Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan dan menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga
terlimpah curuhan kepada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi tugas Seni Budaya tentang “
TARI”. Makalah ini memuat tentang seni tari tradisional di indonesia yang sangat penting kita
mempelajarinya dan menjaganya walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga
memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca,
walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan
kritikannya. Terima Kasih
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
3. Upacara Khitanan seperti tari sisingaan ( subang, jawa barat) dan tari jaranan buto (Blitar)
4. Upacara mengusir roh jahat atau penyakit, seperti tari sang hyang ( Bali) dan tari mabugi
( Toraja)
5. Upacara menjemput tamu , seperti tari Reyog ( Ponorogo ) dan tari pendet ( Bali) dan tari
cakalele (Maluku).
2. Tari sebagai sarana pergaulan atau pergaulan antar sesama manusia seperti tari ketuk tilu, tujuh
lompat (Maluku) dan tari Rantak kudo (Sumatera). Disamping itu, ada pula bentuk-bentuk tarian
pergaulan yang berasal dari Eropa dan Amerika seperti waltz, tango, foxtrot, salsa dan
sebagainya.
3. Tari sebagai sarana hiburan
Untuk mencapai kepuasan artistik tertentu. Tari dalam kelompok ini bisa berupa tari pergaulan
(sebagai sarana hiburan bagi para penari dan penontonya), maupun bentuk-bentuk tari yang
khusus ditampilkan sebagai seni pertunjukan yang demikian oleh para penontonnya.
2. Tari Modern atau tari Kreasi Baru, yaitu perwujudan tari yang berusaha melepaskan diri dari
keterkaitan aturan tari yang telah mapan, terutama aturan-aturan baku yang terdapat pada tari
klasik. Sifat jenis tari ini umumnya eksperimental (selalu mencari kemungkinan-kemungkinan
baru) sehingga di sebut sebagai tari kreasi baru. Jenis ri ini dapat di bagi menjadi dua macam
yaitu :
a. Tarikreasi baru yang tetap berada dalam kerangka tradisi tari yang membaku. Artinya, dalam
mewujudkan bentuknya, seorang seniman tari menciptakan bentuk tari baru dengan tetap
menggunakan unsur-unsur tradisional.
Misalnya : tari Merak, tari Kupu-kupu, tari Srigati, dan sebagainya.
b. Tai kreasi baru yang sama sekali tidak terikat oleh ketentuan-ketentuan dalam tari tradisional.
Koreografer secara bebas menggali berbagai kemungkinan gerak tari di luar aturan-aturan tari
yang sudah baku. Koreografer yang aktif melakukan penciptaan melalui cara ini, antara lain ;
adalah Bagong Kussudiardjo, Sardono W. Kusumo, R.M. Wisnoe W ardhana.
Selain ketiga macam pembagian tari di atas, tari dapat juga di bedakan berdasarkan tema dan
isi/kandungan yang diusungnya menjadi tari dramatik dan tari nondramatik. Tari dramatik adalan
tari yang bercerita, sedangkan tari nondramatik adalah tari yang tidak bercerita. Taridramatik
dapat dibagi lagi menjadi tiga macam yaitu :
1. Tari bertema, yaitu bentuk tari yang didasarkan pada tema dalam pngembangan gerak-geraknya.
Bentuk penyajiannya bisa secara tunggal, berpasangan, atau kelompok.
Misalnya ; tari berpasangan dengan tema persahabatan atau cinta kasih.
2. Tari bercerita, yaitu bentuk tari yang didasarkan atas sebuah cerita yang dikembangkan menjadi
susunan komposisi tari.
Misalnya; tari Kendit Birayung (Yuyu Kangkang).
3. Tari berdialog atau disebut juga drama tari, yaitu bentuk tari yang telah diramu dengan unsur-
unsur teateral. Selain gerak, di dalamnya terdapat pula unsur-unsur musik, dialog (yang
ditampilkan baik oleh para penarinya atau oleh narator/dalang), nyayian, unsur-unsur seni rupa
dalam tata artisik pentas, tata rias dan pakaian, serta tata lampu.
Contoh bentuk darama tari di antaranya drama tari Langendriyan (Jawa), drama tari Lutung
Kasarung (Sunda), dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Fungsi Seni serta tujuannya bisa dibagi menjadi ; Fungsi Religi/Keagamaan, Fungsi
Pendidikan, Fungsi Komunikasi, Fungsi Rekreasi/Hiburan, Fungsi Artistik, Fungsi Guna (seni
terapan), dan Fungsi Kesehatan (terapi).Jenis tari ditinjau dari bentuk penyajiannya terbagi tiga
kelompok, yaitu: Tari Tunggal, Tari Berpasangan, dan Tari Kelompok/Massal.
Peranan seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan melalui
stimulan individu, social dan komunikasi. Dengan demikian tari dalam memenuhi kebutuhan
individu dan social merupakan alat yang digunakan untuk penyampaian ekspresi jiwa dalam
kaitannya dengan kepentingan lingkungan. Oleh karena itu tari dapat berperan sebagai pemujaan,
sarana komunikasi, dan pernyataan batin manusia.
Tari tradisional adalah tari yang telah melampaui perjalanan perkembangannya cukup lama,
dan senantiasa berfikir pada pola-pola yang telah mentradisi. Para ahli antropologi percaya
bahwa tarian di Indonesia berawal dari gerakan ritual dan upacara keagamaan dan juga alam.
II. SARAN
Dengan mengenal lebih banyak Tarian adat di seluruh provinsi di indonesia mudah-mudahan
membuat kita lebih mencintai negeri kita ini.
Sekolah seni tertentu di Indonesia seperti Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) di Bandung,
Institut Kesenian Jakarta (IKJ) di Jakarta, Institut Seni Indonesia (ISI) yang tersebar
di Denpasar, Yogyakarta, dan Surakartakesemuanya mendukung dan menggalakkan siswanya
untuk mengeksplorasi dan mengembangkan seni tari tradisional di Indonesia. Beberapa festival
tertentu seperti Festival Kesenian Bali dikenal sebagai ajang ternama bagi seniman tari Bali
untuk menampilkan tari kreasi baru karya mereka.
Semoga seluruh masyarakat Indonesia dapat terus menjaga dan melestarikan seni tari serta
menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya agar tarian suatu daerah di Indonesia dapat
terjaga sampai generasi selanjutnya.