Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyusuh Makalah Seni Budaya ini dengan baik dan
tepat waktu. Tugas ini saya buat untuk memberi ringkasan tentang seni tari. Mudah-mudahan
makalah yang saya buat bisa menarik minat para pembaca untuk belajar tari budaya maupun
modern.
Saya pun sadar masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh sebab itu,
kritik, pendapat, dan saran yang sifatnya membangun akan sangat saya terima untuk
kesempurnaan makalah ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah turut
serta menolong penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktu kalian yang
menyempatkan membaca makalah ini, saya sampaikan terima kasih.
Daftar Isi
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................2
Daftar Isi......................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................................................4
2.1. Pengertian Seni Tari.........................................................................................................................4
2.2. Sejarah Seni Tari di Indonesia..........................................................................................................4
Era Primitif...........................................................................................................................................4
Era Hindu Buddha................................................................................................................................4
Era Islam..............................................................................................................................................5
Era Penjajahan.....................................................................................................................................5
Era Setelah Kemerdekaan....................................................................................................................5
2.3. Unsur Seni Tari.................................................................................................................................5
1. Unsur Utama Kesenian Tari.............................................................................................................5
2. Unsur Pendukung Kesenian Tari......................................................................................................6
Konsep Seni Tari......................................................................................................................................6
Gerak Dalam Tari....................................................................................................................................6
Jenis Seni Tari..........................................................................................................................................7
Fungsi Seni Tari.......................................................................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................................8
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................................8
3.2. Saran................................................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
Berbagai tari tradisional dan modern seringkali dipentaskan dalam acara-acara tertentu, seperti
upacara adat pernikahan, upacara penyambutan tamu kehormatan, dan sebagainya. Tarian
tersebut dapat dilakukan secara tunggal, berpasangan, berkelompok atau kolosal.
Seni tari terbentuk sebagai ungkapan jiwa manusia melalui ekspresi melalui gerakan ritmis dan
estetis. Selain kesenian, dalam perkembangannya seni tari adalah juga menjadi bagian dari
kebudayaan.
Seni tari adalah suatu kesenian dengan media ungkap berupa gerakan. Berdasarkan kutipan
dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tari merupakan
salah satu bentuk kesenian yang mempunyai media ungkap atau substansi gerak melalui
gerakan manusia.
Menuruti KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni tari adalah aliran seni mengenai
gerakan badan (tangan dan lainnya) yang berirama dan biasanya diiringi bunyi-bunyian (musik,
gamelan, dan sebagainya).
Tari adalah seni meski substansi dasarnya adalah gerak. Akan tetapi gerak yang dimaksud bukan
gerakan realistis atau keseharian, melainkan gerakan-gerakan dalam wujud gerak ekspresif.
Gerak ekspresif adalah gerak yang indah dan bisa mempengaruhi perasaan manusia. Keindahan
gerakan tersebut merupakan gerakan distilir yang mengandung ritme tertentu.
Penggunaan kata indah dalam dunia seni merupakan konotasi dari bagus. John Joseph Martin
melalui The Modern Dance (1965) menjelaskan bahwa indah atau bagus adalah sesuatu yang
memberikan kepuasan batin manusia.
Gerakan indah tidak terbatas pada gerakan lembut dan halus, namun gerakan keras, kasar,
kuat, aneh dan penuh tekanan juga bisa dikategorikan sebagai gerak yang indah.
Perkembangan kesenian tari mempunyai sejarah panjang dan terus menyesuaikan masa
ke masa. Hal itu dapat kita lihat dari beragam tarian yang digunakan dalam acara-acara
tertentu, seperti upacara adat, pernikahan dan penyambutan tamu. Berikut ini adalah sejarah
perkembangan seni tari yang ada di Indonesia yang dibagi menjadi era primitif, era Hindu
Buddha, era Islam, era penjajahan dan era setelah merdeka, yaitu:
Era Primitif
Masa ini dimulai sebelum adanya kerajaan di Indonesia. Oleh masyarakat era tersebut
tarian dipercaya sebagai sesuatu yang memiliki daya magis dan sakral. Gerakan-gerakan tari
tercipta berdasarkan kepercayaan masyarakat. Beberapa contohnya adalah tari hujan, tari
eksorsisme, tari kebangkitan dan sebagainya.
Gerakan tarian pada masa ini diinspirasi oleh gerakan alam serta meniru gerakan
makhluk hidup, misalnya hewan dan tumbuhan. Misalnya meniru gerakan binatang yang
sedang diburu. Umumnya tarian pada masa primitif dilakukan secara berkelompak atau
bersama-sama.
Era Hindu Buddha
Perkembangan kesenian tari di Indonesia kemudian berlanjut pada era kerajaan Hindu
Buddha. Gerakan tari pada masa ini dipengaruhi oleh unsur budaya para pedagang. Pada era
Hindu Buddha, tarian mulai mempunyai standar dan patokan, serta memiliki literatur tentang
seni tari. Salah satunya adalah literatur atau panduan gerak tari yang dibuat oleh Bharata Muni
dengan judul Natya Sastra yang membahas 64 jenis gerakan tangan mudra.
Era Islam
Setelah masa Hindu Buddha, sejarah tari di Indonesia berlanjut ke masa penyebaran
agama Islam pada tahun 1755 saat kerajaan Mataram Islam terbagi dua. Pada era ini tarian
umumnya dilakukan pada saat hari raya.
