Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN SENI TARI DAN DRAMA

‘’DEFINISIKAN SENI DAN BUDAYA MENURUT REPRENSI’’

DOSEN PENNGAMPU : RUSDI, M.Sn

Disusun :

VERA RISANTI 2011061882

PROGRAM STUDI
SEKOLAH TINGGI KEGURUANDAN ILMU PENDIDIKAN
PERSADA KHATULISTIWA SINTANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
DEFINISIKAN SENI DAN BUDAYA MENURUT REPRENSI

Mempelajari dunia seni secara mendalam perlu sebuah dasar yang melandasinya yakni pemahaman
terhadap definisi seni itu sendiri. Melalui pemahaman dari arti kata dalam dunia seni itu sendiri, kita
akan dengan mudah memahami maksud, tujuan, dan semua hal terkait seni lainnya serta manfaat
belajar seni. Salah satu istilah yang sering dan butuh pemahaman terhadap pengertiannya adalah seni
budaya.

Seni budaya merupakan sebuah frasa kata yang tersusun dari kata seni dan kata budaya. Seni berasal
dari kata sani dalam bahasa sansekerta yang berarti pemujaan, persembahan, pelayanan. Sedangkan
budaya berasal dari kata buddhayah dari bahasa sansekerta yang berarti akal atau budi. Dalam
perkembangan yang ada, kata seni dan budaya memiliki banyak arti yang dikemukakan oleh beberapa
ahli.

Dari pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, dapat ditarik sebuah kesatuan definisi
yang lebih mudah. Seni adalah Segala sesuatu yang sengaja dibuat manusia dengan menyatukan
beberapa unsur kedalam sebuah bentuk untuk menghasilkan keindahan yang dapat dirasakan oleh
orang lain. Dan Budaya adalah akal atau budi yang digunakan oleh manusia dan diturun temurunkan
secara berkelanjutan.

Dari pemahaman setiap kata yang membentuk frasa seni budaya, dapat digabungkan menjadi satu
kesatuan. Seni Budaya berdasarkan asal frasa katanya adalah Setiap karya yang sengaja dibuat melalui
penyatuan berbagai unsur berdasarkan akal dan budi yang dimiliki sekelompok masyarakat serta
digunakan dan diturunkan dari masa ke masa secara berkelanjutan. Untuk dapat lebih mendalami
pengertian seni budaya, kita bisa memahami beberapa pengertian berikut menurut para ahli seni dan
bahasa indonesia.

1. Harry Sulastianto

Salah seorang dosen seni rupa dari Universitas Pendidikan Indonesia menerangkan pengertian seni
budaya adalah sebuah keahlian dalam aktivitas mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika,
termasuk mewujudkan kemampuan dan imajinasi pandangan atas bebeberapa benda, karya, atau pun
suasana, yang dapat menghadirkan rasa indah dan menciptakan peradaban manusia yang lebih maju.

2. Sartono Kartodirdjo
Sejarawan indonesia yang dikenal sebagai pelopor dalam penulisan sejarah dengan pendekatan
mutlidimensi menyebutkan seni budaya merupakan sistem yang koheren, yang dapat digunakan untuk
menjalankan komunikasi efektif melalui satu bagian seni yang dapat menunjukkan keseluruhan
maksudnya

3. Ida Bagus Putu Perwita

Seorang tokoh seni yang berasal dari pulau dewata bali mengungkapkan pengertian seni budaya
adalah penunjang sarana pelaksanaan aktivitas dan upacara adat.

4. M. Thoyibi

Seorang filsuf yang cukup berpengaruh di indonesia menjelaskan seni budaya dapat diartikan sebagai
penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan dan dapat
dirasakan dan diresapi oleh banyak orang dalam rentang perjalanan sejarah peradaban manusia.
Penjelasan terkait pengertian seni budaya yang dijelaskan oleh keempat tokoh tersebut sering
digunakan sebagai landasan untuk memberikan pemahaman terkait apa itu seni budaya. Namun
penjelasan dari pengertian saja tidak cukup untuk memberikan pemahaman terhadap seni budaya.
Untuk lebih memudahkan lagi pemahaman kita terkait dengan seni budaya, mengetahui contoh
karyanya akan lebih mengambarkan seni budaya itu sendiri. Beberapa contoh seni budaya yang mudah
ditemui adalah sebagai berikut.

