SKRIPSI
Oleh
A. Latar Belakang
Seni tari merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan yang sudah cukup
lama keberadaanya atau telah hadir dari zaman dahulu dan berkembang hingga saat
ini. Pada zaman dahulu, seni tari menjadi bagian terpenting dari berbagai ritual
dilaksanakan sebagai ungkapan syukur, menolak ancaman bahaya gaib, baik dari
luar maupun lingkungan sekitar, dan sebagai pengakuan bahwa yang bersangkutan
telah menjadi warga baru dalam lingkungan sosialnya, misalnya tarian dalam ritual
Tari adalah bagian dari kebudayaan manusia yang dapat kita jumpai
berkembang pada setiap daerah itu sendiri serta memiliki peran penting dalam
kehidupan manusia, karena bisa memberikan berbagai manfaat seperti hiburan dan
Tari tradisi adalah tari yang lahir, tumbuh, dan berkembang pada suatu
generasi ke generasi serta sesuai adat kebiasaanya sendiri dan telah diakui oleh
jenis-jenis tari yang tidak hanya untuk tujuan upacara keagamaan saja, tetapi tari-
1
tarian yang berfungsi sebagai hiburan maupun ungkapan keindahan. Selain itu
muncul juga karya-karya tari kreasi yang semakin memperkaya bangsa Indonesia.
dari tari tradisional atau pengembangan dari pola-pola tari yang ada. Salah satu
kebudayaan atau tradisi yang ada di Manggarai Flores NTT, yaitu terdapat salah
satu acara unik yang disebut Toto Molas. Toto artinya tunjuk atau menunjukan,
sedangkan molas artinya cantik. Acara Toto Molas (menunjukan kecantikan) ini,
Berdasarkan ilustrasi diatas peneliti menggarap tari Toto Molas pada acara
subjek dalam penelitian ini. Karena tarian ini masih baru bagi mahasiswa minat tari
semester IV Program Studi Pendidikan Musik, dan ragam gerak pada tarian Toto
Molas tersebut, hanya menggunakan bentuk gerak yang sama dan terkesan
monoton, sehingga jarang diminati oleh kaum muda, yang cenderung memilih
tarian-tarian modern, untuk dipentaskan pada saat mengisi acara ataupun dalam
kegiatan lainnya. Maka peneliti sekaligus sebagai pelatih akan menerapkan strategi
yang tepat agar mahasiswa minat tari menguasai ragam gerak dan pola lantai pada
tarian yang dikreasikan, dari ragam gerak asli tari Toto Molas dengan baik.
penting untuk diteliti, agar tarian tradisional ini semakin berkembang tidak hanya
dengan satu gerakan saja, maka peneliti berinisiatif untuk mengembangkan tarian
tradisional ini untuk dipelajari oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Musik.
Pentingnya tarian ini diajarkan kepada mahasiswa minat tari Program Studi
2
Pendidikan Musik yakni untuk memperluas wawasan mahasiswa minat tari tentang
Dalam hal ini peneliti tertarik untuk mengangkat judul ini, sekaligus sebagai
pemenuhan syarat tugas akhir yang dirancang dalam judul “Upaya Meningkatkan
Ragam Gerak Tarian Toto Molas Kreasi Etnis Manggarai Melalui Metode Imitasi
Dan Drill Pada Mahasiswa Minat Tari Semester IV Penddikan Musik Unwira
Kupang”
B. Perumusan Masalah
dalam penelitian ini yaitu, bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
ragam gerak tarian Toto Molas Kreasi Etnis Manggarai Melalui Metode Imitasi
Dan Drill Pada Mahasiswa Minat Tari Semester IV Penddikan Musik Unwira
Kupang.
C. Tujuan Penelitian
meningkatkan ragam gerak tarian Kreasi Toto Molas Etnis Manggarai Melalui
Metode Imitasi dan Drill Pada Mahasiswa Minat Tari Semester IV Penddikan
3
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Jurusan Pendidikan musik, hasil penelitian ini dapat di jadikan bahan
3. Bagi peneliti hasil penelitian ini akan dijadikan bahan penulisan tugas akhir
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Seni dalam Drs. Suharso dan Dra. Ana Retnoningsih (KKBI, 1991: 915)
didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi
Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dalam
bentuk gerak tubuh yang diperhalus dengan estetika (Mustika, 2012:21). Sebuah
seorang penari dalam melakukan sebuah gerakan. Jadi, penari harus mapan dalam
Dalam hal ini tari berarti mengandung arti perpaduan gerakan-gerakan indah dan
ritmis yang disusun atau ditata sehingga dapat memberikan kesenangann dan
keindahan. Seni atau kesenian berhubungan erat dengan manusia, lingkungan dan
Seni tari sudah menjadi salah satu bagian dari kehidupan manusia dari
zaman ke zaman dari prasejarah hingga sekarang, keberadaaan seni sangat melekat
dalam setiap sendi kehidupan dan jiwa manusia sehingga tidak dapat terpisahkan
sampai saat ini. Dengan adanya ketertarikan antara seni dan manusia juga seni tari,
5
semakin menjadi suatu hal yang menarik bagi sebagian besar orang baik dari negara
B. Konsep Tari
a. Pengertian Tari
Istilah tari Drs. Suharso dan Dra. Ana Retnoningsih (1991: 1011)
didefinisikan sebagai gerak badan (tangan dan sebagainya) yang berirama dan
gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik. Irama musik sebagai
pengiring dapat digunakan ntuk mengungkapkan maksud dan tujuan yang ingin
diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi
ungkapan jiwa manusia yang dituangkan melalui gerak tubuh yang indah dan
b. Jenis Tari
Menurut Zackaria dkk (2017: 35), beraneka seni tari yang ada di
6
1. Tari Tradisional
dan religius. Semua aturan ragam gerak, formasi, busana dan riasnya hingga kini
tidak banyak berubah. Tarian tradisional terbagi atas dua yaitu tarian tradisional
bangsawan istana. Aturan tarian biasanya baku atau tak boleh diubah lagi.
Oleh karena itu geraknya cenderung mudah ditarikan bersama juga iringan
2. Tari kreasi
3. Tari kontemporer
dengan gaya unik, dan penuh penafsiran. Seringkali diperlukan wawasan khusus.
