Anda di halaman 1dari 58

BAB 1

PENGERTIAN DASAR TARI DAN GENRE TARI

STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Init 1
Kompetensi : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
Inti 2 tanggung jawab, peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
Kompetensi : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
Inti 3 konseptual, prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
Kompetensi : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
Inti 4 abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan

KOMPETENSI DASAR
1.1 Menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta bangga terhadap karya seni tari
sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan
2.1 Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, dan disiplin melalui
aktivitas berkesenian
2.2 Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam mengapresiai seni dan pembuatnya
2.3 Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif, peduli terhadap lingkungan dan
sesama,menghargai karya seni dan pembuatnya
2.4 Memahami konsep, teknik dan prosedur dalam menirukan ragam gerak dasar tari
4.1 Menirukan ragam gerak dasar tari sesuai dengan hitungan/ketukan

PENDAHULUAN

Dalam modul seni budaya ini, anda akan diperkenalkan dengan pengetahuan seni tari,
pengertian seni tari, gerak dasar seni tari, fungsi dan jenis seni tari, unsur-unsur tari,
pergelaran seni tari dan kritik tari.
Setelah mempelajari bahan belajar mandiri ini anda diharapkan memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian seni tari, fungsi seni tari, dan perkembangan tari
2. Menjelaskan unsur unsur seni tari
3. Memahami ragam gerak dasar seni tari
4. Memahami teknik dan prosedur seni tari
5. Menjelaskan unsur pendukung seni tari
Agar anda berhasil dengan baik dalam mempelajari modul ini, ikuti petunjuk belajar
berikut
1. Baca dengan cermat bagian pendahuluan sehingga anda memahami kerangka umum bahan
ajar mandiri, manfaat dan bagaimana mempelajarinya
2. Baca keseluruhan materi dan cari kata-kata kunci atau kata-kata yang menurut anda
asing
3. Pahami betul isi seluruh bahan belajar mandiri dengan membaca cermat bagian demi
bagian
4. Kerjakan latihan-latihan yang disajikan agar pemahaman anda lebih mantap
5. Lakukan diskusi untuk memantapkan pemahaman dengan kelompok belajar anda

Pertemuan 1

Periodisasi Perkembangan Seni Tari Indonesia


Seni tari merupakan hasil ekspresi jiwa yang diungkapkan melalui gerak anggota tubuh manusia
yang sudah diolah secara khusus. Pengolahan gerak tari dilakukan berdasarkan perasaan dan
nilai-nilai keindahan. Jadi, gerak tari berbeda dengan gerak keseharian.
Indonesia terkenal dengan keragaman adat, budaya, dan kesenian. Kesenian pada dasarnya
dibagi menjadi dua, yaitu seni rupa dan seni pertunjukan. Salah satu bentuk seni pertunjukan
adalah seni tari. Seni tari Indonesia merupakan gambaran adat dan budaya. Seni tari mewakili
ciri khas kebudayaan daerah asal tari tersebut. Dalam bab ini, kita akan membahas
perkembangan, jenis, dan peran karya tari dalam masyarakat. Selain itu, kita akan
mempelajari keunikan beberapa unsur dari sebuah karya tari.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering mengungkapkan perasaan dengan gerakan. Hal ini
sudah dilakukan jauh sebelum manusia mengenal kebudayaan dan peradaban. Gerakangerakan
tersebut digunakan sebagai isyarat atau komunikasi. Lalu, mulai kapan gerakangerakan itu
diwujudkan dalam gerakan tari? Jika dilihat dari gaya penampilannya, seni tari mengalami
perkembangan dari zaman ke zaman. Perkembangan seni tari juga dapat didasari atas kurun
waktu atau tahapan zaman. Namun, sulit dipastikan kapan seni tari mulai disusun. Berikut
periodisasi perkembangan karya
tari yang dibagi menjadi beberapa zaman.

1. Zaman Pra-Hindu
Karya tari pada zaman pra-Hindu merupakan sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu. Pada zaman itu, masyarakat sangat yakin bahwa dengan menari bersama akan tercapai
keinginannya. Seni tari mendapatkan tempat sesuai dengan tingkat kepercayaan sejak manusia
hidup berkelompok. Tari dianggap sebagai bagian dari daur kehidupan. Masyarakat percaya
bahwa sejak kelahiran sampai meninggal dunia, tari adalah bagian penting. Oleh karena itu,
muncullah tari upacara yang bersifat sakral dan magis. Pada zaman pra-Hindu, tarian
dihadirkan dalam berbagai acara. Acara itu,
di antaranya, pada saat kelahiran anak, sebelum melakukan perburuan, dan sebelum bercocok
tanam untuk meminta kesuburan.
Berikut ini beberapa ciri seni tari pada zaman pra-Hindu.
a. Gerak tari sederhana, berupa hentakan-hentakan kaki dan tepukan tangan. Gerakan
itu cenderung menirukan gerak-gerik binatang dan alam lingkungan.
b. Iringan tarinya berupa nyanyian dan suara-suara kuat bernada tinggi. Pada saat
itu masyarakat juga sudah mengenal alat musik berupa nekara.
c. Sudah mengenal aksesori untuk busana tari. Aksesori tersebut terbuat dari bulu-
bulu burung dan dedaunan.

2. Zaman Indonesia Hindu


Seni tari pada zaman Hindu dipengaruhi oleh peradaban dan kebudayaan dari India yang dibawa
oleh para pedagang. Setelah penyebaran agama Hindu dan Buddha, karya tari mengalami kemajuan
pesat. Seni tari telah mempunyai standardisasi atau patokan. Hal ini terbukti dengan adanya
literatur seni tari yang berjudul Natya Sastra karangan Bharata Muni. Buku itu berisi
tentang unsur gerak tangan mudra yang berjumlah 64 motif. Motif itu dibagi menjadi beberapa
bagian berikut.
a. Dua puluh empat motif mudra yang terbentuk dari satu tangan.
b. Tiga belas motif mudra yang terbentuk dari kedua tangan.
c. Dua puluh tujuh motif mudra dari hasil kombinasi kedua motif tangan.

Motif-motif yang mengandung keindahan dalam literatur tersebut juga banyak yang diambil
untuk seni tari Indonesia. Pemerintahan pada zaman Hindu memakai system kerajaan. Oleh
karena itu, pada saat itu muncul tari-tarian yang bernapaskan istana. Tari-tarian di istana
berkembang dengan baik karena mendapat perhatian dari para raja.
Perkembangan karya tari pada masa kerajaan Mataram Hindu ditunjukkan dengan peninggalan
budaya yang berupa candi. Pada berbagai candi dipahat relief gerak-gerak dan alat-alat
iringan tari. Secara garis besar perkembangan seni tari pada zaman Hindu memiliki beberapa
ciri berikut.
a. Gerak-gerak tari mulai disusun secara sungguh sungguh.
b. Pertunjukan karya tari mulai difungsikan.
c. Karya tari mendapatkan perhatian dan dukungan dari para raja dan bangsawan
sehingga karya tari
d. mempunyai nilai artistik yang tinggi. Karya tari pada masa itu disebut sebagai
karya tari tradisional.
e. Tema karya tari mulai beragam karena banyak mengambil tema dari cerita
Mahabarata, Ramayana, dan cerita Panji.
f. Iringan karya tari juga mulai beragam. Alat music berupa cengceng, rebab, saron,
dan seruling mulai digunakan.

4. Zaman Penjajahan
Pada zaman penjajahan, seni tari di dalam istana masih terpelihara dengan baik. Namun, tari
hanya digunakan untuk kepentingan upacara istana, misalnya, penyambutan tamu raja,perkawinan
putri raja, penobatan putra-putri raja, dan jumenengan raja. Hal itu berbeda dengan seni
tari di kalangan rakyat biasa. Di kalangan rakyat biasa, pertunjukan karya tari hanya
merupakan jenis hiburan atau tontonan pelepas lelah setelah selesai bercocok tanam. Oleh
karena itu, seni tari pada zaman penjajahan dikatakan mengalami kemunduran. Namun, di
kalangan rakyat biasa, penderitaan rakyat akibat penjajahan juga menjadi ide untuk membuat
karya tari yang bertema kepahlawanan. Salah satu karya tari yang terinspirasi oleh
penderitaan rakyat pada zaman penjajahan adalah tari Prawiroguno.