Tari

Tari merupakan contoh karya seni budaya yang mudah ditemui pada sekelompok masyarakat di
Indonesia. Di Indonesia dengan keberagamannya, kita pasti dengan mudah dapat menemui berbagai
macam tarian traditional dari berbagai suku dan daerah yang sudah lama diturunkan dari generasi ke
generasi. Contoh tarian yang termasuk seni budaya antara lain tari kancet papatai dari suku dayak, tari
saman dari suku gayo, tari serampang dua belas dari sumatera, dan tari lainnya. Berbagai macam tari
yang berasal dari berbagai suku dan daerah di Indonesia biasaya diciptakan sebagai peringatan akan
suatu hal yang dipercayai oleh masyarakat suku atau daerah tersebut.

Kain Tenun

Kain tenun juga merupakan contoh karya seni rupa dan terapan yang dihasilkan dari seni budaya. Sama
seperti tari, kita juga dapat menemukan kain tenun dari berbagai daerah yang diturunkan secara turun
temurun. Beberapa contoh kain tenun yang terkenal antara lain kain tenun lombok, kain tenun sumba,
kain telun ulos, kain tenun lurik, dan lain sebagainya. Kain tenun tersebut saat ini akan menjadi sebuah
cindera mata khas dari daerah asal kain tersebut dan proses pembuatannya menjadikan daya tarik
sendiri bagi pendatang yang berkunjung ke daerah tersebut.

Angklung

Salah satu karya seni musik traditional yang termasuk dalam seni budaya ini telah lama diturunkan dari
generasi ke genarasi dan sudah menjadi bagian yang terkenal dari Indonesia dimata dunia. Angklung
sendiri merupakan alat musik multitonal yang secara traditional telah berkembang di masyarakat suku
sunda.

Angklung merupakan alat musik yang pembuatannya bebahan dasar bambu. Karena keunikan dan
kekhasannya di masyarakat, angklung ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia yang berasal
dari Indonesia. Pentas musik angklung bukan hanya menjadi hiburan tersendiri untuk warga indonesia
namun kehadirannya juga telah menarik perhatian warga negara lain di dunia ini.

Batik

Selain angklung, negara Indonesia juga mempunyai batik yang ditetapkan sebagai warisan budaya dunia
yang berasal dari Indonesia. Sebelum penetapan tersebut, batik telah dikenal lama di berbagai daerah
seluruh Indonesia. Batik termasuk kedalam cabang seni lukis terapan yang menggunakan sejenis lilin
sebagai bahan utama dalam mengambar pola pada selembar kain.

Batik merupakan sebuah karya yang memiliki nilai senii tinggi dan sarat akan makna filosofis didalamnya
yang dapat memperlihatkan cara berfikir maupun kebiasaan suatu kelompok masyarakat yang menjadi
asal dari lahirnya karya tersebut. Tradisi membatik merupakan sebuah tradisi turun temurun yang dapat
dikenali corak serta motifnya berdasarkan daerah asalnya. Beberapa contoh batik menurut jenisnya
antara lain :

Batik tulis, merupakan batik yang prosesnya sepenuhnya hasil dari keterampilan seorang pembatik,
mulai dari mengambar pola sampai dengan pewarnaan.

Batik Cap, merupakan sebuah modifikasi dari cara membatik murni yang proses mengambarnya
dilakukan dengan bantuan sebuah cap dari tembaga.
Batik Sablon, merupakan batik yang sudah tidak menggunakan teknik dasar membatik dan dilakukan
dengan bantuan sebuah mesin dengan pola yang sudah dibuat.

Berbagai contoh seni budaya selain keempat contoh diatas dapat kita temukan dengan mudah pada
sekelompok masyarakat di Indonesia dan dapat digunakan sebagai acuan untuk memperjelas pengertian
seni budaya agar lebih mudah dipahami keberadaanya. Ketiga contoh diatas hanya sebagian kecil yang
dapat mewakili kita dalam memahami pengertian seni budaya secara mudah dan mendalam. Seni
budaya dapat teraplikasi pada berbagai cabang cabang seni.

PENGERTIAN TARI

Tari merupakan alat ekspresi atau sarana komunikasi seorang seniman kepada orang lain
(penonton/penikmat). Sebagai alat ekspresi, tari mampu menciptakan untaian gerak yang dapat
membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang ada dan terjadi di sekitarnya.

Menurut manfaatnya tari dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Sebagai hiburan, sifatnya penikmat saja/menghibur saja dan tidak perlu ada persiapan. Hiburan
dapat berupa tarian, musik, lawakan.

