net/publication/341542452
CITATION READS
1 8,483
3 authors, including:
Rully Rochayati
Universitas PGRI Palembang
3 PUBLICATIONS 6 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Rully Rochayati on 21 May 2020.
Oleh
Rully Rochayati,M.Sn
Program studi Pendidikan Sendratasik, FKIP, Universitas PGRI Palembang
Jl. Jend. A.Yani Lrg. Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang Telp. (0711)510043
Fax (0711) 514782
rullyrochayati@univpgri-palembang.ac.id
Abstrak
Terbentuknya sebuah karya tari tidak terlepas pada konsep-konsep yang melatarbelakanginya. Konsep
garapan tari tidak serta merta hadir dan dapat terwujud dengan mudah. Ada banyak proses yang harus
dilaluinya agar konsep tersebut dapat secara utuh terbentuk dan terjabarkan secara visual. Konsep
garapan tari seringkali menjadi masalah bagi seniman tari atau penata, pencipta tari. Hal ini disebabkan
karena seniman tari, penata, pencipta tari terkadang menggunakan intuisinya untuk bekerja, membentuk
dan memprosesnya. Terkadang mengabaikan konsep teori yang sudah ada. Konsep garapan tari
memberikan pengetahuan kepada penikmat, penonton, pengguna tarian tersebut tidak hanya
mengetahui tariannya tetapi juga dapat mempelajari konsep garapannya.
Metode yang digunakan yang dalam penyusunan tari Turak Dewa ini adalah ekplorasi, improvisasi,
pembentukan, dan evaluasi. Setelah terbentuk susunan tari secara lengakap kemudian didiskripsikan
dan dituliskan secara runtut dan jelas. Menggabungkan metode berkarya tari dan penulisan (naskah
karya tari) agar konsep garapan tari dapat utuh terbaca.
Konsep garapan tari Turak Dewa terdiri dari ide gagasan, judul, tema, gerak, penari, pola lantai, tata rias,
tata busana, properti, musik iringan tari, tata panggung, tata cahaya. Ditambahkan juga proses
penyusunan tari Turak Dewa berdasarkan proses penciptaan tari yang meliputi eksplorasi, improvisasi,
pembentukan dan evaluasi. Hasil yang dicapai dalam penulisan ini bahwa tari Turak Dewa sebagai
bentuk karya tari dapat dijelaskan dari aspek-aspek tersebut diatas baik konsep garapannya dan proses
penggarapannya, dan secara sistematis dapat dialurkan dan didiskripsikan secara jelas serta runtut.
A. LATAR BELAKANG
Tari tradisi Sumsel dari setiap tidak adanya pewarisan, regenerasi secara
wilayahnya merupakan tarian yang memiliki terus menerus baik dari seniman pencipta,
keragaman bentuk. Setiap wilayah yang ada penonton, bahkan akademisi.
memiliki tradisi-tradisi yang tumbuh dan Perkembangan jaman turut memberi
berkembang sesuai dengan kehidupan pengaruh yang cukup signifikan terhadap tari
masyarakat tersebut. Artinya dalam kehidupan tradisi. Pengaruh budaya barat secara perlahan
masyarakat akan tumbuh dan berkembang namun pasti mampu menggeser keberadaan
adat istiadat, kebudayaan, perilaku bahkan tari tradisi yang rata-rata dialami setiap wilayah
konsep-konsep berkesenian. Perkembangan di Indonesia tidak terkecuali Sumatera Selatan.
yang terjadi sekarang adalah menghilangnya Masyarakat sebagai penikmat suatu karya tari
bentuk-bentuk seni tradisi. Hal ini diksrenakan tidak lagi memberikan ruang untuk
perkembangan tari tradisi. Artinya masyarakat masa perebutan kekuasaan di wilayah Musi
memiliki kecenderungan untuk memilah, Rawas. Tarian ini merupakan tarian yang
memilih bentuk tarian yang akan dinikmatinya. dikemas saat menyambut kedatangan penjajah
Anggapan bahwa tari tradisi dianggap kuno, Belanda yang ingin menguasai wilayah suku
monoton, sulit dicerna maknanya, tarian yang Tengah Lakitan (STL) (Fitriani. 2018:91).
menjemukan, tidak lagi sesuai dengan Berangkat dari pijakan tari Turak tersebut
perkembangan jaman atau tidak kekinian dibuatlah tari Turak Dewa. Bentuk tari Turak
menjadikan tari tradisi dianggap tidak layak Dewa merupakan bentuk baru yang dikemas
untuk diregenerasi kepada kaum muda. secara tradisional. Memang terdapat beberapa
Seniman tradisi seharusnya memiliki bentuk sikap yang sama tetapi secara utuh tari
kepekaan intuisi, bahwa suatu karya seni yang Turak Dewa memiliki bentuk konsep garapan
tidak lagi memiliki tempat di masyarakat maka yang kekinian, disesuaikan dengan kebutuhan
perlu adanya tindakan-tindakan yang merujuk masyarakat sekarang.
