Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SENI TARI

Nama : Annisa Rahmadhani


Kelas : XII IPA 4

SMA NEGERI 01 BENGKULU UTARA


DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN PROVINSI
BENGKULU
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyusuh Makalah Seni Budaya ini dengan baik dan
tepat waktu. Tugas ini saya buat untuk memberi ringkasan tentang seni tari. Mudah-mudahan
makalah yang saya buat bisa menarik minat para pembaca untuk belajar tari budaya maupun
modern.
Saya pun sadar masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh sebab itu,
kritik, pendapat, dan saran yang sifatnya membangun akan sangat saya terima untuk
kesempurnaan makalah ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah turut
serta menolong penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktu kalian yang
menyempatkan membaca makalah ini, saya sampaikan terima kasih.
Daftar Isi

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................2
Daftar Isi......................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................................................4
2.1. Pengertian Seni Tari.........................................................................................................................4
2.2. Sejarah Seni Tari di Indonesia..........................................................................................................4
Era Primitif...........................................................................................................................................4
Era Hindu Buddha................................................................................................................................4
Era Islam..............................................................................................................................................5
Era Penjajahan.....................................................................................................................................5
Era Setelah Kemerdekaan....................................................................................................................5
2.3. Unsur Seni Tari.................................................................................................................................5
1. Unsur Utama Kesenian Tari.............................................................................................................5
2. Unsur Pendukung Kesenian Tari......................................................................................................6
Konsep Seni Tari......................................................................................................................................6
Gerak Dalam Tari....................................................................................................................................6
Jenis Seni Tari..........................................................................................................................................7
Fungsi Seni Tari.......................................................................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................................8
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................................8
3.2. Saran................................................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seni Tari di Indonesia sangatlah kaya. Keanekaragaman kesenian tari dari Sabang sampai
Merauke menjadi identitas masing-masing daerah yang perlu dilestarikan oleh generasi
mendatang.

Berbagai tari tradisional dan modern seringkali dipentaskan dalam acara-acara tertentu, seperti
upacara adat pernikahan, upacara penyambutan tamu kehormatan, dan sebagainya. Tarian
tersebut dapat dilakukan secara tunggal, berpasangan, berkelompok atau kolosal.

Seni tari terbentuk sebagai ungkapan jiwa manusia melalui ekspresi melalui gerakan ritmis dan
estetis. Selain kesenian, dalam perkembangannya seni tari adalah juga menjadi bagian dari
kebudayaan.

1.2. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini ialah :


1. Apa Itu Seni Tari?
2. Apa saja macam-macam Seni Tari?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Seni Tari

Seni tari adalah suatu kesenian dengan media ungkap berupa gerakan. Berdasarkan kutipan
dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tari merupakan
salah satu bentuk kesenian yang mempunyai media ungkap atau substansi gerak melalui
gerakan manusia.
Menuruti KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni tari adalah aliran seni mengenai
gerakan badan (tangan dan lainnya) yang berirama dan biasanya diiringi bunyi-bunyian (musik,
gamelan, dan sebagainya).

Tari adalah seni meski substansi dasarnya adalah gerak. Akan tetapi gerak yang dimaksud bukan
gerakan realistis atau keseharian, melainkan gerakan-gerakan dalam wujud gerak ekspresif.

Gerak ekspresif adalah gerak yang indah dan bisa mempengaruhi perasaan manusia. Keindahan
gerakan tersebut merupakan gerakan distilir yang mengandung ritme tertentu.

Penggunaan kata indah dalam dunia seni merupakan konotasi dari bagus. John Joseph Martin
melalui The Modern Dance (1965) menjelaskan bahwa indah atau bagus adalah sesuatu yang
memberikan kepuasan batin manusia.

Gerakan indah tidak terbatas pada gerakan lembut dan halus, namun gerakan keras, kasar,
kuat, aneh dan penuh tekanan juga bisa dikategorikan sebagai gerak yang indah.

