Anda di halaman 1dari 2

Kelompok : 1

Nama anggota : 1.Abrar Ghazali


2.Agvaredyasa
3.Alvino
4.Amanda
Perkembangan seni tari di Nusantara :

Zaman Prasejarah.

Masyarakat zaman prasejarah ternyata sudah mengenal seni tari. Karena mereka mulai mengenal
nilai keindahan dalam tingkat kehidupan. Tari-tarian sudah tercipta menggunakan gerakan tangan
dan kaki walau masih sangat sederhana. Pada zaman itu, juga telah ada instrumen musik pengiring
tarian, misalnya nekara. Ini membuktikan bahwa pada zaman itu seni tari telah ada. Bentuk
sederhana dari gerakan yang disajikan sering dikaitkan dengan kepercayaan waktu itu. Sehingga
tariannya terkesan magis juga sakral. Pada zaman prasejarah, tari disajikan sebagai ungkapan
kegembiraan, kesederhanaan, dan digunakan dalam berbagai upacara. Gerakan tari pada zaman
prasejarah cenderung meniru alam. Mulai dari suara, perilaku, hingga tata kehidupan sehari-hari.
Seni tari pada zaman prasejarah banyak dipengaruhi kepercayaan masyarakat waktu itu, sehingga
bentuknya terlihat simpel dan masih sangat sederhana.

Zaman Indonesia-Hindu.

Pada masa pemerintahan Indonesia-Hindu, seni tari banyak dipengaruhi oleh kebudayaan India.
Mayoritas pedagang yang datang cenderung menetap bahkan menikah dengan penduduk pribumi.
Selain itu, kehidupan masyarakatnya juga sangat dipengaruhi agama. Hal itu menyebabkan
timbulnya perpaduan tari India dan budaya kerajaan saat itu. Ini juga terlihat pada masa kerajaan
Jawa, Taruma Negara (400M) dan Kerajaan Kutai di Kalimantan. Pada masa itu, perkembangan tari
mengalami kemajuan yang sangat pesat dan menjadi salah satu bagian terpenting dalam
pelaksanaan upacara keagamaan. Banyak jenis tari yang disajikan pada zaman ini, karena seni ini
mendapat perhatian yang cukup besar dari para raja atau bangsawan pada masa itu.

Jenis tarian itu banyak digunakan dalam upacara adat maupun acara keagamaan. Pertumbuhan
seni tari pada zaman Indonesia Hindu bersumber dari cerita Mahabarata dan Ramayana yang
menggambarkan kebudayaan India. Sehingga bentuk gerak disusun selaras dengan kebutuhan
upacara yang dilandasi atas kepercayaan bahwa seni tari berasal dari para dewa.
Perkembangannyapun dikelompokkan menjadi dua yaitu seni tari kerajaan dan seni tari rakyat.

Zaman Indonesia-Islam.

Pada zaman ini, tari digunakan sebagai sarana penyebaran agama Islam. Seni tari yang dipakai
tidak jauh berbeda dengan seni tari pada zaman Indonesia-Hindu. Dalam perkembangannya, jenis
tarian ini tetap dipelihara dan dikembangkan sebagai sarana penyebaran ajaran. Namun, ada
beberapa yang diubah karena tidak sesuai dengan nilai Islam. Beberapa fungsi seni tari disesuaikan
untuk mengikuti perubahan peradaban masyarakat yang sudah menganut ajaran Islam. Penyebar
agama Islam, seperti Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang telah banyak berperan dalam
perkembangan seni budaya pada zaman ini.
.

Zaman pergolakan atau penjajahan.

Pada zaman penjajah, seni tari banyak mengalami kemunduran. Karena penjajahan banyak
membawa penderitaan bagi rakyat, sehingga seni tari diabaikan dan bukan menjadi salah satu
kebutuhan masyarakat. Hanya di lingkungan tertentu saja, seni ini masih terpelihara dengan baik,
seperti di istana atau keraton. Ditujukan untuk kepentingan istana atau kerajaan, seperti menyambut
tamu, untuk upacara pernikahan, penobatan putra-putri, serta jumenengan raja. Berbeda dengan
seni tari di kalangan masyarakat pedesaan, seni tari hanya sesekali muncul sebagai tontonan untuk
melepas lelah setelah bercocok tanam. Akibat penjajahan yang makin menyengsarakan, hal ini
memicu rakyat untuk menciptakan jenis tarian untuk membangkitkan semangat. Contohnya tari
prajurit, tari pejuang, tari prawiroguno, dan tari bondoyudo. Meski begitu, seni tari pada masa ini
banyak dipengaruhi oleh bangsa Belanda. Misalnya busana yang menirukan pakaian opsir Belanda
lengkap dengan atributnya.

Zaman kemerdekaan sampai sekarang.

Perkembangan seni tari pada zaman kemerdekaan hingga sekarang jauh lebih baik dari
sebelumnya. Sejak Indonesia merdeka, berbagai jenis tarian mulai difungsikan kembali, seperti
tarian untuk upacara adat, media upacara keagamaan, dan sebagai hiburan. Tarian hiburan atau
tontonan sangat berkembang hingga saat ini. Contohnya ada banyak sanggar tari yang
memunculkan jenis tarian baru, seperti tari retno ngayudo, tari karno tanding, tari sukoretno dan
masih banyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai