Anda di halaman 1dari 5

Nama : Siska Ajeng Pratiwi

Prodi : Pendidikan Tari - A


Matkul : Sejarah Seni Tari dan Seni Pertunjukan
Dosen Pengampu : Dra. Rr. Ruth Hertami Dyah Nugrahaningsih M.Si.,Ph.D

SEJARAH SENI TARI DAN SENI PERTUNJUKAN


A. Pengertian Sejarah

Sejarah dikenal sebagai suatu peristiwa masa lampau. Sejarah menjadi penting untuk
dipelajari, tidak hanya sebagai fenomena, tetapi sebagai bahan evaluasi. Telah banyak terjadi
peristiwa di masa lampau yang ada kaitannya dengan masa kini.
istilah sejarah diserap ke bahasa lain termasuk bahasa Indonesia. Pengertian sejarah menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V adalah pengetahuan terkait peristiwa atau
kejadian yang terjadi di masa lampau.
B. Pengertian Seni Tari

Seni tari adalah ekspresi jiwa manusia yang dilahirkan melelui gerak tubuh manusia yang
memiliki nilai-nilai estetika.
Menurut Corrie Hartong, seni tari adalah sebuah perasaan mendesak yang ada di dalam diri
manusia, sehingga mendorong dirinya untuk menuangkan ungkapan yang bentuknya berupa
gerakan yang ritmis.

Soedarsono mengatakan bahwa tari adalah suatu ungkapan yang berasal dari dalam jiwa
setiap manusia yang kemudian diekspresikan melalui gerakan ritmis sekaligus ritmis. Dalam
hal ini, Soedarsono menyatakan bahwa ungkapan rasa yang dimaksud adalah sebuah
emosional atau rasa yang pada manusia. Sementara itu, gerakan ritmis dan indah merupakan
suatu gerakan yang mengikuti iringan nada dari para pengiring, sehingga menciptakan suatu
seni yang bisa membuat orang lain terpesona ketika melihat gerakan ritmis tersebut.

Pada dasarnya, seni tari adalah suatu gerakan semua bagian tubuh atau hanya sebagian saja
yang dilakukan dengan ritmis serta pada waktu tertentu untuk mengungkap pikiran, perasaan,
dan tujuan dengan iringan musik atau tanpa iringan musik. Dalam hal ini, penari yang
menggunakan iringan musik, maka gerakannya akan mengikuti irama dari musik yang
dibawakan. Dengan kata lain, pengiring penari yang memainkan musik akan mengatur setiap
gerakan penari supaya makna dan tujuan dari tarian yang dibawakan tersampaikan kepada
penonton tari-tarian.
C. Pengertian Seni Pertunjukan

Seni pertunjukan adalah sebuah karya yang melibatkan kelompok ataupun individu di waktu
dan tempat tertentu. Seni pertunjukan merupakan salah satu karya seni yang kompleks karena
pada dasar nya seni pertunjukan tidak hanya melibatkan satu jenis komponen namun
melibatkan berbagai jenis karya seni. Seperti pada pertunjukan drama, seni yang ditampilkan
bukan hanya sebuah seni peran saja melainkan gabungan dari beberapa seni peran, seni rias,
seni musik, make up dan kostum yang di pakai oleh pemeran drama tersebut. Seni
pertunjukan tidak dapat berdiri sendiri maka dari itu seni pertunjukan disebut sebagai karya
seni yang kompleks.

Seni pertunjukan merupakan sebuah karya seni yang melibatkan aksi perorangan maupun
kelompok di waktu dan tempat tertentu. Kinerja dari seni pertunjukan itu sendiri biasanya
melibatkan empat unsur: ruang, waktu, tubuh pemeran dan hubungan pemeran dengan
penonton. Meskipun karya seni kinerja bisa juga seni ini di katakan sebagai seni yang
mainstream seperti seni sirkus, musik, dan teater, tapi biasanya seni-seni tersebut biasa di
kenal dengan “seni pertunjukan” seni kinerja atau biasa di sebut performance adalah seni
yang biasa mengacu pada seni konseptual yang berasal dari seni rupa dan beralih ke seni
kontemporer. istilah-istilah dalam sebuah seni pertunjukan:

1. Ruang: tempat untuk sebuah pertunjukan


2. Waktu: kesempatan yang digunakan oleh pemeran
3. Pemain: pertunjukan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih
4. Penonton: penikmat yang menyaksikan sebuah pertunjukan.

seni pertunjukan juga meliputi beberapa hal di antara nya

adalah:

1. Cerita/alur: Isi alur cerita yang harus ditampilkan merupakan sebuah konflik
antara pelaku satu dengan pelaku lainnya, biasanya sebuah cerita nya berupa
dialog yang disusun dalam sebuah script atau naskah.
2. Pemain: Pemeran seni pertunjukan harus memiliki dua cara untuk menyampaikan
cerita kepada para penonton yaitu perbuatan dan ucapan.
3. Tempat: Tempat sangat penting dalam sebuah seni pertunjukan, tempat juga untuk
mengekspresikan sifat dan watak tokoh sesuai dengan isi cerita.
4. Penonton: Penonton harus ada untuk mendukung kelangsungan hidup seni
pertunjukan, misalnya seni sirkus mendapat kelangsungan hidupnya dari hasil bayaran
penonton tersebut.
5. Sutradara: Bertugas menciptakan isi cerita kepada seluruh para penonton
melalui perbuatan dan ucapan para pemeran di panggung.
D. Sejarah Seni Tari

1. Zaman Prasejarah
Pada era ini, manusia belum mengenal tulisan. mereka hidup secara berkelompok dan
berpindah-pindah sambil bercocok tanam. Kepercayaan yang dianut seperti animisme,
dinamisme, dan ateisme.Di masa itu, tari-tarian sudah tercipta dengan menggunakan
gerakan tangan dan kaki walaupun masih sangat sederhana. Lalu, mereka juga telah
mengenal instrumen sebagai pengiring tarian.Nekara jadi salah satu instrumen musik
yang digunakan pada zaman prasejarah dan membuktikan perkembangan seni tari di masa
tersebut.

Seni tari pada zaman prasejarah banyak dipengaruhi oleh kepercayaan masyarakat,
sehingga bentuknya terlihat seperti:
Sangat sederhana
Gerak dan iringan tari sederhana
Riasannya dominan berwarna putih, hitam, dan merah
Tidak ada norma-norma yang mengatur gerak tari
Sekedar memenuhi untuk pelaksanaan upacara
Gerak tari fokus pada kaki dan tangan

2. Zaman Indonesia-Hindu
Pada masa pemerintahan Indonesia-Hindu, seni tari banyak mendapat pengaruh dari
kebudayaan India. Mayoritas pedagang yang datang cenderung menetap bahkan menikah
dengan penduduk pribumi.Kehidupan bangsa Indonesia sangat dipengaruhi oleh agama
Hindu, terutama pada masa Kerajaan Singasari, Kediri, tumpel, dan Majapahit. Hal
tersebut menjadi penyebab perpaduan tari India dan budaya yang ada pada kerajaan-
kerajaan masa itu.Ketika masa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Kutai,
perkembangan seni tari mengalami kemajuan yang pesat dan jadi bagian penting dalam
pelaksanaan upacara keagamaan.

Banyak jenis tari yang disajikan pada zaman Indonesia-Hindu, sebab seni tersebut
mendapat perhatian dari para raja dan bangsawan. Jenis-jenis tari itu meliputi tarian untuk
upacara adat dan upacara keagamaan.Sementara itu, tarian tradisional juga ikut
berkembang sebagai hiburan atau tontonan yang menarik pada kala itu. Pertumbuhan seni
tari di zaman Indonesia-Hindu bersumber dari cerita Mahabharata dan Ramayana yang
menggambarkan kebudayaan India.Sehingga, bentuk gerak disusun selaras dengan
kebutuhan upacara yang dilandasi atas kepercayaan bahwa seni tari berasal dari para
dewa.

3. Zaman Indonesia-Islam
Setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit, pengaruh agama Islam mulai menyebar. Para
penyebar agama Islam mulanya kesulitan dalam menarik simpati masyarakat, sehingga
mereka menempuh cara dengan memadukan budaya Islam dengan budaya yang telah ada,
yaitu budaya Hindu.

Seni tari yang dipakai oleh penyebar agama Islam tidak jauh berbeda dengan zaman
Indonesia-Hindu. Pada perkembangannya, jenis tari yang berasal dari zaman Indonesia-
Hindu tetap terpelihara dan dikembangkan sebagai sarana penyebaran ajaran.
Apabila ada yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka akan diubah. Beberapa fungsi
seni tari disesuaikan mengikuti perubahan peradaban masyarakat yang telah menganut
ajaran agama Islam.Penyebar agama Islam, Sunan Kalijaga menciptakan beberapa jenis
topeng untuk melengkapi jenis topeng yang telah ada sejak zaman Majapahit.Ia memiliki
ide untuk mengembangkan Bedoyo Sapto, sebuah tarian pada zaman Indonesia-Hindu
dengan jumlah penari mulanya 7 orang dan diubah menjadi 9 orang.7 penari itu
menggambarkan bidadari cantik di kayangan, yaitu Suprobo, Wilutomo, Rasiki,
Surendro, Bagan Mayang, Irim-Irim, dan Tunjung Biru. Kemudian, diubah menjadi 9
dengan melambangkan jumlah wali.Selain itu, angka 9 juga diartikan sebagai jumlah total
yang dimiliki manusia. Sejak saat itu, seni tari yang berasal dari kerajaan Hindu
mengalami penggarapan di lingkungan Keraton. Zaman kerajaan Islam memberikan
pengaruh yang besar terhadap kesenian di Jawa.

4. Zaman Penjajahan
Pada era kolonialisme atau penjajahan, seni tari banyak mengalami kemunduran. Suasana
tersebut membawa penderitaan bagi rakyat, sehingga diabaikan dan bukan menjadi salah
satu kebutuhan dalam masyarakat. Hanya di lingkungan tertentu saja seni tari masih
terpelihara dengan baik, seperti di istana atau Keraton. Pemeliharaan seni tari itu
bertujuan untuk menyambut tamu raja, sebagai rangkaian acara pernikahan putra dan
putri raja, penobatan, hingga jumenengan raja.

Akibat penjajahan yang semakin menyengsarakan masyarakat, muncullah aspirasi untuk


menciptakan jenis tari yang mengangkat semangat kepahlawanan, seperti tari prajurit, tari
pejuang, tari Prawiroguno dan tari Bondoyudo.

5. Zaman Setelah Kemerdekaan hingga Sekarang


Setelah pasca kemerdekaan, seni tari mengalami perkembangan yang jauh lebih baik
dibandingkan zaman sebelumnya. Banyak jenis-jenis tari mulai kembali ditekuni, seperti
tarian untuk upacara adat daerah, tarian sebagai upacara keagamaan di Bali, dan tarian
hiburan untuk melepas lelah. Tari yang dibuat sebagai tontonan juga mengalami
kemajuan. Sebagai bukti, hal itu terlihat dari menjamurnya sanggar-sanggar tari di
Indonesia.

E. Sejarah Seni Pertunjukan

Sejak zaman dahulu, seni pertunjukan sudah ada di Indonesia. Seni pertunjukan ini
berkembang dari berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia. Dalam sejarahnya, seni
pertunjukan di Indonesia terpengaruh oleh kebudayaan India, Arab, Cina, dan Eropa.

Seni pertunjukan di Indonesia pada awalnya hanya digunakan untuk kegiatan ritual,
seperti upacara adat dan keagamaan. Namun seiring berjalannya waktu, seni
pertunjukan di Indonesia semakin berkembang dan digunakan untuk hiburan. Pada masa
penjajahan Belanda, seni pertunjukan di Indonesia mengalami penindasan dan cobaan.
Namun, hal ini justru membuat seni pertunjukan semakin berkembang dan menjadi
semakin kuat.
1. Jenis Seni Pertunjukan Musik

Jenis seni pertunjukan yang pertama adalah musik. Musik di Indonesia memiliki banyak
sekali jenis, seperti gamelan, keroncong, pop, rock, dangdut, dan masih banyak lagi.
Gamelan adalah jenis musik tradisional yang berasal dari Jawa dan Bali. Sedangkan
keroncong adalah jenis musik yang berasal dari Portugis yang kemudian disesuaikan
dengan kebudayaan Indonesia.

Beberapa musisi Indonesia yang terkenal antara lain Iwan Fals, Rhoma Irama, dan
Didi Kempot. Mereka telah menghasilkan banyak lagu yang menjadi hit di Indonesia
dan bahkan di luar negeri.

2. Jenis Seni Pertunjukan Tari

Jenis seni pertunjukan yang kedua adalah tari. Tari di Indonesia juga memiliki banyak
sekali jenis, seperti tari kecak, tari jaipong, tari saman, dan masih banyak lagi. Tari kecak
berasal dari Bali dan terkenal dengan gerakan-gerakan yang khas. Sedangkan tari jaipong
berasal dari Jawa Barat dan merupakan tari yang penuh dengan energi.

Beberapa penari Indonesia yang terkenal antara lain Didik Nini Thowok, Eko Supriyanto,
dan Rianto. Mereka telah menampilkan tarian mereka di berbagai negara dan
mendapatkan penghargaan di tingkat internasional.

3. Jenis Seni Pertunjukan Teater Drama

Jenis seni pertunjukan yang ketiga adalah teater drama. Teater drama di Indonesia juga
memiliki banyak sekali jenis, seperti wayang orang, ketoprak, dan masih banyak lagi.
Wayang orang adalah teater tradisional yang menggunakan boneka wayang untuk
menggambarkan kisah-kisah epik.

Sedangkan ketoprak adalah teater yang berasal dari Jawa dan menggunakan bahasa Jawa.
Beberapa aktor Indonesia yang terkenal dalam dunia teater antara lain Butet Kartaredjasa,
Gunawan Maryanto, dan I Made Sidia.

Kesimpulan

Seni pertunjukan di Indonesia terdiri dari tiga jenis, yaitu musik, tari, dan teater drama.
Seni pertunjukan ini telah berkembang sejak zaman dahulu dan memiliki banyak sekali
jenis yang berbeda-beda. Seni pertunjukan di Indonesia memiliki nilai budaya yang
sangat tinggi dan telah menjadi bagian dari identitas bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai