Anda di halaman 1dari 12

“TRAVESTI”

(VISUALISASI PERJUANGAN HIDUP TANDAK LUDRUK DALAM KARYA TARI)

Puspitaning Wulan
puspitaningwulan17@gmail.com
Dr. Setyo Yanuartuti, M.Si
setyo_yanuartuti@yahoo.co.id
Program Studi Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya

Abstrak

Karya tari Travesti merupakan sebuah karya representatif yang berangkat dari fenomena kehidupan perjuangan seorang
tandak ludruk. Menurut koreografer seorang Travesti bukanlah merupakan seorang transgender, mereka hanyalah
memiliki peran ganda dalam hal penampilan di atas panggung.. Karya ini memilih fokus untuk menggambarkan
kehidupan tandak ludruk dengan tipe tari simbolik. Karya tari ini ditujukan Mengkritisi kehidupan tandak ludruk pada
saat ini. Karya ini dibuat sebagai media ungkapan ekspresi, sebagai media social untuk mengulas kehidupan sosial
tandak ludruk. Memperkaya hasanah atau wawasan budaya. Memberikan tambahan sumber eksplorasi bagi penata tari
selanjutnya.
Kata Kunci: Travesti, simbolik, tandak ludruk

Abstract
Travesti dance masterpiece is an representative masterpiece is start from the phenomena, the struggle of life from
tandak ludruk. Based on choreographer, a Travesti is not a transgender, they are just having double role in same
time at performing on the stage. This masterpiece choose one focus to show tandak ludruk with simolic type. This
masterpiece was goal for ccritism the life of tandak ludruk right now. This dance was made as a expression media,
as a media social to review the life of tandak ludruk. Enrichment knowledge of culture and give some more
exploration source for other choreographer.