3. Zaman Indonesia Islam


Seni tari yang sudah tersusun pada zaman Indonesia Hindu masih terpelihara dengan baik.
Namun, seni tari juga semakin berkembang. Karya tari baru pun mulai bermunculan. Apalagi
setelah adanya perjanjian Giyanti. Perjanjian Giyanti adalah perjanjian yang berisi tentang
penetapan pembagian kerajaan Mataram Islam menjadi dua, yaitu Kesultanan Ngayogyakarta dan
Kesunanan Surakarta. Perjanjian itu dilakukan pada tahun 1755. Selanjutnya, Kesultanan
Ngayogyakarta dan Kesunanan Surakarta mencari identitas diri, antara lain, melalui karya
tari yang dihasilkan. Dua kerajaan itu menciptakan karya tari dengan penampilan yang
berbeda. Perbedaan tersebut, di antaranya, dapat dilihat dari sikap anggota tubuh dalam
melakukan gerak tari. Perhatikan contoh sikap anggota tubuh dalam melakukan gerak tari gaya
Yogyakarta dan gaya Surakarta berikut ini! Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, antara
lain, mengakibatkan meluasnya tata pergaulan hidup masyarakat daerah. Lalu lintas budaya
antardaerah dan antarbangsa pun semakin meningkat. Hal itu menimbulkan perubahan dalam
pikiran, pandangan hidup, dan tingkat kehidupan bangsa kita. Selain itu, lalu lintas budaya
memengaruhi kehidupan seni, termasuk seni tari. Kondisi tersebut mendorong seniman muda
untuk menciptakan karya tari baru. Namun, kita harus tetap selektif untuk menjaga
kelangsungan hidup dan perkembangan seni tari kita. Seni tari hasil ciptaan yang baru
diharapkan tetap memerhatikan nilai-nilai seni dan keindahan sesuai dengan budaya bangsa
kita. Agar dapat bersikap selektif, kita perlu melakukan hal-hal berikut.
1 Menjaga kelangsungan hidup seni tari bangsa kita dari kemungkinan terseret kedalam
arus penetrasi budaya dari luar bangsa kita.
2 Menciptakan keseimbangan nilai-nilai seni tari kita dengan nilai seni tari di luar
bangsa kita.
3 Memanfaatkan nilai-nilai seni tari dari luar lingkungan kita untuk memperkaya dan
menyempurnakan perkembangan seni tari kita.
Jika kamu banyak melakukan apresiasi seni tari, kamu akan mengetahui perkembangan seni tari
bangsa kita saat ini. Salah satu perkembangan itu tampak pada keragaman tema tari, misalnya,
pada tema tari Ah. Tari Ah bertema sosial. Tari ini merupakan karya tari kreasi baru yang
menceritakan beberapa gadis pemakai narkoba. Tarian ini memiliki pesan moral yang ditujukan
kepada generasi muda agar tidak mencoba narkoba. Narkoba dapat menghancurkan masa depan.
Karya tari Ah diciptakan oleh seniman muda Eka dan Titin pada saat kuliah di Universitas
Negeri Yogyakarta.

5. Zaman Setelah Kemerdekaan Sampai Sekarang


Setelah kemerdekaan, seni tari dalam masyarakat mulai difungsikan kembali. Tarian untuk
upacara adat dan upacara keagamaan kembali hidup dan berkembang. Tarian sebagai hiburan juga
memegang peran yang cukup besar dalam masyarakat. Seni tari benar-benar mengalami kemajuan
pesat. Bahkan, berdiri sekolah-sekolah seni, sehingga semakin banyak bermunculan taritarian
baru. Koreografer-koreografer muda pun banyak bermunculan. Para koreografer yang ada pun
selalu mencoba mewujudkan pembaruan nilai artistik dan bentuk tari. Hal ini sebagai upaya
menambah perbendaharaan karya tari.
.
Coba kerjakan dengan tepat!
1. Apa yang dimaksud karya seni tari?
2. Bagaimana perkembangan seni tari setelah zaman kemerdekaan?
3. Sebutkan minimal tiga karya tari yang diciptakan setelah zaman kemerdekaan!
4. Serahkan hasil kerjamu kepada guru untuk dinilai!

PENGERTIAN SENI TARI, FUNGSI TARI DAN JENIS TARI


Tari merupakan alat ekspresi atau sarana komunikasi seorang seniman kepada orang lain
(penonton/penikmat). Sebagai alat ekspresi, tari mampu menciptakan untaian gerak yang dapat
membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang ada dan terjadi disekitarnya.
Seni tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan gerakan-gerakan
tubuh manusia. Disini pun tampak jelas bahawa hakekat tari adalah gerak, namun tidak semua
gerak dapat dikatakan gerak tari. Gerak yang berfungsi sebagai materi pokok tari hanyalah
gerakan-gerakan dari bagian tubuh manusia yang telah diolah dari keadaan wantah (mentah)
menjadi suatu bentuk gerak tertentu. Hal ini dalam istilah tari adalah gerak yang telah
mengalami stilisasi dan distorsi.
Apa sebenarnya definisi karya seni tari? Berikut ini pendapat beberapa ahli tari tentang
definisi karya tari.
1. Ahli tari dari India, Kamaladevi Chattopadhyaya, berpendapat bahwa tari adalah
gerakangerakan luar yang ritmis dan lama-kelamaan nampak mengarah kepada bentuk-bentuk
tertentu.
2. Ahli tari dari Belanda, Corrie Hartong, berpendapat bahwa tari adalah gerak-gerak yang
berbentuk dan ritmis dari badan di dalam ruang.
3. Ahli tari dari Indonesia, Soedarsono, berpendapat bahwa tari adalah ekspresi jiwa
manusia melalui gerak-gerak ritmis yang indah
4. Pengertian tari menurut Pangeran Suryadiningrat sebagai berikut “ Ingkang dipun
wastani beksa inggih puniko obahing sedaya saranduning badan, katata pikantuk
wiramaning gendhing, jumbuhing pasemon kaliyan pikajenging Joged” (Tari adalah
gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan
irama musik serta mempunyai maksud tertentu). Kedua tokoh tersebut bersal dari
Yogyakarta
5. H Doubler mengatakan bahwa tari adalah ekspresi gerak ritmis dari keadaan-keadaan
perasaan yang secara estetis dinilai, yang lambang-lambang geraknya dengan
sadar dirancang untuk kenikmatan serta kepuasan dari pengalaman ulang, ungkapan,
berkomunikasi, melaksanakan, serta penciptaan dari bentuk-bentuk.
6. Kealiinohomoku seorang pakar antropologi tari memberikan definisinya tentang tari
adalah sebagi berikut, Tari adalah ekspresi yang dipertunjukkan dengan bentuk serta
gaya tertentu lewat tubuh manusia yang bergerak di dalam ruang. Dari semua para ahli
di atas menekankan bahwa gerak sebagai elemen utama dalam tari, oleh karenanya
betapa penting arti gerak dalam tari.
2. FUNGSI DAN PERANAN SENI TARI

Setiap karya tari yang diciptakan mempunyai fungsi yang berbeda. Oleh
karena itu, jenis karya tari juga dapat dikelompokkan menurut fungsinya.
Berdasarkan fungsinya, karya tari dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tari
upacara, tari hiburan (social dance), dan tari pertunjukan. Tari upacara
merupakan karya tari yang berfungsi sebagai sarana upacara. Tari hiburan
merupakan karya tari yang berfungsi sebagai sarana hiburan. Adapun tari
pertunjukan merupakan karya tari yang berfungsi sebagai sarana pertunjukan.
Peranan karya tari dalam konteks budaya masyarakat tidak lepas dari fungsi
tari itu sendiri dalam masyarakat. Jika fungsi tari dalam masyarakat tertentu
sebagai tari upacara, secara tidak langsung tari di situ berperan sebagai
sarana upacara. Sekarang, kita akan membahas peranan tari berdasarkan
fungsinya dalam masyarakat.

1. Fungsi Tari sebagai Sarana Upacara Agama dan Upacara Adat

Tari-tarian upacara berfungsi sebagai sarana upacara agama atau upacara


adat yang dilakukan oleh masyarakat. Tari-tarian tersebut sangat berperan
dalam rangkaian upacara yang diadakan. Salah satu contohnya adalah tari Pendet
yang berasal dari Bali. Tari Pendet sering ditarikan oleh gadis-gadis Bali di
pura pada saat upacara keagamaan. Para penari membawa bokor berisi bunga
sebagai simbol sesaji yang dipersembahkan untuk para dewa. Contoh lainnya
adalah tari Gantar yang berasal dari Kalimantan. Tari Gantar disajikan pada
saat upacara adat selamatan yang ditujukan kepada Dewi Sri. Dalam upacara ini,
masyarakat berdoa agar hasil panen melimpah.