2. Sebagai komunikasi yaitu melalui gerak-ruang-waktu yang ada padanya yang membawa
misi/pesan-pesan sebuah tarian tertentu untuk bisa dipahami oleh penikmatnya. Yang dimaksudkan
ruang dan waktu adalah ruang gerak.

Beberapa pengertian tari dari beberapa ahli adalah sebagai berikut:

1. Corrie Hartong asal Belanda menyatakan bahwa “tari adalah gerakan-gerakan yang diberi bentuk
dan ritme dari badan di dalam ruang”.

2. Curt Sach ahli sejarah musik dan sejarah tari dari Jerman menyatakan bahwa “tari adalah gerak
yang ritmis”.

3. Franz Boas menyatakan bahwa “tari adalah gerak-gerak ritmis setiap bagian tubuh, lambaian
lengan, gerak dari torso atau kepala, atau gerak-gerak dari tungkai serta kaki.

4. Pangeran Suryodiningrat ahli tari Jawa mengemukakan bahwa “tari adalah gerakan-gerakan dari
seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud
tertentu.

5. Kamaladevi Chattopadhyaya, ahli tari berkebangsaan India menyatakan bahwa tari adalah gerakan-
gerakan ritmis dan lama-kelamaan tampak mengarah kepada bentuk-bentuk tertentu.
6. La Mery dalam Dance Composition mengatakan bahwa ”tari adalah ekspresi subjektif yang diberi
bentuk objektif.

7. Andre Levinson mengemukakan bahwa ”tari adalah gerak tubuh yang berkesinambungan melewati
ruang yang telah ditentukan sesuai dengan ritme tertentu serta mekanisme yang sadar”.

8. H’Doubler menyatakan bahwa” tari adalah ekspresi gerak ritmis dari keaadaan-keadaan perasaan
yang secara estetis dinilai, yang lambang-lambang geraknya dengan sadar dirancang untuk kenikmatan
serta kepuasan dari pengalaman-pengalaman ulang, ungkapan, berkomunikasi, melaksanakan, serta dari
penciptaan bentuk-bentuk”.

9. Waterman mengungkapkan bahwa ” tari terdiri dari gerak-gerak tubuh secara artistik yang secara
kultural dipola serta distilasi”.

10. Kealiinomohoku, ahli antropologi tari menyatakan bahaw ”tari adalah seni sesaat dari ekspresi yang
dipertunjukan dengan bentuk serta gaya tertentu lewat tubuh manusia yang bergerak didalam ruang”.

11. Soedarsono menyatakan bahwa ”tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-
gerak ritmis yang indah”.

12. J. Verkuyl mengemukakan bahwa ”tari adalah gerak-gerak tubuh dan anggota-anggotanya yang
diatur sedemikian rupa sehingga berirama,” dan masih banyak lagi pengertian tari yang dikemukakan
par ahli lainnya.

Dari beberapa para ahli tari seperti tokoh-tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian tari adalah
komunikasi rasa yang disampaikan melalui gerak yang ritmis dan indah.

Seni tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan gerakan-gerakan tubuh
manusia. Dalam hal ini gerak merupakan bagian yang paling penting dominan sebagai ungkapan ekspresi
jiwa seseorang (bahasa isyarat) dalam mengungkapkan perasaan bahagia, sedih, gembira, marah dan
lain sebagainya.

Gerak merupakan bentuk refleksi spontan dari gerak batin manusia atau dapat dikatakan sebagai media
yang paling tua untuk berkomunikasi. Dengan demikian gerak merupakan unsur utama dalam tari.
Namun gerak yang dimaksud adalah bukan gerak nyata sesuai dengan realita melainkan yang sudah
mengalami stilasi dan distorsi yang sifatnya ekspresif. Bentuk gerak ekspresif adalah bentuk yang
diungkapan agar dapat dinikmati dengan rasa. Gerak-gerak dalam tari harus diungkapkan secara ritmis,
sehingga memunculkan karakteristik tertentu sesuai dengan kualitas ritme yang dimunculkan. Dengan
demikian siswa SD dan MI dapat mengekspresikan gerak dan ritme dalam kegiatan pembelajaran seni
tari sesuai dengan karakteristik serta tingkat perkembangan usianya.
B. SEJARAH TARI