2.2. Sejarah Seni Tari di Indonesia

Perkembangan kesenian tari mempunyai sejarah panjang dan terus menyesuaikan masa
ke masa. Hal itu dapat kita lihat dari beragam tarian yang digunakan dalam acara-acara
tertentu, seperti upacara adat, pernikahan dan penyambutan tamu. Berikut ini adalah sejarah
perkembangan seni tari yang ada di Indonesia yang dibagi menjadi era primitif, era Hindu
Buddha, era Islam, era penjajahan dan era setelah merdeka, yaitu:

Era Primitif
Masa ini dimulai sebelum adanya kerajaan di Indonesia. Oleh masyarakat era tersebut
tarian dipercaya sebagai sesuatu yang memiliki daya magis dan sakral. Gerakan-gerakan tari
tercipta berdasarkan kepercayaan masyarakat. Beberapa contohnya adalah tari hujan, tari
eksorsisme, tari kebangkitan dan sebagainya.

Gerakan tarian pada masa ini diinspirasi oleh gerakan alam serta meniru gerakan
makhluk hidup, misalnya hewan dan tumbuhan. Misalnya meniru gerakan binatang yang
sedang diburu. Umumnya tarian pada masa primitif dilakukan secara berkelompak atau
bersama-sama.
Era Hindu Buddha
Perkembangan kesenian tari di Indonesia kemudian berlanjut pada era kerajaan Hindu
Buddha. Gerakan tari pada masa ini dipengaruhi oleh unsur budaya para pedagang. Pada era
Hindu Buddha, tarian mulai mempunyai standar dan patokan, serta memiliki literatur tentang
seni tari. Salah satunya adalah literatur atau panduan gerak tari yang dibuat oleh Bharata Muni
dengan judul Natya Sastra yang membahas 64 jenis gerakan tangan mudra.

 Era Islam
Setelah masa Hindu Buddha, sejarah tari di Indonesia berlanjut ke masa penyebaran
agama Islam pada tahun 1755 saat kerajaan Mataram Islam terbagi dua. Pada era ini tarian
umumnya dilakukan pada saat hari raya.

Pembagian kerajaan Mataram menjadi dua menjadikan seni tari sebagai salah satu
wujud identitas mereka, sehingga tarian yang ditampilkan memiliki makna dan unsur khas dari
masing-masing kerajaan.

Era Penjajahan
Kemunduruan kesenian tari di Indonesia terjadi pasa masa penjajahan karena situasi
sosial yang kacau. Namun seni tari tetap terpelihara dan diperagakan di istana kerajaan saat
acara-acara penting berkaitan adat dan budaya.

Pada masa ini juga tercipta tarian yang diilhami dari perjuangan rakyat melawan
penjajahan, yaitu Tari Prawiroguni. Tarian ini adalah tari tradisional dari Jawa Tengah yang
menceritakan kegagahan prajurit pada masa itu. Penari Prawiroguno menggunakan senjata dan
tameng pelindung diri saat melakukan tarian.

Era Setelah Kemerdekaan


Setelah Indonesia merdeka, perkembangan seni tari mulai membaik. Tari-tarian sering
dilakukan saat upacara adat dan keagamaan, serta menjadi hiburan masyarakat. Pada era ini
tari berkembang untuk seluruh kalangan, termasuk anak-anak muda yang mulai mempelajari
tari tradisional dan tari modern.

2.3. Unsur Seni Tari


Sesuai dengan pengertian seni tari, tarian memiliki unsur yang dapat dibagi menjadi
dua, yaitu unsur utama dan unsur pendukung. Unsur utama terdiri dari 3 jenis, yakni wiraga
(raga), wirama (irama), dan wirasa (rasa). Sedangkan unsur pendukungnya antara lain ragam
gerak, ragam iringan, rias dan kostum, dan pola lantai.

