Anda di halaman 1dari 38

MODUL PEMBELAJARAN

Mata
: Kesenian Daerah
Pelajaran
Kelas/
: VIII / Delapan (Satu)
Semester
Materi : Seni Tari, Seni Karawitan, Seni
Pedhalangan, Seni tembang

PETUNJUK UNTUK PESERTA DIDIK

Modul pembelajaran ini terdiri dari 4 sub bab, yaitu seni tari, seni karawitan, seni
pedhalangan, dan seni tembang. Modul ini disusun secara berurutan sesuai dengan
urutan materi yang terlebih dahulu perlu dikuasai. Dalam mempelajari modul ini
diharapkan peserta didik :
1. Membaca petunjuk penggunaan modul untuk mengetahui materi modul
secara utuh.
2. Membaca tujuan yang diharapkan sebelum dan setelah membaca atau
mempelajari isi modul.
3. Mempelajari modul secara berurutan agar memperoleh pemahaman yang
utuh.
4. Melakukan semua instruksi yang ada pada modul untuk mendapatkan
pemahaman mengenai materi modul dengan baik.
5. Melakukan pendalaman pemahaman materi dengan mengikuti petunjuk pada
bahan refleksi yang sudah disediakan pada modul kemudian mencatat hasil
refleksi dari modul pembelajaran ini pada buku catatan!
6. Apabila ada kesulitan untuk memahami materi modul, peserta didik dapat
menanyakan kepada guru melalui media komunikasi guna mendapatkan
penjelasan lebih lanjut.
7. Catatlah hasil refleksi dari modul pembelajaran ini pada buku catatanmu !
8. Untuk meningkatkan literasi, setelah membaca dan mempelajari modul ini,
agar menambah bacaan pada Buku Siswa (buku materi kesda) halaman 3 s.d
11
9. Di akhir pembelajaran, mengerjakan latihan soal-soal pada aplikasi umpan
balik melalui tautan yang disampaikan oleh guru.
10. Selamat belajar mandiri dan mempelajari modul.
MATERI KESENIAN DAERAH
SENI TARI KELAS 8 SEMESTER 1

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya


2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan procedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni budaya, terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret dan ranah abstrak.

B. KOMPETENSI DASAR
1.1. Menerima, menanggapi dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni tari sebagai
bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan
2.1. Menunjukkan sikap menghargai, jujur, disiplin, melalui aktivitas berkesenian
2.2. Menunjukkan sikap bertanggungjawab, peduli, santun terhadap karya seni tari
2.3. Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi internal, kepedulian terhadap lingkungan dalam
berkarya seni
3.1 Mendeskripsikan perkembangan tari
3.2 Mengidentifikasi jenis tari menurut bentuk penyajiannya.
3.3 Memperagakan tari tradisi daerah.
C. TUJUAN
1. Menjelaskan tahap-tahap perkembangan tari.
2. Menyebutkan ciri-ciri pada setiap tahapan perkembangan tari
3. Membedakan antara tari tunggal, massal, duet, kelompok
4. Menyebutkan ciri-ciri tari tunggal, pasangan, massal dan kelompok.
5. Menentukan nama-nama tari tunggal, massal, pasangan dan kelompok.
6. Memperagakan tari tradisi daerah bentuk tunggal.
A. Sejarah & Perkembangan Tari
Perkembangan seni tari dipengaruhi oleh tingkat peradapan masyarakat pada
saat itu dan juga sangat ditentukan oleh situasi dan kondisi pemerintahannya. Untuk
mengetahui perkembangan seni tari, secara garis besar diperkirakan
pertumbuhannya didasarkan pada periode tahapan – tahapan sebagai berikut :

1) Tari pada jaman Prasejarah / Primitif.


2) Tari pada jaman Kerajaan Hindhu.
3) Tari pada jaman Kerajaan Islam.
4) Tari pada jaman Penjajahan
5) Tari pada jaman Kemerdekaan sampai sekarang.
1. Tari Pada Jaman Prasejarah / Primitif.
Pada jaman Prasejarah bentuk gerak tari sangat sederhana, hanya berupa
hentakan kaki dan gerak tangan yang menimbulkan ritme pada peralatan yang
dibawanya, dengan menirukan gerak binatang ataupun alam sekitarnya. Iringan
yang digunakan juga sangat sederhana, monoton hanya berupa tepuk tangan
ataupun nyanyian. Bentuk penyajian tari umumnya dilakukan secara kolektif ( orang
banyak ) dengan komposisi melingkar menghadap ke dalam. Tari pada jaman
prasejarah biasanya digunakan sebagai tari upacara, yang mana dalam upacara
tersebut ada tujuan atau maksud tertentu yang melatar belakanginya, maka pada
umumnya bersifat sakral, magis dan dipengaruhi adanya kepercayaan animisme dan
dinamisme.
2. Tari Pada Jaman Kerajaan Hindhu.
Pada jaman Kerajaan Hindhu seni tari banyak dipengaruhi oleh kebudayaan
dari India antara lain cerita Ramayana dan Mahabharata. Karena pengaruh agama
Hindhu, seni tari digunakan sebagai media penyembahan terhadap para dewa, maka
seni tari menjadi bagian yang sangat penting dalam upacara-upacara keagamaan,
adapun bentuk-bentuk gerak tari peninggalan jaman Hindhu dapat kita lihat pada
relief – relief dinding Candi Prambanan, Candi Penataran dan candi-candi lainnya
yang merupakan peninggalan kebudayaan Indonesia – Hindhu dengan bentuk
ragam gerak yang sudah mulai dikenalkan. Seni Tari pada jaman kerajaan Hindhu
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Karena mendapat perhatian dari raja
dan para bangsawan seperti tari-tarian upacara adat, keagamaan yang bernilai
artistik tinggi yang sekarang disebut sebagai tari tradisi klasik yang berasal dari
kraton. Antara lain tari Bedhaya dan tari Srimpi, menurut perbedaan, tari Bedhaya
pada tari jaman Hindhu berjumlah 7 orang yang melambangkan 7 bidadari dari
khayangan, sedangkan tari Srimpi berjumlah 4 orang penari.
3. Tari Pada Jaman Kerajaan Islam.
Dengan masuknya agama Islam ke Indonesia, ada pergeseran nilai dan fungsi
seni tari. Ketika pada jaman Hindhu, seni tari digunakan sebagai media
penyembahan kepada dewa, maka pada jaman Indonesia Islam kesenian
dikembangkan sebagai sarana media penyebaran dan penyuluhan agama Islam
dengan menyesuaikan peradapan masyarakat yang sudah menganut ajaran Islam.
Sebagai contoh :
 Tokoh penyebar agama Islam / Wali banyak menciptakan bentuk-bentuk
sekar / tembang yang bernafaskan Islam.
 Tari Bedhaya yang pada jaman Hindhu dengan penari 7 orang
melambangkan 7 bidadari di Khayangan. Pada jaman Sultan agung menjadi
9 orang yang melambangkan Wali Sanga.
 Dilingkungan istana setiap peringatan lahirnya Nabi Muhammad dibunyikan
gamelan Sekati yang sekarang menjadi acara Sekaten.
4. Jaman Penjajahan.
Pada jaman penjajahan seni tari tidak mengalami perkembangan, akibat pada
waktu itu negara kita dijajah oleh bangsa asing, sehingga bentuk kesenian banyak
dikesampingkan, karena rakyat bergejolak ingin melepaskan diri dari penjajah.
Hanya dilingkungan istana seni tari masih tetap terpelihara untuk kepentingan
upacara-upacara di istana, misalnya : untuk menyambut tamu, untuk penobatan
putra-putri raja dan sebagainya. Sedangkan dikalangan rakyat, hanya kadang-
kadang saja timbul jenis-jenis kesenian sebagai hiburan selesai panen.
Adapun peninggalan jaman penjajahan bisa kita lihat di daerah Purworejo ada
kesenian Dolalak yang menirukan tingkah laku serdadu – serdadu Belanda pada
waktu berbaris, menari dan menyanyi dengan bunyi do – la – la ( dari 1 6 6 )
hingga sampai sekarang terkenal dengan Dolalak, menggunakan busana yang
menirukan pakaian opsir Belanda lengkap dengan atributnya. Disamping itu ada pula
pengaruh yang timbul di lingkungan istana yang tergarap dengan cermat yaitu tari
Srimpi yang menggunakan properti berupa pistol yang melambangkan perlawanan
terhadap penjajah.
5. Tari Pada Jaman Kemerdekaan Sampai Sekarang.
Setelah kemerdekaan tercapai seni tari banyak dipengaruhi oleh kondisi
sebelumnya yaitu adanya keinginan yang sangat kuat untuk merdeka, maka bentuk-
bentuk tari banyak berupa bentuk kepahlawanan dan seni tari mulai difungsikan,
serta digarap kembali sebagai tari upacara, tari adat / tradisi ataupun tari hiburan.
Pada saat ini pembinaan dan pengembangan kesenian di Indonesia berada
dibawah Departemen Pendidikan Nasional ( Depdiknas ) serta Departemen
Pariwisata, Seni Dan Budaya. Kedua Departemen ini merupakan lembaga
pemerintahan yang menangani pembinaan dan pengembangan kesenian.
Kegiatannya antara lain mengadakan kegiatan-kegiatan kesenian dan mempunyai
tugas mempersiapkan berbagai misi kesenian yang dikirim keluar negeri ataupun
dalam negeri.
Adapun lembaga-lembaga pendidikan formal yang sudah didirikan oleh pemerintah
antara lain :
a. KOKAR ( Konservatori Karawitan Indonesia ) yang didirikan tahun 1950 di
Surakarta yang kemudian bernama SMKI (Sekolah Menengah Karawitan
Indonesia), sekarang bernama SMK Negeri 8.
b. ASTI ( Akademi Seni Tari Indonesia )sekarang bernama ISI (Institut Seni
Indonesia)
c. Di Surakarta ASKI (Akademi Seni Karawitan Indonesia) berganti nama menjadi
STSI (Sekolah Tinggi Seni Indonesia) yang sekarang bernama ISI (Institut Seni
Indonesia)
d. TBJT ( Taman Budaya Jawa Tengah ) di Surakarta yang menjadi tempat untuk
mengadakan pagelaran dan kegiatan berbagai macam kesenian.
e. Di Jakarta (1968) : Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM) yang
secara aktif menonjolkan pementasan berbagai jenis seni pertunjukan dari daeah
dan luar negeri, tahun 1970 dibangun Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta
(LPKJ) yang sekarang bernama Institut Kesenian Jakarta ( IKJ ), STSI Bali, STKW
Surabaya, ASTI Bandung, ASKI Padang Panjang.
Selain lembaga pendidikan formal banyaknya sanggar-sanggar tari, padepokan-
padepokan seni khususnya di Surakarta antara lain :
 Sanggar tai Soerya Soemirat
 Sanggar tari Metta Budaya
 Sanggar tari Sarwi Budaya,
 Sanggar Tari gendhewa Pinenthang
 Sanggar Tari gedhong Kuning dan lain sebagainya.
Terlebih berkat adanya dukungan dari pemerintah dengan mendirikan lembaga-
lembaga formal dan non formal dapat membuka kesempatan bagi seniman-seniman
muda untuk mencoba mewujudkan pembaharuan nilai dan bentuk garapan tari
sebagai usaha menambah perbendaharaan di bidang seni tari, maka muncullah
berbagai jenis tari tradisi kreasi maupun kreasi baru. Hal tersebut membawa seni
tari menjadi bagian yang penting dalam kehidupan sosial maupun masyarakat dan
juga dunia pendidikan untuk pembentukan watak yang berkepribadian sesuai
dengan nilai – nilai budaya bangsa.

