan bagi pemain atau penampil saat mereka memainkan angklung.

6
Cara memainkan Angklung : Angklung dimainkan dengan cara memukul atau
menggoyangkan tabung bambu. Ketika tabung bambu dipukul dengan lembut
menggunakan tangan atau alat pemukul, bambu akan bergetar, menciptakan suara yang
khas. Pemain angklung bisa memainkan beberapa angklung sekaligus untuk
menciptakan harmoni. Suara angklung sangat bergantung pada keterampilan pemain
dalam memukul atau menggoyangkan angklung dengan tepat.
Suara angklung adalah hasil dari interaksi antara tabung bambu yang bergetar dan
udara di sekitarnya. Ketika tabung bambu bergetar, udara di dalamnya juga bergetar,
menciptakan gelombang suara yang kita dengar sebagai melodi. Keunikan angklung
adalah dalam kehangatan dan kekayaan nada yang dihasilkannya, dan itulah yang
membuatnya sangat istimewa dalam dunia musik tradisional Indonesia.

Selain itu, dalam penggunaan modern, angklung juga dapat dilengkapi dengan
teknologi seperti sensor atau mikrofon untuk memungkinkan integrasi dengan
teknologi musik modern.

E. CARA MEMAINKAN ANGKLUNG


Cara memainkan alat musik ini terbagi menjadi dua, yaitu digoyang atau short hit
yang dalam Bahasa Sunda disebut sebagai "centok".
Prinsip ini pun hampir mirip dengan cara memainkan alat musik lain, yaitu biola.
Untuk lebih lengkapnya, berikut teknik dalam memainkan angklung.
1. Teknik cetok/sentak
Cetok atau sentak merupakan teknik menarik tabung dasar menggunakan jari ke
telapak tangan dengan cepat, hingga akhirnya menghasilkan bunyi sebanyak satu kali.
2. Teknik getar/kurulung
Selanjutnya ialah teknik getar atau kurulung yang paling umum digunakan dalam
memainkan angklung. Pertama, gunakan satu tangan untuk memegang rangka
angklung sementara tangan lainnya menggoyangkan alat musik tersebut. Kemudian,
angklung digoyangkan sesuai nada yang dikehendaki sampai tabungnya saling beradu
satu sama lain.
3. Teknik tangkep
Tidak jauh berbeda dari teknik sebelumnya, teknik tangkep ini menahan satu tabung
dengan jari. Hal ini bertujuan agar tabung tersebut tidak terlalu bergetar.

7
F. KOMPONEN ANGKLUNG

Angklung adalah alat musik tradisional khas Indonesia yang terbuat dari beberapa
komponen utama:
1. Tabung Bambu: Angklung terbuat dari tabung-tabung bambu yang memiliki panjang
dan diameter yang berbeda. Setiap tabung mewakili nada yang berbeda.
2. Tali atau Benang: Untuk menggantung tabung bambu, tali atau benang digunakan.
Benang ini biasanya terbuat dari nilon atau bahan serupa.
3. Pengikat: Pengikat bambu digunakan untuk menggabungkan tabung-tabung bambu
menjadi satu set angklung. Ini bisa berupa benang atau tali yang mengikat tabung-
tabung bersama.
4. Bambu Penyangga: Bambu yang digunakan untuk membuat pegangan angklung.
Penyangga ini membantu pemain dalam memegang angklung dengan nyaman.
5. Badan Angklung: Ini adalah rangkaian bambu yang mendukung tabung-tabung
angklung.
6. Panggul: Ini adalah bagian yang digunakan untuk memainkan angklung. Pemain akan
menggoyangkan angklung pada panggul untuk menghasilkan suara.
7. Papan Nada: Beberapa angklung modern memiliki papan nada yang diletakkan di atas
tabung-tabung angklung. Ini membantu pemain dalam menentukan nada yang
dihasilkan oleh setiap tabung.
8. Hiasan: Angklung sering dihias dengan berbagai dekorasi tradisional atau motif seni
yang khas.

Setiap komponen ini berperan penting dalam menghasilkan suara yang khas dan indah dari
angklung saat dimainkan.

8
G. JENIS-JENIS ANGKLUNG
Berikut jenis-jenis angklung:
1. Angklung Kanekes

Angklung Kanekes berasal dari Baduy dan ditampilkan hanya saat upacara menanam
padi. Pembuatan angklung pun hanya dilakukan oleh orang suku Baduy Dalam.

2. Anklung Reog

Jenis angklung ini digunakan untuk mengiringi tarian Reog Ponorogo di Jawa
Timur. Angklung ini memiliki ciri khas bentuk dan suara yang berbeda dengan
angklung umum. Suara pada jenis angklung reog lebih keras dan hanya memiliki
dua nada. Angklung Reog juga biasanya digunakan sebagai hiasan. Angklung ini
juga dikenal dengan sebutan klong kluk.
3. Angklung Banyuwangi

Angklung banyuwangi ini memiliki bentuk seperi calung dengan nada budaya

9
Banyuwangi

10
4. Angklung Bali

Angklung Bali memiliki bentuk dan nada yang khas Bali.

5. Angklung Gubrag

Angklung Gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor.


Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam
kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan
ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).Dalam mitosnya angklung gubrag
mulai ada ketika suatu masa kampung Cipining mengalami musim paceklik.

6. Angklung Dogdog Lojor

Dogdog Lojor adalah sebuah tradisi penghormatan kepada tanaman padi. Angklung
jenis ini digunakan hanya pada saat ritual tradisi berjalan. Tradisi ini masih
dilakukan masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten
Kidul. Masyarakat adat Banten Kidul setiap tahunnya menyelenggarakan tradisi
Dogdog Lojor.Pemain angklung dalam tradisi Dogdog Lojor hanya berjumlah enam

11
orang, di mana dua orang memainkan angklung Dogdog Lojor, dan empat lainnya
memainkan angklung besar.
7. Angklung Badeng

Berasal dari Garut, angklung Badeng awalnya digunakan sebagai alat musik
pengiring dalam ritual penanaman padi. Seiring dengan masuknya penyebaran Islam
pada masa lampau, terjadi pergeseran fungsi, angklung Badeng digunakan sebagai
alat pengiring dakwah. Dibutuhkan 9 angklung untuk melengkapi proses
pengiringan dakwah. Kesembilan angklung tersebut terdiri dari dua angklung roel,
satu angklung kecer, empat angklung indung, dua angklung anak, dua dogdog, dan
dua gembyung.

8. Angklung Padaeng

Jenis angklung ini diperkenalkan pertama kali oleh Daeng Soetigna tahun 1938.
Daeng Soetigna melakukan modifikasi pada struktur batang, sehingga mampu
menghasilkan nada diatonik. Dengan demikian, angklung ini dapat dimainkan
bersama alat musik populer dan modern.

12
H. MANFAAT DAN FUNGSI ANGKLUNG
Manfaat Angklung
Alat musik sejatinya digunakan unuk bermain musik. Alat musik angklung secara
umum memiliki fungsi untuk bermain musik dan mengiringi suatu lagu yang
dinyanyikan. Namun untuk lebih jelasnya mengenai manfaat bermain alat musik
angklung, akan dijelaskan beberapa manfaat musik angklung sebagai berikut:
Fungsi Angklung
Angklung merupakan salah satu jenis alat musik dari daera Jawa Barat. Fungsi
utama angklung yakni sebagai alat musik dan menciptakan harmoni yang indah untuk
mengiringi lagu maupun dijadikan sebagai musik isntrumental. Keberadaan angklung
sebagai alat musik menjadi salah satu ragam alat musik yang ada di Indonesia.
angklung dapat dipadukan dengan beberapa jenis alat musik lainnya sehingga
membuat gabungan musik dari beberapa alat musikyang indah untuk di dengarkan.
Bahkan menggunakan angklung sebagai alat musik sudah digunakan sejak zaman
kerajaan Padjajaran sebagai instrumen musik pada saat perang bubat.

I. LAGU-LAGU DARI ALAT


Angklung adalah alat musik tradisional dari Indonesia yang terbuat dari bambu.
Beberapa lagu tradisional Indonesia yang sering dimainkan dengan angklung antara
lain:
 "Bengawan Solo" - Lagu kebangsaan Indonesia yang sangat terkenal.
 "Walang Kekek" - Lagu Jawa yang populer.
 "Kembang Tanjung" - Lagu tradisional Sunda.
 "Cing Cangkeling" - Lagu anak-anak yang sering dimainkan dengan angklung.
 "Tokecang" - Lagu daerah Sunda yang sering diangklungkan.
Selain itu, angklung juga dapat dimainkan untuk lagu-lagu populer dan lagu daerah
lainnya. Yang penting, angklung memberikan nuansa tradisional dan indah pada lagu-
lagu tersebut.

