Anda di halaman 1dari 4

10.

Pasien diminta membaca satu per satu huruf yang terdapat pada kartu Snellen dari kiri ke
kanan pada setiap baris huruf pada kartu Snellen dimulai dari huruf paling atas sampai
huruf terbawah. Penglihatan normal bila pasien dapat membaca sampai huruf terkecil
(20/20 atau 6/6).
11. Bila pasien hanya dapat membaca huruf kurang dari setengah baris, maka angka visus
yang dicatat adalah angka yang terterah pada baris di atasnya.
12. Bila pasien dapat membaca huruf lebih dari setengah baris, maka yang dicatat adalah
angka yang tertera pada baris tersebut.
13. Lakukan hal yang sama pada mata sebelahnya.

Bila pasien tidak bisa membaca terbesar dari kartu Snellen, maka lakukan pemeriksaan
visus dengan hitung jari.
14. Atur posisi pasien pada jarak 3 meter dari pemeriksa.
15. Minta pasien menyebutkan jumlah jari yang diperlihatkan pemeriksa. Bila pasien dapat
menyebutkan, berarti visus pasien 03/60.
16. Bila pasien tidak dapat menyebutkan jumlah jari dari jarak 3 meter, maka pemeriksa maju
dengan jarak 2 meter (02/60) dan bila belum terlihat, maka maju lagi 1 meter (01/60).

Bila pasien belum juga dapat melihat dengan jelas jari pemeriksa, maka lakukan
pemeriksaan dengan lambaian tangan.
17. Lambakan tangan pada jarak 1 meter dari pasien dan tanyakan apakah pasien bisa
melihat. Bila bisa, maka visus pasien 01/300.
18. Bila pasien tidak dapat melihat lambaian tangan, maka arahkan sinar senter ke mata
pasien dan tanyakan apakah pasien dapat melihat sinar. Bila pasien dapat melihat, maka
visus pasien 01/888.
19. Bila pasien tidak bisa melihat sinar, maka pasien disebut buta total dengan visus 00/000.
20. Bila pasien menggunakan kacamata, maka pemeriksaan dilakukan dua kali, yaitu pada
saat menggunakan kacamata dan tidak menggunakan kacamata.
21. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan.
TOPIK 14
PEMERIKSAAN FUNGSI PENDENGARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Instruktur Umum (TIU)
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fungsi pendengaran dengan benar

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


1. Mahasiswa mampu memahami konsep pemeriksaan fungsi pendengaran dengan benar
2. Mahasiswa mampu menyiapkan alat yang diperlukan untuk melakukan tindakan pemeriksaan
fungsi pendengaran dengan benar
3. Mahasiswa mampu melakukan tỉndakan pemeriksaan fungsi pendengaran dengan benar
4. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan fungsi pendengaran dengan benar

TINJAUAN PUSTAKA

Ada beberapa tes yang dapat Anda lakukan dalam menilai fungsi
pendengaran. Salah satu tes yang biasa digunakan di klinik adalah tes suara
bisik dan tes garpu tala. Tes ini selain mudah dilakukan, tidak rumit, cepat,
alat yang dibutuhkan sederhana, juga memberikan informasi yang
terpercaya mengenai kualitas dan kuantitas ketulian.

Bagaimana cara melakukan tes suara bisik? Caranya adalah sebagai berikut.

Tes Suara Bisik


Selanjutnya Anda akan mempelajari bagaimana melakukan tes suara
bisik. Sebelum pemeriksaan ini dilakukan, ada beberapa hal persyaratan
yang harus diperhatikan. Persyaratan yang pertu Anda ingat dalam
melakukan tes ini ialah:
a. Ruangan tes. Salah satu sisi atau sudut menyudut nuangan hans ada
jarak sebesar 6 meter. Ruangan harus bebas dari kebisingan Untuk
menghindari gema di ruangan dapat ditaruh kayu di dalamnya.
b. Pemeriksa. Sebagai sumber bunyi harus mengucapkan kata-kata dengan
menggunakan ucapan kata-kata sesudah ekspirasi normal. Kata-kata
yang dibisikkan terdiri dari 2 suku kata (bisyllabic) yang terdiri dari
kata-kata sehari-hari. Setiap suku kata diucapkan dengan tekanan yang
sama dan antara dua suku kata bisyllabic “Gajah Mada P.B.List” karena
telah ditera keseimbangan fonemnya untuk bahasa Indonesia.
c. Penderita. Telinga yang akan dites dihadapkan kepada pemeriksa dan
telinga yang tidak sedang dites harus ditutup dengan kapas atau oleh
tangan si penderita sendiri. Penderita tidak boleh melihat gerakan mulut
pemeriksa.

Bagaimana cara pemeriksaanya? Berikut ini akan diuraikan bagaimana cara


Anda memeriksa tes suara bisik.

Cara Pemeriksaan
Sebelum Anda melakukan pemeriksaan, pasien harus diberi instruksi yang
jelas. Misalnya Anda akan dibisiki kata-kata dan setiap kata yang didengar
harus diulangi dengan suara keras. Kemudian Anda melakukan tes sebagai
berikut.
a. Mula-mula penderita pada jarak 6 meter dibisiki beberapa kata
bisyllabic. Bila tidak menyahut, Anda selaku pemeriksa maju 1
meter (5 meter dari penderita) dan tes ini dimulai lagi. Bila masih
belum menyahut, Anda maju 1 meter. Demikian seterusnya sampai
pasien dapat mengulangi 8 kata-kata dari 10 kata-kata yang
dibisikkan. Jarak di mana pasien dapat menyahut 8 dari 10 kata
diucapkan disebut jarak pendengaran.
b. Cara pemeriksaan yang sama Anda lakukan untuk telinga yang lain
sampai ditemukan satu jarak pendengaran.
c. Kemudian hasil pemeriksaan pendengaran dievaluasi dengan
kategori sebagai berikut.
a) Jarak 6 meter: nomal
b) Jarak 5 meter: dalam batas normal
c) Jarak 4 meter: tuli ringan
d) Jarak 3-2 meter: tuli sedang
e) larak 1 meter atau kurang: tuli berat

Anda mungkin juga menyukai