2. Peranan Tari sebagai Sarana Hiburan atau Pergaulan


Tari-tarian yang berperan sebagai sarana hiburan disebut tari hiburan. Tari
hiburan disebut juga social dance. Tari ini disajikan dengan tujuan untuk
menghibur para penonton. Tema tari biasanya berupa ungkapan rasa gembira.
Penonton pun kadang-kadang ikut menari. Contoh tari hiburan, yaitu tari Tayub
dari Jawa Tengah. Tari Tayub ditarikan oleh para
penari wanita yang dinamakan ledek dan para penari laki-laki yang dinamakan
pengibing. Tari Tayub merupakan tari hiburan yang biasanya dipertunjukkan pada
acara sehabis panen. Tari ini termasuk tari hiburan karena di dalamnya terjadi
perbauran antara penari wanita dan penari laki-laki. Penontonnya pun diajak
menari oleh para penarinya. Contoh lain tari tarian yang berfungsi sebagai
sarana hiburan, yaitu tari Giring-Giring dari Kalimantan, tari Serampang
Duabelas dari Sumatera, dan tari Maengket dari Sulawesi.

3. Peranan Tarian sebagai Media Pertunjukan

Tari yang berfungsi sebagai media pertunjukan disebut tari pertunjukan.


Tari pertunjukan membuat manusia dapat menikmati
keindahan-keindahan yang diungkapkan melalui gerak tubuh. Hal itu karena tari
pertunjukan benar-benar dipersiapkan sebelum dipertunjukkan di depan orang
lain. Gerak tari benar-benar diolah secara matang. Kesesuaian unsur-unsur
pendukung tari dengan tema tarinya juga sangat diperhatikan. Tari pertunjukan
juga berperan sebagai pendukung pengembangan pariwisata daerah. Salah satu
contoh tari pertunjukan adalah sendratari Ramayana di Yogyakarta. Sendratari
Ramayana dipertunjukkan untuk menarik wisatawan agar datang ke Yogyakarta.
Pertunjukan sendratari Ramayana dapat dijumpai di panggung tertutup ataupun
terbuka, misalnya, di candi Prambanan. Selain itu, dapat dijumpai di hotel-
hotel atau rumah makan yang ada di daerah Yogyakarta.

LATIHAN
Guna memantapkan pemahaman anda terhadap materi diatas kerjakan latihan-
latihan sebagai berikut
1. Buatlah kliping karya seni tari minimal 5 tarian dari berbagai sumber
majalah Koran, internet
2. Apa nama karya tari yang diamati
3. Termasuk jenis karya tari tradisional atau tari kreasi baru?
4. Berdasarkan fungsinya, termasuk jenis apakah karya tari tersebut?
5. Apa peranan karya tari tersebut bagi masyarakat daerah setempat?
6. Tuliskan penjelasanmu, kemudian bacakan di depan guru dan teman-teman

LEMBAR KERJA SISWA

NO FUNGSI TARI HASIL PENGAMATAN


1
2
3
4
5

TES FORMATIF 1
A. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1 Unsur utama di dalam seni tari, yaitu. . . .
a. gerak c. busana
b. iringan d. panggung
2 Gerak berupa hentakan-hentakan kaki merupakan ciri seni tari pada zaman
a. pra-Hindu
b. Indonesia Hindu
c. Indonesia Islam
d. penjajahan
3 Alat musik iringan tari yang sudah dikenal sejak zaman pra-Hindu, yaitu.
. . .
a. gong c. piano
b. nekara d. talempong
4 Perbedaan antara gerak tari gaya Yogyakarta dan Surakarta merupakan
akibat dari adanya perjanjian . . . .
a. Linggarjati
b. Kerajaan Mataram
c. Giyanti
d. Meja Bundar
5 Karya tari yang berfungsi sebagai sarana upacara adat dan ditujukan
kepada Dewi Sri, yaitu tari . . . .
a. Pendet c. Gantar
b. Tayub d. Ramayana
6 Karya tari yang mengolah unsur unsurnya secara serius untuk
dipertunjukkan disebut tari . . . .
a. hiburan c. pertunjukan
b. upacara d. pergaulan
7 Prinsip dari busana tari, yaitu . . . .
a. enak dipandang, enak dipakai,dan berharga mahal
b. terbuat dari bahan yang lembutdan berwarna cerah
c. menghidupkan karakter penaridan terlihat mewah
d. enak dipakai, enak dipandang, dan tidak mengganggu gerak penari
8. Keunikan karya tari dapat dilihat dari
a. gerak, busana, dan iringan tari
b. koreografer, tema, dan penyusunan gerak tari
c. tema, penonton, koreografer, dan tanggapan masyarakat
d. fungsi, jenis, dan karakter tari
9. Peranan tari Tayub bagi masyarakat Jawa Tengah sebagai sarana . . . .
a. pertunjukan masyarakat
b. hiburan masyarakat
c. upacara adat
d. pengembangan daerah
10. Karya tari yang berperan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat, yaitu
tari . . . .
a. Golek c. Ramayana
b. Giring-Giring d. Pendet

PERTEMUAN 2

UNSUR UNSUR GERAK TARI

Gerak

Esensi dari tari adalah gerak, tetapi struktur gerak dalam tari itu
sendiri meliputi beberapa aspek. Rudolf Van Laban mendeskripsikan gerak
menjadi beberapa bagian yaitu the body (bagian spesifik dari gerak, misalnya
gerak bagian kepala, kaki, tangan, badan), space (ruang gerak, misalnya level,
jarak/rentangan atau tingkatan gerak), time (waktu, misalnyai durasi gerak)
dan dynamics (Kualitas atau tekstur gerak, misalnya gerak yang kuat, lemah,
elastis, aksentuasi, penekanan) (Ann Hutchinson, 1989). Untuk itu dapat
disimpulkan bahwa gerak dalam tari terdiri dari ruang, tenaga dan waktu.
Membedakan gerak tari dengan gerak lainnya maka dapat ditinjau dari
beberapa fungsi gerak yang dihasilkan oleh tubuh manusia. Menurut fungsinya,
gerak pada dasarnya dapat dibedakan antara gerak keseharian, gerak olah raga,
gerak bermain, gerak bekerja dan gerak dalam berkesenian.
Tari termasuk ke dalam gerak berkesenian, menurut Sal Murgianto dalam
F.X. Sutopo Cokrohamidjoyo, gerak dalam kesenian termasuk gerak menari
merupakan gerak yang dilakukan untuk mengungkapkan pengalaman batin dan
perasaan seseorang dengan harapan untuk mendapat tanggapan orang lain (Sutopo
Cokrohamidjoyo, 1986) Sebagai benang merah dari penjelasan tersebut, gerak
dalam tari hakikatnya dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu gerak
itu sendiri yang mencakup ruang-tenaga-waktu, gerak yang merupakan ekspresi
atau ungkapan perasaan dan gerak yang selaras dengan irama atau musik.
Mengingat gerak dalam tari telah mengalami stilasi ataupun distorsi dan
identik pula dengan gerak-gerak yang indah, maka secara holistik tari
senantiasa berorientasi pada unsur estetis (keindahan). Perlu diketahui bahwa
gerak di dalam tari adalah gerak keseharian yang telah diberi sentuhan seni
dan merupakan ekspresi jiwa manusia. Ada dua macam gerak di dalam tari :
1 Gerak maknawi (gesture), yaitu gerak yang mengandung arti, misalnya
gerak mencangkul, gerak burung terbang, gerak nelayan menebar jala, dan
sebagainya,
2 Gerak murni, yaitu gerak yang diciptakan hanya untuk keindahannya saja,
misalnya gerak-gerak yang terdapat dalam tari jaipongan dan gerakan yang
dilakukan oleh para penari latar dan sebagainya.
Berdasarkan bentuk geraknya, tari dibedakan menjadi dua, yaitu tari
representasional dan tari non-representasional. Tari representasional adalah
tarian yang menggambarkan sesuatu secara jelas atau realistik, seperti tari
yang menggambarkan kehidupan dan kegiatan petani, nelayan, tari yang
menggambarkan kahidupan dan tingkah laku serta keindahan binatang. Dalam tari
representasional, meskipun gerakannya cenderung relistik tetapi gerak-gerak
tersebut telah mengalami stilisasi, atau telah diberi sentuhan seni. Sedangkan
tari non-representasional adalah tarian yang melukiskan sesuatu secara
simbilis, yang biasanya menggunakan gerak yang abstrak (tidak realistik). Yang
digolongkan ke dalam tari non-representasional antara lain tari Golek, tari
Bedaya, tari Srimpi, tari Monggawa, tari Legong Kraton dan sebagainya