Berdasarkan pola garapannya tari dapat dibagi menjadi tari tradisional dan tari
kreasi baru Hadi (2007: 6). Tari tradisional adalah tarian yang telah mengalami
7
perjalanan sejarah yang cukup lama, yang bertumpu pada pola-pola tradisi yang ada,
sedangkan tari kreasi baru adalah tari yang mengarah pada kebebasan dalam
C. Fungsi Tari
tiga macam yaitu tari upacara, tari hiburan atau pergaulan dan tontonan atau
pertunjukan. Secara khusus, Hadi (2005: 13-26) menyoroti fungsi tari dari sudut
pandang sosiologis yakni tari yang terkait dengan kepentingan masyarakat pendukung
tari tersebut. Fungsi tersebut dijabarkan terdiri dari, (1) tari sebagai keindahan, (2) tari
sebagai kesenian, (3) tari sebagai sarana komunikasi, (4) tari sebagai simbol, (5) tari
sebagai supraorganik.
Kusudiarja (2000: 4) menjelaskan bahwa fungsi tari dapat dibagi menjadi tiga
unsur yaitu : (1) sebagai sarana dalam upacara adat dan ritual, menunjuk pada suatu
keagamaan yang sering dianggap suci, keramat, sakral, dan mempunyai daya magis
tertentu; (2) sebagai sarana pergaulan dan hiburan, lebih menekankan pada terjalinnya
komunikasi antara penari dan penonton. Tari ini banyak menggunakan gerakan-
gerakan yang mudah ditarikan untuk menciptakan kegembiraan dan suasana akrab; (3)
untuk kepentingan dunia seni itu sendiri, diciptakan dan dipertunjukan untuk apresiasi,
Jadi tari memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung jenis tarian itu sendiri,
misalnya tari untuk hiburan atau pergaulan, upacara adat, atau bahkan sebagai
tontonan.
8
D. Unsur-Unsur Tari
1. Unsur Utama
Atang Supriatna dan Rama Sastar Negara dalam buku Pendidikan Seni Tari
(2010: 101) menuliskan bahwa ada tiga unsur tari, yaitu gerak iringan dan ekspresi.
a. Gerak (Wiraga)
Unsur dasar tari adalah gerak tubuh manusia. Gerak tidak dapat dipisahkan
dari unsur ruang, tenaga dan waktu. Oleh karena itu, tari merupakan penjabaran dari
gerak, ruang, tenaga dan waktu. Menurut soedarsono, tari adalah seni gerak maka
yang terpenting dalam seni tari adalah bagaimana geraknya. Biasanya urutan
(yang biasanya bersifat sesaat), juga termasuk indah atau tidak, penuh arti atau
Secara umum, melalui gerakan penari, penonton bisa menebak karakter yang
dimainkan. Misalnya gerak memutar pergelangan tangan pada tari yang dibawakan
oleh wanita memiliki arti keluwesan atau kelembutan. Begitu pula gerakan berdecak
pinggang pada tari yang dibawakan oleh pria bisa memiliki arti wibawa dan
kekuasaan.
Tanpa gerakan, sebuah seni tari tidak memiliki makna dan menjadi hampa
karena memang yang namanya tari harus ada unsur gerakan. Maka dari itu, wiraga
b. Wirama (irama)
Menurut Tim Abdi Guru (2007: 118) bentuk musik pengiring tari
disesuaikan dengan dari mana tarian tersebut tumbuh dan berkembang. Bisa berupa
9
seperangkat gamelan, angklung, rebana, gong, gendang, tifa, dan lain sebagainya.
Jadi musik pengiring tari tergantung dengan dari daerah asal tari tersebut.
Musik dapat mempengaruhi perasaan dan pikiran bagi setiap orang yang
karakter didalam musik tersebut terdapat unsur utama (Yuyus Suherman, (2007:
78) dua unsur musik yang sering digunakan sebagai iringan tari yakni:
1) Melodi
2) Ritme
Dalam seni tari kehadiran musik sangat penting karena sebagai penentu
irama. Selain sebagai pengiring tarian, musik berguna juga untuk memperkaya
gerak para penari, pemberi gambaran suasana, dan merangsang munculnya gerak
(Tim Abdi Guru, 2007: 118). Ada dua macam iringan dalam tari yaitu: iringan
internal dan iringan eksternal. Iringan internal adalah iringan tari yang langsung
dimainkan oleh penari, seperti tari samur, tari tifa, dan tari rebana. Iringan
gerakan akan lebih memiliki makna karena tercipta suasana tertentu. Seorang
penari harus bisa menari sesuai dengan irama, ketukan, dan tempo pengiringnya
sehingga bisa harmonis dan estetis di mata penonton. Selain itu, irama juga bisa
sebagai isyarat bagi penari kapan harus memulai atau mengganti sebuah gerakan.
10
Hal ini sangat berguna ketika sebuah tarian dibawakan oleh banyak penari
sehingga setiap penari tidak tergantung gerakannya pada penari lain tetapi bisa
gamelan, kecapi, atau alat musik tradisional lain). Namun, tidak menutup
kemungkinan irama yang mengiringi tarian berupa tepukan tangan, hentakan kaki,
gerakan tari. Meskipun berfungsi sebagai pengiring, irama juga termasuk ke dalam
unsur utama.