Keywords: Travesti, symbolic, tandak ludruk

1
bentuk akan memunculkan sebuah sajian karya yang
PENDAHULUAN
telah dipertunjukan dan menonjolkan dari segi
Seni tari merupakan salah satu bentuk seni bentuk pertunjukannya secara jelas dan nyata bisa
pertunjukan yang sudah cukup lama keberadaannya dibaca penonton. Sedangkan dari variabel isi itu
atau telah hadir dari zaman dahulu dan berkembang akan menyajikan sebuah karya yang terdapat
hingga saat ini. Pada zaman dahulu, seni tari pengembangan dalam konsep dan alur ceritanya
menjadi bagian terpenting dari berbagai ritual sehingga tidak dengan mudah penonton bisa
kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan siklus membaca konsep cerita tentang karya tersebut.
hidup manusia dan mempertahankan kelangsungan Selain itu penata tari terinspirasi kejadian atau
hidup manusia. Kebudayaan itu sendiri merupakan peristiwa di setiap aktivitas kesenian. Seringnya
hasil karya manusia yang mengandung ide dan melakukan kegiatan apresiasi seni pada suatu
gagasan dari masyarakat pelakunya yang berwujud pertunjukan, menimbulkan ide yang muncul dari
dalam aktivitas sebagai upaya untuk dalam pikiran penata tari untuk membuat karya tari
mengekspresikan pengalaman batinnya. Bahwa ini. Berbagai saran yang didapat melalui konsultasi
kebudayaan itu diekspresikan dalam tiga pembagian menjadi bahan pertimbangan serta melalui proses
wujud yakni kebudayaan sebagai kompleks tingkah eksplorasi dan konsultasi dari dosen pembimbing,
laku, kebudayaan sebagai ide gagasan nilai dan penata tari menemukan ide cerita. Cerita ini
kebudayaan hasil karya manusia. terinspirasi berawal dari melihat peretunjukkan
Kesenian merupakan kreasi bentuk-bentuk Ludruk yang tertarik pada bedayannya. Oleh karena
simbolis dari perasaan manusia. Penginderaan rasa itu muncullah sebuah pemikiran untuk menyajikan
kalbu seseorang dapat diciptakan dengan berbagai sebuah karya tari yang menceritakan tentang
saluran seperti seni music, seni tari, seni drama, dan Perjuangan Hidup Seorang Tandak.
lain sebagainya. Oleh karena itu kesenian
Fokus Karya
mempunyai cakupan bidang-bidang yang cukup luas Menentukan fokus karya tari membutuhkan
dan beragam. Selain itu juga bagian dari budaya dan waktu yang tidak sedikit dan proses yang cukup
merupakan sarana yang digunakan untuk panjang. Di antaranya proses membaca, konsultasi
mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa atau wawancara dengan seniman-seniman dan
manusia. Tidak hanya itu saja, kesenian selain untuk koreografer yang sudah berpengalaman. Setelah
mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa melalui proses tersebut, terkadang penata tari masih
manusia juga mempunyai fungsi lain. Misalnya bingung mendapatkan ide untuk digarap. Hal ini
mitos berfungsi menentukan norma untuk perilaku disebabkan oleh keterbatasan penata tari karena
yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai merupakan pengalaman pertama menggarap,
kebudayaan. sehingga penata tari mencoba untuk
Dalam penciptaan karya tari, terdapat dua mengembangkan imajinasi agar kreativitas itu
variabel yang akan mempengaruhi hasil karya atau muncul di dalam sebuah karya tari ini.
yang akan menjawab semua ide dan gagasan yang Pada karya ini, penata tari memfokuskan pada
dituangkan dalam kekaryaan tersebut. Variabel tipe dramatik untuk membangun suasana dan
ekspresi pada geraknnya agar sesuai dengan cerita. 5. Meningkatkan potensi atau daya kreativitas
Cerita yang diambil adalah mengenai perjuangan penata tari dalam membuat karya tari.
hidup seorang tandak. Dimana seorang tandak 6. Menambah pengalaman bergerak dengan
tersebut awalnya ditarikan oleh penari laki-laki yang teknik-teknik baru di dalam karya tari ini.
memakai baju wanita. Jadi seorang tandak tersebut 7. Menambah apresiasi seni tari dalam penyajian
memiliki 2 sisi kehidupan yakni; sisi sebagai wanita karya tari ini yakni pemahaman mengenai
dan sisi yang lain sebagai laki-laki. Garapan ini teknik gerak dan suasana yang terbangun
berbentuk tari lepas atau sering disebut juga dengan dengan tipe dramatik.
pethilan yaitu jenis tarian kreasi yang disajikan 1.1 Definisi Operasinal
dalam bentuk terpisah dari serangkaian asal-usul 1. Visualisasi
tarian itu berada. Jadi tarian ini berasal dari Visualisasi adalah rekayasa dalam
pertunjukan yang sudah ada, kemudian dilepas atau pembuatan gambar, diagram atau animasi
dipisah dari pertunjukan tersebut. Tarian ini untuk penampilan suatu informasi. Secara
bentuknya bisa berpasangan atau tunggal. umum visualisasi merupakan gambaran baik
Tujuan Penciptaan yang bersifat abstrak maupun nyata yang
1. Mengkritisi kehidupan tandak ludruk pada telah dikenal sejak awal dari peradaban
saat ini manusia.. Menurut McCormick (et
2. karya ini dibuat sebagai media ungkapan al.,1987),visualisasi memberikan cara untuk
ekspresi melihat yang tidak terlihat. Beberapa hal
3. karya ini dibuat sebagai media social untuk yang menyusun terbentuknya visualisasi :
mengulas kehidapan social tandak ludruk 1. penggunaan tanda-tanda (signs)
4. Memperkaya hasanah atau wawasan 2. gambar (drawing)
budaya. Memberikan tambahan sumber 3. lambang dan simbol
eksplorasi bagi penata tari selanjutnya. 4. ilmu dalam penulisan huruf
Manfaat Penciptaan (tipografi)
1. Menambah khasanah dalam penggarapan karya 5. ilustrasi dan warna
tari di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Visualisasi merupakan upaya manusia
khususnya Jurusan Sendratasik. dalam mendeskripsipkan maksud tertentu
2. Karya tari ini dapat dijadikan cerminan untuk menjadi sebuah bentuk informasi yang lebih
menanamkan nilai-nilai pendidikan khususnya mudah dipahami.
selalu belajar tentang kesenian. 2. Gerak
3. Mengembangkan dan menuangkan imajinasi Gerak, pada dasarnya adalah proses
berkarya tari serta menambah ide-ide dalam perpindahan atau peralihan dari satu pose
menciptakan karya tari. menuju pose yang lainnya. Dalam
4. Menambah pengalaman-pengalaman yang pengertian ini berarti gerak juga merupakan
belum pernah dilakukan selama aktivitas sebuah pergeseran dari satu tepat menuju
berkesenian. tempat yang lainnya. Gerak Dalam