13
J. TOKOH DAN SENIMAN DAERAH
Dua tokoh yang berperan dalam perkembangan Angklung di Jawa Barat adalah Daeng
Soetigna sebagai Bapak Angklung Diatonis Kromatis dan Udjo Ngalagena yang
mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog dan salendro.
Pada tahun 1938, Daeng Soetigna, menciptakan angklung dengan tangga nada
diatonis.Angklung inovasi Daeng Sutigna tersebut berbeda dengan angklung pada
umumnya yang berdasarkan tangga nada tradisional pelog atau salendro. Inovasi inilah
yang kemudian membuat Angklung dengan leluasa bisa dimainkan harmonis bersama
alat-alat musik Barat, bahkan bisa disajikan dalam bentuk orkestra. Sejak saat itu,
Angklung semakin populer, hingga akhirnya PBB, melalui UNESCO, pada November
2010, mengakuinya sebagai warisan dunia yang harus dilestarikan.
Setelah Daeng Soetigna, salah seorang muridnya, Udjo Ngalagena, meneruskan usaha
Sang Guru mempopulerkan Angklung temuannya, dengan jalan mendirikan “Saung
Angklung” di daerah Bandung. Hingga hari ini, tempat yang kemudian dikenal sebagai
“Saung Angklung Udjo” tersebut masih menjadi pusat kreativitas yang berkenaan dengan
Angklung.

Daeng Soetigna Udjo Ngalagena

14
BAB 3

PENUTUP

A. DOKUMENTASI

15
16
B. KESIMPULAN
Kesimpulan tentang alat musik angklung adalah bahwa ini adalah instrumen musik
tradisional Indonesia yang unik dan khas. Angklung terbuat dari bambu dan
menghasilkan suara yang indah saat digoyangkan. Ini adalah bagian penting dari budaya
Indonesia dan sering digunakan dalam berbagai upacara dan pertunjukan seni. Alat musik
angklung juga telah mendapatkan pengakuan internasional sebagai warisan budaya tak
benda yang bernilai.

17
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. Pengertian Angklung. Diakses dari : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Angklung


Gramedia. Sejarah Angklung. Diakses dari : https://www.gramedia.com/literasi/alat-
musik-angklung/
Tukang Angklung. Alat dan Cara Membuat. Diakses dari :
http://www.tukangangklung.com/2011/03/cara-membuat-alat-musik-angklung.html?m=1
Elibrary. SUMBER BUNYI. Diakses dari : https://elibrary.unikom.ac.id
CNN ID. Cara Memainkan. Diakses dari :
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230512134841-569-948763/alat-musik-
angklung-jenis-fungsi-dan-cara-memainkannya
Elibrary. Komponen Angklung. Diakses dari : https://elibrary.unikom.ac.id
Bandung ID. JENIS-JENIS ANGKLUNG. Diakses dari :
https://www.bandung.go.id/news/read/6437/bandung-kota-angklung-ini-sejarah-singkat-
dan-jenisnya
Manfaat. FUNGSI DAN MANFAAT ANGKLUNG. Diakses dari :
https://manfaat.co.id/manfaat-angklung
GPT. LAGU-LAGU. Diakses dari : https://chat.openai.com/
Disdik. TOKOH DAN SENIMAN DAERAH. Diakses dari :
https://disdik.purwakartakab.go.id/Angklung?/Angklung#:~:text=Dua%20tokoh%20yang
%20berperan%20dalam,angklung%20dengan%20tangga%20nada%20diatonis
Pinterest. Dokumentasi. Diakses dari : https://pinterest.com

18
LAPORAN

SALAH SATU JENIS ALAT MUSIK DAERAH JAWA BARAT

ANGKLUNG

XI MIPA 2
NAMA KELOMPOK :
Aprisilia Montolalu
Arcella Porajow
Gladyzza Wuwung
Glorify Purukan
Shelonitha Worung
Yohanes Wowor

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
tuntunan, penyertaan dan berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Seni
Budaya ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih kepada Ibu Marini M. Mamuaja S.Pd. Selaku guru seni budaya kami yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun
penulisannya. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan tugas
yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

i
1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. ii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
BAB 2 PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ANGKLUNG …….................................................... 2
B. SEJARAH ANGKLUNG ................................................................ 2
C. ALAT DAN CARA MEMBUAT ....................................................... 3
D. SUMBER BUNYI ............................................................................ 5
E. CARA MEMAINKAN ..................................................................... 6
F. KOMPONEN ANGKLUNG ............................................................. 7
G. JENIS-JENIS ANGKLUNG ............................................................. 8
H. FUNGSI DAN MANFAAT ANGKLUNG ………............................. 11
I. LAGU-LAGU ..................................................................................... 11
J. TOKOH DAN SENIMAN DAERAH .............................................. 12
BAB 3 PENUTUP
A. FOTO/DOKUMENTASI...........................................................................13
B. KESIMPULAN..........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................16

ii
1

Anda mungkin juga menyukai