c. Wirasa (rasa)
Seni tari harus bisa menyampaikan pesan dan suasana perasaan kepada
penonton melalui gerakan dan ekspresi penari. Oleh karena itu, seorang penari
harus bisa menjiwai dan mengekspresikan tarian tersebut melalui mimik wajah dan
gadis desa yang lembut maka selain gerakan yang lemah gemulai, penari juga harus
Unsur ini akan makin menguatkan suasana, karakter, dan estetika sebuah
seni tari bila dikombinasikan dengan irama dan gerakan yang mendukung. Dengan
adanya rasa dalam sebuah tari, penonton bisa makin mudah menangkap maksud
tertentu yang ingin disampaikan oleh penari. Maka, unsur rasa ini tidak dapat
terlepas dari unsur esensial seni tari. Tanpa adanya rasa, makna tarian tidak akan
11
2. Unsur Tambahan
a. Tata Rias
dengan riasan seadanya. Pasti ada riasan khusus yang sesuai dengan tarian dan
karakter yang dibawakan oleh penari. Unsur ini mendukung terciptanya suasana
Tata rias artinya membentuk atau melukis wajah sesuai dengan tema atau
karakter tari yang dibawakan. Tata rias dalam pertunjukan kesenian mempunyai
b. Tata Busana
busana atau kostum dalam tari. Kostum adalah segala perlengkapan yang dikenakan
oleh seorang penari. Kostum pada tari tradisional bersifat sangat sederhana, namun
desain dan simbolisnya harus tetap dipertahankan (Soedarsono, 1976: 5). Dalam
memilih kostum suatu tarian harus diperhatikan segi estetikanya, namun pada
prinsipnya adalah bahwa kostum dalam suatu tarian harus nyaman dikenakan dan
harmonis.
5) Desain Dramatik
12
Dalam menggarap sebuah tari, baik yang berbentuk tari solo atau dramatik,
garapan tari yang utuh ibarat sebuah cerita yang memiliki pembuka, klimaks dan
1) Dinamika
sebagai jiwa emosional dari gerak. Dari elemen-elemen tari yang paling
2) Komposisi Kelompok
3) Pola Lantai
Tarian akan indah apabila penari bisa menguasai pola lantai. Tidak
tidak membuat penonton bosan karena monoton. Hal ini juga sangat penting
untuk tarian yang dibawakan oleh banyak penari supaya antar penari tidak
dan teratur.
Desain lantai atau floor design adalah garis-garis yang dilalui oleh
seorang penari atau garis-garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari
13
kelompok. Secara garis besar ada dua pola garis dasar pada lantai, yaitu garis
lurus yang dapat memberikan kesan sederhana tetapi kuat sperti garis
garis lurus dapat dibagi menjadi bentuk segitiga, dan garis zig-zag. Untuk
grais lengkung yang memberikan kesan lembut tetapi juga lemah seperti
1976: 21).
4) Setting Panggung
panggungnya. Hal ini penting karena dengan adanya panggung yang sesuai
tarian, tidak terlalu sempit, dan tertata rapi akan menimbulkan kesan pada
Sekiranya, panggung sendratari tidak terlalu terang tetapi juga tidak terlalu
gelap. Intinya, penata ruangan harus bsa menyesuaikan dengan tari yang akan
dibawakan.
5) Properti
merupakan alat pendukung seperti selendang, piring, payung, lilin dan masih
tarian.
14
Dengan adanya aksesoris penunjang, penonton makin yakin bahwa
Tari kreasi baru adalah salah satu rumpun tari yang mengalami pembaharuan,
dapat pula dikatakan tari kreasi baru adalah inovasi dari seorang koreografer atau
Selain itu, pengertian tentang tari kreasi baru juga dipaparkan oleh Arthur S.
Nalan sebagai berikut: hasil ciptaan-ciptaan tari yang muncul sekitar tahun 1950-an
kerap kali disebut dengan tari kreasi baru. Untuk lebih jelasnya tari kreasi baru
merupakan wujud garapan tari yang hidup relatif lebih muda, lahir setelah tari tradisi
yang berkembang cukup lama, serta tampak dalam garapan tariannya itu lebih ditandai
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan tari kreasi baru merupakan jenis tarian
koreografer tari mengacu pada tari tradisi dan kebiasaan masyarakat di daerah
setempatnya, bahkan ada juga para koreografer tari yang mengambil inspirasinya dari
daerah-daerah lain dan mencampurkan gerak tari yang lepas dari ikatan-ikatan tradisi
F. Metode Imitasi
melainkan dipengaruhi oleh sikap menerima dan mengagumi dengan apa yang ditiru.
Dengan kata lain imitasi tidak berlangsung secara otomatis, tetapi ada faktor lain yang
15
Imitasi adalah proses interaksi sosial seseorang atau sekelompok orang yang
meniru atau mengikuti perilaku orang lain atau kelompok lain. Imitasi adalah suatu
proses yang terjadi dengan cara mencontoh, meniru, atau mengikuti perilaku orang
lain. Tindakan ini melibatkan indra sebagai penerima rangsang dan pemasangan
G. Metode Drill
latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu
(Irham dan Wiyani, 2016: 134) Latihan pada metode drill mengandung arti bahwa
Pada metode ini siswa harus ikut serta dalam proses pembelajaran, karena
latihan yang dilakukan oleh siswa semakin berkembang dari waktu kewaktu (Zain dkk
1997).
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
kedalam dua bagian besar, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif.
jenis penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Menurut
keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau
digambarkan melalui pendekatan kuantitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini
adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan statistik (data berupa angka-angka atau
bilangan). peneliti akan memaparkan hasil penelitian dalam bentuk kata-kata dan
B. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Kata “metode” berasal dari bahasa Yunani, “methodos” yang berarti jalan yang
harus dilalui. Metode penelitian merupakan salah satu cara atau langkah yang akan
ditempuh untuk memperoleh data yang akurat. Cara mencari kebenaran yang
17
2. Metode Pembelajaran
1. Lokasi Penelitian
Kupang
2. Narasumber
1. Data primer yang diperoleh data penelitian langsung dari lapangan atau dari
tempat penelitian yakni data mengenai Mahasiswa minat tari Program Studi
2. Data Sekunder yang diperoleh peneliti adalah data yang sudah ada atau sudah
dikumpulkan oleh orang lain. Dalam penelitian ini, data skunder yang diperoleh
melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku dan tulisan
karena tujuan utama dari peneitian adalah mendapatkan data. Mengumpulkan data
dapat dilakukan dengan berbagai sumber dan berbagai cara. Pengumpulan data
18
dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, angket, dokumentasi, dan
1. Studi Pustaka
proses pengerjaan suatu kegiatan dan metode untuk menyelesaikan tugas akhir.