pada merevitalisasi tarian atau membuat dalam B. METODE PENELITIAN
bentuk baru tetapi pijakan dasar dari konsep Edi Sedyawati (2007:303) dalam
karya tersebut mengacu pada karya tari yang bukunya Budaya Indonesia Kajian Arkeologi,
lama. Proses revitalisasi atau pembuatan karya Seni dan Sejarah, lebih spesifik mengutarakan
baru tersebut dapat dilakukan secara mandiri bahwa pada umumnya yang lebih banyak
atau dibantu oleh institusi terkait yang digunakan untuk kajian tari adalah pendekatan
menaungi bidang seni. kualitatif, justru karena sifat tari sebagai bentuk
Berangkat dari proses pewarisan yang seni, dan dengan demikian banyak terkait
tidak dapat berjalan sesuai harapan, kehadiran dalam makna simbolik. Menggarisbawahi hal
tari yang mulai dilupakan oleh masyarakat, terpenting dari ketiga teori tersebut diatas maka
hingga tidak terjadinya proses regenerasi pada penelitian untuk sebuah kajian tari adalah
suatu karya tari maka terwujudlah karya tari pendekatan kualitatif. Tesch (1990)
Turak Dewa. mengemukakan gambaran tentang cakupan
Karya tari Turak Dewa merupakan tari kegiatan penelitian kualitatif dengan
tradisi yang pijakan dasarnya dari tari Turak memetakan dan memilahkannya berdasarkan
yang berasal dari Musi Rawas. Tari Turak atas perhatian dalam penelitiannya. Kemudian
adalah tari tradisional yang berasal dari mengelompokan penelitian ke dalam empat
Kecamatan Suku Tengah Lakitan (STL) Ulu jenis perhatian utama yaitu: (1) karakteristik
Terawas Kabupaten Musi Rawas. Tari ini bahasa, (2) pencarian keteraturan, (3)
adalah tari yang menceritakan tentang suasana pemahaman makna teks atau tindakan, dan (4)
perjuangan dimana Turak dibuat pada saat refleksi, (Rohidi, 2011: 45). Peneliti seni,
sebagaimana juga penelitian kualitatif, penata tari. Pada konsep garapan tari Turak
dilakukan melalui keterlibatan di dalam Dewa ini menggunakan rangsang ide gagasan.
lapangan atau situasi kehidupan nyata secara a. Ide Gagasan
mendalam dan/atau yang memerlukan waktu
Bermula dari suatu permasalahan
yang panjang.tidak hanya sekedar mengamati
tentang proses pewarisan tari Turak dari
dengan cara melihat dan mendengar saja,
daerah Musirawas yang hingga saat ini tidak
tetapi juga harus mampu terlibat secara penuh
lagi dikenal oleh masyarakat. Melihat
dalam situasi kehidupan seni yang sedang
sejarahnya tari Turak yang sudah sangat lama
berlangsung dalam kehidupan sehari-hari baik
tersebut tidak dapat secara terus menerus
secara individu, kelompok, masyarakat dan
ditularkan pada masyarakatnya.
organisasi, (Rohidi, 2011:47). Berdasarkan
Ide gagasan muncul untuk membuat
paparan teori tersebut di atas, maka penelitian
konsep garapan tentang tari Turak Dewa yang
ini akan berpijak pada pendekatan kualitatif
baru, yang sesuai dengan konsep masa kini
karena hasil ahkir dari penulisannya dibuat
tanpa mengubah arti atau makna dasar dari
secara diskriptif tentang konsep garapan tari.
tarian tersebut. Dalam arti kata tari Turak
akan tetapi metode yang digunakan yang
digunakan sebagai pijakan dasar dalam
dalam penyusunan tari Turak Dewa ini adalah
mewujudkan tari Turak Dewa.
ekplorasi, improvisasi, pembentukan, dan
Tari Turak Dewa adalah salah satu
evaluasi. Setelah terbentuk susunan tari secara
tarian yang diangkat dari pijakan tari Turak
lengkap kemudian didiskripsikan dan dituliskan
yang berkembang di wilayah Musirawas. Tari
secara runtut dan jelas. Menggabungkan
Turak Dewa merupakan tarian garapan baru
metode berkarya tari dan penulisan (naskah
yang menceritakan tentang perempuan-
karya tari) agar konsep garapan tari dapat utuh
perempuan muda yang turut serta dalam masa
terbaca.
perjuangan melawan penjajahan. Berbekal
C. PEMBAHASAN
bambu sebagai alat atau senjata yang dapat
Proses penataan karya tari dalam
digunakan untuk melumpuhkan lawan.
beberapa teori diawali dengan rangsang yaitu
Dalam karya ini terdapat 2 hal yang
sebagai sesuatu yang membangkitkan fikir,
dapat difokuskan sebagai sumber gagasan
atau semangat, atau mendorong kegiatan,
yaitu peran perempuan dalam perjuangan
(Smith.1985:20). Dapat juga dikatakan bahwa
melawan penjajahan dan bambu sebagai salah
rangsang merupakan pemacu bagi seorang
satu tanaman yang memiliki kegunaan, tidak
penata tari untuk mewujudkan karya. Kegiatan
hanya untuk peralatan rumah tangga tetapi
ini tentunya dapat berbeda-beda dari setiap
juga dapat dijadikan senjata.