Menurut Soedarsono (dalam Dedi Rosala.1999.29), bahwa tari di Indonesia dilihat dari
perkembangannya terdiri atas tiga zaman, yaitu :

1. Zaman Masyarakat Primitif

Zaman masyarakat primitif terbagi dalam 3 zaman yaitu zaman batu, zaman perunggu, dan zaman besi.
Pada zaman ini mulai diketemukannya beberapa alat instrumen musik yang terbuat dari logam seperti
nekara atau semacam genderang. Pada alat tersebut terdapat pula lukisan atau gambar yang
melambangkan pose atau gerak tari yang memakai hiasan bulu burung di kepalanya. Dari peristiwa
tersebut melambangkan bahwa tari itu sudah ada pada zaman itu.

Tari-tarian pada zaman primitif merupakan gerak-gerak peniruan yang berasal dari alam, baik yang
bersifat imitatif (peniruan dari alam dan binatang), maupun yang bersifat mimitis (peniruan dari tingkah
laku manusia dari kehidupannya sehari-hari).

Pada zaman primitif upacara-upacara yang dianggap sakral selalu mem-pergunakan gerak-gerak tari,
gerak-gerak yang tertuang pada upacara-upacara tersebut pada dasarnya merupakan gerakan
spontanitas, yang tidak memikirkan susunan gerak atau struktur koreografinya. Merka bergerak atas
dasar rasa dan keinginan pada saat itu dalam tujuan tertentu.

Pada kehidupan masyarakat primitif seni dianggap hal paling penting, baik untuk kegiatan individu
ataupun kegiatan kelompok. Hal ini selalu dilakukan secara bersama-sama, sehingga ciri dan seni
tersebut bersifat komunal. Pada masa lampau, masyarakat Baduy dan Banten di dalam menuangkan
tarian sangatlah sederhana dan tidak terlepas dari unsur-unsur religi. Gerak-gerak yang dituangkan
sangatlah sederhana dan spontanitas, tidak mempunyai aturan yang mengikat, selain sifatnya yang
sakral dan magis, tariannya menirukan gerak-gerak binatang dan gerak keseharian yang dilakukannya
secara rampak. Tari-tarian yang masih ditarikan sampai saat ini adalah: Tari Ngaseuk, Tari Baksa, Tari
Ngarempug nutu, dan Tari Seseroan.

2. Zaman masyarakat Feodal:

Pada zaman masyarakat feodal terbagi atas empat zaman, yaitu:


a. Zaman Indonesia-Hindu

b. Zaman Indonesia-Islam

c. Zaman Inovasi Bangsa Barat

d. Zaman Pergerakan Nasional

Pada zaman masyarakat feodal mulai lahirnya kerajaan-kerajan. Seperti zaman sebelumnya corak
kehidupan masyarakat dari berbagai zaman sangat beragam. Hal tersebut sudah barang tentu
menambah khazanah budaya bangsa. Pada zaman ini perkembangan tari dapat dikatakan lebih maju,
terutama di daerah yang menjadi pusat kerajaan, seperti Jawa, Bali dan Sumatera. Di Jawa Barat,
Cirebon dan pesisirnya pada zaman ini menunjukan adanya suatu bentuk kesenian, yaitu Topeng dan
Wayang. Tarian Topeng sekarang tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat pedesaan, seperti Losari,
Kreo, Kali Anyar, Slangit, dan lain-lain.

Pada zaman kerajaan terdapat dua kelompok yang sangat kontras, yaitu masyarakat yang ada di
kerajaan dan masyarakat di luar kerajaan. Dari kedua perbedaan kelompok tersebut secara otomatis
membedakan perekonomian kedua kelompok tersebut, termasuk pertumbuhan seni dan budayanya.

Pada zaman feodal kesenian yang cukup berkembang di lingkungan bangsawan, yaitu sebuah tari
pergaulan dikalangan para menak yang sangat digemari, yaitu tari tayub (tayuban) yang dilakukan
diruangan tertutup dan tidak dipertunjukan untuk umum. Tari Tayub ini dikhususkan bagi penari-penari
pria yang disertai dengan ronggeng atau penari bayaran. Gerak tari Tayuban sangatlah bebas, artinya
tidak mempunyai aturan yang dibakukan.