Pembagian kerajaan Mataram menjadi dua menjadikan seni tari sebagai salah satu
wujud identitas mereka, sehingga tarian yang ditampilkan memiliki makna dan unsur khas dari
masing-masing kerajaan.
Era Penjajahan
Kemunduruan kesenian tari di Indonesia terjadi pasa masa penjajahan karena situasi
sosial yang kacau. Namun seni tari tetap terpelihara dan diperagakan di istana kerajaan saat
acara-acara penting berkaitan adat dan budaya.
Pada masa ini juga tercipta tarian yang diilhami dari perjuangan rakyat melawan
penjajahan, yaitu Tari Prawiroguni. Tarian ini adalah tari tradisional dari Jawa Tengah yang
menceritakan kegagahan prajurit pada masa itu. Penari Prawiroguno menggunakan senjata dan
tameng pelindung diri saat melakukan tarian.
Wiraga (raga) – sebuah tarian harus memperlihatkan gerakan badan, baik posisi berdiri
maupun duduk.
Wirama (irama) – seni tari wajib memiliki unsur irama yang menyatukan gerakan badan
dan pengiringnya, meliputi irama musik dan tempo tarian.
Wirasa (rasa) – seni tari harus mampu menyampaikan perasaan melalui gerakan
maupun ekspresi saat menari.
2. Unsur Pendukung Kesenian Tari
Unsur pendukung tarian mempunyai fungsi sebagai pelengkap dan pemikat agar tarian
nampak lebih menarik. Berbeda dengan unusr utama tari yang harus terpenuhi, unsur
pendukung boleh tidak terpenuhi.
Dengan adanya unusr pendukung dalam tarian maka pesona saat tarian dipentaskan dan
dipertontonkan akan lebih indah. Berikut ini adalah unsur pendukung tarian, yaitu:
Ragam Gerak – sebuah tarian akan nampak indah jika seluruh anggota badan
berkolaborasi. Tidak hanya tangan dan kaki, anggota tubuh lain dapat dikombinasikan,
misalnya lirikan mata, raut dan ekpresi wajah yang menyesuaikan dengan makna tarian.
Hal ini akan menciptakan daya tarik sehingga tarian lebih estetis.
Ragam Iringan – Penambahan ritme atau irama berupa musik yang sesuai dengan jenis
tari akan menciptakan paduan indah antara musik dan gerakan tubuh. Saat tarian
diiringi oleh musik akan lebih indah jika ditambah dengan hentakan, tepukan dan
teriakan dari penari.
Rias dan Kostum – Dalam sebuah pertunjukkan tari, tata rias dan kostum menjadi bagian
penting untuk menyampaikan makna dan rasa suatu tarian. Oleh sebab itu, tanpa riasan
dan kostum maka tarian akan terasa hambar untuk ditonton.
Pola Lantai atau Bloking – Tarian akan lebih berseni ketika ada pola lantai yang teratur.
Penari tidak harus berdiri pada satu titik dan dapat menyesuaikan atau berpindah
tempat.
Ruang Gerak – Gerakan dalam suatu tarian memerlukan ruang gerak yang
menyesuaikan dengan jenis gerakan yang akan dilakukan. Ruang gerak dapat
berupa ruang gerak semput dan ruang gerak luas. Penentuan ruang gerak dapat
disesuaikan dengan jumlah penari, meliputi tunggal, berpasangan atau dilakukan
dalam suatu kelompok.
Tenaga – Dalam melakukan gerakan tarian dibutuhkan tenaga menyesuaikan
bentuk dinamis, ritmis dan harmonis. Tanpa tenaga yang sempurna maka tidak
mungkin tari dipentaskan dengan baik. Beberapa jenis tarian memerlukan tenaga
dengan intensitas kuat, sedang dan lemah.
Waktu – Dalam melakukan tarian terdapat estiamsi sesuai gerakan yang
ditampilkan. Tari dapat dilakukan dengan cepat atau lambat yang kemudian
disebut tempo. Dengan berpatokan pada tempo maka kesan dinamis dalam
suatu tarian akan terlihat.
Gerak Stilatif adalah gerak yang telak mengalami proses pengolahan menjadi
lebih halus yang mengarah pada bentuk yang indah.
Gerak Distortif adalah pengolahan gerak melalui proses perombakan dari
gerakan asli dan merupakan salah satu proses stilasi. Dari hasil pengolahan
gerakan melalui proses stilisasi dan distorsi maka lahirlah dua jenis gerakan tari,
yaitu gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi (gestur).
Dalam gerakan tari ada beberapa contoh yang termasuk gerakan maknawi, yaitu trisig
dan gedih yang merupakan stilasi atau distorsi dair gerakan berjalan dan berlari.
Kemudian gerak sawang yang menjadi gambaran gerak melihat atau memandang,
serta gerak lambean yaitu gerakan merias diri.
Tari Tunggal atau Solo adalah tarian yang dibawakan oleh satu orang penari.
Tari Berpasangan atau Duet adalah tarian yang dibawakan oleh dua orang
penari secara berpasangan.
Tari Berkelompok atau Grup adalah tarian yang dibawakan banyak orang dalam
kelompok.
3.2. Saran
Maka dari itu marilah kita tetap mencintai budaya tari di negara kita karna keberagaman
ini tidak semua mempunyainya. Semoga kita juga bisa lebih bersyukur terhadap keberagaman
yang sudah di anugerahi kepada kita.