2. Studi Lapangan
a. Teknik Observasi
yang diteliti baik secara langsung maupun secara tidak langsung atau bisa
juga dikatakan sebagai studi sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-
Manggarai.
b. Wawancara
19
digunakan penelitian yaitu wawancara terstruktur peneliti telah menyiapkan
c. Dokumentasi
atau informasi yang diperoleh di lapangan dideskripsikan secara lengkap. Setelah itu
data tersebut dipilah-pilah untuk mendapatkan data mana yang digunakan untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Data-data yang telah diperoleh dari hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi akan dianalisis untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk
skirpsi. Alat bantu penelitian yang harus disiapkan untuk membantu penulis dalam
20
G. Langkah-langkah Penelitian
1. Tahap Awal
2. Tahap Inti
a. Pertemuan I
3) Peneliti menjelaskan gerakan asli tarian kreasi toto molas, yaitu: ragam
b. Pertemuan II
garapan baru Toto Molas dan menjelaskan bentuk dari ragam 1 dan 2.
c. Pertemuan III
21
2) Penari menirukan ulang gerakan yang peneliti contohkan beserta bentuk
d. Pertemuan IV
baru Toto Molas dan menjelaskan juga bentuk dari ragam 5 dan 6.
beserta bentuk dari gerakan ragam 5 dan 6 tersebut, latihan ini dilakukan
berulang-ulang.
e. Pertemuan V
baru Toto Molas dan menjelaskan juga bentuk dari ragam 7 dan 8.
berulang-ulang.
f. Pertemuan VI
g. Pertemuan VII
gerakan inti dan penutup dari gerakan tarian garapan baru Toto Molas.
h. Pertemuan VIII
22
1) Melanjutkan latihan gerakan 1 sampai 10 disertai pola lantainya masing-
i. Pertemuan IX
j. Pertemuan X
H. Sistematika Penulisan
Konsep Tari, Fungsi Tari, Unsur-Unsur Tari, Tari Kreasi atau Tari Garapan
metode penelitian, lokasi dan sasaran penelitian, jenis dan bentuk data, teknik
23
Toto Molas, deskripsi ragam gerak kreasi Toto Molas, sistematika penulisan
personil penelitian, dan sinopsis tari Toto Molas kreasi etnis Manggarai.
I. Personil Penelitian
Nim : 17118047
Semester : VIII
Alamat : Kupang
Alamat : Kupang
24
BAB IV
HASIL PLENELITIAN DAN PEMBAHASAN
salah satu universitas yang terdapat di kota Kupang, yang lahir dari rahim Gereja
Katolik Nusa Tenggara dan Konggregasi Serikat Sabda Allah (SVD). Ia lahir dan ada
karena di NTT masih sangat terbatas perkembangan kualitas awam, khususnya melalui
pendidikan tinggi. Nama Widya Mandira yang berarti “Menara Ilmu Pengetahuan”,
dicetuskan pertama kali oleh almarhum P. Dr. Van Trier, SVD, pada tahun 1958
25
karena pada waktu itu ada rencana pembukaan Universitas Katolik di Ende-Flores,
gereja se-Nusa Tenggara dan para tokoh Katolik di Kupang pada tanggal 11-12
(YAPENKAR) dengan akta wakil notaris Silvester Joseph Tjung, SH, Nomor 722,
tanggal 12 Desember 1981 (direvisi dan dikukuhkan lagi pada tanggan 19 Juli 1986
dengan akta Nomor 119). Pada tanggal 15 Desember 1981, yayasan ini membentuk
Setelah matang persiapannya, pada hari raya kabar sukacita tanggal 25 Maret 1982,
dewan pimpinan YAPENKAR yang diketuai Uskup Kupang waktu itu Mgr. Gregorius
universitas baru ini dimulai pada tanggal 24 September 1982, dan tanggal ini yang
Katolik Widya Mandira mengacu pada nilai-nilai dan semangat yang bersumber dari
iman dan ajaran suci gereja Katolik. UNWIRA didirikan terutama untuk mengemban
misi gereja Katolik dalam mewujudkan panggilan sucinya, dalam mendorong setiap
manusia (tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan) untuk mengembangkan
pelindungnya St. Arnoldus Janassen, adalah “Ut Vitam Habeant Abundantius” yang
berarti “agar mereka memperoleh hidup dalam segala kelimpahannya”, dikutip dari
26
Pada mula didirikannya UNWIRA, hanya ada 3 Fakultas yakni, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dan Fakultas Teknik yang berlokasi di Kupang
dan Fakultas Teologi berlokasi di Ledelero Maumere Flores. Fakultas Filsafat dan
Fakultas Teologi kemudian berdiri sendiri pada tahun 1983 dan pada tahun yang sama
dibuka pula Fakultas Ekonomi. Setelah dua tahun berjalan, UNWIRA kembali
membuat satu Fakultas baru yakni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan pada
tahun akademik 1986-1987 kembali dibuka satu fakultas yakni Fakultas Hukum.
Tahun akademik 1991-1992 dibuka Fakultas Filsafat dan pada tahun akademik 2000-
2001 UNWIRA kembali membuka 5 program studi baru jenjang strata 1 (S1) yakni
Program Studi Pendidikan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Teknik
Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, serta program
pascasarjana Magister Manajemen jenjang strata dua (S2). Jadi, saat ini UNWIRA
berdirinya hingga saat ini, UNWIRA telah dipimpin oleh 6 orang rektor yaitu :
a.Visi
unggul dan kreatif, berdasarkan nilai-nilai Kristiani berwawasan global dan berakar
27
b.Misi
Janssen.
inovatif.
lokasi yaitu :
a. Kampus I
SMKN 2 Kupang, sebelah barat berbatasan dengan SMPK dan TK St. Maria
Goreti, sebelah selatan berbatasan dengan jalan A. Yani dan sebelah utara
berbatasan dengan SDK Don Bosko dan SMP, SMA Giovani. Dilihat dari tata
28
Gambar 4.2 Kampus Utama dan Kampus FKIP UNWIRA Kupang.