Ruang
Ruang diperlukan manusia untuk melakukan gerak tubuhnya, sehingga semua
gerak yang diungkapkan oleh manusia terbentuk sebagai akibat perpindahan tubuh
atau anggota tubuh manusia dari suatu ruang ke ruang yang lain. Laban sendiri
membagi ruang menjadi ruang pribadi dan ruang umum, ruang pribadi adalah ruang
yang langsung bersentuhan dengan tubuh si penari, adapun batas imajinasinya
adalah batas yang paling jauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kakinya
dalam keadaan di tempat,

Tenaga
Tenaga dibutuhkan seseorang untuk menghasilkan gerak. Gerak dalam tari
akan terlihat intensitas dan kualitas estetisnya apabila tenaga tersebut
dikeluarkan sesuai dengan cara bagaimana tenaga itu sendiri disalurkan untuk
menghasilkan gerak. Menurut Jacqueline Smith (1985) tenagalah yang menjadi
sumber (pangkal) penghasil gerak, dia akan terus berjalan dan berhenti,
sehingga akan memberikan wujud penekanan dan pengendoran tenaga selama menari.
Hal ini berarti tenaga merupakan daya untuk dapat menghasilkan gerak dari
suatu proses pembakaran di dalam tubuh. Melalui tenaga tersebut, maka gerak
yang diungkapkan mempunyai dinamika, sehingga gerak akan mempunyai isi atau
jiwa. Yulianti Parani (1972) menyebutkan pula bahwa aksen gerak yang berbeda
dalam ikatan ruang – tenaga – waktu melahirkan gerak yang bervariasi dan
menumbuhkan kesan dinamis dalam penataan gerak tari.

Waktu
Tari merupakan suatu kalimat gerak yang mempunyai arti dan pesan untuk
dikomunikasikan kepada orang lain. Sama halnya dengan suatu kalimat yang
terdiri atas frase-frase, maka begitu pula dengan tari yaitu adanya frase
gerak atau motif gerak. Masing-masing motif gerak dalam suatu kalimat gerak
mempunyai panjang pendek yang berbeda atau cepat lambat yang dapat diukur
dengan waktu. Jika seorang penari ingin menggerakkan tubuh ataupun bagian
tubuhnya dan berpindah dari suatu ruang gerak ke ruang gerak yang lain, maka
ini akan memerlukan waktu yang tergantung pada “ratio of speed” yaitu
sejumlah waktu yang diperlukan penari untuk bergerak dan berkaitan dengan
tempo gerakan yaitu panjang pendek atau cepat lambatnya suatu gerakan
dilakukan. Jacqueline Smith juga mengatakan bahwa gerak membutuhkan waktu dan
waktu tersebut dapat bervariasi menurut durasinya. Sedangkan Doris Humphrey
menyebutkan waktu dalam pengertian ini yaitu desain waktu adalah yang
mewujudkan karena adanya apa yang disebut dengan sekuen gerak yang dapat
berakhir dalam beberapa detik atau juga merupakan tarian yang utuh. Dengan
demikian tidak ada seorang pun yang dapat bergerak tanpa memerlukan waktu,
sekalipun dalam keadaan istirahat atau berhenti sejenak, elemen waktu akan
tetap mengukur saat berhenti tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka ruang
– tenaga – waktu merupakan unsur yang saling terjalin dalam penataan gerak
kaitannya dengan wujud atau bentuk tari.

Ekspresi
Ekspresi di dalam gerak tari merupakan suatu daya ungkap dari pengalaman
yang ada pada diri seseorang untuk dikomunikasikan kepada orang lain. Pada
dasarnya faktor ekspresi ada pada setiap gerakan, sebab gerak dilakukan
manusia untuk menyatakan perasaan atau pikirannya. Tubuh merupakan cermin jiwa
manusia, dengan demikian gerak tubuh manusia merupakan ekspresi atau ungkapan
dari gerakan jiwa pribadinya, yang dapat berupa akal, kehendak dan emosi.
Artinya gerak fisik adalah efek normal pertama dari pengalaman mental atau
emosional manusia.
Dalam hal ini seorang seniman yang baik akan bekerja dengan landasan
tersebut.
Ekspresi berkaitan dengan tenaga, sebab tenaga sebagai salah satu unsur gerak,
merupakan daya penggerak dari dalam diri si penari dan berperan di dalam
kualitas ekspresi yang menghasilkan suatu daya hidup atau greget dari sebuah
tarian. Greget adalah istilah dalam tari Jawa yang artinya dorongan perasaan,
desakan batin atau ekspresi jiwa seseorang dalam bentuk tari yang terkendali.
Dengan demikian ekspresi hal yang juga esensial dalam tari untuk memancarkan
kekuatan serta pesan atau maksud yang ingin disampaikan dalam suatu bentuk
tari, sehingga dapat dimengerti orang lain sebagai suatu komunikasi yang
diungkapkan melalui gerak.

Unsur Pendukung Tari


Tari merupakan bentuk keindahan yang dinikmati dengan rasa, keindahan hadir
sebagai suatu kepuasan, kebahagiaan dan harapan batin manusia. Kehadiran tari
di hadapan penonton bukan hanya rangkaian gerak saja, melainkan dilengkapi
dengan elemen-elemen pendukung agar penampilannya mempunyai daya tarik bagi
penikmatnya.
Unsur pendukung/pelengkap dalam tari adalah elemen atau unsur-unsur yang
mendukung pertunjukan atau pergelaran tari, antara lain : iringan tari
(musik), tema, tata rias dan tata busana, tempat pentas atau panggung
perlengkapan atau properti tari, serta tata suara dan tata cahaya.

a) Iringan (musik)

Musik dan tari merupakan dua hal yang saling berhubungan, yang tidak
dapat dipisahkan. Pada dasarnya bentuk musik iringan tari dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu musik internal dan eksternal. Disebut musik internal dalam
iringan dalam teri tersebut bersumber atau berasal dari penarinya, seperti
tepukan tangan, nyanyian, hentakan kaki, petikan jari. Adapun yang digolongkan
sebagai musik eksternal adalah iringan tari tari yang bersumber dari luar
penari,misalnya bunyi-bunyian dari benda yang dipukul, ditiup, digesek,
dipetik dan lain-lain, serta yang berasal dari alat musik.
Fungsi musik dalam tari dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu 1).
Sebagai pengiring, 2). Sebagai pemberi suasana, 3). Sebagai ilustrasi. Fungsi
musik sebagai pengiring tari diartika sebagai peranan musik hanya untuk
meniringi atau menunjang penampilan tari, sehingga kadang tidak ikut
menentukan isi tarinya. Yang dikategorikan sebagi pengiring terdapat dalam
tari Jawa misaslnya tari golek Ayun-ayun diiringi oleh gendhing ladrang Ayun-
ayun, tari golek Sri rejeki diiringi gendhing ladrang Sri rejeki, dalam tari
sunda tari kandagan diiringi musik Bendrong – waledan, demikian pula dengan
tari-tari di daerah lain seperti tari gendhing Sriwijaya, tari Legong Lasem,
Tari pasambahan dari Sumatra Barat dan sebagainya.
Fungsi musik sebagai pemberi suasana tari, musik ini sangat cocok bila
untuk mengiringi drama tari, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk
mengiringi tari yang bukan drama tari. Mengapa fungsi musik sebagai pemberi
suasana lebih cocok untuk mengiringi dramatari? Sebab dalam dramatari terdapat
pembagian adegan atau mempunyai alur cerita yang masing-masing babak
menggambarkan suasana yang berbeda.
Namun jika musik sebagai pemberi suasana dipakai dalam satu tarian yang
bukan dramatari, hendaknya musik senantiasa mengacu pada tema atau isi
tarinya. Sedangkan fungsi musik sebagai ilustrasi adalah tarian yang
menggunakan musik baik sebagai pengiring maupun pemberi suasana pada sat-saat
tertentu saja tergantung kebutuhan garapan tari. Dengan katan lain, musik
sebagai ilustrasi diperlukan hanya pada bagian-bagian tertentu saja dari
keseluruhan sajian tari

b) Tata rias dan tata busana

Dalam satu sajian tari, tata rias merupakan hal yang amat penting,
karena penonton biasanya memperhatika wajah penari sebelum menyaksikan
tariannya, untuk mengetahui toko atau peran apa yang sedang ditarikan,
kemungkinan juga untuk mengetahui siapa penarinya.. Fungsi tata rias di dalam
tari pada dasarnya adalah mengubah karakter pribadi menjadi karakter tokoh
yang dibawakan, serta untuk menambah daya tarik panampilan.Tata rias tari
dipanggung berbeda dengan tata rias sehari-hari. Tata rias panggung biasanya
lebih tebal karena jarak antara penari dan penonton agak berjauhan. Dalam tata
rias panggung lebih menonjolkan garis-garis wajah agar terlihat lebih hidup.
Sedangkan fungsi tata busana dalam tari adalah untuk mendukungntema atau isi
tarian, dan untuk memperjelas peran dalam satu sajian tari. Tata busana di
dalam tari juga mencerminkan identitas suatu daerah yang sekaligus menunjuk
pada asal tarian tersebut.
Tata busana dalam tari tidak hanya sekedar menutup tubuh
semata,melainkan harus mendukung disain ruang pada saat meneri, oleh karena
itu tata busana hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Nyaman dipakai dan sedap dilihat penonton.
b. Mempertimbangkan isi/tema sehingga menjadi satu kesatuan
c. Tidak mengganggu gerak sehingga nyaman dipakai oleh penari.
d. Keharmonisan dalam pemilihan warna

c) Tempat pentas

Apapun bentuknya, suatu pertunjukan selalu memerlukan ruangan guna


menyelenggarakan. Ruangan tempat pertunjukan dengan sebutan pentas, dapat
berupa lapangan, pendapa, halaman pura atau gedung pertunjukan yang sering
disebut dengan stage, yang disebut dengan pentas tertutup.
Pertunjukan tari tradisional di lingkungan rakyat biasanya dipentaskan di
lapangan terbuka, seperti bentuk pertunjukan reog Ponorogo, Jathilan, tari-
tarian di daerah pedalaman Kalimantan, Sulawesi, Papua dan sebagainya.
Sedangkan di kalangan istana di jawa biasanya tari dipertunjukkan di pendapa
yaitu suatu bangunan yang berbentuk joglo yang mempunyai 4 tiang penyangga
atau saka guru. Pada tempat pertunjukan seperti ini biasanya penonton dapat
menyksikan pertunjukan dari berbagai arah. Sedangkan tari yang dipentaskan di
gedung pertunjukan hanya dapat dilihat dari satu arah penonton saja, misalnya
di aula sekolah, dan sebagainya
Bentuk Penyajian Berdasarkan Jumlah Penari
Bentuk Penyajian tari ditinjau dari jumlah penari digolongkan menjadi
dua, yaitu tari tunggal dan tari Kelompok. (1) Tari tunggal adalah tari yang
disajikan oleh seorang penari, meskipun saat ini tidak jarang bentuk tari
tunggal yang disajikan secara berkelompok. Beberapa jenis tari tunggal antara
lain; Tari Golek, Klana Topeng, Gatotkaca Gandrung (Jawa Tengah), Kandagan,
topeng Klana, Monggawa, Anjasmara (Sunda), Margapati, Teruna Jaya, Kebyar
Terompog (Bali), Tari Remo (Jawa Timur) dan sebaginya. (2) kelompok adalah
tarian yang disajikan oleh lebih dari satu orang penari. Tari kelompok
dibedakan menjadi 3, yaitu tari berpasangan, masal, dan dramatari. (3) Tari
berpasangan adalah tarian lepas yang dilakukan secara berpasangan dan diantara
penari saling merespon, tari ini dapat dilakukan oleh penari wanita atau pria
saja, atau oleh penari pria dan wanita. Contoh dari tari berpasangan antara
lain; Tari Karonsih, Retna Tinanding, Eka Prawira, Beksan Menak Kelaswara
Adaninggar (Jawa), Oleg Tambulilingan (Bali), dan sebagainya.
Tari masal merupakan satu jenis tari yang dilakukan secara berganda,
untuk tari tunggal minimal dua penari, sedangkan untuk tari berpasangan
minimal dua pasang. Sedangkan yang disebut dengan dramatari merupakan sajian
tari yang mengungkapkan cerita yang di dalamnya terdapat struktur.

Gambar 5.23. Tari Kebyar Terompong (Tari Tunggal)


(Foto diadopsi dari Modul PPG Pend. Seni Tari UNJ) 404
Tari Melayu (Tari Berpasangan)

Tari Dolalak Dari Jawa Tengah (Tari Masal)

JENIS-JENIS TARI
Kita mengenal banyak tari-tarian, tetapi sesungguhnya tari tersebut dapat
dibedakan berdasarkan jenisnya.
a). Tari Berdasarkan Pola garapan
Tari berdasarkan pola garapan dapat dilihat dari bentuk gerak yang didasari
pada aturan-aturan tertentu yang tidak boleh dihilangkan, seperti pada tari
Jawa, tari Bali dan tari-tari daerah lainnya. Namun demikian ada pula tarian
yang tidak mengikuti aturan-aturan tertentu seperti tari-tari hasil
kreativitas seorang pencipta tari. Jadi tari berdasarkan pola garapan terbagi
menjadi :
Tari tradisional
Yaitu tari yang sudah mengalami perjalanan cukup lama dan selalu bertumpu pada
pola-pola tradisi atau kebiasaan yang sudah ada, karena sifatnya yang turun-
temurun. Contonya : Tari Jawa (tari Bedhoyo, tari Golek, tari Srimpi, dan
sebaginya), Tari Bali (tari Legong, tari Pendet, tari Baris, dan sebagainya),
tari Sunda (tari Gawil, tari Lenyepan, tari Topeng Cirebon, dan sebagainya).

Tari Kreasi Baru


Yaitu tari yang tidak berpijak pada tradisi dan aturan yang sudah ada seperti
pada tari tradisi. Contohnya tari-tari karya Bagong Kusudiardjo (tari Yapong,
tari Wira Pertiwi, dan sebagainya), tari Cantik (karya Wiwik Widyastuti), tari
Gitek Balen (karya Abdul Rochim), tari Nandak Ganjen (karya Entong Sukirman)
dan sebagainya.

Tari berdasarkan orientasi sosial


Tari berdasarkan orientasi sosial dapat dilihat dari stratifikasi masyarakat
pendukungnya.Tari ini dibagi menjadi :
Tari Rakyat
Tari rakyat yaitu tari yang lahir dan berkembang di lingkungan rakyat jelata,
koreografinya sederhana, berpola pada tradisi atau warisan yang sudah ada.
Contohnya : tari Ketuk Tilu (dari Jawa Barat), tari Tayuban, tari Jathilan
(dari Jawa Tengah), tari Lengger (dari Banyumas), tari Gandrung (dari
Banyuwangi).

Tari Klasik/Istana
Tari yang lahir dan berkembang hanya di lingkungan istana atau priyayi
saja.Tari ini merupakan tari yang mengalami proses kristalisasi artistik yang
tinggi dan telah menempuh perjalanan sejarah yang cukup lama, memiliki konsep
yang matang serta koreografinya sudah tertata dengan baik. Contohnya tari
Bedhoyo (dari Jawa Tengah), tari Tayub (dari Jawa Barat)

c.) Tari berdasakan orientasi artistik


Tari berdasarkan orientasi artistic artinya lebih menekankan pada penggarapan
estetika seni. Tarian jenis ini dibagi menjadi 1) tari Rakyat, 2) tari
Klasik/Istana,
1) tari Primitif.
Ciri-ciri tari Primitif :
 Suatu tarian yang bentuknya belum digarap secara baik atau tergarap
secara koreografis.
 Gerak dan iringan sangat sederhana, misalnya : gerak kaki yang
dihentakan
 Gerakan dibuat untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya : menirukan gerak
binatang, karena akan berburu, proses inisiasi (pemotongan gigi), pesta
kelahiran, perkawinan, keberuntungan panen, dan sebagainya.
 Instrumen sangat sederhana, terdiri dari tifa, kendang atau yang hanya
dipukul-pukul tanpa memperhatian dinamika.
 Tata rias masih sederhana
 Tari ini bersifat sakral, karena untuk upacara keagamaan
 Tarian primitif ada sejak zaman prasejarah, keudian hilang bersamaan
dengan pola pikir.
 Tariam primitif dasar geraknya adalah kehendak hati
 Tarian primitif masih ada dalam masyarakat yang menganut pola tradisi
primitif atau purba.

LATIHAN
Coba kerjakan dengan tepat!
1 Apa yang dimaksud dengan tari tunggal? Dan berilah contoh tarinya
2 Apa yang kamu ketahui tentang gerak, iringan, tata rias, dan tata busana
dalam karya tari?
3 Apa yang dimaksud dengan unsur ruang dalam unsur-unsur gerak tari
4. Jelaskan tentang jenis tari menurut pola garapannya
5. Jelaskan tentang jenis tari menurut nilai artistiknya
Jika sudah selesai, serahkanlah hasil pekerjaanmu kepada guru!

. LEMBAR KERJA SISWA


1. Lakukan gerak dan mengandung makna. Pilih gerakan yang sekiranya anda
bisa melakukan dan mempunyai arti

NO NAMA GERAK MAKNA GERAK


1
2
3
4
5

PERTEMUAN KE 3
RAGAM GERAK DASAR TARI SIGEH PENGUNTEN

Dari sekian banyak ragam dan bentuk tari tradisonal yang hidup dan
berkembang Di daerah Lampung, tari sigeh penguten dikembangkan sekaligus
merupakan pencerminan tata kehidupan masyarakat yang harus dipelihara, dibina
dan dikembangkan. Tari sigeh penguten merupakan tarian Lampung yang
dipentaskan dalam acara-acara untuk penyambutan tamu. Tarian ini berfungsi
untuk penghormatan tamu yang hadir dengan pemberian sirih untuk tamu yang
hadir dalam acara. Tari sigeh penguten merupakan sekelompok tari yang
penarinya berjumlah ganjil. Ada tujuh belas ragam gerak dalam tari sigeh
penguten yakni lapah tebeng, seluang mudik, jong silo ratu, jong sumbah,
merunduk, jong simpuh, samber melayang, ngerujung, ngetir, makhukaccang, gubuh
gakharang, ngiyau bias, ngerujung, sabung melayang, mempam bias, belah hui,
tolak tebing, lipetto, ngerujung.

Sejarah
Sikap masyarakat Lampung tamu adalah orang yang patut dihormati dan
disuguhi sesuatu. Hal ini sesuai dengan prinsip hidup mereka yaitu nemui
nyimah yang artinya suka memberi dan menerima dalam suasana suka dan duka.
Prinsip ini didukung dengan prinsip hidup yang lain yaitu nengah nyappur yang
artinya adalah suka bergaul. Kedua prinsip ini yang mendasari hadirnya tari
Sigeh Penguten di acara-acara penyambutan tamu pada upacara adat masyarakat
Lampung. Mesuji Wiralaga adalah suatu wilayah yang terletak di sebelah utara
Propinsi Lampung. Wilayah ini sebagian besar penduduknya berasal dari daerah
sumatera selatan,perpindahan penduduk tersebut terjadi pada tahun 1886. Saat
itu daerah ini dipimpin oleh seorang pesirah yang bernama pangeran Muhammad
Ali. Di wilayah ini terdapat tarian penyambutan yang disebut tari tepak. Tari
tepak inilah yang mengilhami lahirnya tari sembah kemudian dikenal tari Sigeh
Penguten. Tarian yang dahulu yang menarikan hanya keluarga pangeran Muhammad
Ali. Tari ini dihadirkan pada saat upacara perkawinan adat, pengangkatan
seorang Pesirah dan Penyambut Tamu Agung. Setelah Kemerdekaan Indonesia tahun
1945 tari ini dibenahi kembali disesuaikan dengan situasi dan kondisi adat
budaya Lampung (Habsary, 2003: 27).

2. Jenis dan Fungsi


Tari merupakan ekspresi jiwa individu yang pada akhirnya akan menjadi ekspresi
dari suatu kelompok budaya yang akan menjadi ciri budaya tersebut yang akan
membedakannya dengan budaya lain. Tari Sigeh Penguten merupakan salah satu
jenis tari tradisional Lampung yang dikategorikan tari tradisional klasik
karena tari Sigeh Penguten tumbuh secara turun-menurun dalam lingkungan
masyarakat etnis, atau berkembang dalam rakyat. Tari Sigeh Penguten berfungsi
mempersembahkan sekapur sirih seseulas pinang kepada kedua mempelai, pesirah
dan tamu agung.

KONSEP DAN TEKNIK RAGAM GERAK TARI SIGEH PENGUNTEN

3. Ragam gerak
a. Ragam gerak tari Sigeh Penguten
Gambar 2.1 Fose gerak Lapah
Tebeng pada hitungan 1-8
Gerak berjalan ke depan
dengan lebih dulu kaki kanan
dilangkahkan.
Gerak ini diiringi dengan
bentuk iringan Gupek yaitu
iringan yang
memiliki tempo yang cepat.
Gerakan ini juga dipakai
untuk mengatur posisi dimana
penari itu berada sehingga
pola lantai dengan latter V.

Gambar 2.2 Fose gerak Seluang


Mudik pada hitungan 1-2
Motif gerak ini untuk transisi dari
posisi berdiri menuju posisi level
rendah dengan posisi badan
mendhak lalu tangan diukel
sebelah kanan dengan posisi
tangan kiri ada diatas tangan
kanan. Badan jongkok dengan
perpindahan posisi tangan.Posisi
badan setengah berdiri dengan
perpindahan tangan.Duduk tegak
dengan tangan diukel didepan dada
dan sikap sikut diangkat
Gambar 2.4 Fose gerak Sembah
pada hitungan 1-2
Gerak ini merupakan gerak transisi
dari posisi jong simpuh menuju ke
posisi selanjutnya dengan sikap
badan duduk tegak dan tangan
sembah bergerak ke arah
kanan dan kiri.

Gambar 2.5 Fose gerak Kilat


Mundur pada hitungan 1-2
(Foto, Anarika: 2013)
Sikap badan mendhak dengan kaki
kanan di depan lalu kedua tangan
di depan
dada lalu tangan diayun kekiri dan
kekanan. Tangan kembali diayun
kekiri lalu
diukel kesudut kiri dengan tangan
kanan sejajar sikut tangan kiri.
Posisi kaki
kanan membuka kebelakang
dengan dijinjit
Gambar 2.6 Fose gerak Gubuh
Gakhang pada hitungan 1-2
(Foto, Anarika: 2013)
Gerakan ini merupakan salah satu
motif dalam tarian ini. Kaki kiri
maju kedepan
dengan sikap badan mendhak dan
kedua tangan maju ke sudut kanan.
Selanjutnya kaki kanan maju
dengan kedua tangan berada di
belakang badan

Gambar 2.7 Fose gerak Ngiyau


Bias pada hitungan 1-4
(Foto, Anarika: 2013)
Gerak ini dilakukan di sisi kanan
dan kiri penari dengan cara
melakukan ukel diatas lutut penari
dengan sikap badan mendhak.
Gambar 2.8 Foto gerak Tolak
Tebeng pada hitungan 7-8
(Foto, Anarika: 2013)
Gerak ini diawali dengan sikap
salah satu tangan ditekuk di depan
dada dan tangan yang lain
diluruskan ke samping arah
pandangan
mengikuti tangan yang lurus ke
samping. Gerakan ini dilakukan
tanpa
adanya penari pembawa tepak

Gambar 2.9 Fose gerak Ngerujung


Level Rendah pada hitungan 1-2
(Foto, Anarika: 2013)
Yaitu ukel arah diagonal depan
disertai dengan tolehan. Posisi
tangan setinggi
kepala.
Gambar 2.10 Fose gerak
Ngerujung Level Sedang pada
hitungan 1-2
(Foto, Anarika: 2013)
Yaitu ukel arah diagonal depan
disertai dengan tolehan. Posisi
tangan setinggi
kepala dan sikap badan setengah
berdiri.

Gambar 2.11 Fose gerak


Ngerujung Level Tinggi pada
hitungan 1-2
(Foto, Anarika: 2013)
Yaitu ukel arah diagonal depan
disertai dengan tolehan. Sikap
badan berdiri
mendhak dengan arah badan sudut
kanan dan kiri.
Gambar 2.12 Fose gerak Lipetto
pada hitungan 1
(Foto, Anarika: 2013)
Gerakan tangan (ukel) dan
dilakukan sambil mengubah arah
hadap. Sikap badan
penari mendhak dan porsi mendhak
tersebut akan ditambah ketika akan
mengubah arah hadap.

Gambar 2.13 Fose gerak Mempan


Bias pada hitungan 3-4
(Foto, Anarika: 2013)
Gerak berjalan dengan posisi
telapak tangan menengadah ke atas
sejajar dengan
bahu. Gerakan ini dilakukan untuk
membentuk posisi lurus (menjadi
satu
banjar).
Gambar 2.14 Fose gerak Kenui
Melayang pada hitungan 1-2
(Foto, Anarika: 2013)
Kedua tangan digerakkan ke
samping badan dengan posisi
ditekuk, lalu diayun
diangkat setinggi bahu diluruskan
masing-masing ke arah kanan dan
kiri

Gambar 2.15 Foto gerak Belah Hui


pada hitungan 5-6
(Foto, Anarika: 2013)
Gerak ini dilakukan saling
berhadapan antara penari sebelah
kanan dan kiri
tanpa penari pembawa tepak.
Gambar 2.16 Fose gerak Sabung
Melayang pada hitungan 1-2
(Foto, Anarika: 2013)
Gerakan ini dilakukan untuk
perpindahan tempat antara penari
sebelah
kanan dan penari sebelah kiri

Gambar 2.17 Fose gerak Merunduk


pada hitungan 5-6
(Foto, Anarika: 2013)
Gerak ini dilakukan dengan duduk
tegak merunduk
Gambar 2.18 Fose gerak Samber
Melayang pada hitungan 7-8
(Foto, Anarika: 2013)
Kedua tangan diayun diangkat
setinggi bahu lalu diluruskan
masing-masing ke
arah kanan dan kiri. Gerakan ini
dilakukan dengan level rendah dan
tinggi

b. Nama, hitungan dan rangkaian ragam gerak tari Sigeh Penguten


Tabel 2.1 Nama, hitungan dan rangkaian ragam gerak tari Sigeh Penguten
No Urutan Hitungan Uraian gerak
gerak

Lapah Posisi badan


tebeng tegap, tangan
kanan
berada diatas
tangan kiri di
depan
dada dengan
bentuk tangan
ukel.
Pada saat
melangkah
diawali kaki
kanan setinggi
lutut kaki kiri.
Gerak jalan
kedepan
diiringi
dengan bentuk
1X8 iringan gupek,
yaitu iringan
yang memiliki
tempo yang
cepat.

Seluang Kedua tangan


Mudik diukel di
sebelah
kanan lalu
tangan kiri
berada di
atas tangan
kanan dengan
posisi
badan
mendhak.

Selanjutnya,
kedua tangan
diukel
ke sebelah
kiri, lalu
tangan kanan
berada di atas
tangan kiri
dengan
posisi badan
jongkok.
Selanjutnya
mengalir
tangan
kanan diukel
di bawah
tangan kiri
dengan posisi
badan level
sedang

Tangan kanan
diukel
kembali di
depan dada,
dengan tangan
kiri
berada di
bawah tangan
kanan
dengan posisi
badan duduk
simpuh
dengan sikap
sikut
diangkat

Merunduk Sikap badan


duduk tegak
dengan
bersimpuh di
dua kaki, lalu
kedua
tangan diukel
di depan dada
dengan tangan
kanan berada
di
atas tangan
kiri
Sikap badan
mulai
merunduk

Posisi simpuh
dan
merundukan
badan dengan
posisi tangan
diletakkan ke
bawah tepat di
depan kaki
serta kepala
merunduk
ke bawah

Badan
kembali
duduk tegak
dengan arah
pandang ke
depan
Jong Ipek Diawali
dengan sikap
badan
duduk tegap,
lalu tangan
kiri
diletakkan di
samping kiri
dan
tangan kanan
berada di atas
paha

Kaki kiri
menjadi
tumpuan
badan
sehingga
penari
menjatuhkan
tubuhnya di
sebelah kiri

Lanjutan
proses
hitungan
ketiga
kaki kiri
sedikit
diangkat ke
depan
membelakangi
kaki kanan
sehingga
badan terlihat
tegap
Kedua tangan
berdiri ke arah
depan sejajar
dengan dada

Kedua tangan
melakukan
proses
ukel diputar
ke arah bawah

Kedua jari
tangan
ditekuk ke
dalam
Kedua tangan
diputar dan
diletakkan di
atas lutut

Diawali
dengan posisi
badan
duduk tegap
Jong
silo ratu, lalu
kedua tangan
diangkat
dengan bentuk
tangan
sembah

Tangan
melakukan
proses gerak
ke arah
kanan dengan
pandangan
mengikuti
arah gerak
tangan
Tangan
melakukan
proses
bergerak ke
arah
kiri dengan
pandangan
mengikuti
arah gerak
tangan

Kedua jari
tangan
ditekuk ke
dalam

Kedua tangan
diputar dan
diletakkan di
atas lutut
Kilat Posisi penari
Mundur berdiri
mendhak
menghadap ke
depan dengan
kaki kanan
ditarik
ke belakang,
lalu
kedua tangan
diayunkan ke
arah
kanan

Selanjutnya
kedua tangan
diayunkan ke
arah kiri

Kedua tangan
diukel ke
dalam di
samping kiri
Badan
Kedua tangan
diayun ke atas
dengan kedua
tangan
menengadah,
tangan kiri
berada di atas
sejajar dengan
kepala dan
tangan kanan
sejajar
dengan dada

Samber Kedua tangan


Melayang disilangkan di
depan perut
dengan posisi
jari ke
arah bawah

Kedua tangan
diukel kearah
Atas
Kedua tangan
melakukan
proses
ayun ke kanan
dan
Kiri

Kedua tangan
membuka
selebar
dada dengan
posisi jari
ditekuk

Kedua tangan
berada di
samping
kanan dan kiri
diangkat
setinggi bahu
dengan
posisi jari
berdiri
Gubuh Posisi penari
Hakhang menghadap ke
sudut
kanan dengan
kaki kiri
melangkah ke
depan dan
kedua tangan
ke depan
posisi jari
menghadap
bawah

Kaki kanan
melangkah,
kedua
tangan
menyesuaikan
ditarik ke
belakang
dengan posisi
badan ke arah
sudut kiri

Kaki kiri
kembali
melangkah ke
depan dan
kedua tangan
ke depan
posisi jari
menghadap
bawah
Kaki kanan
melangkah,
kedua
tangan
menyesuaikan
ditarik ke
belakang
dengan posisi
badan ke arah
sudut kiri

NGIYAU Posisi badan


BIAS penari
menghadap ke
samping
kanan dengan
posisi
badan
mendhak
dengan kedua
telapak kaki
dihadapkan ke
arah
kanan, lalu
kedua tangan
diletakkan di
atas paha dan
melakukan
proses ukel.
Setelah
diukel tangan
kembali
diletakkan
di atas paha

Arah badan
berpindah ke
arah kiri
dengan sikap
badan
mendhak dan
kedua telapak
kaki
menghadap ke
arah kiri, lalu
kedua tangan
diletakkan
diatas paha
dan
melakukan
proses ukel .
Setelah
diukel tangan
kembali
diletakkan
di atas paha

Kenui Posisi badan


Melayang berdiri
mendhak dan
kedua tangan
ditarik dari
samping
pinggang
dengan kedua
jari
tangan
ditekuk ke
arah dalam

Kaki sedikit
dijinjit dan
Kedua
tangan
melakukan
proses
mengayun ke
arah samping

Kedua kaki
dijinjit dan
kedua
tangan diayun
setinggi bahu
dengan kedua
jari tangan
ditekuk
ke dalam
Setelah diukel
kedua tangan
kembali
diangkat
setinggi bahu

Ngerujung Posisi badan


level penari berdiri
tinggi mendhak
dengan arah
badan
menghadap ke
sudut kanan,
kaki
kiri
membelakangi
kaki kanan.
Lalu kedua
tangan
direntangkan
dengan tangan
kanan berada
di
depan dahi
dan tangan
kiri ditekuk
di depan dada

Kedua tangan
melakukan
gerak
ukel keluar
Kedua tangan
melakukan
gerak
ukel keluar
kembali
namun diikuti
dengan gerak
kepala
kesamping
kiri bawah

Kedua tangan
sedikit ditarik
saat
melakukan
ukel atau
sedikit
ditekuk
dengan diikuti
gerakan
kepala dengan
mengahadap
tangan kanan
(gerakan ini
dilakukan
dengan arah
kanan dan
kiri)

Sabung Posisi penari


Melayang menghadap ke
depan
dengan sikap
badan
mendhak, lalu
kedua jari
tangan saling
bertemu di
depan
dada
Kedua tangan
dibentangkan
ke
samping
dengan kaki
kiri
membuka

Kaki kanan
melangkah
dengan
posisi silang
lalu
kedua jari
tangan
bertemu di
depan dada

Kaki kanan
berada di
depan
dengan kedua
tangan
dibentangkan
ke samping,
gerakan
dilakukan
untuk
perpindahan
tempat
Mempan Sikap badan
bias mendhak
menghadap
sudut kanan
dengan kedua
tangan
menengadah
diatas bahu
dan
kedua siku
dibuka, lalu
kaki
kanan
membelakangi
kaki kiri
(sikap kaki
kiri jinjit

Kedua tangan
masih
menengadah
diatas bahu
namun sikap
badan
menghadap ke
samping
Kanan
dengan kaki
kanan
membelakangi
kaki kiri
(sikap kaki
kiri jinjit

Kaki kiri
melangkah ke
depan
membelakangi
kaki kanan
dengan
sikap badan
mengahadap
ke
Sudut
Sikap badan
kembali
menghadap
depan dengan
kaki kiri
sedikit
dijinjit
(gerakan ini
dilakukan
penari sebelah
kanan dan
kiri)

14 Tolak Sikap badan


tebeng penari
mendhak ,
kedua tumit
kaki saling
bertemu
dan kedua
tangan
ditekuk di
samping
kanan dengan
ditekuk ke
dalam

Kedua ibu jari


kaki saling
bertemu
dan kedua
tangan
mengayun ke
bawah dengan
gerak kepala
mengikuti
gerak tangan
Penari
melakukan
gerakan
menggeser
kaki untuk
berpindah
posisi di mana
ibu jari dan
tumit
kaki saling
bertemu

Kedua ibu jari


kaki saling
bertemu
sambil
bergeser
dengan gerak
kepala
menghadap
tangan kanan
yang
direntangkan

Belah hui Penari berada


pada posisi
saling
berhadapan,
lalu
menarik kaki
kanan ke
depan dan
kedua tangan
disilangkan ke
depan
Badan
kembali
ditarik tegak,
dan
kedua tangan
direntangkan
ke samping

Sikap badan
kembali
menjorok ke
depan dengan
kedua tangan
kembali
disilangkan

Kaki kanan
ditarik dengan
posisi
jinjit, dan
kedua tangan
menengadah
di atas bahu
Sikap badan
duduk dengan
kaki
kiri menjadi
tumpuan
badan
sehingga
penari
menjatuhkan
badannya di
sebelah kiri.
Tangan
kiri berada di
sebelah kiri
dengan
posisi jari
merapat
mengahadap
depan, lalu
tangan kanan
direntangkan
menghadap
sudut kanan
setinggi dahi
dan
kepala
menghadap ke
gerakan
tangan kanan

Tangan kanan
diukel dengan
telapak tangan
menengadah

Tangan kanan
kembali
diukel
namun kepala
digerakkan ke
samping
bawah kiri
Tangan kanan
kembali
diukel
dengan
telapak tangan
menengadah
dan kepala
digerakkan
mengahadap
ke
gerakan
tangan

Ngerujung Sikap badan


level setengah
sedang berdiri
dengan lutut
kaki
menempel di
lantai. Tangan
kanan berada
di
atas sejajar
dengan dahi
dan
tangan kiri
berada di
depan dada

Kedua tangan
melakukan
gerak
ukel dengan
posisi
telapak tangan
menengadah
Saat tangan
melakukan
gerak ukel
kepala
menghadap ke
samping
bawah

Tangan
melakukan
gerak ukel
kepala
menghadap ke
gerakan
tangan

Lipeto Sikap badan


mendhak
menghadap
ke sudut
kanan dengan
posisi
kanan
membelakangi
kaki kiri dan
kaki kiri
dijinjit.
Tangan kanan
berada di atas
sejajar
dengan dahi
dan tangan
kiri
berada di
depan dada,
kedua
tangan
ditekuk ke
dalam
Sikap badan
bergerak ke
arah
sudut kanan
dengan
kedua tangan
diukel ke luar

Sikap badan
menghadap ke
samping
kanan dengan
kaki kiri
membelakangi
kaki kanan
dan
kedua tangan
menengadah
melakukan
proses
ukel
4

Kedua tangan
diukel ke
dalam dan
kaki kanan
melangkah ke
belakang
dengan dijinjit
Kedua tangan
berpindah ke
samping
kanan dengan
sikap
badan
menghadap ke
sudut kanan
belakang
dengan kedua
tangan
ditekuk ke
dalam dan
berputar
keluar, lalu
kaki kanan
melangkah
membelakangi
kaki kiri
Kedua tangan
diukel ke
dalam dan
kaki kanan
melangkah
membelakangi
kaki kiri

Kedua tangan
berpindah di
kiri
dengan tangan
kiri
diangkat
setinggi dahi
dan tangan
kanan di
depan dada
tepatnya di
samping siku
tangan kanan
dengan kaki
kiri
melangkah ke
depan
membelakangi
kaki
kanan
Kedua tangan
diukel ditekuk
ke
dalam dan
berputar
keluar
(gerakan ini
diulang
dengan arah
berputar 180
derajat)

4. Busana
a. Kepala/Aksesoris:
1) Siger/Mahkota oleh seluruh penari
2) Gaharu/Kembang goyang
3) Sanggul belatung tebak
4) Kembang melati
5) Anting
b. Badan
1) Tapis Pucuk Rebung/Bitang Perak/Sinjang Betuppal/Tapis Cucuk Pinggir
2) Baju kurung brokat
3) Bebe usus ayam
4) Selendang tapis
5) Bulu Sertei/Pending/Bebadang
6) Kalung buah jukum
7) Kalung papan jajar
8) Kalung kembang melati
9) Gelang burung
10) Gelang kano
11) Gelang duri
12) Gelang pipih
13) Tanggai
5. Pendukung tari
a. Penari
Jumlah penari pada tarian ini berjumlah 5 orang.
b. Durasi
Tari Sigeh Penguten ini membutuhkan waktu 5-7 menit.

c. Peralatan Tari
Tarian ini menggunakan properti tepak.

d. Iringan Tari
Musik pengiring tarian ini adalah Talo Balak. Irama dalam tarian ini
menjadi dua bentuk yaitu, gupek (iringan yang temponya cepat) dan
Tarei (iringan yang temponya lambat).
4. Busana
a. Kepala/Aksesoris
1) Siger/Mahkota oleh seluruh penari
2) Gaharu/Kembang goyang
3) Sanggul belatung tebak
4) Kembang melati
5) Anting
b. Badan
1) Tapis Pucuk Rebung/Bitang Perak/Sinjang Betuppal/Tapis Cucuk Pinggir
2) Baju kurung brokat
3) Bebe usus a
4) Selendang tapis
5) Bulu Sertei/Pending/Bebadang
6) Kalung buah jukum
7) Kalung papan jajar
8) Kalung kembang melati
9) Gelang burung
10) Gelang kano
11) Gelang duri
12) Gelang pipih
13) Tanggai
5. Pendukung tari
a. Penari
Jumlah penari pada tarian ini berjumlah 5 orang.
b. Durasi
Tari Sigeh Penguten ini membutuhkan waktu 5-7 menit.
c. Peralatan Tari
Tarian ini menggunakan properti tepak.
d. Iringan Tari
Musik pengiring tarian ini adalah Talo Balak. Irama dalam tarian ini
menjadi dua bentuk yaitu, gupek (iringan yang temponya cepat) dan
Tarei (iringan yang temponya lambat).

Anda mungkin juga menyukai