B. Jenis Tari Menurut Bentuk Penyajiannya.


Dilihat dari bentuk penyajiannya tari dapat dibedakan menjadi :
1) Tari Tunggal ( Solo )
2) Tari Berpasangan / Pasangan ( Duet )
3) Tari Kelompok
4) Tari Massal.
Dalam pengertian diatas masing-masing bentuk ada keterkaitannya, misalnya
bentuk tunggal bisa menjadi bentuk massal apabila dilakukan oleh banyak penari,
tetapi bentuk tari tunggal yang menggambarkan tokoh dari suatu cerita tidak tepat
untuk tari massal, misalnya Tari Gatutkaca, Tari Gambiranom. Demikian juga bentuk
berpasangan bisa menjadi bentuk massal apabila dilakukan oleh beberapa pasang
penari.
1. Bentuk Tari Tunggal
Tari yang dilakukan oleh satu orang penari pada bentuk tunggal ini gerak tarinya
bisa merupakan penggambaran dari suatu obyek tertentu ( binatang, kegiatan
manusia ), bisa juga penokohan dari suatu cerita ( penggambaran seorang tokoh
dalam cerita tertentu ). Dalam membawakan tari tunggal, seorang penari dapat lebih
bebas mengungkapkan ekspresinya, tanpa harus menyesuaikan penari lainnya dan
dibutuhkan rasa percaya diri yang tinggi serta harus dapat mengisi ruang pentas
yang disediakan untuk menari. Adapun materi yang perlu dipersiapkan dalam
membawakan tari tunggal antara lain :
1) Memahami karakter dan isi tema tari.
2) Menguasai ragam gerak sesuai susunan gerak tarinya ( koreografinya )
3) Menguasai irama dan ruang pentas
4) Rasa percaya diri yang tinggi

Putri Putra Alus Putra Gagah

1. Gambyong Gambiranom (Lanyap) Kuda – Kuda


2. Golek Manis Gunungsari (Luruh) Jemparingan
3. Kukila Pamungkas (Luruh) Jaranan
4. Merak Kiprah Dewakumara (Lanyap) Prawiraguna
5. Golek Tirtokencono Bromastra (Lanyap) Eko Prawira
6. Manipuri Menak Koncar Gatutkaca Gandrung
7. Bondhan Klono

Gambar : Contoh tari tunggal yang ditarikan secara kelompok ( Tari


Pejuang )
Gambar Tari Golek

2. Tari Berpasangan / duet


Yang dimaksud tari berpasangan adalah tari yang dilakukan oleh dua orang
penari, dengan karakter tidak selalu sama, tetapi yang terpenting adalah geraknya
saling berhubungan atau ada keterpaduan jalinan gerak antara keduanya. Sebagai
persiapan dalam membawakan bentuk tari berpasangan sama dengan persiapan
dalam membawakan tari tunggal ditambah yang penting adalah keterlatihan dengan
partner/pasangan tari untuk mewujudkan keserasian ataru keharmonisan. Pada seni
tari tradisi gaya Surakarta, tari berpasangan dibedakan menjadi :
a. Jenis Wireng
b. Jenis Pethilan

1) Jenis Wireng
Ciri – ciri jenis wireng antara lain :
 Tidak mengambil dari suatu cerita
 Kostum / busana sama
 Karakter sama
 Menampilkan tema heroik / perang / keprajuritan.
 Perangnya tidak terlihat yang kalah dan yang menang / sama kuat
Beberapa contoh tari berpasangan jenis wireng yaitu :

Tari Putri Tari Putra Alus Tari Putra Gagah

1. Retna Tinandhing Panji Kembar 1. Bandayuda


2. Lawung
3. Bogis Kembar

Gambar : Tari Wireng “Bandayuda” “ Tari Bogis Kembar “

2) Jenis Pethilan
Ciri – ciri jenis pethilan antara lain :
 Mengambil sebagian dari suatu cerita
 Kostum/busana tidak selalu sama
 Karakter tidak selalu sama
 Tidak selalu menampilkan tema heroik atau perang
 Pada tema heroik terlihat jelas yang kalah dan yang menang.

