Anda di halaman 1dari 4

Batu empedu (gallstones atau cholelithiasis) adalah endapan cairan pencernaan yang

mengeras dan terbentuk di kandung empedu (gallbladder). 


A. Kantung empedu
Kantung empedu adalah organ berukuran kecil yang terletak di bawah organ
hati. Fungsinya adalah memproduksi dan menyimpan cairan empedu yang berperan penting
dalam proses pencernaan. Cairan empedu terdiri dari air, kolesterol (>90%), garam empedu
(5-10%), protein, dan bilirubin. Adapun kegunaan dari cairan empedu, yakni membantu
penguraian lemak, membantu kerja enzim pencernaan, dan membantu fungsi hati dalam
pengeluaran zat sisa metabolisme dari dalam tubuh.
B. Gejala Kolelitiasis
Gejala utama batu empedu adalah nyeri secara mendadak di bagian kanan atas atau
tengah perut. Sakit perut juga dapat disertai dengan gejala lain, seperti mual, muntah,
hilang nafsu makan, urine berwarna gelap, sakit maag, dan diare. Namun, batu empedu
biasanya tidak menimbulkan gejala pada >80% penderita.
C. Penyebab
Batu empedu diduga muncul akibat endapan kolesterol dan bilirubin yang menumpuk di
dalam kantung empedu. Penumpukan terjadi ketika cairan empedu tidak mampu
melarutkan kolesterol dan bilirubin berlebih yang dihasilkan hati.
Beberapa faktor juga dapat memengaruhi seseorang terkena batu empedu, seperti
faktor usia, jenis kelamin, keturunan, pola makan tidak sehat, diet yang terlalu ketat, dan
kondisi medis tertentu.
D. Faktor Resiko
 Jenis kelamin : Perempuan memilikki 2 – 3 kali mengalami batu empedu dibandingkan pria
 Usia : Setelah usia 40 tahun risiko mengalami Kolelitiasis meningkat 4 – 10 kali. Usia berkaitan
erat dengan sekresi dan kejenuhan kolesterol.
 Berat badan dan penyakit lain : Kondisi obesitas dengan BMI > 30 Kg/m² dan penderita diabetes
memiliki risiko yang besar terbentuknya Kolelitiasis.
 Kehamilan : meningkatnya kadar estrogen akan meningkatkan kadar kejenuhan kolesterol
dalam empedu.
 Obat-obatan : Penggunaan obat yang mengandung estrogen pada terapi sulih hormon
(hormone replacement therapy) meningkatkan risiko terbentuknya Kolelitiasis.
 Penurunan berat bedan secara cepat : diet yang terlalu ketat menyebabkan pengosongan
kandung empedu yang tidak sempurna dan pengeluaran kolesterol dalam empedu meningkat
serta memicu terbentuknya Kolelitiasis.
 Konsumsi makanan tinggi lemak dan rendah serat yang berlebihan menyebabkan timbulnya
deposit Kolelitiasis.
 Memilikki riwayat Kolelitiasis dalam keluarga.
E. Diagnosis
Proses diagnosis batu empedu diawali dengan pemeriksaan gejala dan fisik.
Selanjutnya, dokter akan melakukan tes pemindaian untuk menentukan tingkat keparahan
batu empedu yang dialami pasien.
Jenis tes pemindaian yang dilakukan meliputi USG perut, CT scan, MRI,
dan endoscopic retrograde cholangio-pancreatography (ERCP). Terkadang, tes darah juga
dilakukan untuk mendeteksi penyakit yang disebabkan oleh batu empedu.
F. Pengobatan
Jika batu empedu berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala, maka penanganan
secara medis tidak diperlukan. Namun apabila penderita merasakan gejala sakit perut yang
muncul secara tiba-tiba, maka tindakan pengobatan perlu segera dilakukan.
Metode pengobatan batu empedu meliputi operasi pengangkatan kantung empedu
(kolesistektomi) atau konsumsi obat. Meski demikian, penggunaan obat jarang dilakukan
karena kurang efektif dalam mengobati batu empedu.
G. Komplikasi
Kolelitiasis jarang menimbulkan komplikasi, namun komplikasi dapat terjadi jika tindakan
pengobatan tidak tepat. Komplikasi itu meliputi kolesistitis akut, cholangitis, pankreatitis
akut, pseudokista pankreas atau sepsis.
H. Pencegahan
Kolelitiasis dapat dicegah dengan menjalani pola makan sehat dan seimbang.
Konsumsilah makanan tinggi serat dan hindari makanan bersantan, berminyak, berbumbu
kacang, atau mengandung mentega.
Selain itu, upaya pencegahan batu empedu juga dapat dilakukan dengan membatasi
konsumsi alkohol, berolahraga secara teratur, perbanyak konsumsi cairan, dan hindari diet
yang terlalu ketat.

1. Konsep Askep
A. Identitas pasien
Meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, tempat tinggal, tempat tanggal lahir,
pekerjaan dan pendidikan. Kolelitiasis biasanya ditemukan pada 20 -50 tahun dan lebih
sering terjadi anak perempuan pada dibanding anak laki – laki. (Cahyono, 2014)
B. Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat pengkajian. Biasanya
keluhan utama yang klien rasakan adalah nyeri abdomen pada kuadran kanan atas, dan
mual muntah.
C. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode PQRST, paliatif atau
provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien, quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana
nyeri dirasakan oleh klien, regional (R) yaitu nyeri menjalar kemana, Safety (S) yaitu
posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi nyeri atau klien merasa nyaman dan
Time (T) yaitu sejak kapan klien merasakan nyeri tersebut.
2) Riwayat kesehatan dahulu
kaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah memiliki riwayat
penyakit sebelumnya.
3) Riwayat kesehatan keluarga (genogram)
Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit kolelitiasis.
Penyakit kolelitiasis tidak menurun, karena penyakit ini menyerang sekelompok manusia
yang memiliki pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Tapi orang dengan riwayat
keluarga kolelitiasis mempunyai resiko lebih besar dibanding dengan tanpa riwayat
keluarga.
D. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
a) Penampilan Umum : Mengkaji tentang berat badan dan tinggi badan klien.
b) Kesadaran : Kesadaran mencakup tentang kualitas dan kuantitas keadaan klien.
c) Tanda-tanda Vital : Mengkaji mengenai tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi.
2) Sistem endokrin
Mengkaji tentang keadaan abdomen dan kantung empedu. Biasanya Pada penyakit ini
kantung empedu dapat terlihat dan teraba oleh tangan karena terjadi pembengkakan pada
kandung empedu.
E. Pola aktivtas
1) Nutrisi : Dikaji tentang porsi makan, nafsu makan
2) Aktivitas : Dikaji tentang aktivitas sehari-hari, kesulitan melakukan aktivitas dan anjuran
bedrest
3) Aspek psikologis : Kaji tentang emosi, pengetahuan terhadap penyakit, dan suasana hati.
F. Aspek penunjang
a) Hasil pemeriksaan Laboratorium (bilirubin, amylase serum meningkat)

b) Obat-obatan satu terapi sesuai dengan anjuran dokter.

DIAGNOSA
Diagnosa Keperawatan yang biasa muncul pada klien Cholelithiasis dan mengalami pembedahan
adalah :
Masalah keperawatan pada Pre operatif :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (Inflamasi)

b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

c. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

d. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan

e. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan asites

f. Resiko syok (Hipovolemik) berhubungan dengan kekurangan volume cairan


Masalah keperawatan pada Post operatif :
g. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif

h. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

i. Resiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur infansif

G. Askep

Anda mungkin juga menyukai