NIM : P05120320037
Program Studi : Sarjana Terapan Keperawatan dan Ners
Tingkat/Semester : I/II
Mata Kuliah : Mikrobiologi dan Parasitologi
Dosen Pengampu : Putri Widelia, S.Si., M.Si.
Hari/Tanggal : Selasa, 30 Maret 2021
Imunologi tumor
Salah satu penyebab kematian setelah penyakit infeksi adalah tumor. Tumor dapat dianggap sebagai
penyakit yang ditimbulkan karena ploriferasi yang progresif dari sel asal progenitor tunggal yang dapat
melepaskan diri dari pengawasan regulator sistem imun dan mekanisme homeostasis yang normal. Tumor
sendiri lebih sering terjadi pada orang dengan supresi sistem imun dibanding dengan orang normal. Radiasi
dapat mengakibatkan risiko 100 kali dibanding orang normal.
A. Antigen Tumor
Tumor mengekspresikan berbagai jenis molekul yang mungkin dapat dikenali oleh sistem imun
sebagai antigen asing. Jika sistem imun mampu bereaksi terhadap tumor pada seorang individu, tumor
tersebut pasti mengekspresikan antigen yang dilihat sebagai antigen asing (nonself) oleh sistem imun
individu tersebut. Berikut adalah golongan antigen tumor.
1. Produk berbagai gen yang bermutasi
Pengurutan (sequencing) gen tumor yang terbaru mengungkapkan bahwa pada tumor manusia
yang sering dijumpai terdapat banyak sekali mutasi berbagai gen yang tidak berperan pada
perkembangan tumor dan dinamakan “mutasi penumpang” (passenger mutations). Produk gen
yang berubah ini dapat merangsang respons imun adaptif terhadap tumor pasien tersebut. Pada
hakekatnya setiap gen dapat bermutasi secara acak pada tumor yang berbeda.
2. Produk onkogen atau gen penekan tumor (tumor suppressor genes) yang bermutasi
Beberapa antigen tumor adalah hasil mutasi/translokasi onkogen atau gen penekan tumor
(tumor suppressor genes) dan diperkirakan terlibat dalam transformasi keganasan, dinamakan
sebagai mutasi pengemudi (driver mutations). Jenis mutasi ini dapat menyandi protein yang dilihat
sebagai antigen asing. Protein baru yang dihasilkan juga dapat berperan sebagai antigen tumor.
3. Protein yang diekspresikan secara tidak lazim
Pada beberapa tumor manusia, antigen yang dapat menimbulkan respon imun tampaknya
merupakan protein normal (tidak bermutasi) yang ekspresinya mengalami disregulasi pada tumor.
Autoantigen yang secara struktural normal tersebut tidak akan menimbulkan respon imun, namun
karena ekspresi yang tidak lazim, membuat mereka menjadi imunogenik. Misalnya protein diri
yang hanya diekspresikan pada embrio tidak akan memicu toleransi pada orang dewasa, bila protein
yang sama diekspresikan pada tumor, maka kemungkinan dapat dikenali sebagai antigen asing oleh
sistem imun.
4. Antigen viral.
Pada tumor yang disebabkan oleh virus onkogenik, antigen tumor mungkin merupakan produk
virus.
B. Antibodi
Antibodi merupakan jenis protein yang dihasilkan oleh sel limfosit karena adanya paparan terhadap
Ag yang spesifik. Struktur dasar Ab terdiri atas 2 rantai berat (heavy-chain) dan 2 rantai ringan (light-
chain) yang identik. Setiap rantai ringan terikat pada rantai berat melalui ikatan disulfida (S-S).
Jenis Ab terbagi ke dalam lima kelas, yaitu IgG, IgM, IgA, IgE, IgD. IgG merupakan satu-satunya
immunoglobulin yang mampu melewati plasenta, sedangkan IgM tidak dapat melalui plasenta dan
disintesis pertama kali sebagai stimulus terhadap Ag. Pada topik ini akan lebih banyak dibahas IgG dan
IgM, karena yang banyak terlibat dalam reaksi transfusi dan terkait dengan pemeriksaan sebelum
transfusi (pre-transfusi tes) adalah jenis immunoglobulin tersebut. Adapun jenis immunoglobulin
lainnya, seperti IgE, berperan dalam reaksi alergi yang disebabkan oleh transfusi. IgE berperan dalam
reaksi alergi yang mengakibatkan sel melepaskan histamin. IgA ditemukan dalam sekresi eksternal,
sebagai contoh pada mukosa saluran nafas, intestinal, urin, saliva, air mata, dan sebagainya. Fungsi dari
IgA adalah dapat menetralisir virus dan menghalangi penempelan bakteri pada sel epitelium. IgD
merupakan penanda permukaan sel B yang matang dengan jumlah yang sedikit di dalam serum.
1. Antibodi jenis IgG
Ab IgG merupakan jenis Ab yang berperan pada imunitas jangka panjang. Reaksi transfusi,
umumnya menghasilkan Ab IgG. Ab jenis ini dapat menghasilkan reaksi hemolisis di dalam
pembuluh darah dengan cara Ab mensensitisasi sel darah merah dan mengaktifkan komplemen
pada kondisi optimal. Ab IgG tidak dapat beraglutinasi membentuk gumpalan darah secara
langsung, hal ini dikarenakan bentuk IgG yang cukup kecil, yang terdiri hanya satu subunit
immunoglobulin (monomer) dengan dua area pengikatan Ag (antigen binding site). Karena
bentuknya yang kecil, maka hanya IgG yang dapat menembus plasenta. Kondisi inilah yang dapat
menyebabkan reaksi pada janin. Ab IgG bereaksi optimal pada suhu 37oC, oleh karena itu seringkali
disebut dengan warm antibody.
2. Antibodi jenis IgM
Ab jenis IgM merupakan jenis Ab yang pertama dibentuk karena adanya paparan terhadap Ag
dan respon IgM biasanya pendek yaitu hanya beberapa hari yang kemudian konsentrasinya
menurun. Molekul IgM lebih besar dibandingkan IgG, dengan bentuk pentamer yang terdiri atas
lima subunit immunoglobulin dengan sepuluh tempat pengikatan Ag (antigen binding site). Ab
IgM bereaksi optimal pada suhu 4OC atau di bawah 30OC, dan seringkali disebut dengan cold
antibody. Ab IgM dapat mengikat komplemen dan menghasilkan reaksi lisis.