Beberapa contoh tari berpasangan jenis pethilan :


 Karakter putri endhel dan putri endhel (perang)
1. Srikandhi Mustakaweni
 Karakter putri alus dan putri endhel (perang)
1. Adaninggar Kelaswara
 Karakter putri endhel dan putra gagah (perang)
1. Srikandhi Cakil
2. Srikandhi Burisrawa
 Karakter putri dan putra alus (erotik)
1. Karonsih 3. Enggar-enggar
2. Lambangsih 4. Driasmara
 Karakter putra alus dan putra gagah ( perang )
1. Sancaya Kusumawicitra
2. Bambangan Cakil
 Karakter putra gagah dengan putra gagah (perang)
1. Handaga Bogis 3. Anoman Cakil
2. Anila Prahastha 4. Gatutkaca Antarejo

Gambar : Tari Jenis Pethilan “ Tari Adaninggar Kelaswara “


3. Tari Kelompok
Adalah tari yang dilakukan oleh beberapa penari dimana antara satu penari
dengan penari yang lain gerakannya berbeda, meskipun geraknya tidak sama tetapi
gerakan tersebut ada hubungan yang merupakan jalinan untuk mencapai
keterpaduan. Jadi dalam tari kelompok ini penyajiannya berbeda sekali dengan tari
tunggal, maupun tari massal.
Tari kelompok dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Tari Kelompok Tanpa Dialog
Contoh : Tari Bedhaya, Tari Srimpi.
2. Tari Kelompok menggunakan dialog dibagi dua yaitu :
a) Berdialog prosa, contoh : wayang orang.
b) Berdialog tembang, contoh : Langendriyan
Gambar Tari Kelompok Tanpa Dialog : “ Tari Srimpi “

Gambar Tari Kelompok Berdialog Prosa : “ Wayang Orang “


4. Tari Massal.
Tari massal adalah tari yang dilakukan oleh banyak penari dengan ragam
gerak yang sama, dan antara penari satu dengan penari yang lain tidak ada jalinan
gerak yang saling melengkapi. Dalam tari massal ini busana / kostum bisa sama /
seragam bisa juga berbeda dan mungkin juga ada pembagian penari dengan pola
lantai yang berlainan. Contoh : Tari Gambyong, Tari Golek, Tari Jaranan, Tari
Wanara dan lain sebagainya.

Gambar Contoh Tari Massal


Tema Erotik
Tunggal
Heroik

Erotik
Tari Surakarta Berpasangan
Heroik

Tanpa dialog (Sendratari)

Kelompok Berdialog tembang (Langendriyan)

Berdialog prosa (Wayang orang)

C. Deskripsi tari tadisi daerah bentuk tunggal.

TARI GOLEK TIRTOKENCONO


Karakter : Tari Putri

1. Kapang – kapang - Srisig, Sindhet Kiri


2. Nikelwarti / Jengkeng - Sembahan, Berdiri, Sindhet Kiri
3. Laras - Ngigel
4. Kebar 1 Ulap – ulap Kanan - Ngigel
Ulap – ulap Kiri, - Ngigel
5. Kebar II Tasikan Kanan, - Ngigel
Tasikan Kiri, - Kengser Menthang Sampur
6. Kebyokan Sampur - Srisig
7. Kebar III Trap Jamang Kanan - Ngigel
Trap Jamang Kiri, - Ngigel
8. Kebar IV Ngilo Asta - Ngigel
Ngilo Asta, - Kengser menthang Sampur
9. Enjer Ridhong Sampur - Srisig
10. Ngilo Sampur
11. Engkyek
12. Kapang – kapang, Srisig, Masuk Selesai.
D.Rangkuman

Perkembangan seni tari


Perkembangan seni tari oleh tingkat peradapan masyarakat pada saat itu dan
juga sangat ditentukan oleh situasi dan kondisi pemerintahannya. Untuk
mengetahui perkembangan seni tari, secara garis besar diperkirakan
pertumbuhannya didasarkan pada periode tahapan – tahapan sebagai berikut :
a. Tari pada jaman Prasejarah / Primitif.
b. Tari pada jaman Kerajaan Hindhu.
c. Tari pada jaman Kerajaan Islam.
d. Tari pada jaman Penjajahan
e. Tari pada jaman Kemerdekaan sampai sekarang.
Jenis Tari Menurut Bentuk Penyajiannya.
Dilihat dari bentuk penyajiannya tari dapat dibedakan menjadi :
i. Tari Tunggal ( Solo )
ii. Tari Berpasangan / Pasangan ( Duet )
iii. Tari Kelompok
iv. Tari Massal.
LATIHAN SOAL

1. Sebagai usaha untuk menambah perbendaharaan dibidang seni tari banyak


muncul beberapa tari tradisi kreasi dan kreasi baru, hal ini terjadi pada
jaman ........
a. penjajahan c. Islam
b. Hindhu d. Kemerdekaan
2. Tari yang dilakukan oleh dua penari dengan karakter tidak selalu sama, tetapi
yang terpenting gerak saling berhubungan atau ada keterpaduan jalinan gerak
antara keduanya.Tari tersebut dapat dikelompokkan dalam tari ......................
a. tunggal c. massal
b. berpasangan d. Kelompok
3. Cerita Ramayana dan Mahabarata adalah merupakan pengaruh dari :

a. jaman Islam c. jaman Prasejarah


b. jaman Hindhu d. jaman Kemerdekaan
4. Suasana atau sifat tari pada jaman primitif adalah :
a. magis dan sakral c. sedih
b. riang d. Gembira
5. Perkembangan tari pada jaman kerajaan Hindhu banyak dipengaruhi
cerita ...........

a. legenda c. Ramayana dan Mahabharata


b. sejarah d. adat
6. Ciri-ciri jenis wireng dapat dilihat dari pakaian, karakter, tata rias dan
sebagainya. Dibawah ini ciri-ciri jenis wireng kecuali :
a. tema heroik/perang c. busana sama
b. tidak ada yang kalah dan menang d. mengambil dari suatu cerita
7. Tari putri yang dapat dikelompokkan dalam wireng adalah ............
a. Retna Tinandhing c. Lawung
b. Panji Kembar d. Bandayuda
8. Tari yang menggunakan tata rias dan busana kembar, tidak mengambil suatu
cerita, mempunyai karakter sama dan sebagainya. Ciri-ciri di atas terdapat pada
jenis tari :
a. wireng c. duet
b. tunggal d. massal
9. Ciri – ciri yang mengambil dari suatu cerita, menggunakan busana tidak selalu
sama, karakter juga tidak selalu sama. Ciri-ciri diatas terdapat pada jenis
tari ...............
a. pethilan c. wireng
b. tunggal d. duet
10. Tari berpasangan jenis pethilan yang mempunyai karakter putri alus dan putri
endhel, adalah :
a. Adaninggar kelaswara c. Manggalaretna
b. Srikandhi Mustakaweni d. Retna Ngayuda