3
Pertunjukan Tari sangatlah berbeda dengan bahwa koreografi berasal dari bahasa Inggris
gerak pada umumya. Dalam tari gerak choreography, yaitu choreia yang artinya „tarian
sudah mengalami stilisasi atau bahkan bersama‟ atau „koor‟ dan graphia yang artinya
distorsi, dan terpola dalam tatanan ritmis. „penulisan‟. Jadi koreografi adalah penulisan dari
Walau demikian gerak dalam pertunjukan sebuah tarian kelompok, akan tetapi dalam dunia tari
tari masih dapat dibedakan atas lima koreografi sering diartikan sebagai pengetahuan
macam, yakni: penataan tari atau hasil susunan tari (Murgiyanto,
 Gerak terpola, yakni gerak yang 1983:3). Pengertian lain koreografi pada tataran
memiliki terpola baik bentuk, teknik, teknis dipadankan dengan istilah “garap”, atau
dan ritmenya. perilaku kreatif yang mencari sejumlah teba gerak
 Gerak spontan merupakan gerak yang baru terhadap karya tari (Hidayat, 2011:32).
dilakukan oleh seorang penari secara Berbagai pemahaman dari pendapat di atas istilah
tiba-tiba dan biasanya sesaat, koreografi dapat disimpulkan sebagai proses
sehingga bentuknya semacam gerak pemilihan, penataan dan pengaturan dalam
reflek. menciptakan gerak sehingga menjadikan sebuah
 Gerak improvisasi, yakni gerak yang karya tari, selain itu selalu ada manusia kreatif yang
dilakukan oleh seorang penari secara menjalankannya. Seseorang dianggap kreatif adalah
tiba-tiba atas upaya kreatifnya seseorang yang berani menghadapi segala resiko
menanggapi situasi atau suasana berhasil atau tidak berhasil dalam pencarian gerak
adegan saat di atas panggung. yang belum ada serta manusia yang memiliki ide

 Gerak maknawi, adalah gerak yang dari sebuah gambaran suatu sikap baru, pandangan

memiliki makna atau gerak yang baru serta konsep baru, pernyataan mengenai
mengandung arti. manusia kreatif ini dalam dunia tari yang sering

 Gerak murni, adalah gerak yang dikenal dengan sebutan koreografer (Sumardjo,

diciptakan atas dasar pertimbangan 2000:80). Menurut Sal Murgiyanto ada beberapa

gerak semata tanpa memikirkan tema prinsip bentuk seni di antaranya: Transisi, Urutan

atau makna yang terlahir dari gerak (Sequence), Repetisi.

tersebut. METODE

3. Dramatik Dalam karya ini koreografer akan menggunakan

Tipe dramatik merupakan tarian tari yang metode konstruksi, Konstruksi adalah metode yang

menonjolkan kekuatan-kekuatan yang digunakan sebagai langkah-langkah untuk

mengambarkan tentang suasan. mengkonstruksi sebuah tarian yang terdiri dari

Adapun beberapa teori yang menjadikan rangsang awal, menentukan tipe tari, menentukan

landasan untuk mewujudkan karya tari ini: mode penyajian, kegiatan eksplorasi, improvisasi,

. 1. Koreografi analisis dan evaluasi, serta seleksi untuk

Menurut pengertian Sal Murgiyanto dalam penghalusan atau finishing. Seperti halnya menurut

bukunya yang berjudul “Koreografi” mengatakan Jacqueline Smith yang telah diterjemahan oleh Ben
Suharto dalam metode konstruksi 1 mengatakan, b. Jenis Karya
awal terdapat rangsang tari, tipe tari, perlakuan Jenis Karya tari ini adalah cara dalam gaya
terhadap bahan untuk membuat gerak penyajian suatu pertunjukan tari atau cara
representational dan simbolik, improvisasi–seleksi koreografer tari dalam menyajikan sebuah garapan
pemula gerak tari (Suharto, 1985:20). gerak tarinya yang berhubungan dengan ide garap.
A. Rencana Karya Cara penyajian menurut Jacqueline smith yang
1. Tema diterjemahkan oleh Ben Suharto telah dibagi
“Perjuangan” menjadi dua, yaitu representative dan simbolis
Perjuangan berarti usaha untuk menggapai (Suharto, 1985:29). Pertama representative yaitu
sesuatu, sesuatu itu berarti apa yang kiat pengungkapan karya tarinya jelas baik cerita
didambakan, sesuatu yang kita dambakan berarti maupun tokohnya diungkapkan secara jelas,
merupakan hal yang positi. Jadi pada hakekatnya sehingga penonton mudah memahami apa yang telah
perjuangan merupakan sebuah langkah kita untuk dipertunjukan. Kedua simbolis bahwa cara
menggapai sesuatu yang baik. Dalam dunia ini tidak pengungkapan garapan suatu tari diekspresikan
mungkin orang yang mengalami sebuah kesuksesan melalui simbol-simbol dengan memiliki makna
tanpa diawali dengan perjuangan. tertentu. Sistem simbol itu juga tidak semata-mata
Pengertian lain perjuangan adalah suatu usaha diam atau bisu, tetapi dapat berbicara kepada orang
untuk meraih sesuatuyang diharapkan demi lain yang menunjukan isi dalam suatu karya yang
kemuliaan dan kebaikan. hendak disampaikan (Hadi, 2005:23). Karya tari ini
2. Judul dan Sinopsis menggunakan jenis karya yang akan diungkap secara
a. Judul simbolik, artinya tari tidak selalu menyajikan bentuk
Kata Travesti berarti pemain yang memainkan pengambaran aslinya melainkan mengungkapkan isi
peran ganda dalam ludruk. Dengan demikian kata melalui bentuk gerak yang lebih memperhatikan
Travesti diungkapkan dalam penggambaran seorang makna pesan dan cara pesan untuk disampaikan
penari ludruk. (Danesi, 2010:15), seperti halnya penyajian pada
b. Sinopsis karya Rendy Fantias diungkap secara simbolis yang
Gumregut jiwanyo sigra…….. artinya tari tidak selalu menyajikan bentuk
Ngawiwiti ludruk kang wus kegedok…. pengambaran aslinya melainkan isi yang diungkap
Lumantar laku agesang… melalui bentuk gerak. Dengan demikian, yang
Aku nandak gawe sandang pangan… ditampakkan pada koreografi model ini adalah lebih
3. Tipe/ jenis karya menawarkan esensi suatu makna (Rendy. 2012. Vol
a. Tipe karya 1. 74-75). Hal ini koreografer akan mengeksplorasi
Karya ini menggunakan tipe tari simbolik yaitu pada gerak tradisi, jenis garapannya akan
menunjukkan kekuatan ekspresi melalui simbol pada menggunakan motif-motif gerak tradisi yang
gerak yang mengungkapkan sebuah makna dari dikembangkan, karena diinginkan dapat membentuk
konsep perjuangan hidup seorang tandak. sebuah pengemasan gerakan-gerakan yang kreatif,
variatif, atraktif, dinamis, dan inovatif dengan