(Sumber. Dok . John, April 2020)
b. Kampus II
(FFA). FFA tidak hanya khusus untuk frater-frater atau kaum berjubah saja
tetapi bagi siapa saja boleh kuliah disana. Kampus Fakultas Filsafat Agama
29
Gambar 4.3.Kampus II (Kampus FFA) UNWIRA Kupang. (Dok.Vitri, April 2022)
c. Kampus III
Kampus III berada tidak jauh dari kampus II, yakni terletak di jalan San
Juan Penfui-Kupang. Kampus ini terdiri atas 4 gedung yang digunakan sebagai
tempat perkuliahan Mahasiswa Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
30
Gambar 4.4. Kampus III UNWIRA Kupang (Dok.vitri April 2022)
Pendidikan Musik adalah salah satu Program Studi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. Program Studi ini
didirikan pada bulan agustus 1987 dengan SK Menteri Pendidikan dan kebudayaan
RI No. 0347/0/198 untuk jenjang D3 dengan nama Program Studi Sendratasik, dan
ketua Program Studi pertama dijabat oleh Bapak Drs. Petrus Riki Tukan sekaligus
Sampai saat ini diwilayah NTT, Program Studi Pendidikan Musik menjadi
satu-satunya Program Studi Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang mengajar seni
31
Kurikulum yang digunakan adalah berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) tahun 2017. didalamnya meliputi mata kuliah keahlian dan mata
kuliah umum.
32
No Mata Kuliah Umum
5 Etika
6 Bahasa Indonesia
7 Bahasa Inggris
8 Perkembangan Peserta Didik
9 Belajar dan Pembelajaran
10 Dasar-Dasar Kependidikan
11 Profesi Kependidikan
12 Filsafat Seni
13 Media Pembelajaran Musik
14 Strategi dan Metode Pembelajaran Musik
15 Kajian Bahan Ajar Musik SMP/SMA/SMK
16 Perencanaan Pembelajaran Musik
17 Evaluasi Pembelajaran Musik
18 Statistika Dasar
19 Metodologi Penelitian Seni
20 Metodologi PTK Musik
Pada masa jabatan Bapak Petrus Riki Tukan sejak tahun 1985 sampai
2000, beliau mempunyai visi dan misi dalam memegang jabatannya sebagai ketua
program studi, yaitu OHT (Otak, Hati, dan Tangan) yang maknanya adalah
membantu dan melayani dengan hati. Awalnya, Program Studi ini hanya ada
beberapa pengajar yang membantu Bapak Drs. Petrus Riki Tukan yakni Pater
Daniel Kiti, SVD., Pater Anton Siguama Letor SVD., Pater Piet Wani, SVD.,MA
program studi Pendidikan Musik mendapat penambahan dosen antara lain Bapak
Ibu Flora Ceunfin, S.Sn, M.Sn., Bapak Melkior Kian,S.Sn, M.Sn., Pater Yohanes
Don Bosko Bakok, S.Sn, M.Sn., Ibu Yuliana Hutariningsih, S,Sn, M.Pd., Ibu
33
Program Studi Pendidikan Musik sudah melakukan 6 kali pergantian ketua
Tabel 4.4. Daftar Nama – Nama Kepro dan sek prodi Pendidikan Musik
Masa
No Nama Dosen Jabatan
Jabatan
Berikut ini daftar nama-nama dosen tetap pada Proram Studi Pendidikan Musik
UNWIRA 2022:
34
8 Paskalis Romanus Langgu, S.Sn., M.Art
Mahasiswa
No Semester Jumlah
Aktif Non Aktif Cuti
1 II 109 - - 109
2 IV 118 22 - 140
3 VI 112 41 1 154
5 X 37 4 - 41
6 XII 6 1 - 7
35
Sumber data: Tata Usaha FKIP UNWIRA Tahun 2022
sarana prasarana yang memadai. Sarana yang dimaksud dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.7 Sarana dan Prasarana pada Program Studi Pendidikan Musik
36
No. Jenis Alat Jumlah
23 Recorder 2 unit
Ket : untuk alat musik rekorder, pianika dan gitar diwajibkan ketua
pembelajaran.
37
Sumber data : Tata Usaha FKIP UNWIRA Tahun 2022
Kupang
kampus dan juga pada saat akan diadakannya kegiatan Kemah Kerja Bakti
pengetahuan, peningkatan nilai dan sikap. Banyak prestasi yang telah dicapai
dan mengharumkan nama Universitas dan Program Studi antar kampus, antar
1) Juara 1 lomba Vocal Solo antara Fakultas UNWIRA Kupang tahun 2010
2) Juara 1 lomba tari kreasi antar Fakultas UNWIRA Kupang pada kegiatan
Dies Natalis UNWIRA Kupang tahun 2011 dan tahun 2012. Juara 2
2013.
38
4) Juara 1 lomba Vocal Group Tingkat daerah (pangan lokal) tahun 2012
dan 2013.
5) Juara 2 lomba vocal Group Tingkat daerah (pangan lokal) tahun 2012 dan
tahun 2013
6) Juara 2 lomba Vocal Solo antar Fakultas UNWIRA Kupang tahun 2013
7) Juara 1 lomba Tari Daerah NTT Tingkat Kota Kupang untuk Piala
8) Juara I Festival Budaya Daerah NTT tahun 2014 oleh Grup A mahasiswa
9) Juara II Festival Budaya Daerah NTT tahun 2014 oleh Grup B mahasiswa
10) Juara III Festival Budaya Daerah NTT tahun 2016 oleh Grup B
12) Kegiatan Pesona Indonesian 2019 Kolaborasi KBRI Dili Dan Raeoa E
Zeesm Tl
14) Juara 1 Lomba Tari kreasi pisma V Universitas Katolik Widya Mandira
39
Gambar 4.5. Piala Hasil Perlombaan (Dok. John, April 2021)
B. Hasil Penelitian
Penerapan pembelajaran tarian Toto Molas kreasi pada mahasiswa minat tari
semester IV ditempuh dalam tiga tahap yakni tahap awal, tahap inti dan tahap akhir.
Pada tahap awal peneliti menguraikan tentang proses perekrutan Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Musik dan penentuan jadwal latihan yang dilakukan pada hari Senin,
21 Maret 2021. Pada tahap inti diuraikan tentang memberi gambaran tentang Tarian
Toto Molas dan proses latihan tarian Toto Molas dilakukan dalam 10 kali pertemuan.
1. Tahap Awal
Pendidikan Musik.
akan terlibat dalam penelitian ini sebanyak 7 orang yakni putra 2 orang dan
40
putri sebanyak 5 orang. Perekrutan terjadi pada tanggal 17-18 Maret 2022,
b. Jadwal Latihan
Setelah proses perekrutan anggota dalam tarian Toto Molas, langkah
diambil yakni proses pembelajaran akan dilakukan pada hari Senin, Rabu,
dalan satu minggu, hal ini terkait untuk menyesuaikan waktu dan tugas-tugas
kuliah dari anggota penari. Kegiatan ini dilakukan pada sore hari di lantai 1
dan lantai 4 gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) tepatnya
Pada hari Sabtu, tanggal 02 April 2022 yang bertempat di ruang D 7 lantai 4
Gedung FKIP, peneliti melakukan pertemuan awal dengan anggota penari sebelum
serta alasan memilih 2 orang putra dan 5 orang putri semester IV Program Studi
Pendidikan Musik, kemudian memperkenalkan ragam gerak asli dalam tarian yang
41
a. Pertemuan Pertama pada tanggal 02 April 2022
satu acara unik yang disebut Toto Molas. Toto artinya tunjuk atau menunjukan,
ini, biasanya dilakukan sebelum seorang calon istri hendak dihantar ke keluarga
bayangan.
Pihak laki-laki kemudian akan mengatakan dengan jenaka “oh bukan itu,
calon istri anak kami lebih cantik”, atau dengan kalimat yang lebih mengejek
“calon istri anak kami lebih mancung, putih, dan cantik, bukan yang ini. Jika
istri bayangan jauh lebih cantik dari istri yang sesungguhnya, maka pihak laki-
laki akan mengatakan “oh cantiknya, tapi ini simpan dulu” dan masih banyak
kalimat lain yang lebih lucu, tetapi tetap dalam suasana bahagia.
Gerakan dalam tarian ini terinspirasi dari acara Toto Molas yang
Dalam penerapan tari kreasi ini dibagi menjadi tiga bagian, bagian
(gerak kreasi). Gerakan dalam bagian opening menggunakan dua jenis gerakan
kreasi, untuk membuka dan memulai tari kreasi Toto Molas. Bagian kedua
42
adalah gerakan inti, menggambarkan seorang gadis yang hendak dihantar pada
keluarga laki-laki. Gerakan dalam bagian inti menggunakan dua jenis gerakan
asli, yaitu: gerakan sae dan gerakan ndundundake. Gerakan sae merupakan
gerakan, mengajak orang sekitar untuk menari dan merasakan suasana suka cita
kiri berada dipinggang diikuti gerakan kaki kanan berada di depan kaki
b) Ragam gerakan putra: pada hitungan 1x8 posisi kedua tangan diayunkan
43
Gambar 4.5 Posisi tangan dan kaki pada ragam gerak asli Ndundundake.
(Dok. Pribadi April 2022)
: Penari Putri
: Posisi Kedepan
: Posisi Kebelakang
44
e) Pola iringan musik
a) Ragam gerak putri: diawali kedua tangan diayunkan kesamping kiri dan
dibawah ini;
45
Gambar 4.6 Posisi tangan dan kaki pada ragam gerak asli Sae.
(Dok. Pribadi April 2022)
d) Bentuk pola lantai
46
1) Ragam gerak kreasi 1
kesamping kanan dan kiri sedangkan kaki kanan posisi berada didepan
47
Gambar 4.7. Posisi ragam gerak kreasi 1. (Dok. Pribadi April 2022)
d) Bentuk pola lantai 1 membentuk pola lantai dua baris memanjang
(horizontal).
kekanan atas dan tangan kiri berada lurus disamping kiri selanjutnya
tangan kiri diayunkan keatas dan tangan kanan lurus disamping diikuti
kebelakang diikuti gerakan kaki kanan berada di depan kaki kiri sambil
ditekuk.
48
Untuk lebih jelas, perhatikan gambar di bawah ini.
d) Bentuk pola lantai 2 pada ragam gerak kedua penari membentuk pola
lantai diagonal.
49
e) Pola iringan Musik
ragam yang dimaksudkan oleh peneliti, terlebih khusus untuk Nita yang
ulang agar mahasiswa minat tari dapat meniru gerakan dengan benar,
khususnya untuk Nita yang masih kaku menggerakan kaki ditekuk dan
kedua tangan diayunkan disamping kiri dan kanan badan dalam hitungan
50
4 lainnya mengayunkan tangan disamping kiri dan kanan. Dalam
penari putra dan putri melakukan gerakan yang sama. Untuk lebih jelas,
51
c) Pola iringan Musik
Dalam Ragam gerak 4 ini, merupakan ragam asli Sae, yang telah
peneliti meminta untuk mengulangi kembali gerakan asli Sae, yang sudah
Gambar 4.10. Posisi awal ragam gerak empat. (Dok. Pribadi April 2022).
a) Bentuk pola lantai ragam gerak asli (sae), membentu garis lurus
52
b) Pola iringan Musik
badan mereka terutama untuk penari putra (Meks dan Chen), pada
gerak tersebut.
Pada ragam gerak 4 penari awalnya susah untuk meniru gerakan yang
kedua tangan diayunkan kesamping kiri dan kanan dalam posisi duduk,
53
d. Pertemuan keempat pada tanggal 07 April 2022
kedepan dan tangan kanan kearah atas, untuk gerakan kaki diawali dengan
kaki kanan dijinjit didepan kaki kiri. Selanjutnya, penari melakukan gerakan
dengan posisi kedua tangan diayun kesamping kiri atas dengan posisi badan
lurus kedepan dan gerakan kaki tetap dijinjit mengikuti arah tangan. Gerakan
Gambar 4.11. Posisi pada ragam gerak 4.(Dok. pribadi, April 2022)
a) Pola lantai 5 untuk ragam gerak kreasi kelima penari membentuk pola
lantai dua baris lurus dan satu orang penari berada diantara penari
54
b) Pola iringan Musik
kaki ditekuk dan kedua tangan berada lurus kearah depan. kemudian
55
Gambar 4.12. Posisi awal ragam gerak 6. (Dok. Pribadi, April 2022).
membentuk pola lantai satu garis lurus dan satu garis lengkung.
kelima, karena salah satu anggota penari tidak mengikuti latihan dengan
alasan sakit.
56
Penari merasa kesulitan untuk memperagakan ragam gerak 5 terutama
yang telah dicontohkan oleh peneliti kepada penari, sehingga pada pertemuan
57
Penari melakukan gerakan ini secara berulang dengan hitungan dasar
1x8.
Gambar 4.13. Posisi awal ragam gerak 7. (Dok. Pribadi, April 2022).
Pola lantai untuk ragam gerak ketujuh, penari membentuk pola
huruf V.
58
a) Ragam gerak putri: gerakan diawali dengan gerakan mengayunkan kedua
kedua tangan diayunkan didepan dada lalu keatas sejajar dengan kepala.
dasar 1 x 8.
Gambar 4.14. Posisi awal pada ragam gerak 8. (Dok. Pribadi, April 2022).
59
d) Bentuk pola lantai ragam gerak kedelapan penari membentuk pola lantai
Penari merasa kesulitan karena gerakan antara kaki dan tangan kontak
60
Dalam pertemuan keenam, peneliti menerapkan ragam gerak kreasi
kesembilan.
kanan berada di depan dada diikuti gerakan kaki kanan maju mundur
dasar 1 x 8.
61
Gambar 4.15. Posisi awal pada ragam gerak 8. (Dok. Pribadi, April 2022).
5) Pola Iringan
9.
62
Dalam pertemuan ketujuh, peneliti menerapkan ragam gerak inti dari
1) Ragam gerak penari putri: diawali dengan gerakan dua orang penari putri,
orang penari putri mengayunkan tangan kanan dan kiri sambil berjalan
gerakan penjemputan penari putri sebagai akhir dari tarian toto molas,
tangan dengan salah satu penari putri hingga gerakan post akhir dari
tarian tersebut.
dasar 1 x 8.
63
Gambar 4.16. Posisi awal pada ragam gerak 8.
(Dok. Pribadi, April 2022).
disertai pola lantainya masing-masing dan diiringi dengan musik, latihan ini
3. Tahap Akhir
Pada tahap akhir dilaksanakan dalam pertemuan kesepuluh yakni pada hari
sabtu, 23 April 2022. Tahap akhir ini merupakan hasil akhir dari keseluruhan proses
latihan yang telah dilaksanakan dan diterapkan oleh peneliti. Semua anggota penari
64
diarahkan untuk melaksanakan pementasan di lantai 1 gedung Fakultas Keguruan
Kostum yang digunakan oleh para penari pada tahap akhir ini adalah:
a. Penari Putri
1) Kain songke
Kain songke merupakan kain tenun khas adat Manggarai, yang sering
digunakan pada setiap acara adat daerah Manggari. Dalam adat Manggarai
2) Balibelo
65
Gambar 4.18. Balibelo adat Manggarai, (Dok. Internet April 2022)
3) Brokat merah
66
Brokat (gambar 1) digunakan penari putri dalam tarian kreasi Toto Molas,
b. Penari Putra
1) Kain songke
2) Kemeja merah
pada acara tertentu, seperti: acara tiba meka, toto molas dan lainnya. Dalam
67
hal ini, peneliti memilih warna merah untuk penari putra dan putri dalam
68
Perhatikan gambar busana tari berikut:
C. Pembahasan.
Tarian Toto Molas Kreasi Etnis Manggarai Melalui Metode Imitasi dan Drill pada
Mahasiswa Minat Tari Semester IV Program Studi Pendidikan Musik Unwira Kupang,
yang dilakukan secara bertahap dan terkonsep dengan sangat baik. Penelitian ini
dilakukan dengan tahapan-tahapan awal dimulai dari perekrutan anggota penari tarian
Toto Molas.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode imitasi dan drill pada
kelompok tari Toto Molas dengan tujuan agar anggota penari tarian Toto Molas dapat
bekerja sama untuk melatih ragam gerak dan pola lantai pada tariantersebut. Menurut
oleh sikap menerima dan mengagumi dengan apa yang ditiru. Dengan kata lain imitasi
tidak berlangsung secara otomatis, tetapi ada faktor lain yang ikut berperan sehingga
69
cara menanamkan keterampilan-keterampilan tertentu yang dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan latihan (Irham dan Wiyani, 2016: 134) Latihan pada metode drill
mengandung arti bahwa latihan tersebut selalu diulang-ulang untuk memperoleh suatu
Pada penelitian ini peneliti menemukan perubahan kepada subjek selama proses
penelitian tidak mengetahui tarian Toto Molas dan ragam asli yang ada pada tarian
tersebut, tetapi dengan adanya penelitian tersebut akhirnya dapat mengetahui beberapa
acara adat dan tarian khas dari daerah Manggarai yang dijadikan pembelajaran baru
bagi subjek penelitian itu sendiri. Dalam proses penelitian berlangsung, ada sebagian
besar sujek penelitian yang sebelumnya melakukan latihan ragam gerak dengan kaku
namun pada akhirnya mampu mempraktiknya dengan baik dan rileks dengan metode-
metode yang diberikan oleh peneliti, yaitu metode imitasi dan drill. Adapun subjek
lainnya yang merasa sulit dalam menerapkan beberapa ragam gerak pada akhirnya
Adapun kelebihan yang dimiliki subjek penelitian yaitu mereka memiliki keinginan
untuk mempelajari banyak hal baru untuk mereka terapkan dan kembangkan salah
mencontohkan dan mempraktikan beberapa ragam gerak dalam tarian Toto Molas.
Selain itu beberapa subjek penelitian sudah bisa mempraktikan ragam gerak
tarian dengan baik tetapi masih mengalami kendala diantaranya dibeberapa gerakan
Untuk mengatasi hal tersebut peneliti menggunakan metode pembelajaran yang lain
70
yaitu metode drill. Metode drill merupakan pemberian latihan secara berulang-ulang
kepada siswa agar memperoleh suatu keterampilan tertentu (J. J. Hasibuan dan
Moedjiono, 2006 : 6). Tujuan peneliti menggunakan metode drill agar subjek
penelitian dapat memperoleh keterampilan yang baik saat mempraktikan ragam gerak
keinginan untuk mempelajari banyak hal baru untuk mereka terapkan dan
saat peneliti mencontohkan dan mempraktikan beberapa ragam gerak dalam tarian
Dari kelebihan dan kekurangan inilah peneliti berusaha agar subjek penelitian
dapat menerapkan ragam gerakan dengan baik, sehingga pada akhirnya upaya
meningkatkan ragam gerak tarian Toto Molas dapat diterapkan dengan baik oleh
71
D. Instrumen Asli
Alat musik yang digunakan dalam tari kreasi Toto Molas ialah gong dan
gendang.
1) Gong
masyarakat, kerajaan dan keagamaan. Gong juga dianggap sebagai harta, mas
kawin, pusaka, lambang status pemilik, perangkat upacara, dan lainnya. Gong
biasanya dimainkan bersama dengan Gendang sebagai pengiring suatu tarian dan
2) Gendang
72
Gendang adalah alat musik tradisional daerah Manggarai sejenis drum.
Secara esensial, gendang adalah lembaga kekuasaan dari suatu masyarakat hukum
adat. Gendang biasanya dimainkan bersama dengan Gong sebagai pengiring suatu
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peningkatan Ragam Gerak Tarian Toto Molas Kreasi Etnis Manggarai Melalui
Metode Imitasi Dan Drill Kepada Mahasiwa Minat Tari Semester IV Program Studi
Pendidikan Musik Unwira Kupang, berikut ini adalah tahapan pada hasil
penelitian :
1) Tahap Awal
2) Tahap Inti
gerakan tersebut.
c. Pertemuan III : Latihan ragam gerak 3 dan 4 juga pola lantai gerakan
tersebut.
tersebut.
tersebut.
74
g. Pertemuan VII : Latihan ragam gerak 10 sebagai gerakan gerakan inti
pengiring tari
3) Tahap Akhir
mempraktiknya dengan baik. Pada latihan awal, penari yang merasa kesulitan,
yaitu:
Ragam gerak asli: merasa kesulitan menggerakan tangan memutar pada gerak
Sae.
Ragam gerak kreasi: merasa kesulitan dalam menggerakan tangan dan kaki
pada ragam gerak kreasi 2, pada ragam kreasi 5, nita sulit berjinjit sambil
gerakan memutar.
Ragam gerak asli: merasa kesulitan menggerakan tangan memutar pada gerak
Sae.
75
Ragam gerak kreasi: kurangnya kelenturan badan, gerakan tangan masih
ragam gerak 6.
3) Maksimus Hambur
Ragam gerak asli: merasa kesulitan menggerakan tangan pada gerak Sae,
gerakan kaki yang masih kaku. Sedangkan pada ragam gerak Ndundundake,
Ragam gerak kreasi: Mex merasa kesulitan pada ragam gerak kreasi 1, 3, 5, 6
dan 8, terlihat dari gerakan kaki dan tangan yang masih kaku, khususnya
Ragam gerak asli: merasa kesulitan menggerakan tangan pada gerak Sae.
Ragam gerak kreasi: Chen merasa kesulitan pada ragam gerak kreasi 3, 6, 8,
dan gerakan akhir, terlihat dari gerakan kaki dan tangan yang masih kaku,
dan gerakan badan yang kurang lentur, Chen juga memiliki kesulitan dalam
Melihat masalah yang dialami oleh penari, peneliti mengatasi dengan cara
secara berulang-ulang agar mampu diterapkan dengan baik oleh penari khususnya
untuk keempat penari yang memiliki kesulitan dibeberapa ragam gerak tarian kreasi
toto molas. Selain itu, peneliti juga melatih penari yang memiliki kesulitan dengan
porsi lebih dari penari lainnya, agar mampu diterap dan dipraktikan dengan baik.
76
B. Saran
Setelah melalui berbagai tahapan proses dalam penelitian ini, peneliti memiliki
Unwira Kupang.
Agar terus melestarikan tari tradisional dan kiranya lebih kreatif untuk
dari daerahnya, juga mampu menemukan hal-hal baru yang membangun, dan
dapat diwariskan oleh generasi penerus, sebagai kekayaan nilai kearifan lokal.
77
DAFTAR PUSTAKA
Aswan, Zain, Bahri Syamsul, Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Penerbit PT. Rineka Cipta.
Irham & Wiyani. (2014). Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Jazuli, Muhammad. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press
Lagut, Nicholas, dan Suwarsono. 2019. Etnomatematika dan Penggunanaan Alat Music
Gong Gendang dalam Tarian Sae Kaba pada Upacara adat Congko Lokap di
Manggarai. Vol 5, No 1, Hal 577-579.
Riyan, Hidayatullah., dan Indra, B. 2017. Transformasi Tari Bedana Tradisi a Menjadi
Tari Kreasi. Jurnal Bahasa dan Sastra. Vol 18, No 2, Hal.178-191.
Susanti, Dewi. 2015. Penerapan Metode Penciptaan Alma Hawkins Dalam Karya
Tari Gndah Kancah. Jurnal Ekspresi Seni. Vol. 17, No. 1, Juni 2015.
Violita, dkk. 2018. Pembelajaran Tari Muli Siger Menggunakan Metode Drill dan
Media Audio Visual pada Kegiatan Ekstrakulikuler di SMK Negeri Bandar
Lampung. Jurnal Seni dan Pembelajaran.
78
Zain, dkk. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
WEBSITE
https://scholar.google.com/scholer?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=artikel+tari+kreasi+sae
+manggarai+ntt&btnG= Diakses pada tanggal 06 Januari 2022
https://m.floreseditorial.com/jurnalisme-warga/tarian-sae-menyambut-ritual-adat- congko-
lokap-gendang-teke/ Diakses pada tanggal 06 Januari 2022
https://www.trigonalmedia.com/2017/04/pengertian-seni-menurut-para- ahli.html?m=1
Diakses pada tanggal 10 Januari 2022
https://www.google.com/amp/s/docplayer.info/amp/73029596-Artikel-tentang-seni-
tari.html Diakses pada tanggal 20 Februari 2022
79