11. Pertunjukan tari yang digunakan sebagai sarana upacara persembahan kepada
roh nenek moyang dan benda-benda yang dianggap gaib, merupakan salah satu
ciri tari yang berkembang pada jaman......
A. Penjajahan C. Hindu
B. Prasejarah D. Kemerdekaan
12. Di bawah ini bentuk nama tari yang berkembang pada jaman kerajaan
Hindu,adalah........
A. Gambyong C. Bedaya
B. Dolalak D. Tayub
13. Pada jaman kerajaan Islam fungsi tari dipergunakan untuk ......
A. Sarana upacara adat-istiadat C. Sarana upacara agama Hindu
B. Sarana penyebaran agama Islam D. Sarana upacara agama Budha
14. Sedangkan pada jaman Penjajahan keberadaan tari tidak mengalami
perkembangan, ini diakibatkan karena.........
A. Rakyatnya takut pada penjajah
B. Rakyatnya sangat susah dan kelaparan
C. Rakyatnya berjuang untuk merebut kemerdekaan
D. Rakyat tidak peduli terhadap seni tari
15. Tarian Dolalak adalah tarian yang muncul pada jaman .........
A. Kerajaan Islam C. Penjajahan
B. Kerajaan Hindu D. Kemerdekaan
16. Bukti hasil dari perkembangan pada jaman kemerdekaan adalah .........
A. Berdirinya sekolah-sekolah formal
B. Berdirinya pendidikan formal seni seperti ASKI,KOKAR dan ASTI
C. Berdirinya yayasan sosial
D. Berdirinya sekolah kejuruan
17. Dalam mempersiapkan tari pasangan maupun tari tunggal hampir sama, tetapi
dalam tari berpasanganya yang terpenting adalah .....
A. keserasian dan keharmonisan C. kelincahan
B. Keindahan dan harmoni D. keterbukaaan
18. Di bawah ini adalah nama-nama bentuk tari tunggal yang juga bisa digunakan
untuk tari bentuk massal, yaitu.....
A. Gambyong,Jaranan,Jemparingan Koncar
B. Gambyong, Gunungsari,Gatotkaca Gandrung
C. Gambyong,Gatotkaca Gandrung, Menak Golek,
D. Gambyong, Bugis Kembar
19. Di bawah ini adalah hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh seorang penari tunggal,
kecuali ......
A. Hafal gerak, memahami karakter dan tema isinya
B. Menguasai ragam gerak sesuai susunan gerak tarinya
C. Berpenampilan yang serba glamour dan mewah
D. Rasa percaya diri yang tinggi
20. Pilihlah macam nama- nama tari bentuk tunggal pada pernyataan di bawah ini
yang benar adalah.....
A. Menak Koncar, Gambiranom, Gunung sari, Retno Tinanding
B. Menak Koncar, Kiprah Dewa Kumara, Gunungsari,Bambangan Cakil
C. Gambiranom, Gunungsari, Bromastra,Gatotkaca Gandrung
D. Gambiranom, Gunungsari,Bromastra, Karno Tanding
MATERI SENI KARAWITAN KLS 8 SMT 1

Standar Kompetensi :

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya


2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan procedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni budaya, terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret dan ranah abstrak.

KOMPETENSI DASAR:
1.1. Menerima, menanggapi dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni karawitan
sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan
1.2. Menunjukkan sikap menghargai, jujur, disiplin, melalui aktivitas berkesenian
1.3. Menunjukkan sikap bertanggungjawab, peduli, santun terhadap karya seni karawitan
1.4. Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi internal, kepedulian terhadap lingkungan dalam
berkarya seni
2.1 Mengidentifikasi irama dalam gendhing.
2.2 Mendeskripsikan nada-nada dalam karawitan.
2.3. Mempresentasikan struktur dan komposisi gendhing .
3. 1. Mempraktekkan tehnik-tehnik tabuhan.
3. .2. Menyajikan karya seni karawitan secara berkelompok dengan menabuh bersama.
Tujuan
1) Menjelaskan pengertian irama.
2) Menyebutkan macam-macam irama dengan penerapannya.
3) Menyebutkan nada-nada dalam laras Slendro dan Pelog.
4) Menggambarkan skema Ketawang dan ciri-cirinya.
5) Membedakan balungan mlaku, nibani, dan campuran.
6) Menjelaskan tehnik-tehnik tabuhan.
7) Menabuh bersama secara berkelompk sutu bentuk gendhing.
A. Macam-macam Irama
Dalam karawitan jawa gaya Surakarta, untuk suatu keperluan dalam
pergelaran Karawitan, dikenal beberapa macam irama. Adapun pengertian irama
adalah kecepatan jalannya suatu lagu/gendhing. Didalam pergelaran karawitan cara
menentukan irama diukur dari perbandingan tabuhan Saron Penerus dengan
balungan. Ada beberapa macam irama sebagai berikut :
1) Irama Lancar ( 1/1 ) adalah satu bentuk jalannya pergelaran dengan kecepatan
dimana satu sabetan / slah dari tabuhan balungan lebih kurang sama dengan
kecepatan dari ketukan detak / detik jam atau setiap satu pukulan balungan
sama dengan satu pukulan Saron Penerus.
Contoh : Balungan 6 1 2 3
Saron Penerus 6 1 2 3
2) Irama Tanggung ( ½ ) adalah satu bentuk jalannya pergelaran dengan
kecepatan dimana satu sabetan / slah dari tabuhan balungan lebih kurang sama
dengan kecepatan dari dua ketukan detak / detik jam atau setiap satu pukulan
balungan sama dengan dua pukulan Saron Penerus.
Contoh : Balungan 6 1 2 3
Saron Penerus 66112233
3) Irama Dadi ( ¼ ) adalah satu bentuk jalannya pergelaran dengan kecepatan
dimana satu sabetan / slah dari tabuhan balungan lebih kurang sama dengan
kecepatan dari empat ketukan detak / detik jam atau setiap satu pukulan
balungan sama dengan empat pukulan Saron Penerus.
Contoh : Balungan 6 1 2 3
Saron Penerus 6611 66 1122 332233
4) Irama Wiled ( 1/8 ) adalah satu bentuk jalannya pergelaran dengan kecepatan
dimana satu sabetan / slah dari tabuhan balungan lebih kurang sama dengan
kecepatan dari delapan ketukan detak / detik jam atau setiap satu pukulan
balungan sama dengan delapan pukulan Saron Penerus.
5) Irama Rangkep ( 1/16 ) adalah satu bentuk jalannya pergelaran dengan
kecepatan dimana satu sabetan / slah dari tabuhan balungan lebih kurang sama
dengan kecepatan dari enam belas ketukan detak / detik jam atau setiap satu
pukulan balungan sama dengan enam belas pukulan Saron Penerus.
B. Nama Dari Masing-masing Nada
Nada – nada Slendro

Nada Angka Nama Nada Nama Sebutan Nama Panggilan

1 1 Barang Siji Ji
2 2 Gulu Loro Ro
3 3 Dhada Telu Lu
5 5 Lima Lima Ma
6 6 Enem Enem Nem

Nada - nada Pelog

Nada Angka Nama Nada Nama Sebutan Nama Panggilan

1 1 Panunggul Siji Ji
2 2 Gulu Loro Ro
3 3 Dhada Telu Lu
4 4 Pelog Papat Pat
5 5 Lima Lima Ma
6 6 Enem Enem Nem
7 7 Barang Pitu Pi

C. Struktur Lagu Gendhing Bentuk Ketawang


Istilah ketawang berarti keseluruhan bentuk yang tiap satu gongan
mempunyai dua kenongan, kenong yang kedua bersama dengan Gong. Dalam
bentuk ketawang ini semua instrumen dapat dimainkan. Struktur lagu gendhing
bentuk ketawang satu gongan terdiri dari :
a. 16 pukulan / ketukan = 4 gatra ( • • • • )
b. 4 ketukan tabuhan Kethuk ( + )
c. 8 ketukan tabuhan Kempyang ( ― )
d. 2 kenongan ( ∩ )
e. 1 kempulan ( V )
dengan skema sebagai berikut :
•••• ••• • •••• ••• •
―+―• ―+― • ―+―• ―+― •
Ditinjau dari bentuk balungannya, struktur lagu gendhing bentuk ketawang
dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Balungan Mlaku
b. Balungan Nibani
c. Balungan Campuran
Adapun untuk lebih jelasnya akan kami beri contoh masing-masing bentuk balungan
tersebut.
a. Balungan Mlaku
7 t y u 3 5 3 n2 5 3 2 pu 3 2 u gny
b. Balungan Nibani
. 1 . y . 1 . nt . 1 . py . 1 . ngt
c. Balungan Campuran
2 2 . . 2 3 2 n1 . 3 . p2 . 1 . ngy

D. Struktur Dan Komposisi Gendhing Bentuk Ketawang


Struktur dan komposisi gendhing bentuk ketawang terdiri atas buka, ompak,
ngelik dan suwuk. Untuk lebih jelasnya akan kami uraikan sebagai berikut :
a) Buka adalah bagian gendhing yang digunakan untuk memulai atau sebagai
pembukaan bentuk gendhing yang dilakukan oleh salah satu ricikan. Ada juga
“buka” yang dilakukan oleh suara manusia yang kemudian disebut ‘buka celuk”.
b) Ompak adalah bagian gendhing yang belum menggunakan tembang, sebagai
jembatan dari menuju ngelik atau bagian awal dari struktur lagu ketawang. Jadi
tidak akan terjadi ngelik bila tidak melewati ompak.
c) Ngelik adalah bagian yang tidak pokok tetapi wajib diketahui. Ngelik digunakan
untuk melagukan gerongan / tembang.
d) Suwuk adalah bila gendhing sudah habis atau berhenti.

