Anda di halaman 1dari 2

Gagasan Seni

Sketsa Praktik Eksperimental Generasi Terkini Seni Pertunjukan Jepang

Seminar umum ini sekiranya membahas tentang konsep budaya Jepang dan seniman muda Jepang
berkarya. Riset ini kurang lebih membahas tentang: Program visiting fellows 2019 yang di adakan oleh
The Saison Foundation, Tari postmodern, dan seniman-seniman muda yang lahir pada tahun 1980-
1990.

Banyak karya dari seniman Jepang yang bisa dijadikan inspirasi dan ide oleh para seniman di Indonesia.
Melalui riset dari seorang dramatur Taufik Darwis ini, kita bisa mengambil beberapa inspirasi,
contohnya ketika Taufik Darwis memaparkan karya performance art dari Kyoko Iwaki yang
mengangkat tentang tragedi Fukushima di tahun 2011. Dan setelah di analisis terdapat teks sebagai
bahasa superposisi, kemudian representasi tari sebagai instalasi fisik dan sekaligus sebagai karya
teater dokumenter tidak hanya terbatas pada “pertunjukan tari” semata. Karya dari kyoko ini juga
menonjolkan integrasi harmoni tapi kemudian juga memperlihatkan masalah disorientasi mental.

Masih banyak lagi contoh-contoh yang bisa dijadikan sumber ide dan gagasan bagi saya khususnya
mahasiswi pascasarjana yang sedang mencari suatu inspirasi untuk berkarya. Saat ini saya sedang
tertarik oleh teks/narasi yang kemungkinan bisa saja digabungkan dengan karya yang akan saya buat
nantinya. Pada kuliah umum yang dibawa oleh seorang taufik Darwis, hasil risetnya terhadap karya
dari Yutaro Morokoso yang berjudul “foodcourt” yg diadakan di Kyoto Eksperiman Festival.

ia memilih tempat yang bukan seperti biasanya ruang perunjukan, tidak ada aktor utamanya dalam
karya tersebut. Ia memakai dialog atau teks yang rancu dalam pertunjukan tersebut.

Saat pertunjukan berlangsung, sang aktor duduk ditengah para penonton dan mulai berbicara dengan
dialog- dialog yang tidak memberikan arti tertentu, sehingga penonton diajak untuk berfikir dan
mengartikannya dengan pengertian masing masing. Karya ini merupakan karya performance dengan
basik teater. Dari sinilah nampak bahwa Yutaro menempatkan teks menjadi bagian dalam jaringan.

Tidak hanya instrumen yang berbunyi memungkinkan saya untuk membuat karya nanti, dari sini ide
untuk memainkan teks atau narasi, serta media ruang menjadi sangat menarik untuk saya dalam
mengkolaborasikan karya.

Anda mungkin juga menyukai