5
memaksimalkan olah tubuh kepenarian yang siap konsepnya karena gerakan yang tegas, cepat dan
untuk diarahkan. dinamik adalah penggambaran dari kehidupan
4. Teknik sehari-harinya sebagai seorang laki-laki, sementara
Tehnik yang akan digunakan dalam karya tersebut gerak yang halus dan mengalir penggambaran dari
yaitu jenis gerak tehnik tradisi yang disajikan dalam sisi perempuan. Music yang digunakan
bentuk terpisah dari serangkaian asal-usul tarian itu halus,endel,tegas seperti penggambaran kedua sisi
berada. Jadi tarian ini berasal dari pertunjukan yang karakter tersebut dan penggambaran musiknya
sudah ada, kemudian dilepas atau dipisah dan seperti music ludrukan namun dikembangkan.
dikembangkan dari pertunjukan tersebut. Setiap Instrument yang dipakai menggunakan gamelan
gerakan yang ada dalam karya tari ini ditata secara jawa (slendro).
sistematis agar menjadi satu kesatuan gerak yang
utuh. Motif desain yang digunakan ada motif 8. Tata rias, Rambut dan Busana
serempak atau yang disebut juga unison. Pada motif Tata Rias yang dipergunakan oleh penari adalah
ini mengutamakan keseragaman dan kekompakan. rias cantik yang agak mencolok Rias penari
Hamper disetiap bagian menggunakan desain ini. ditujukan untuk memberi kesan cantik dan bersih
Desain canon, merupakan desain yang dilakukan serta tidak terlihat pucat ketika terkena sorot lampu.
secara bergantian dan saling menyusul. Adapun sedikit penegasan garis-garis pada alis dan
5. Gaya bayangan mata serta warna-warna yang serasi
Gaya adalah ciri khas atau corak yang terdapat pada dengan kesan natural ditujukan agar bentuk garis-
bentuk maupun teknik gerak itu sendiri. Ciri khas garis pada wajah terutama pada sorotan mata penari
pada gaya ini dapat berkaitan dengan latar belakang bisa terlihat lebih tajam jika dari jarak kejauhan.
budaya, perkembangan zaman, geografis dan
kedaerahan serta masih banyak lagi. Gaya yang
digunakan oleh penata tari yaitu dengan cirri khas
gaya gerak halus, centil yang menggambarkan sisi
karakter perempuan, sementara gerakan yang tegas,
dinamis mengambarkan sisi karakter dari laki-laki.
Penata tari memilih corak atau cirri khas daerah
jatimuran khususnya Surabaya.

5. Pemain dan Instrumen Tatarias


Dalam pembuatan karya ini ditarikan oleh 5 orang
penari laki-laki. Namun 5 penari laki-laki tersebut Tata rambut dibuat seperti tata rambut pada
tidak sepenuhnya menarikan tarian laki yang penari ludruk, yaitu dengan menggunakan sanggul
pengambarannya tegas dan dinamik, tetapi penari konde. Serta dengan hiasan melati dan bunga dan
tersebut juga menggambarkan gerak yang halus dan bagian depan rambut disasak agar terlihat lebih
lembut sebagai sisi kewanitaanya. Kembali lagi pada
tinggi. Bagian depan dari rambut diberi sunggar b. Iringan
sebagai aksesoris. Musik yang digunakan halus,endel,tegas
seperti penggambaran kedua sisi karakter tersebut
dan penggambaran musiknya seperti musik ludrukan
namun dikembangkan. Instrument yang dipakai
menggunakan gamelan jawa (slendro).
Penggarapan music juga menggunakan
music dengan instrument drum dan simbal, karena
untuk memunculkan suasana kerakyatan dalam
tarian, sehingga tarian tidak terkesan terlalu ormal
atau statis.