E. Beberapa Contoh Struktur Lagu Gendhing Bentuk Ketawang.


1. Ketawang Balungan Mlaku
Ketawang Mijil Wigaringtyas Pelog Nem.
BK .2.1 .2.1 2211 .y.gt
212y 21yt 212y 21yg5
66.. 556! #@!@ .!ygt
!@!6 521y 2321 321gy
tt.6 5412 365 1y 21ygt

2. Ketawang Balungan Nibani


Ketawang Subakastawa Lrs. Sl. Pt. Sanga.
Buka • 2 • 1 • 2 • 1 2 2 1 1 • 6 • g5
Ompak. • 1 • 6 • 1 • 5 • 1 • 6 • 1 • g5
Ngelik.
• 2 • 1 • 6 • 5 • 2 • 1 • 6 • g5
• 2 • 1 • 6 • 5 • 2 • 1 • 6 • g5
.2 . 1 .2 . y • 2 • 1 • 6 • g5
3. Ketawang Balungan Campuran
Ketawang Puspawarna Lrs. Sl.Pt.Myr.
Buka 6 12 3 • 2 • 1 3 3 1 2 • 1 2 g6
Ompak . 2 . 3 . 2 . 1 . 3 . 2 . 1 . gy
Ngelik . . 6 . @ # @ ! # @ 6 5 ! 6 5 g3
. . # @ 6 3 2 1 . 3 . 2 . 1 . gy
. 2 . 3 . 2 . 1 . 3 . 2 . 1 . gy
F. Tehnik Tabuhan Instrumen Pada Struktur Lagu Gendhing Bentuk
Ketawang.
1) Kendhang
Irama ½ ( Tanggung )
Buka. t t P b • • • P • bP b
Peralihan :
• Pb • P•P b • P • P • b • P
PbPb • Pb P ••Pb•••P•b•ltP• b
Irama ¼ ( dadi ) : Kendhang yang diulang – ulang.

[ •l•l•l•l•l•l•P•b •l•P•l•P•lPb•l•P •P•b•P•b•l•P•b•P ••Pb•l•P•b•ltP•b ]


Suwuk
ltlPlbl•lPl•lPlb l•lPl•ltl•lPl•l•l l•lbl•lPl•lPl•lb lll•lll•Plll•l•l•

2. Bonang Barung Dan Bonang Penerus


a. Nggembyang : yaitu menabuh bersama 2 nada dengan interval 1 oktaf, ini
dilakukan apabila akan menuju ke ngelik atau mempunyai nada / balungan
nggantung. Balungan nggantung ialah apabila pada titilaras ada dua atau tiga
tempat balungan yang kosong. 3 3 • • / 2 2 • • / • • • 5 dan
sebagainya.
Contoh nggembyang :
Balungan : 3 3 • •
Bonang Barung : 3 3 3/3 • 3 3/3 • • ( Gembyang
Lamba )
Bonang Penerus : 3 3 3/3• 3 3/3 • • 3 3 3/3• 3 3/3• • (Gembyang
Rangkep)
b. Mipil yaitu menabuh bergantian antara tangan kanan dan tangan kiri.
Mipil ada 3 macam : mipil lamba, mipil rangkep, dan mipil rangkep nikeli.
Mipil Lamba adalah : menabuh dhing-dhong 2 kali(digunakan Bonang Barung Ir. ½
Mipil Rangkep : menabuh dhing-dhong 4 kali, dhong kedua tidak ditabuh.
Ir.1/4)
Mipil Rangkep Nikeli : mipil rangkep dilipatkan dua kali. ( Bonang Penerus Ir.1/4 )
Contoh : balungan mlaku
Balungan 2 3 2 1
Mipil Lamba 2 3 2 3 2 1 2 1
Mipil Rangkep 2 3 2 • 2 3 2 3 2 1 2 • 2 1 2
1
Mipil Rangkep Nikeli 232 •232 • 2 3 2 • 2 3 2 3 2 1 2 • 2 1 2 • 2 1 2 • 2 1 21

3. Slenthem, Demung dan Saron Barung


Ada empat tehnik tabuhan balungan :
a) Mbalung
b) Pinjalan
c) Pancer
d) Imbal

Mbalung : menabuh sesuai dengan nadanya.


Pinjalan : jenis tabuhan untuk Demung, dan Slenthem yang saling bergantian.
Pancer : mengisi nada dhing dengan nada yang sama untuk balungan nibani.
Imbal : menabuh bergantian antara saron I dan saron II.

4. Saron Penerus
Ada 2 tehnik tabuhan saron penerus yaitu nacah lamba dan nacah
rangkep.
Nacah Lamba: menabuh satu nada lipat dua kali, digunakan dalam irama ½
(tanggung).
Balungan 2 1 2 6 2 1 6 5
Saron Penerus 2 2 1 1 2 2 6 6 2 2 1 1 6 6 5 5
Nacah Rangkep: menabuh satu nada lipat empat kali digunakan dalam irama ¼
( dadi ).
Balungan 2 1 2 6
Saron Penerus 2 2 1 1221122662266
5. Kenong : tabuhan kenong terletak pada setiap dua gatra atau setiap gatra
genap / setiap delapan hitungan, diakhiri tabuhan kenong. Pada prakteknya ada
beberapa tehnik tabuhan kenong yaitu :
 Mbalung : menabuh sesuai dengan notasinya.
 Plesedan : menabuh mengikuti nada berikutnya.
 Gantungan : menabuh mengikuti nada berikutnya tetapi hanya pada
gendhing-gendhing tertentu.
 Nunggal rasa : menabuh mengikuti nada kempyungnya.
6. Kempul : letak tabuhan kempul bentuk ketawang setiap hitungan
terakhir gatra ketiga, adapun kempul kosong adalah kempul yang tidak dibunyikan
terletak pada gatra kesatu.
7. Gong : ditabuh sesuai dengan tandanya pada bentuk ketawang
terletak pada hitungan ke 16.
8. Kethuk Kempyang
Ada dua tabuhan Kethuk yaitu biasa dan salahan.
Kethuk biasa : ― + ― • ― + ― • ―+― • ― +― •
Salahan :―+―• ―+― • ―+― ++ ― +― •
Fungsi Kethuk Salahan adalah sebagai tanda akan sampai pada tabuhan Gong.

