PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini banyak sekali pementasan yang terjadi. Dari semua aliran yang
ada di teater dibagi menjadi dua aliran besar realis dan non realis. Sebagai karya
sastra, bahasa drama adalah bahasa sastra karena itu sifat konotatif juga dimiliki.
Pemakaian lambang, kiasan, irama, pemilihan kata yang khas, dan sebagainya
berprinsip sama dengan karya sastra orang lain. Akan tetapi karena yang ditampilkan
dalam drama adalah dialog, maka bahasa drama tak sebaku bahasa puisi, dan lebih
cair daripada bahasa prosa. Sebagai potret atau tiruan kehidupan, dialog drama
banyak berorientasi pada dialog yang hidup dalam masyarakat.
Saat ini wacana tubuh telah masuk sebagai salah satu agenda penting dalam
kajian budaya, tubuh telah memantapkan posisinya sebagai titik pusat diri. Ia adalah
medium yang paling tepat untuk mempromosikan dan memvisualkan diri sendiri.
Tubuh adalah bagian yang melekat pada diri kita, sekaligus penyedia ruang-ruang tak
terbatas untuk memamerkan segala jenis bentuk identitas diri. Tubuh juga bisa
dikatakan sebagai suatu proyek besar bagi seseorang; ia terus menerus
dibongkarbongkar, ditata ulang, dikonstruksi dan direkonstruksi, dieksplorasi secara
besarbesaran, didandani, disakiti, dibuat menderita atau didisiplinkan, untuk mencapai
Dalam penulisan konsep sebagai tugas akhir dari seni peran IV ini adalah
mengangkat sebuah pementasan yang beraliran nonrealis. Dalam pengertiannya,
Nonrealis sendiri mempunyai arti yaitu sebuah pementasan non verbal mendekati
suatu kejadian yang mementingkan kenyataan. Yang digambarkan bukannya hal-hal
yang berlebihan dan sentimental. (Prof. Dr. Herman J. Waluyo)
2.1.2 Drama
Istilah drama berasal dari Yunani (draomai) yang berarti perbuatan,
tindakan, atau aksi. Senada dengan ungkapan Harimawan bahwa drama
ialah kualitas komunikasi, situasi action. (segala yang terlihat di atas
pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan, dan ketegangan pada
pendengar/penonton (Harimawan, 2000:1).
2.1.3 Teater
Istilah teater juga berasal dari bahasa Yunani (theatron yang
diturunkan dari kata theomai yang berarti takjub melihat atau
memandang). Istilah teater mempunyai arti lebih luas dibandingkan istilah
drama. Teater dapat berarti drama, panggung, gedung pertunjukkan dan
grup pemain drama, bahkan dapat juga berarti segala bentuk tontonan
yang dipentaskan di depan orang banyak (Suparyanta, 2007:1).
2.1.4 Aktor
Aktor tidak berusaha menipu penonton. Tujuan aktor bukanlah
mewujudkan emosi,melainkan mempertunjukkan kepada kita
(penonton) kenyataan dibalik persamaan rupa. Tujuan aktor adalah
menafsirkan perwatakan serta memberikan interpretasi.(Anirun,
2002 ; 48)
3. Observasi
Setelah Aktor dan Sutradara telah bertemu dalam satu disiplin teori. Sutradara
membebaskan aktornya untuk mengeksplor tubuhnya sendiri dalam metode
disiplin teori yang digunakan. Selain itu Sutradara juga memberikan
metode-metode dalam latihan. Dan itu semua untuk pencapaian dalam mendairek
actor. Hal-hal itu antara lain :
1). Berdo’a sebelum dan sesudah latihan
2). mencerita tema dan cerita yang diangkat oleh sutradara
3). pemanasan sebelum memasuki teknik disipli teori Tadhasi Suzuki
4). Pencarian karakter tokoh
5). Pencarian gerak dari eksplorasi yang lebih ditekankan pada kreatif aktor..
6). Penetapan blocking
Adegan 01
1. Panggung fokus pada tengah, yayang mengeksplor dirinya diatas satu trap yang
dismbolkan sebuah pijakan diri. Disini yayang mengekpresikan dirinya pada
tubuh, dimulai dimana ia sedang menikmati hidupnya sendiri yang seperti
adanya. Asik dengan dunia sendiri hingga lupa dan sering mengabaikan
sekitarnya.
Adegan02
Adegan 03
3. Hingga akhirnya dari sekian banyak yang ingin mengajak komunikasi
terhadap yayang hanya ada satu orang yang mendapatkan respon dan bermain.
Itupun karena yayang merasa nyaman berada di dekatnya seperti yayang
mendapatkan sebuah pengertian dan perhatian.
4.
5. Selanjutnya disini terjadi blakout sementara aktor yang lain berdiam diri,
mematung dengan ditutupi kain dilain sisi yayang ekplorasi dengan tubuhnya
sendiri dengan simbolis menciptakan keramaian di dalam kesunyian. Yayang
membuktikan bahwa dibalik kesendirian ia juga merasakan bahagia dengan apa
yang terjadi.
Adegan 07
8. Namun pada akhirnya yayang tidak kuat atas rasa sakit yang diterima, ia
merasakan kecewa, merasala bersalah, merasakan kesedihan yang mendalam,
hingga keputus asaan terdahap dirinya. Kegelapan memakan jiwanya hingga
menggangu psikis dirinya.
b) Banimar
c) Syina
e) Diana
f) Anung
4.4.2 Busana
Tata busana adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai
tokoh untuk menggambarkan tokoh. Tata busana bisa dibuat berdasarkan budaya atau
jaman tertentu.
Busana dalam karya yang berjudul “ KURUSHIMI ” memberikan sebuah
simbol. Mereka seorang aktor memiliki berbagai macam karakter yang berbeda sesuai
dengan warna kostum karena pada dasarnya manusia itu berubah – ubah.
Berikut busana aktor :
7. Namun pada akhirnya yayang tidak kuat atas rasa sakit yang diterima,
ia merasakan kecewa, merasala bersalah, merasakan kesedihan yang
mendalam, hingga keputus asaan terdahap dirinya. Kegelapan
memakan jiwanya hingga menggangu psikis dirinya.
5.2 Saran
Di dalam sebuah proses penggarapan sebuah pertunjukan diperlukan
kesiapan yang matang, untuk menjadikan sebuah pertunjukan teater itu enak
ditonton dan bernialai baik. Yang pertama harus dilakukan adalah melakukan
analisis naskah secara benar. Agar nantinya tidak mengecewakan baik sutradara,
actor, maupun para pelaku di dalamnya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tadashi_Suzuki