B. Proses Penciptaan
Tata busana bukan semata-mata hanya berfungsi Proses penciptaan adalah suatu proses kreatifitas
untuk menutupi bagian-bagian pada tubuh penari, yang dilakukan oleh manusia dalam mewujudkan
tetapi perlu berbagai pemikiran dan gambaran yang suatu ide sehingga menghasilkan karya sesuai
lebih dalam bagi seorang penata tari agar busana dengan apa yang telah diinginkan, setelah
yang dikenakan dapat mendukung gerak penari. menentukan rangsang awal selanjutnya melakukan
9. Seni Pendukung proses karya. Proses dimulai dari menanggapi
a. Properti respon-respon dari rangsang awal yang telah
Karya ini menggunakan property berupa menggunakan kerja studio yaitu eksplorasi,
sampur. Sampur digunakan bukan hanya untuk improvisasi, komposisi/ pembentukan, dan evaluasi.
menari saja tetapi sampur juga dieksplor menjadi Berikut penjelasannya:
property yang tidak statis.
Bukan hanya menggunakan sampur, tetapi 1. Rangsang Awal
sanggul yang digunakan oleh penari juga Menurut Jacqueline smith yang telah
dipergunakan sebagai salah satu property pada karya diterjemahkan oleh Ben Suharto dalam
ini. bukunya yang berjudul “Komposisi Tari”
Sehingga sanggul yang juga menjadi tat arias mengatakan rangsang tari dapat didefinisikan
rambut, juga bisa dilepas untuk dipergunakan sebagai sesuatu yang membangkitkan pola
sebagai property pada bagian akhir dalam tarian. pikir, semangat, atau mendorong suatu
yang akan dipadukan untuk menebalkan fokus isi. kegiatan. Rangsang bagi komposisi tari dapat
Selain itu ada properti buku besar berserta kuas dan berupa auditif, visual, gagasan, rabaan, atau
cat berwarna hitam sebagai pemaknaan dan kinestetik (Suharto, 1985:20). Metode dalam
penekanan letak koma. menemukan fokus karya dilakukan dengan
melalui rangsang awal, dengan hal ini dapat
membantu koreografer menentukan langkah

7
awal ketika akan membuat penataan karya tari. sesuai, antara tafsir atau rencana awal dan hasil
Rangsang awal adalah munculnya rasa nyatanya.
keinginan untuk menyusun sebuah karya. Pada
karya ini koreografer menggunakan rangsang 3. Menentukan mode penyajian
awal visual Rangsang awal adalah permulaan Langkah menentukan mode penyajian sama
dari sesuatu yang dapat memotivasi atau halnya dengan menentukan tipe tari karena harus
mendorong seseorang untuk membangkitkan benar-benar dipertimbangkan dalam proses
pikiran dan semangat dalam berkegiatan. penciptaan. Hal ini bertujuan agar karya dapat
Dalam pembuatan karya ini, penata tari berwujud dengan model seperti apa nantinya,
mendapat rangsang awal dari karya ini melalui kaitannya dengan menyampaikan isi, gagasan,
rangsangan secara visual. Rangsangan ini konsep, rasa, suasana, atau suatu kejadian sehingga
berawal dari melihat pertunjukkan ludruk yang pemilihan mode penyajian ini dapat mewujudkan
tertarik pada bedayannya. Melihat dari konsep bentuk apa yang sesuai dengan isi yang akan
garap dan konsep seni pertunjukannya saya disampaikan.
tertarik untuk membuat cerita yang diambil 4. Eksplorasi
adalah mengenai perjuangan hidup seorang Eksplorasi adalah tahap awal proses koreografi,
tandak. Dimana seorang tandak tersebut yaitu suatu penjajagan terhadap obyek atau
awalnya ditarikan oleh penari laki-laki yang fenomena dari luar dirinya atau dapat dikatakan
memakai baju wanita. Jadi seorang tandak sebagai suatu pengalaman untuk mendapatkan
tersebut memiliki 2 sisi kehidupan yakni; sisi rangsangan, sehingga dapat memperkuat daya
sebagai wanita dan sisi yang lain sebagai laki- kreativitas. Eksplorasi menjadi bagian yang tidak
laki. terpisahkan dalam proses penciptaan karya seni
untuk mencari kemungkinan-kemungkinan baru lalu
2. Menentukan tipe tari memilih dan memetik ide-ide yang dianggap
Menentukan tipe dalam sebuah penggarapan menarik untuk dirangkai dalam sebuah karya seni
karya tidaklah hal mudah bagi seorang koreografer, melalui proses penjajakan. Koreografer dalam
dengan adanya berbagai macam tipe akan tetapi bereksplorasi akan mencari dan menggumpulkan
tetap satu yang harus dipilih untuk mewujudkan berbagai macam informasi dari mengamati berbagai
bentuk pada sebuah karya. Langkah-langkah dalam gejala, merefleksikan pengalaman-pengalaman
menentukan tipe tari yaitu koreografer harus estetika maupun ideologi. Eksplorasi termasuk
memahami satu-persatu pengertian dari tipe tersebut, memikirkan, mengimajinasikan, merenungkan,
kemudian mulai menyesuaikan dengan isi karya, merasakan, dan juga merespon obyek-obyek atau
menyesuaikan tidak semudah membaca melainkan fenomena alam yang ada.
harus memilah-milah dengan mempertimbangkan Ada beberapa tahapan eksplorasi. Tahapan
keuntungan maupun kerugian dalam menyatu pertama, biasanya koreografer menentukan terlebih
padukan antara isi ke dalam sebuah bentuk agar apa dahulu tema karya yang akan diciptakan. Tema ini
yang akan disampaikan maupun diharapkan bisa kemudian menjadi panduan untuk eksplorasi tahap
kedua, yaitu mencari ragam gerak yang akan penyempurnaan karya tari. Tahap ini dinyatakan
menentukan bentuk, lalu bentuk yang nantinya akan sebagai tahap akhir dalam pembentukan maupun
dapat ditangkap oleh penikmat melalui inderanya. penataan sebuah gerak, setelah tahap ini dilakukan
5. Improvisasi maka karya akan siap untuk dipertunjukan.
Improvisasi adalah suatu proses yang kompleks
tentang tanggapan terhadap suatu rangsangan 9. Teknik Penyampaian Materi Kekaryaan
khusus, yang mengembangkan ensensi spontanitas Masing-masing koreografer jelas memiliki teknik
serta memberikan kekayaan dan variasi pengalaman yang berbeda untuk menyampaikan materi karyanya
gerak tanpa memerlukan banyak waktu yang kepada penari. Dalam karya ini koreografer akan
direncanakan. Improvisasi sering disebut tahap menguraikan dengan sistematis bagaimana metode
mencoba-coba atau bergerak secara spontanitas dari dalam menyampaikan materi kepada penari,
pengalaman tari yang lain. Tahap ini digunakan diantaranya: menjelaskan keseluruhan mengenai
untuk memperkuat kreatifitas gerak dalam penataan konsep karya yang akan diciptakan, memberikan
suatu karya (Hadi, 2014:76). peluang untuk diskusi kepada penari terutama, serta
tim pendukung lainnya seperti halnya pemusik,
6. Komposisi atau Pembentukan lightingmen, artistic, serta crew yang mendukung
Komposisi atau composition berasal dari kata to mengenai karya, setelah itu mencoba mengapresiasi
compose yang artinya meletakkan, mengatur, atau bersama-sama pada sebuah video atau foto-foto yang
menata bagian-bagian sedemikian rupa sehingga satu sesuai dengan karya sebagai rangsangan untuk
sama lain saling berhubungan dan secara bersama mengawali proses, mencoba kegiatan proses studio
membentuk kesatuan yang utuh. Maka dari itu, tahap (eksplorasi, improvisasi, komposisi/ pembentukan,
ini adalah sebagai pembentukan yang biasa menganalisa/ mengevaluasi), melakukan uji coba
dikatakan menata bentuk gerak menjadi sebuah pementasan, melakukan evaluasi untuk maju ke
tarian atau koreografi dalam menyusun motif-motif tahap per tahapan sebagai titik penyempurnaan,
gerak menjadi satu kesatuan (Murgiyanto, 1983:11). melakukan pembenaran sebagai langkah finishing
dan terakhir menjadi sebuah karya yang utuh dan
7. Analisis dan Evaluasi dapat dipertunjukan untuk dinikmati.
Setelah melakukan eksplorasi, improvisasi, dan
komposisi, maka tahap berikutnya adalah melakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
analisis gerak atau evaluasi terhadap gerak-gerak Karya tari Travesti merupakan sebuah karya tari
yang sudah tercipta serta menyesuaikan konsep yang yang berasal dari proses pengamatan penari pada
telah disusun sebelumnya. kesenian ludruk. Menurut pandangan koreografer
seorang penari Travesti diartikan sebagai seorang
8. Finishing penari laki-laki yang berpura-pura menjadi penari
Setelah melakukan tahap analisis dan evaluasi, perempuan, namun hanya terjadi dalam panggung
kita akan mengetahui untuk menyeleksi bagian mana saja..
yang akan dikurangi ataupun ditambahakan sebagai

9
Suatu karya seni dapat dikatakan berhasil apabila lain, ada yang menggambarkan gerakan merokok,
memiliki 3 unsur didalamnya antara lain penonton, ada yang menggambarkan gerakan duduk dengan
pembuat seni, dan karya seni. Penonton dapat bersantai, kemudian semua penari berkumpul dan
difungsikan sebagai penikmat ataupun penghayat melakukan gerak bersamaan, hal ini dilakukan untuk
ketika menyaksikan pertunjukan karya seni, mewujudkan suasa yang tidak serius dan terkesan
kemudian koreografer adalah sebutan untuk sedikit gecul atau lucu. Pencahayaan diokuskan pada
seseorang pembuat seni (jika itu seni tari), bagian death centre karena agar mencakup satu pusat
sedangkan karya seni adalah suatu hasil dari dalam diri penari.
kegiatan berkesenian yang dilakukan oleh pembuat 2. Bagian Inti (Klimaks)
seni. Ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama Pada bagian ini banyak memunculkan
lain, jika tidak ada satu diantaranya maka tidak dapat gerakan-gerakan yang menggambarkan sisi
dikatakan sebagai karya seni yang berhasil. Oleh perjuangan pada seorang tandak, gerakan yang
karena itu untuk meyempurnakan keberhasilan dimunculkan lebih banyak memiliki gerak-gerak
tersebut juga harus mempertimbangkan dan yang stakato sehingga gerakan yang dimunculkan
memperhatikan dalam hal menentukan sebuah isi, lebih memiliki gerakan yang tegas.
bentuk, teknik dan gaya sebelum membuat karya Pada bagian atau adegan ini koreograer
seni. berusaha memunculkan sisi perjuangan hidup yang
Berikut analisis perbagian menurut tari studi jika diambil sebagai tema dalam tarian, sehingga lebih
dikaitkan dengan isi, bentuk, dan teknik pada karya banyak sikap-sikap gerak yang tegas dan dinamis.
tari Pause: Gerakan yang tegas dan dinamis dipergunakan untuk
1. Bagian Introduksi (Pembuka) perwujudan penggambaran permasalahan yang
Pada bagian ini koreograi berusaha memunculkan terjadi dalam diri seorang penari ludruk. Penari yang
sebuah unsur yang tidak berusaha terlihat ormal. merupakan seorang laki-laki harus bisa
Sehingga bentuk-bentuk non ormal dalam tarian ini membawakan gerakan penari perempuan, yang mana
lebih banyak dimunculkan. para penari harus memiliki karakter gerak ganda,
Seperti pada saat pertama kali penari masuk, yaitu perempuan dan laki-laki.
dimunculkan dengan adegan merokok yang mana Permasalahan digambarkan dengan mewujudkan
untuk menggambarkan suasa teropan yang ada di karakter-karakter gerak yang maskulin dan
panggung ludrukan. bervolume lebar, sehingga lebih terlihat sisi
Gerakan-gerakan yang dimunculkan merupakan kepenarian yang maskulin.
gerakan verbal, jadi tidak merupakan gerakan yang Penata tari berusaha untuk mewujudkan bentuk-
berbentuk gerak-gerak indah dan maknawi. bentuk gerak yang mengambil pijakan gerak dari
Penggambaran gerak yang verbal ini digambarkan Remo, tetapi dengan penambahan-penambahan
hanya pada bagian depannya saja. gerakan yang disesuaikan pada tema atau konsep
Awal adegan penari masuk satu per satu dengan pada tarian tersebut.
saling melakukan gerakan-gerakan verbal yang 3. Bagian Penutup
ditarikan secara bergantian dan berbeda satu sama
Pada bagian ini, penata ingin memunculkan travesti di kesenian ludruk yang selalu mendapatkan
sisi penurunan atau biasa disebuat dengan adegan pandangan negatif dari public, karya tari ini
anti klimaks. Adegan yang dimunculkan dalam mencoba merepresentasikan bentuk-bentuk yang
bagian ini lebih banyak menggunakan gerakan- verbal maupun yang tidak. sehingga sajian yang
gerakan yang gecul, sehingga lebih banyak ditawarkan di dalam pertunjukan karya tari Travesti
dilakukan gerakan verbal. adalah sebuah eksplorasi gerak – gerak Jawa
Gerak verbal yang dipergunakan oleh penata Timuran yang juga dipadu dengan sisi gerak gecul
tari merupakan gerakan-gerakan yang biasanya yang tidak terlepas dari pijakan kesenian ludruk serta
terdapat pada kesenian ludruk. Misalnya saja, dalam melalui proses kreatif telah menjadikan bentuk yang
ludruk selalu terdapat parikan, dalam karya ini pun baru secara kompleks.
juga memunculkan parikan yang dilakukan oleh Dari hasil karya tari ini dapat disimpulkan bahwa
penari, tetapi lebih dikolaborasikan dengan gerak- dari bentuk-bentuk representasi kehidupan penari
gerak jogedan yang gecul dan cenderung tidak ludruk berdasarkan fokus yang terpilih. koreografer
beraturan atau tidak memiliki gerak yang pakem. mendapatkan bermacam-macam bentuk diantaranya
Pada bagian akhir, penari juga pada gerak, pola lantai, iringan musik, serta
memunculkan gerakan salah seorang penari yang pendukung lainnya.
mengangkat sanggul yang diartikan sebagai bentuk Saran
visualisasi, bahwasanya para penari travesti, Koreografer berharap bentuk penyajian yang
sejatinya masih memiliki karakter dirinya sendiri. diangkat dan divisualisasikan sebagai fokus dapat
Bukan semata-mata menari sampai terbawa arus, dijadikan bahan apresiasi, serta dapat di fahami
tetapi masih mempertahankan identitasnya sendiri dengan jelas oleh suatu pemikiran yang imajinatif
sebagai seorang laki-laki.Terdapat gerakan dengan oleh penikmat bahwa dari hal kecil yaitu suatu tanda
para penari yang berteriak, yang dimaksudkan untuk dapat dijadikan sebuah pertunjukan karya tari.
menggambarkan sisi jantan atau laki-laki. Adapun dengan adanya karya tari Travesti ini
juga dapat dijadikan inspirasi dan motivasi para
PENUTUP koreografer muda dalam menciptakan karya-karya
Simpulan tari selanjutnya dengan menghubungkan dan
Karya Tari Travesti merupakan sebuah karya tari menggabungkan sesuatu yang dianggap bermanfaat
ysng memvisualisasikan sisi perjuangan hidup untuk menebalkan, serta membantu mengungkap
tandak ludruk yang diwujudkan dalam karya tari fokus maupuun isi garapan sesuai harapan.
simbolis. Karya ini merupakan sebah karya yang Koreografer berharap bahwa pertunjukan ini bisa
merepresentasikan kehidupan-kehidupan penari memberi inspirasi, dan disarankan bagi penata-
ludruk ketika diatas panggung dan dibawah penata tari yang lain untuk menindak lanjuti setelah
panggung.. Dalam karya tari ini penata telah berapresiasi untuk membuat karya dengan media
mengangkat tentang persoalan mengenai fase-fase yang lebih menarik dan variatif.
kehidupan seorang penari ludruk. Berangkat dari Koreografer berharap untuk semua penikmat agar
sebuah fenomena pada kehidupan para penari dapat belajar dari hal kecil yang akan dijadikan