Titilaras gerongan KTW Mijil pl nem

. . . . 6 6 zj6c! z6x x x xx x xj5x6x c5 jz.c5 5


jz.c5 6 zj5c! ¡
Po ma ka ki padha di pun eling
Di pun nedya prawi ra ing batin
. . . . z6x x x x.x x xj!c@ @ . . jz@c# ! . zj!
x@x x!c6 5
Ing pi tu tur e ngong
Na nging a ja ka ton
. . . . @ @ zj@c! z6x x x x x x xxj5x6x jx!c@zj5c6 2
zj.c1 zj3c2 k1j21y
Si ra u ga sa tri ya a ra ne
Sa sa ba na yen du rungmangsane
. . . . 2 2 jz2c3 1 . . jzyc1 2 jz.c3 1 zj2c1 zyx
Ku du anteng jatmi ka ingbu di
Ke ken delan a ja wa ni mingkis
xj5x6x xc5. . . z4x x xxj5c66 . . jz5c6 4 . z4x x jx5c4 x2x
Ru ruh sarto wa sis
We we ka ing ba tin
x.xx xxx3x xx6x xxxx x5x xx x xxj.c6 z2x x xjk3xj2c1zyx x x x x x x.x xxjx1xc2zj2c3
1 . jz1x2x jx1cyt
Sa mu ba rang i pun
Den sa maring se mu

SOAL LATIHAN

1. Kecepatan jalannya suatu lagu / gendhing disebut....


a. nada c. ritme
b. Irama d. Laras

2. Irama ½ juga disebut irama.....


a. Irama lancar c. Irama tanggung
b. Irama dadi d. Irama wiled
c.
3. Sedangkan nada 1 pelog disebut juga nada...

a. Barang c. Gulu
b. Panunggul d. Dhadha

4. Struktur gendhing bentuk ketawang, dalam satu gongan terdapat ....tabuhan


kethuk

a. 2 c. 1
b. 8 d4

5. Dibawah ini yang termasuk macam-macam tabuhan kenong kecuali....

a. Mbalung c. Nunggal rasa


b. Plesetan d. Pinjalan

6. Menabuh setiap nada lipat dua kali digunakan oleh saron penerusdalam irama
½(

tanggung ) adalah ................


a. mipil lamba c. imbal lamba
b. minjal lamba d. nacah lamba
7. Peralihan irama ½ ke irama ¼ pada struktur lagu ketawang dimulai
setelah ......

a. kempul kosong c. kenong 1


b. sehabis kempul isi d. kenong 2
8. 14. Irama 1/1 biasa disebut dengan ...........................

a. irama lancar c. irama dadi


b. irama tanggung d. irama gropak
9. Nama nada Pelog adalah sebutan untuk nada .....................

a. 3 (lu) c. 5 (ma)
b. 4 (pat) d. 6 (nem)

10. Nada .1.6 .1.5 .1.6 .1.5


Termasuk balungan ketawan jenis…
a. mlaku c. nibani
b. campuran d. ngadal

11. Jenis tabuhan untuk Demung dan Slenthem yang saling bergantian disebut :

a. mbalung c. pancer
b. pinjalan d. Imbal
12. Pada struktur lagu bentuk ketawang dalam satu gongan terdiri dari ......

a. 1 gatra c. 3 gatra
b. 2 gatra d. 4 gatra
13. Bentuk ketawang setiap gatra genap menabuh nada berakhir .....

a. Gong c. kenong
b. kempul d. Kempyang
14. Bagian lagu yang digunakan sebagai jembatan menuju ngelik disebut :

a. Buka c. Ngelik
b. Ompak d. Suwuk
15. Di dalam struktur lagu ketawang bagian yang digunakan untuk lagu
gerongan adalah

a. Merong c. Buka
b. Ompak d. Ngelik

MATERI PEDHALANGAN
SMT 1
TOKOH PANDHAWA
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan procedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni budaya, terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret dan ranah abstrak.

B. KOMPETENSI DASAR
1.1. Menerima, menanggapi dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni pedalangan
sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan
2.1. Menunjukkan sikap menghargai, jujur, disiplin, melalui aktivitas berkesenian
2.2. Menunjukkan sikap bertanggungjawab, peduli, santun terhadap karya seni tari
2.3. Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi internal, kepedulian terhadap lingkungan dalam
berkarya seni
3.4 Mendeskripsikan tokoh pandhawa
3.5 Mengidentifikasi keluarga pandhawa
C. TUJUAN
1. Menjelaskan tokoh keluarga pandhawa
2. Menyebutkan tokoh wayang keluarga pandhawa
3. Menjelaskan tokoh pandhawa di depan kelas

TOKOH PANDHAWA

1. Prabu Puntadewa
Puntadewa juga disebut Yudhistira, menjadi
raja di Amarta.Juga disebut negara Indraprasta,
meskipun seorang raja beliau tidak berpakaian
yang indah gemerlapan tetapi hanya
memakai pakaian yang sederhana.Yudhistira seorang
raja yang arif bijaksana dan sangat sayang terhadap
adik-adiknya.Yudhistira juga diperlambangkan sebagai
kesatriya berdarah putih karena dianggap tidak punya
dosa dan kesalahan. Dalam memegang tampuk pemerintahan dinegaranya
banyak disegani oleh negara lain dan mempunyai pusaka yang bernama
Kalimasada dan permaisurinya adalah Dewi Drupadi.

2. Raden Werkudara
Werkudara seorang kesatriya yang sakti dan kuat,
sebagai senjatanya adalah Kuku Pancanaka yang
sangat tajam.Menurut cerita dalam pewayangan
Kuku Pancanaka tajamnya tujuh kali tajamnya
pisau cukur.Wrekudara mempunyai kekuatan angina
dan mampu membongkar gunung, tidak pernah
berjalan perlahan, kalau berjalan Wrekudara
selalu meloncat, jauh loncatannya tujuh kali penglihatan
Gajah.Wrekudara dalam pewayangan juga disebut
Werkudara atau Bratasena, juga disebut Bima,
bertempat di Kasatriyan Jodhipati. Selain Kuku Pancanaka, Werkudara juga
mempunyai senjata berupa Gada yang dinamakan Rujak Polo.Disebut Rujak
Polo karena senjata ini didalam pertempuran selalu digunakan untuk
menghancurkan kepala musuh.Isteri Werkudara yaitu Dewi Arimbi dan Dewi
Nagagini

3. Raden Harjuna
Janaka Adalah urutan ketiga dari anak
keluarga Pandhawa.Arjuna dalam
pewayangan diartikan air yang jernih.
Arjuna juga disebut Harjuna atau Permadi,
adalah seorang satriya yang sakti mandraguna
dari kasatriyan Madukara. Banyak
senjata-senjata pusaka yang dimiliki pemberian
dari dewa-dewa antara lain : Pasopati berupa
panah ujungnya dibuat dari taring Batara
Kala yang dicabut oleh Batara Guru, ketika Batara Kala berlutut memohon
diakui sebagai anak Batara Guru. Senjata yang lainnya Ardadedali, juga ada yang
menyebut senjata Dadali, senjata Arjuna yang satu ini mempunyai keistimewaan
tersendiri.Dadali berupa panah berujung semacam burung dan berjiwa. Waktu
dilepas dari busurnya ujung panah yang menyerupai paruh mematuk pada sasaran
yang dituju dan Ardhadedali tidak dapat ditujukan kepada kerabat Pandhawa sendiri
meskipun Arjuna dalam keadaan marah. Arjuna beristerikan Dewi Sembadra, Dewi
Srikandhi dan Dewi Larasati.
4. Raden Nakula dan Sadewa

Nakula dan Sadewa Urutan Pandhawa yang


keempat dan kelima lahir sebagai bayi kembar
yang dinamakan Raden Nakula dan Sadewa.
Dua saudara kembar ini lahir dari ibu Dewi
Madrim dengan Prabu Pandhu Dewanata.
Didalam pewayangan Raden Nakula dan
Sahadewa juga disebut Nakula dan Sadewa
disebut juga Pinten dan Tangsen. Kesetiaan
Raden Nakula dan Sadewa kepada tiga
saudara mereka yang lebih tua, Yudhistira, Werkudara, dan Arjuna tidak
pernah berubah. Pendirian kelima bersaudara itu sama, sehingga mempunyai
kesaktian dan kekuatan yang menyatu ibarat suatu benteng yang kuat dan kokoh.
Tempat tinggal Nakula di kasatriyan Sawojajar, adapun Sadewa kasatriyan
Bumiratawu.