1. Unsur Utama Kesenian Tari


Suatu gerakan dapat dikatakan sebagai tarian jika memenuhi 3 unsur utama. Apabila
salah satu unsur utama tidak terpenuhi maka tidak dapat disebut sebagai tarian. Unsur utama
tarian antara lain:

 Wiraga (raga) – sebuah tarian harus memperlihatkan gerakan badan, baik posisi berdiri
maupun duduk.
 Wirama (irama) – seni tari wajib memiliki unsur irama yang menyatukan gerakan badan
dan pengiringnya, meliputi irama musik dan tempo tarian.
 Wirasa (rasa) – seni tari harus mampu menyampaikan perasaan melalui gerakan
maupun ekspresi saat menari.
2. Unsur Pendukung Kesenian Tari
Unsur pendukung tarian mempunyai fungsi sebagai pelengkap dan pemikat agar tarian
nampak lebih menarik. Berbeda dengan unusr utama tari yang harus terpenuhi, unsur
pendukung boleh tidak terpenuhi.

Dengan adanya unusr pendukung dalam tarian maka pesona saat tarian dipentaskan dan
dipertontonkan akan lebih indah. Berikut ini adalah unsur pendukung tarian, yaitu:

 Ragam Gerak – sebuah tarian akan nampak indah jika seluruh anggota badan
berkolaborasi. Tidak hanya tangan dan kaki, anggota tubuh lain dapat dikombinasikan,
misalnya lirikan mata, raut dan ekpresi wajah yang menyesuaikan dengan makna tarian.
Hal ini akan menciptakan daya tarik sehingga tarian lebih estetis.
 Ragam Iringan – Penambahan ritme atau irama berupa musik yang sesuai dengan jenis
tari akan menciptakan paduan indah antara musik dan gerakan tubuh. Saat tarian
diiringi oleh musik akan lebih indah jika ditambah dengan hentakan, tepukan dan
teriakan dari penari.
 Rias dan Kostum – Dalam sebuah pertunjukkan tari, tata rias dan kostum menjadi bagian
penting untuk menyampaikan makna dan rasa suatu tarian. Oleh sebab itu, tanpa riasan
dan kostum maka tarian akan terasa hambar untuk ditonton.
 Pola Lantai atau Bloking – Tarian akan lebih berseni ketika ada pola lantai yang teratur.
Penari tidak harus berdiri pada satu titik dan dapat menyesuaikan atau berpindah
tempat.

Konsep Seni Tari


Berbagai jenis tarian memiliki konsep atau variasi yang terdiri dari ruang gerak,
tenaga dan waktu yang berbeda-beda. Berikut ini adalah penjelasan konsep kesenian
tari, yaitu:

 Ruang Gerak – Gerakan dalam suatu tarian memerlukan ruang gerak yang
menyesuaikan dengan jenis gerakan yang akan dilakukan. Ruang gerak dapat
berupa ruang gerak semput dan ruang gerak luas. Penentuan ruang gerak dapat
disesuaikan dengan jumlah penari, meliputi tunggal, berpasangan atau dilakukan
dalam suatu kelompok.
 Tenaga – Dalam melakukan gerakan tarian dibutuhkan tenaga menyesuaikan
bentuk dinamis, ritmis dan harmonis. Tanpa tenaga yang sempurna maka tidak
mungkin tari dipentaskan dengan baik. Beberapa jenis tarian memerlukan tenaga
dengan intensitas kuat, sedang dan lemah.
 Waktu – Dalam melakukan tarian terdapat estiamsi sesuai gerakan yang
ditampilkan. Tari dapat dilakukan dengan cepat atau lambat yang kemudian
disebut tempo. Dengan berpatokan pada tempo maka kesan dinamis dalam
suatu tarian akan terlihat.

Gerak Dalam Tari


Untuk menghasilkan gerakan tarian yang indah, maka dibutuhkan proses
pengolahan atau penggarapan. Pengolahan unsur keindahan tersebut dapat bersifat
stilatif dan distortif yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Gerak Stilatif adalah gerak yang telak mengalami proses pengolahan menjadi
lebih halus yang mengarah pada bentuk yang indah.
 Gerak Distortif adalah pengolahan gerak melalui proses perombakan dari
gerakan asli dan merupakan salah satu proses stilasi. Dari hasil pengolahan
gerakan melalui proses stilisasi dan distorsi maka lahirlah dua jenis gerakan tari,
yaitu gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi (gestur).

 Gerak Murni adalah gerakan tari yang pengolahannya tidak mempertimbangkan


suatu pengertian tertentu. Hal yang menjadi pertimbangan utama adalah
keindahan gerakan.
 Gerak Maknawi adalah olah gerak tari yang mengungkapkan kandungan dengan
maksud tertentu selain keindahannya. Gerak maknawi juga disebut gerak gestur
yang bersifat peniruan imitatif dan mimitatif. Imitatif adalah gerak peniruan dari
binatang dan alam, sedangkan mimitatif adalah gerak tiru dari gerakan manusia.

Dalam gerakan tari ada beberapa contoh yang termasuk gerakan maknawi, yaitu trisig
dan gedih yang merupakan stilasi atau distorsi dair gerakan berjalan dan berlari.
Kemudian gerak sawang yang menjadi gambaran gerak melihat atau memandang,
serta gerak lambean yaitu gerakan merias diri.

Jenis Seni Tari


Tarian dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan faktor tertentu,
misalnya jumlah penari dan genre atau aliran tari. Berikut ini adalah jenis seni tari
berdasarkan jumlah penari yang melakukan, yaitu:

 Tari Tunggal atau Solo adalah tarian yang dibawakan oleh satu orang penari.
 Tari Berpasangan atau Duet adalah tarian yang dibawakan oleh dua orang
penari secara berpasangan.
 Tari Berkelompok atau Grup adalah tarian yang dibawakan banyak orang dalam
kelompok.

Fungsi Seni Tari


Tarian memiliki beberapa fungsi sesuai dengan gerakan serta irama yang
dilakukan. Berikut ini adalah beberapa fungsi seni tari, antara lain:

 Sarana Keagamaan / Kepercayaan – Tarian telah alam digunakan dalam sarana


keagamaan yang bersifat sakral dan mengajarkan makna kebaikan, misalnya
beberapa jenis tari di Bali yang digunakan sebagai sarana komunikasi dengan
dewa dan leluhur.
 Sarana Upacara Adat – Seni tari juga bisa digunakan sebagai sarana upacara
adat untuk berbagai tujuan, seperti meminta hujan, meminta hasil panen, serta
acara adat lain.
 Sarana Pergaulan – Tarian mengandung nilai sosiokultural bagi masyarakat.
Hubungan sosial dapat terjalin saat tarian dilakukan dan dipentaskan.
Manfaatnya adalah munculnya kerukunan dan persatuan antar manusia.
 Saranan Hiburan – Seni tari bermanfaat sebagai ajang hiburan, tontonan, serta
pertunjukan. Berbagai jenis tarian adat dapat dinikmati bagi mereka pecinta seni
dan masyarkat awam.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari ulasan tersebut dapat dirumuskan bahwa :
Bangsa Indonesia sudah memiliki tari sejak zaman primitive, dan terus berkembang hingga
saman sekarang serta sempat mengalami krisi pada zaman penjajahan. Tetapi apapun
zamannya tari tetap lestari dan masih digunakan sampai sekarang. Ada banyak hal yang harus
diperhatikan saat membuat sebuah tari seperti jenis, unsur, dan konsep. Tidak mudah dalam
membuat sebuah tari, dan tidak dapat asal-asalan.

3.2. Saran
Maka dari itu marilah kita tetap mencintai budaya tari di negara kita karna keberagaman
ini tidak semua mempunyainya. Semoga kita juga bisa lebih bersyukur terhadap keberagaman
yang sudah di anugerahi kepada kita.

Anda mungkin juga menyukai