Pada zaman ini pula, seorang tokoh tari yang bernama R. Sambas Wirakusumah sekitar tahun 1926
mendirikan sebuah kursus tari yang diberi nama “Wirahmasari”. Tarian yang disebar luaskan oleh R.
Sambas Wirakusumah adalah perpaduan antara tari Topeng dengan tari Tayuban yang diberi nama
rumpun tari keurseus. Tari-tarian tersebut adalah tari Lenyepan, Gawil, Kering Dua, Kering Tilu, Gunung
Sari dan Kastawa.

3. Zaman Kemerdekaan

Pada Zaman Kemerdekaan, cara berpikir Bangsa Indonesia mulai berkembang, termasuk ilmu-ilmu
dibidang seni, khususnya bidang seni tari. Di zaman ini bermunculan koreografer-koreografer,
khususnya di Jawa Barat. Koreografer R. Sambas Wirakusumah menyebarkan tari Keurseusnya, dan
beliau menyusun tari-tari wayang, yang pola-pola dasarnya berasal dari tari Keurseus. Untuk
selanjutnya, Tari Keurseus Wirahma Sari berkembang di Bandung pada perkumpulan Wirahma Sari yang
dipimpin oleh R. Dadan Sunarya Kusumadinata.
Sekitar tahun 70-an muncul tarian yang diberi nama Tari Kreasi Baru. Di antaranya yang diciptakan oleh
Gugum Gumbira, yaitu Tari Jaipongan. Setelah dipelopori oleh Gugum Gumbira banyak sanggar seni
yang membuat koreografi Jaipongan dengan motif gerak yang hampir sama dengan asalnya. Tari
Jaipongan adalah salah satu bentuk tari kreasi baru yang berakarkan pada tari rakyat (khususnya ketuk
tilu), topeng dan pencaksilat.

C. FUNGSI TARI

Beberapa fungsi dan peran seni tari sebagai berikut :

1. Tari sebagai sarana upacara

Fungsi tari sebagai sarana upacara merupakan bagian dari tradisi yang ada dalam suatu kehidupan
masyarakat yang sifatnya turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya sampai masa kini yang
berfungsi sebagai ritual. Tari dalam upacara pada umumya bersifat sakral dan magis. Pada tari upacara
faktor keindahan tidak diutamakan, yang diutamakaan adalah kekuatan yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia itu sendiri ataupun hal hal diluar dirinya. Ciri-ciri tari untuk upacara antara lain :

a. Diselenggarakan pada tempat dan waktu tertentu.

b. Bersifat sakral dan magis.

c. Ada sesaji

d. Dilaksanakan di tempat terbuka dan massal.

e. Hidup dan berkembang dalam tradisi yang kuat sebagai sarana untuk persembahan.

f. Sebagai sarana memuja dewa.

g. Bersifat kebersamaan dan berulang ulang

h. Yang datang dianggap peserta upacara bukan penonton ,

i. Ditarikan oleh penari yang terpilih dan dianggap suci.

j. Gerak tari imitatif, meniru gerak - gerik alam sekitar.

k. Ungkapan gerak mirip ekspresi kehendak jiwa penarinya.

2. Tari sebagai sarana hiburan

Salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk di tonton. Tari ini memiliki tujuan hiburan
pribadi lebih mementingkan kenikmatan dalam menarikan. Tari hiburan disebut tari gembira, pada
dasarnya tarian gembira tidak bertujuan untuk ditonton akan tetapi tarian ini cenderung untuk
kepuasan para penarinya itu sendiri. Keindahan tidak diutamakan, tetapi mementingkan kepuasan
individual, bersifat spontanitas dan improvisasi. Tarian ini untuk konsumsi publik. Dalam penyajiannya
terkait dengan berbagai kepentingan terutama dalam kaitan-nya dengan hiburan, amal bahkan untuk
memenuhi kepentingan publik dalam rangka hiburan saja.

Ciri-ciri tari hiburan :

a. Mudah melibatkan peserta

b. Pakaiannya bebas

c. Relatif mudah dipelajari

d. Mood yang bergembira ria

e. Unsur gerak gembira dan bebas

Contoh tari hiburan Tari Tayub (Jawa Timur, Jawa Tengah), Ketuk Tilu (Jawa Barat), Gandrung
(Banyuwangi), Jogged Bumbung (Bali), Serampang Dua Belas (Sumatera), Tari Sekar Putrid, Ratu Graheni

3. Tari sebagai sarana pergaulan

Dalam hal ini tari memiliki fungsi pergaulan antara sesama manusia . contoh Tari Ketuk Tilu, Jaipongan,
Maengket ( Sulawesi) Tari Tujuah Lompat (Maluku)

4. Tari sebagai penyalur terapi

Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya dapat
dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu,
dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental. Pada masyarakat daerah timur jenis tarian ini
menjadi pantangan karena adanya rasa tidak sampai hati.