PUTRA–PUTRA PANDHAWA

1. Raden Gathutkaca
Gatutkaca Adalah putra kedua Raden
Werkudara dari perkawinannya dengan
Dewi Arimbi dari negara Pringgodani.Gathutkaca
diangkat menjadi raja di Pringgodani juga
mendapat gelar sebutan kesatriya Pringgodani,
karena negara itu hanya diperintah oleh
keturunan dari pihak perempuan saja.
Raden Gathutkaca seorang kesatriya yang
gagah berani, dalam cerita pewayangan Raden
Gathutkaca kalau berjalan berterompah, dapat
terbang tanpa sayap, tidak kepanasan oleh
matahari dan api serta tidak basah karena air dan hujan, kalau kakinya
menghentak ke bumi serasa bergetar seluruh bumi yang dipijaknya.
Semua itu karena kesaktiannya sehingga Gathutkaca dianggap sebagai
lambang keperkasaan dari keluarga Pandhawa. Raden Gathutkaca disebut
juga Tetuka. Menurut riwayatnya dalam pewayangan Raden Gathutkaca
mati dalam usia muda, gugur dalam perang Bharatayuda sebagai senopati
Pandhawa melawan senopati Korawa yaitu Adipati Karna terbunuh oleh
senjata Konta milik Adipati Karna. Raden Gathutkaca beristerikan
Dewi pergiwa

2. Raden Angkawijaya
Putra dari Raden Harjuna dengan ibu Dewi Wara Subadra
Angkawijaya juga disebut Abimanyu, sebagai kesatriya
agung Pandhawa dan bersemayam di Plangkawati. A
ngkawijaya sangat disayang keluarga Pandhawa,
terutama dengan Gathutkaca dimana mereka selalu
membantu dalam menghadapi musuh.Beliau mempunyai
tingkah laku yang lembut dalam bicara dan
kesaktiannya sangat menga-gumkan.Raden Abimanyu
beristerikan Dewi Siti Sendari dan Dewi Untari, berputra Parikesit.Setelah perang
Bharatayuda akhirnya Parikesit menjadi raja bergelar Prabu Parikesit.

3. Raden Antasena
Antasena Adalah putra tertua dari Werkudara dari
perkawinannya dengan Dewi Nagagini putri Dewa
Ular dari Saptapratala.Antasena juga disebut Antareja
masih termasuk keluarga dewa.Ia dapat hidup
didalam bumi, tapi juga dapat terbang di angkasa
dan kesaktiannya melebihi kesaktian Werkudara,
ia mempunyai kesaktian seperti ular, mampu
menyemburkan bisa yang mematikan. Dalam cerita
pewayangan kematian Antasena karena ditipu oleh
Prabu Kresna dengan cara diperintahkan untuk
menjilat jejak kakinya sendiri, dikarenakan Antasena terlalu sakti sehingga sampai
kapanpun tiada yang dapat menandinginya.

4. Raden Bambang Irawan


Bambang Irawan adalah putra dari
Raden Harjuna dan Dewi Ulupi, karena berhasil
membawa pusaka ayahnya Raden Harjuna yaitu
Ardadedali maka Irawan menjadi sangat sakti dan
menjadi raja dengan nama Prabu Gambiranom dan
mempunyai isteri Dewi Titisari.

5. Bambang wisanggeni
Wisanggeni putra dari raden harjuna dengan batari
dresanala sangat sakti mandraguna
PENASEHAT PANDHAWA

1. Prabu Kresna )Waktu mudanya bernama


Narayana dan bergelar Prabu Kresna setelah menjadi
raja di Dwarawati.Kresna juga disebut Prabu
Harimurti, juga Prabu Dwarawati Kresna mempunyai
kulit yang hitam, beliau pelindung para keluarga
Pandhawa. Juga terkadang disebut dalangnya
Pandhawa dalam menjalankan siasat negara
dalam perang, Prabu Kresna mempunyai senjata
bernama Cakra serta mempunyai jimat bernama
Kembang Wijaya Kusuma, yang konon dalam
cerita pewayangan dapat menghidupkan kembali
seseorang yang mati sebelum waktunya. Prabu
Kresna seorang yang sakti dan bijaksana, kata-katanya mengandung jenaka tapi
bukan sebagai lawakan, kejenakaannya hanya untuk mengarahkan
kebijaksanaannya kepada keluarga Pandhawa sebagai penasehat negara.Prabu
Kresna beristerikan Dewi Jembawati, Dewi Setyaboma dan berputra Raden Boma
dan Raden Samba

LATIHAN SOAL
1. Keluarga Pandawa yang tertua adalah ...
a. Werkudara c. Arjuna
b. Puntadewa d. Nakula
2. Keluarga Pandawa yang mempunyai kekuatan angin dan mampu
membongkar gunung adalah ...
a. Bima c. Permadi
b. Yudistira d. Sadewa
3. Prabu Puntadewa disebut juga Yudistira, seorang raja di Amarta /
Indraprasta. Prabu Puntadewa juga di perlambang sebagai ...
a. Ksatria berotot besi c. Ksatria berdarah dingin
b. Kstaria berdarah putih d. Ksatria tak tertandingi
4. Sebuah panah pusaka yang ujungnya dibuat dari taring Batarakala, pusaka
tersebut yang memiliki adalah ...
a. Raden Arjuna c. Raden Gatutkaca
b. Raden Nakula d. Raden Sadewa
5. Sadewa bertempat tinggal di ..
a. Ksatriyan Plangkawati c. Ksatriyan Sawojajar
b. Ksatriyan Jodipati d. Ksatriyan Bumiratawu
6. Salah satu putra Prabu Pandhu Dewanata dengan Dewi Madrim adalah ...
a. Yudistira c. Permadi
b. Sadewa d. Bima
7. Salah satu pusaka raden Werkudara ...
a. Ardhadedali c. Rujak polo
b. Kalimasada d. Cakra
8. Berikut istri dari raden Arjuna , kecuali ...
a. Dewi Sembadra c. Dewi Srikandhi
b. Dewi Larasati d. Dewi Arimbi
9. Pusaka dari Prabu Puntadewa yaitu ...
a. Gada Rujak c. PoloKuku Pancanaka
b. Kalimasada d. Pulanggeni
10. Bambang Irawan adalah putra dari raden Arjuna,dia berhasil membawa
pusaka ayahnya dan menjadi sangat sakti, pusaka tersebut adalah ...
a. Pasopati c. Ardadedali
b. Pancanaka d. Panah Cakra
11. Nakula bertempat tinggal di ..
a. Ksatriyan Plangkawati c. Ksatriyan Sawojajar
b. Ksatriyan Jodipati d. Ksatriyan Bumiratawu
12. Putra dari raden Arjuna dan Dewi Ulupi adalah ...
a. Raden Gatutkaca c. Raden Angkawijaya
b. Raden Antasena d. Raden Bambang Irawan

13. Raden Angkawijaya adalah putra dari Raden Arjuna. Angkawijaya juga
disebut Abimanyu yang dilahirkan dari seorang ibu bernama ...
a. Dewi Ulupi c. Dewi Titisari
b. Dewi Nagagini d. Dewi wara Sembadra
14. Abdi yang selalu melayani segala kebutuhan putri raja dan menghibur,
mempunyai cirri-ciri badan kurus suara melengking tokoh tersebut bernama

a. Limbuk c. Tomblok
b. Emban d. Cangik
15. Permaisuri Prabu Puntadewa bernama ...
a. Dewi Nagagini c. Dewi Drupadi
b. Dewi Arimbi d. Dewi Larasati

Materi Sekar Macapat

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya


2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual dan procedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni budaya, terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret dan ranah abstrak.

