Anda di halaman 1dari 2

Tari Bang-Bang Wetan

Tari Bang-bang Wetan merupakan tarian yang menceritakan semangat juang putra-putri daerah Jawa
Timur dalam mengusir penjajahan. Oleh karenanya, tarian ini disuguhkan dengan "aroma" jawa
timuran yang rancak dan gagah. Ciri lain dari tarian ini adalah nuansa warna yang mencolok pads
kostum penarinya.

Bang-bang wetan dapat diartikan sebagai "abang-abang ing sisih wetan" (semburat merah di ufuk
timur). Semburat warna merah ini merupakan pertanda akan datangnya pagi. Pagi merupakan waktu
yang digunakan manusia untuk mewujudkan mimpi membumi, menjadikan harapan menjadi
kenyataan.

Tari Bang-bang Wetan merupakan kreasi Raff Dance Company. Sanggar Edi Peni Pacitan menarikan
tarian ini pada Festival Tari Tingkat SMP se-Kabupaten Pacitan tahun 2005. Dalam festival ini, Sanggar
Edi Peni berhasil menggondol predikat terbaik dan didapuk untuk mewakili kabupaten Pacitan dalam
ajang Majapahit Travel Fair (MTF) se-provinsi Jawa Timur. (PK)

Minggu
JUDUL : mbadok
TEMA : kesenjangan sosial(konflik sosial menganai masalah makan. Karena makan salah satu
kebutuhan utama setiap makhluk sosial)
PLOT/ALUR :
awalnya menunjukkan karakter masing2 kalangan dari kelas yg berbeda
Ada nenek2 tua yg hanya asik menikmati kesantaiannya dirumah tanpa memikirkan lingkungan
sekitarnya banyak yg kelaparan
Pekerja kantoran yg hanya sibuk dengan pekerjaannya dan tidak peduli dengan orang2 lainnya
Para pegawai kalangan atas yang hanya melihat kesengsaraan kalangan bawah dan membuang sisa2
makanan2nya dilemparkan ke para pengemis
Datanglah orang gila dan pengemis berebut makan dengan orang gila tsb
Lama kelamaan para pegawai itu pun sadar bagaimana jika mereka ada di posisi para pengemis yg
kelaparan
Hingga salah satu dr pengemis mati kelaparan dan para pegawai yg awalnya berfoya foya dengan
makanannya,sekarang jatuh miskinn dan akhirnya sadar bahwa makanan adalah kebutuhan utama
manusia, akhirnya para pegawai kaya,orang gila,bersama para pengemis yg msh hidup ikut memakan
bangkai pengemis yg sudah mati dan semuanya pun meninggal
SETTING :
KARAKTER :
Pengemis = pasrah
Para pegawai kalangan atas = sombong
Nenek2 kaya = acuh tak acuh
Pekerja kantoran = individualisme

Judul : sekolahku dalam pangkuan gerhana


Tema : sekolah bukan pilihan mahasiswa, melainkan pilihan orangtua
Alur : penonjolan karakter masing2 anggota gengs ulala dan membangga banggakan nama geng nya
Munculnya 2 siswa beda sekolah yg menjelaskan tujuan sekolah yg sebenarnya
Munculah tokoh geng sulala yg mengolok ngolok siswa sekolah sebelah yg sedang tekun belajar
Kemudian terjadi perdebatan saling mengunggulkan masing2
Muncullah 1 tokoh yg memberikan nasehat,menyadarkan,dan mendamaikan mereka
Setting :
Karakter :
Semua anggota geng sulala yg sombong
Gadis (slh satu anggota geng sulala) yg mengandalkan jatah kursi dr mamanya salah satu guru di sma
idola
2 anak sma lain yg rajin dan mementingkan belajarnya drpd gengsinya
1 tokoh penengah
SELASA
Judul : Genting dan gentas
Tema : (intinya) jgn terburu buru mengambil keputusan, meskipun berdampak baik bagi dirimu, tp
blm tentu orang yg kamu sayang juga merasakannya
Alur :
Ibunya(Mirna) selalu bermimpi utk disuruh membunuh anaknya agar ladang di lingkungannya tumbuh
subur kembali dan dapat merubah nasib masyarakat sekitar
Pengenalan sang genting yg sangat sayang kepada kakeknya
Sosok ibu yg menceritakan keinginannya yaitu merantau agar bisa merubah nasib keluarganya
Perdebatan dengan bapaknya karena tdk merestui anaknya merantau
Anaknya mendengar perkataan sang ibu bahwa ia dibisik i seseorang utk membunuh anaknya
Akhirnya terpaksa milna pun membunuh anaknya saat tidur dan sesuai perkataan sosok di mimpinya,
tumbuhlah padi dan tumbuhan2 lainnya yg subur
Setting : lighting sangat mendukung dan juga didukung oleh siluet
Karakter :
mirna(penyayang tp mudah terpengaruh)
genting(sabar,pasrah)
kakek(tegas,keras kepala)

Judul : Gak Ilok


Tema : (intinya) jangan menilai dari fisiknya,ihatlah ketulusannya
Alur :
Pengenalan karakteristik masyarakat desa segenok yg terkutuk karena tingkah laku wanitanya yg gak
ilok
Munculah para rakyat2 centil dan rakyat yg bau
Menceritakan raja jayanegara yg mengadakan sayembara mencari calon istri
Dan para rakyat yg sok cantik akhirnya tidak jadi mengikuti sayembara krn rajanya buruk rupa
Akhirnya raja memilih wanita bau kusam tetapi tulus
Dan raja pun berubah rupa menjadi sangat tampan
Dan mereka pun hidup bahagia di kerajaan
Setting : permainan lighting nya kurang mendukung
Karakter :
3 wanita sok cantik = sombong
Wanita tulus(lupa namanya) = ikhlas,pasrah,sabar,tulus
Raja = tegas,penyayang

Anda mungkin juga menyukai