Peran perempuan tervisualkan dalam yang terus menjulang ke atas dengan batang
konsep 6 penari perempuan. Perempuan pada besar yang kokoh dan bagian atas tetap
masa itu turut serta dalam melakukan meruncing. Bambu yang sangat lentur jika
perlawanan, perjuangan dan hal tersebut tertiup angin, begitupun manusia konsep
terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Betapa hidupnya akan seperti pucuk rebung dan
pentingnya peran perempuan dalam bamboo, (https://m.detik.com).
perjuangan melawan penjajahan. Berbagai filosofi dari bambu tersebut
Bambu, sekilas jika membaca sangatlah menarik, jika dirangkai bahwa bahwa
kebudayaan bambu di wilayah Asia, bambu bambu sebagai tamanan yang berumur
sebagai tanaman yang berumur panjang panjang yang memiliki simbol keteguhan,
merupakan simbol keteguhan, ketulusan (di ketulusan, persahabatan, dan pondasi hidup
Cina) dan tanda persahabatan (di India), yang berakar sangat kuat serta bermanfaat.
(https://id.m.wikipedia.org) Konsep simbol Filosofi bambu dan perempuan dapat
bambu yang ada di berbagai negara tersebut dijabarkan bahwa sosok perempuan yang pada
tentunya berbeda dengan konsep simbol masa itu turut membantu perjuangan bangsa
bambu yang ada di indonesia. Di Indonesia Indonesia melawan penjajahan adalah sosok
bambu memiliki filosofi yang dilihat dari akar, yang memiliki keteguhan, ketulusan,
akar bambu yang banyak memperkokoh persahabatan, dan pondasi hidup yang kokoh
bambu agar dapat tumbuh menjulang tinggi. serta bermanfaat. Dengan konsep filosofi
Filosofi akar adalah manusia memerlukan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
pondasi yang sangat kuat dalam hidupnya. perempuan dan bambu sebagai sumber
Masih di wilayah Indonesia yaitu Sumatera gagasan tari Turak Dewa dapat terjelaskan
mengenal bambu dalam konsep pucuk rebung. secara konsep yang jelas.
Pucuk rebung ini memiliki filosofi bahwa evolusi
b. Konsep Garapan Tari
bambu dari muda hingga tua, mencerminkan
proses kehidupan manusia menuju pribadi Konsep garapan tari merupakan
yang bermanfaat. Dipertegas bahwa hidup bagian yang terpenting dalam suatu karya tari.
manusia harus seperti bambu yang lentur konsep garapan tari merupakan konsep-
dalam menghadapi masalah, bisa hidup konsep dasar yang menjadi landasan untuk
dimana saja, dan akan terus hidup lurus ke berkarya tari. Berangkat dari konsep tersebut
atas untuk bertemu Tuhannya. Filosofi pucuk suatu karya tari dapat diwujudkan dengan baik.
rebung dilihat dari bentuk asli dari pucuk Secara umum tersebut dibawah ini adalah
rebung itu sendiri yang ketika pucuk rebung konsep yang biasanya digunakan dalam suatu
Jumlah penari yang digunakan dalam adalah baju kurung warna merah, kain songket
karya tari Turak Dewa adalah 6 orang warna hijau dengan prada emas, 2 ban
perempuan. Pemilihan ini disesuaikan dengan pinggang yang terbuat dari kain songket hijau
pijakan karya tari yaitu tari Turak Dewa dengan dan kain saten merah, kuning ditambah kepala
jumlah penari genap (2,4,6,8, dst). Penari pending yang dipasang secara terpisah.
dengan jumlah 6 memiliki standar yang cukup Gelang, kalung, gunungan, gandik, antingan,
baik, karena dengan pemilihan jumlah penari bunga merah, kembang urai.
Rochayati. Rully, 2018. Sitakara: Jurnal Pendidikan Seni dan Seni Budaya. Gerak: Perjalanan Dari
Motif Ke Komposisi Tari. Palembang: Universitas PGRI
Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2011. Metode Penelitian Seni, Semarang: Prima Nusantara
Sedyawati, Edi. 2007. Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: Rajagrafindo
Smith, Jacqueline. 1983. Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru, Terjemahan Ben
Suharto, Yogyakarta: Ikalasti.
Turner. Margery J, 1996. New Dance Pendekatan Terhadap Koreografi Nonliteral, Dialihbahasakan
Y.Sumandiyo Hadi. Yogyakarta: Manthili
https://m.detik.com
http://id.m.wikipedia.org
https://id.m.wikipedia.org