11
besar, ataupun hal yang tidak mungkin menjadi
mungkin, bahkan hal yang susah akan menjadi
mudah, dengan mengembangkan ilmu interpretasi
berserta memanfaatkan pemikiran yang kreatif.
Saran disusun berdasarkan temuan penelitian yang
telah dibahas. Saran dapat mengacu pada tindakan
praktis, pengembangan teori baru, dan/atau
penelitian lanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Fantiyas, Rendy. 2012. “Bentuk Penyajian Karya Tari


Forbidden”. Jurnal Solah Seni Pertunjukan. Vol 1. 74-
75.
Hadi, Sumandiyo. 2003. Aspek-aspek Dasar: Koreografi
Kelompok. Jogjakarta: Elkaphi.
--------------------. 2014. Koreografi: Bentuk-Teknik-Isi.
Yogyakarta: MRA.
Hidayat, Robby. 2011. Koreografi & Kreativitas:
Pengetahuan dan Petunjuk Praktikum Koreografi.
Yogyakarta: Kendil Media Pustaka Seni Indonesia.
Humphrey, Doris. 1983. Seni Menata Tari. Judul Asli:
The Art Of Making Dances. Diindonesikan oleh Sal
Murgiyanto. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta.
Meri, La. 1986. Elemen-elemen dasar Komposisi Tari.
Judul asli: Dances Composition, the Basic Elements.
Diterjemahkan oleh Soedarsono. Yogyakarta:
Lagaligo.
Murgiyanto, Sal. 1983. Koreografi: Pengetahuan Dasar
Komposisi Tari. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
-------------------. 2004. Tradisi dan Inovasi: Beberapa
Masalah Tari Di Indonesia. Jakarta: Wedatama Widya
Sastra.
Muslich, Masnur. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia:
Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Smith, Jacqueline. 1985. Komposisi Tari: Sebuah
Petunjuk Praktis Bagi Guru. Judul Asli: Dance
Composition. Diterjemahkan oleh Ben
Suharto.Yogyakarta: Ikalasi Yogyakarta.
Soedarsono. 2006. Tripologi Seni: Penciptaan Eksistensi
dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.
Sudrajat. 2014. Penerapan Staccato Pada Gubahan
Arsitektur. Jurnal Teknik Pomits. Vol 1. 01.
Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai