Anda di halaman 1dari 10

Pengertian seni tari

• seni tari yaitu gerak badan secara berirama yang dilakukan


ditempat serta waktu tertentu buat keperluan pergaulan,
mengungkap perasaan, maksud, serta pikiran. Bunyi-
bunyian yang dimaksud musik pengiring tari mengatur
gerakan penari serta menguatkan maksud yang mau di
sampaikan.
• Secara umum seni tari adalah cabang seni yang
mengungkapkan keindahan, ekspresi, hingga makna
tertentu melalui media gerak tubuh yang disusun dan
diperagakan sedemikian rupa untuk memberikan
penampilan dan pengalaman yang menyenangkan atau
menumbuhkan horison baru bagi penontonnya
Unsur utama dalam tari adalah gerak, tata busana,
tata rias, iringan tari, properti tari, tempat
pertunjukan.
...
Unsur-Unsur Utama dalam Seni Tari
Wiraga (raga) Unsur utama dalam tari adalah wiraga
atau rasa. ...
2. Wirama (irama) ...
3. Wirasa (rasa) ...
4. Wirupa (ekspresi)
Seni tari adalah suatu kesenian dengan media ungkap
berupa gerakan. Berdasarkan kutipan dari situs resmi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang
mempunyai media ungkap atau substansi gerak melalui
gerakan manusia.
Sebuah tari didalam sejarh tari itu ada zaman
prasejarah,zaman islam, zaman kolonial, zaman
kemerdekaan, zaman Hindu BBudha.
Seni tari pada zaman prasejarah
• Pada era ini, manusia belum mengenal tulisan. mereka hidup secara berkelompok dan
berpindah-pindah sambil bercocok tanam. Kepercayaan yang dianut seperti animisme,
dinamisme, dan ateisme.
• Di masa itu, tari-tarian sudah tercipta dengan menggunakan gerakan tangan dan kaki
walaupun masih sangat sederhana. Lalu, mereka juga telah mengenal instrumen sebagai
pengiring tarian.
• Nekara jadi salah satu instrumen musik yang digunakan pada zaman prasejarah dan
membuktikan perkembangan seni tari di masa tersebut.
• Seni tari pada zaman prasejarah banyak dipengaruhi oleh kepercayaan masyarakat,
sehingga bentuknya terlihat seperti:
• Sangat sederhana
• Gerak dan iringan tari sederhana
• Riasannya dominan berwarna putih, hitam, dan merah
• Tidak ada norma-norma yang mengatur gerak tari
• Sekedar memenuhi untuk pelaksanaan upacara
• Gerak tari fokus pada kaki dan tangan
Seni tari pada zaman kolonial
• Pada zaman penjajahan, seni tari di dalam istana
masih terpelihara dengan baik. Namun, tari hanya
digunakan untuk kepentingan upacara istana,
misalnya, penyambutan tamu raja, perkawinan
putri raja, penobatan putra-putri raja, dan
jumenengan raja. Hal itu berbeda dengan seni tari
di kalangan rakyat biasa
Seni tari pada zaman
kemerdekaan
• Setelah pasca kemerdekaan, seni tari mengalami
perkembangan yang jauh lebih baik dibandingkan
zaman sebelumnya. Banyak jenis-jenis tari mulai
kembali ditekuni, seperti tarian untuk upacara adat
daerah, tarian sebagai upacara keagamaan di Bali,
dan tarian hiburan untuk melepas lelah.
• Tari yang dibuat sebagai tontonan juga mengalami
kemajuan. Sebagai bukti, hal itu terlihat dari
menjamurnya sanggar-sanggar tari di Indonesia.
Seni tari pada zaman islam
• Setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit, pengaruh agama Islam mulai menyebar. Para penyebar
agama Islam mulanya kesulitan dalam menarik simpati masyarakat, sehingga mereka menempuh
cara dengan memadukan budaya Islam dengan budaya yang telah ada, yaitu budaya Hindu.
• Seni tari yang dipakai oleh penyebar agama Islam tidak jauh berbeda dengan zaman Indonesia-
Hindu. Pada perkembangannya, jenis tari yang berasal dari zaman Indonesia-Hindu tetap
terpelihara dan dikembangkan sebagai sarana penyebaran ajaran.
• Apabila ada yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka akan diubah. Beberapa fungsi seni tari
disesuaikan mengikuti perubahan peradaban masyarakat yang telah menganut ajaran agama Islam.
• Penyebar agama Islam, Sunan Kalijaga menciptakan beberapa jenis topeng untuk melengkapi jenis
topeng yang telah ada sejak zaman Majapahit.
• Ia memiliki ide untuk mengembangkan Bedoyo Sapto, sebuah tarian pada zaman Indonesia-Hindu
dengan jumlah penari mulanya 7 orang dan diubah menjadi 9 orang.
• 7 penari itu menggambarkan bidadari cantik di kayangan, yaitu Suprobo, Wilutomo, Rasiki,
Surendro, Bagan Mayang, Irim-Irim, dan Tunjung Biru. Kemudian, diubah menjadi 9 dengan
melambangkan jumlah wali.
• Selain itu, angka 9 juga diartikan sebagai jumlah total yang dimiliki manusia. Sejak saat itu, seni tari
yang berasal dari kerajaan Hindu mengalami penggarapan di lingkungan Keraton.
• Zaman kerajaan Islam memberikan pengaruh yang besar terhadap kesenian di Jawa.
Seni tari pada zaman Hindu-
Budha
• Pada masa pemerintahan Indonesia-Hindu, seni tari banyak mendapat pengaruh dari
kebudayaan India. Mayoritas pedagang yang datang cenderung menetap bahkan menikah
dengan penduduk pribumi.
• Kehidupan bangsa Indonesia sangat dipengaruhi oleh agama Hindu, terutama pada masa
Kerajaan Singasari, Kediri, tumpel, dan Majapahit. Hal tersebut menjadi penyebab
perpaduan tari India dan budaya yang ada pada kerajaan-kerajaan masa itu.
• Ketika masa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Kutai, perkembangan seni tari
mengalami kemajuan yang pesat dan jadi bagian penting dalam pelaksanaan upacara
keagamaan.
• Banyak jenis tari yang disajikan pada zaman Indonesia-Hindu, sebab seni tersebut
mendapat perhatian dari para raja dan bangsawan. Jenis-jenis tari itu meliputi tarian
untuk upacara adat dan upacara keagamaan.
• Sementara itu, tarian tradisional juga ikut berkembang sebagai hiburan atau tontonan
yang menarik pada kala itu. Pertumbuhan seni tari di zaman Indonesia-Hindu bersumber
dari cerita Mahabharata dan Ramayana yang menggambarkan kebudayaan India.
• Sehingga, bentuk gerak disusun selaras dengan kebutuhan upacara yang dilandasi atas
kepercayaan bahwa seni tari berasal dari para dewa.
Seni tari pada zaman pasca
kemerdekaan
• Di zaman penjajahan ini tarian di Indonesia
mengalami kemunduran karena suasana di
Indonesia yang kacau akibat dijajah. Namun untuk
seni tari yang diperagakan di suatu acara khusus
masih dipelihara dengan baik. Sehingga hanya saat
acara-acara penting saja beberapa tarian
dipentaskan di zaman penjajahan.
Tari tradisional jawa
Jawa timur
Tari reog Ponorogo
Tari Gandrung
Tari thengul
Tari jaran buto
Jawa tengah
Tari serimpi
Tari bedhaya
Tayub
Sintreni
Gambyong
Jawa barat
Tari topeng panji
Jaipong
Topeng kuncaran
Kethuk tilu
Merak
Kamonesan
Wangsasuta

Anda mungkin juga menyukai