B. KOMPETENSI DASAR
1.1. Menerima, menanggapi dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni
Tembang sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan
2.1. Menunjukkan sikap menghargai, jujur, disiplin, melalui aktivitas berkesenian
2.2. Menunjukkan sikap bertanggungjawab, peduli, santun terhadap karya seni tembang
2.3. Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi internal, kepedulian terhadap lingkungan dalam
berkarya seni
4.1 Mendeskripsikan tembang macapat pangkur
4.2 Mengidentifikasi tembang macapat pangkur
C. TUJUAN
1. Menjelaskan tentang tembang macapat pangkur
2. Menyebutkan ciri-ciri tembang macapat
3. Menyajikan tem bang pangkur di depan teman

Tembang macapat

Sejak zaman dahulu, seni merupakan salah satu cara untuk memberikan pelajaran
bagi orang lain. Di budaya Jawa, ada salah satu jenis seni yang banyak disebarkan
sebagai pembelajaran tentang kehidupan yang disebut tembang macapat. Kata
macapat, diartikan sama dengan kata macapet dan macepat, yang ketiga kata ini
mengandung arti membaca cepet(cepat) seperti halnya orang membaca gancaran.
Membaca gancaran, dimaksudkan cara membacanya tidak banyak luk, dan wiled.
Dengan demikian dibaca dengan sangat sederhana untuk lebih mengutamakan arti
teksnya daripada lagunya. Dalam Serat Mardawa Lagu Karangan R. Ng.
Ronggowarsito(1802-1887) seorang pujangga Kraton Surakarta dan disebut pada
serat “Centhini” Karya Paku buana V, serta keterangan dari beberapa nara sumber
yang punya kredibilitas diantaranya ialah Ki Padmosoesastra(R. Ng. Projopustoko),
M.Ng Mangoenwidjoyo, G.P.H Praboewinoto, R. T Warsodiningrat, R.Ng.
Poerwopangrawit(sepuh) yang kesemuanya adalah hidup dilingkungan Kraton
Kasunanan Surakarta Hadiningratsependapat bahwa disebut macapat karena
termasuk bacaan ke empat. Adapun lebih jelasnya lihat pengelompokan tembang
dibawah ini:
a. Maca sa lagu dikelompkkkan tembang gede pertama
b. Maca ro lagu dikelompokkan tembang gede ke dua
c. Maca tri lagu dikelompokkan tembang tengahan
d. Maca pat lagu dikelompokkan tembang macapat
Nah, meskipun tembang macapat terdapat 11 tembang macapat, kali ini kita kan
mempelajari tembang macapat pangkur
Pangkur Jenis macapat selanjutnya adalah pangkur. Kata ini berasal dari
mungkur, yang artinya undur diri. Tembang pangkur menggambarkan kondisi
manusia yang semakin menua, dan mengalami kemunduran fisik. Sebagaimana
fungsinya, tembang pangkur biasanya berisi tentang nasihat kehidupan untuk
menjauhi hawa nafsu dan angkara murka.

Aturan Tembang Macapat Pangkur.


Aturan dari tembang macapat pangkur ada 3 yang harus diperhatikan. Simak
penjelasan masing-masing aturannya.
1. Guru Gatra atau larik atau baris kalimat: 7 baris setiap bait.
2. Guru Wilangan: 8, 11, 8, 7, 12, 8, 8. Artinya baris pertama terdiri dari 8 suku
kata, baris kedua berisi 11 suku kata, dan seterusnya.
3. Guru Lagu: a, i, u, a, u, a, i. Artinya baris pertama berakhir dengan vokal a, baris
kedua berakhir vokal i, dan seterusnya. Secara singkat, aturan pada
tembang pangkur, yaitu 8a, 11i, 8u, 7a, 12u, 8a, dan 8i.
Contoh tembang macapat pangkur
1. Sekar macapat Pangkur lrs slendro ptt sanga
1 2 2 2 1 y y y
Se-kar Pang-kur kang Wi-nar-na (Tembang Pangkur yang diceritakan)
y 12 2 y y y y y z1xyct t
Le-la-buh-an kang kang-go wong a-u- rip (Pengabdian yang berguna untuk
Orang hidup
566 66!!!
A-la lan be-cik pu-ni-ku (Jelek dan baik itu)
6 5 2 2 2 z2x1cy y
Pra-yo-ga ka-wruh-a- na (Sebaiknya kamu ketahui)
y 1 2 2 2 2 2 2 2 2 z3x2c1 1
A-dat wa-ton pu-ni- ku di-pun ka-du- lu (Adat istiadat itu hendaknya dilaksanakan)
1 2 2 2 1yyy
Mi- wah ing-kang ta-ta-kra-ma (Juga yang berupa tata krama)
y 1 1 1 yy z1xyct t
Den ka- es-thi si-yang ra- tri (Dilaksanakan siang dan malam)

2. Sekar Macapat Pangkur lrs plg ptt nem


3 5 5 5 5 5 33
Ming-kar-ming-kur-ing ang-ka-ra (Disingkur oleh angkara)
3 5 5 z5c6, 1 1 1 2 33 z2c1
A-ka-ra-na ka-re-nan mar-di si-wi (Oleh karena puas dengan anak didik)
56 ! ! ! ! z!c@ @
Si-na-wung res-mi-ning ki-dung (Dihiasi nyanyian yang resmi)
! 6 5 5 5 5 z4c5
Si-nu-ba si-nu-kar-ta (Disambut diselamatkan)
3 5 5 6, 1 1 1 1 1 z2x1c2 3 3
Mrih kre-tar-to, pa-kar-ti-ning ngel-mu lu-hung (Agar selamat, budi pekerti
ilmu luhur)
y 11 1 11 11
Kang tu-mrap neng ta-nah Ja-wi (Bagi orang tanah Jawa)
1 2 3 1 2 3 3 z2x1x2c1
A-ga-ma-a-ge-ming a-ji (Agama adalah pedomannya)

(KGPA.Mangkunagara IV, Wedhatama)


LATIHAN SOAL

1. Tembang atau sekar menurut pembagiannya terdiri dari ...


a. 3 macam c. 5 macam
b. 4 macam d. 7 macam
2. Salah satu contoh sekar macapat di bawah ini adalah ...
a. Wirangrong c. Asmorobangun
b. Mijil d. Girisa
3. Macapat berasal dari kata moco + pat yang berarti bacaan yang keempat.
Keterangan tersebut berdasarkan dari serat Mardowolagu yaitu ...
a. R. Ng. Ronggowarsito c. Harjuna wiwoho
b. Yosodipura d. Harjunasosrobahu
4. Salah satu ciri – ciri sekar macapat yang benar di bawah ini adalah ...
a. Tidak memakai guru wilangan dan terikat guru lagu
b. Tanpa terikat guru gatra tapi terikat guru wilangan
c. Terikat guru gatra dan guru wilangan tapi tidak ada ikatan guru lagu
d. Terikat gatra ,guru lagu dan guru wilangan
5. Bunyi vocal ( a, i, u, e, o ) pada akhir gatra, istilah dalam tembang macapat
disebut ...
a. Guru gatra c. Guru wilangan
b. Guru lagu d. Guru suara
6. Banyaknya suku kata dalam tiap – tiap gatra pada tembang mocopat tersebut
...
a. Guru gatra c. Guru Wilangan
b. Guru Swara d. Guru lagu
7. Banyaknya bait pada tembang / tembang sejenis yang terdiri dari beberapa
bait disebut ..
a. Guru lagu c. Guru Wilangan
b. Guru swara d. Guru gatra
8. 8. Tembang macapat di Surakarta / jawa tengah pada umumnya
berjumlah ..
a. 5 macam c. 11 macam
b. 10 macam d. 12 macam
9. Tembang macapat Pangkur terdiri dari ...
a. 3 gatra c. 5 gatra
b. 7 gatra d. 4 gatra
10. Tembang macapat pangkur memiliki watak ...
a. Marah, seneng, greget c. Parikeno
b. Sedih karena asmoro c. Ramah

Anda mungkin juga menyukai