5. Tari sebagai media pendidikan

Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, seperti mendidik anak untuk bersikap dewasa dan
menghindari tingkah laku yang menyimpang dari nilai-nilai keindahan dan keluhuran karena seni tari
dapat mengasah perasaan seseorang
6. Tari sebagai pertunjukkan

Tari pertunjukkan adalah bentuk momunikasi sehingga ada penyampai pesan dan penerima pesan. Tari
ini lebih mementingkan bentuk estetika dari pada tujuannya. Tarian ini lebih digarap sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat’ tarian ini sengaja disusun untuk dipertontonkan. Oleh sebab itu
penyajian tari mengutamakan segi artistiknya yang konsepsional yang mantap, koreografer yang baik
serta tema dan tujuan yang jelas.

Apabila ditinjau dari penggarapannya tari pertunjukkan dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a. Concert Dance

Concert Damce memerlukan persiapan yang panjang dengan pertanggung jawaban nilai artistik yang
inggi juga dibutuhkan kerativitas yang aktual dengan penonton orang-orang tertentu yang memang
mengerti pada bidang tari dan ada evaluasi sesudah pertunjukkan.

b. Show Dance

Show Dance biasanya dipentaskan dengan tujuan untuk memeriahkan suatu resepsi atau acara tertentu
dengan atraksi dipilih yang mudah dicerna, mengesankan dan menarik penonton. Karena perkembangan
zaman fungsi tari banyak mengalami pergeseran misalnya tari upacara, tari hiburan beralih fungsi
menjadi tari pertunjukkan.

Ciri-ciri tari pertunjukkan :

a. Pola garapannya merupakan penyajian yang khusus untuk dipertunjukkan

b. Adanya faktor imajinatif / kreativitas

c. Adanya ide yang mengandung dan mengarah kepada konteks pementasan yang professional

d. Kadang kala pementasannya menghendaki penonton tertentu dengan harapan adanya evaluasi
apresiatif yang dijalankan dengan undangan atau karcis

e. Lokasi pementasan di tempat yang khusus atau teater baik tempat itu berupa gedung pertunjukkan
tradisional, modern, panggung terbuka, ataupun panggung tertutup. Contoh tari pertunjukan tari piring
(Sumatra), tari ngremo(jatim), gambyong ( surakarta)

7. Tari sebagai media katarsis


Katarsis berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media katarsis lebih mudah dilaksanakan oleh orang
yang telah mencapai taraf atas penghayatan seni. Oleh karena itu, biasanya tari ini dilakukan oleh
seniman yang hakiki. Namun seorang guru pun bisa melakukannya asal dia mau berlatih dengan
kesungguhan, konsentrasi yang penuh, berani dan memiliki kekayaan imajinasi.

Selain memiliki beberapa fungsi tersebut, seni tari juga memiliki peranan yang sama seperti seni-seni
lainnya, yaitu tari sebagai media ekspresi, komunikasi, berpikir kreatif dan mengembangkan bakat.

D. JENIS TARI

Kalau kita melihat tari yang ada di Indonesia, khususnya Jawa, kita dapat melihat perbedaan jenis-jenis
tari yang ada. Adapun jenis-jenis tari itu adalah :

1. Jenis Tari menurut Garapannya

Tari menurut garapannya dapat dibedakan menjadi:

a. Tari Rakyat

Tari rakyat adalah tari yang hidup dan berkembang pada masyarakat tertentu sejak zaman primitif
sampai sekarang.Ciri-ciri tari rakyat adalah :

1) Sederhana ( pakaian, rias, gerak dan ringan )

2) Tidak mengindahkan norma-norma keindahan

3) Memiliki kekuatan magis

Contoh tari rakyat adalah Lengger, Tayub, Orek-Orek, Joget, Kubrasiwa, Buncis, Ndulalak, Sintren,
Angguk dan Rodat

b. Tari Klasik

Tari klasik adalah tari yang mengalami kristalisasi keindahan yang tinggi dan sudah ada sejak zaman
feudal.Tari ini biasanya hidup dilingkungan keraton.

Ciri-ciri tari klasik adalah :

1) Mengalami kristalisasi keindahan yang tinggi

2) Hidup dikalangan raja-raja


3) Adanya standarisasi

Contoh tari klasik adalah Bedaya, Srimpi, Lawung ageng, Lawung alit dan juga karya-karya empu tari baik
empu tari gaya Yogyakarta dan empu tari gaya Surakarta seperti S.Mariadi dan S.Ngaliman yang sampai
sekarang masih bisa dinikmati seperti : Gathotkaca Gandrung, Bondabaya, Bandayuda, Palguna-
palgunadi, Retna Tinanding, Srikandi Bisma, dll

c. Tari Kreasi Baru dan Modern

Tari kreasi baru adalah tari-tari klasik yamg dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman dan
diberi nafas Indonesia baru. Contoh tari kreasi baru adalah karya-karya dari Bagong Kusudiarjo dari
padepokan Bagong Kusudiarjo dan Untung dari sanggar kembang sore dari Yogyakarta. Contohnya
adalah : Tari Kupu-Kupu, Tari Merak, Tari Roro Ngigel, Tari Ongkek Manis, Tari Manipuri, Tari Roro Wilis,
dll.

Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

1) Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi

Yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi,
musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak
menghilangkan esensiketradisiannya.

2) Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)

Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias
dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi,
tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih
menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari modern,
yang istilahnya berasal dari kata Latin “modo” yang berarti baru saja.

Tari modern adalah sebuah tari yang mengungkapkan emosi manusia secara bebas atau setiap penari
bebas dalam mewujudkan ekspresi emosionalnya yang tidak terikat oleh sebuah bentuk yang
berstandar. Contoh tari modern adalah : Caca, Break Dance, Penari Latar, Samba

2. Jenis Tari menurut Fungsinya


Jika dilihat dari fungsinya tari-tarian di Indonesia dapat dibedakan menjadi :

a. Tari Upacara

Tari upacara banyak hidup dan berkembang pada masyarakat primitf. Yang termasuk tari-tarian upacara
adalah sebuah tari yang mempunyai kekuatan magis yang digunakan untuk mempengaruhi alam. Tarian
ini banyak terdapat dipedalaman Irian Jaya, Sulaweswi, Kalimantan, Nusa Tenggara dan Bali. Contohnya
adalah Tari Rejang, Tari Pendhet, Debus dan lain-lain.

b. Tari Hiburan

Tari hiburan adalah sebuah tari yang menitik beratkan pada hiburan bukan pada segi keindahan. Tarian
hiburan pada umumnya merupakan tarian pergaulan. Contohnya adalah : Joged dari Bali, Ronggeng atau
Tarub Dari Blora, Kethuk Tilu dari Jawa Barat, Orek-Orek dari Surakarta, Lengger dari Banyumas.

c. Tari Pertunjukan

Tari pertunjukan adalah sebuah tari yang menitikberatkan pada segi keindahannya bukan pada segi
hiburannya.Yang termasuk dalam tari pertunjukan adalah tari-tari rakyat,tari upacara,tari hiburan yang
sudah digarap menjadi sebuah tari pertunjukan tentu saja dengan mengindahkan kaidah-kaidah
keindahannya. Contohnya adalah : Tari Pendhet, Tari Rejang, Tari Lenggeran, Tari Gambyomg, Tari Orek-
Orek

3. Jenis Tari Menurut Tema Atau Isinya

Tari-tari yang berada di Indonesia apabila dilihat dari isi atau temanya dapat dibedakan menjadi :

a. Tari Pantomim

Tari pantomim adalah sebuah tari yang menirukan obyek diluar diri manusia. Contohnya : Tari Tenun,
Tari Bathik, Tari Nelayan, Tari Tani, Tari Kupu-Kupu, dll.

b. Tari Erotik

Tari erotik adalah sebuah tari yang mengandung unsur cerita erotik atau percintaan. Contohnya : Tari
Gatotkaca Gandrung, Tari Karonsih, Tari Serampang Dua Belas, Tari Enggar-Enggar, Tari Jalung Mas, dll

c. Tari Kepahlawanan
Tari kepahlawanan adalah tari yang mengandung usur-unsur heroik atau nilai kepahlawanan. Contahnya
adalah : Tari Kuda Kepang, Tari Seudati, Tari Mandau, Tari Soreng, Taroi Anoman Rahwana, dll.

d. Dramatari

Dramatari adalah sebuah tari yang dalam penyajiannya menggunakan plot atau alur cerita, tema, dan
dilakukan dengan cara kelompok. Contohnya : Dramatari Rara Mendhut Pranacitra, Drama Tari
Ranggalawe Gugur, Dramatari Gajah Mada, Dramatari Arjuna Wiwaha, Dramatari Sang Pambayun, dll.

4. Jenis Tari menurut Koreografinya

Istilah koreografi adalah suatu istilah yang digunakan untuk penyusun tari. Sedang untuk menyebut
orang yang menyusun tari adalah koreografer. Tari menurut koreografi dapat dibedakan menjadi:

1. Tari Tunggal

Tari tunggal yaitu jenis tari yang ditarikan atau dibawakan oleh seoramg penari sedangkan tari tunggal
ditarikan oleh beberapa atau banyak orang disebut tari massal. Contoh jenis tarian tunggal antara lain
Tari Anjasmara, Tari Gatotkaca, Tari Panji Semirang, Tari Baris, Tari Magapati, Tari Ponggawa, Tari
Badaya, Tari Wayang Jayengrana, Tari Topeng.

2. Tari Berpasangan

Tari duet (berpasangan) yaitu bentuk tarian yang dibawakan atau dilakukan secara berpasangan dengan
satu sama lain yang saling merespon. Tari berpasangan sering dihubungkan dengan tari pergaulan dan
tari perang. Contoh jenis tari ini antara lain Tari Sugriwa-Subani, Tari Ketuk Tilu, Tari Serampang
Duabelas, Tari Bukis Kembar, Tari Kembang Janger, Tari Kupu-Kupu, Tari Merak.

3. Tari Kelompok

Tari kelompok ialah tarian yang dilakukan oleh sejumlah orang penari yang terdiri dari tiga orang penari,
empat orang penari, lima orang penari bahkan lebih tergantung pada kebutuhan tarian tersebut.
Pembagian tersebut didasarkan atas jumlah penarinya.

E. BENTUK TARI

1. Berdasarkan Bentuk Penyajiannya

a. Tari Tunggal

Tari Tunggal, adalah tarian yang dilakukan oleh seorang penari. Ciri-ciri tari tunggal Gerakannya
mencapai tingkat kerumitan tertinggi dibanding dengan bentuk tari lainnya. Tari tunggal memiliki gerak-
gerak dasar yang sangat sulit dan juga komposisi yang banyak variasinya, juga gerak-gerak yang terkecil
sekalipun harus diperhatikan.

Contoh tari tunggal Tari mambang, Tari Sawan (Batak), Tari Saram (Batak), tari Bondan, tari Klana, tari
Minak Koncar (Jateng), tari Jejer, tari Ngeremo, tari Cokro Negara dll. Jika tari tunggal ditari oleh banyak
penari disebut tari masal.

b. Tari Berpasangan

Tari Berpasangan adalah tarian yang dilakukan berdua dengan gerakannya sebagian berlainan satu sama
lain, tetapi antar penari merupakan satu kepaduan disebut duet. Tari berpasangan memang ditarikan
secara berpasangan oleh 2 (dua) orang secara bersama-sama, saling mengkait membawakan sebuah
tarian, umumnya tari pergaulan.

Ciri-ciri tari berpasangan dilakukan oleh 2 orang yang terdapat komunikasi di dalamnya. Contoh tari
berpasangan tari Serampang Dua Belas, Tari Jaipongan, tari Kupu-kupu (Jawa Barat), tari Jaran Goyang

c. Tari Kelompok

Tari kelompok adalah tarian yang ditarikan lebih dari 2 orang bersama-sama. Ciri-ciri tari kelompok
mengandalkan keserampakan walaupun desain-nya sederhana. Tarian kelompok kecil dapat disajikan
dengan tiga penari, empat penari sampai Sembilan penari, tetapi jika dalam jumlahnya besar disebut tari
masal. Tari masal ini dapat berasal dari tari tunggal, biasanya dipertunjukkan pada acara-acara besar,
seperti tari Reog Ponorogo. berdasarkan jumlah kelompoknya dibedakan sebagai berikut:

1) Tari Solo yaitu tari-tarian yang hanya di sajikan atau di mainkan oleh satu orang . Contohnya Tari
Remo

2) Tari Duet yaitu tari yang di sajikan atau di mainkan oleh dua orang secara interaktif.Baik di mainkan
oleh wanita-pria, wanita-wanita, pria-pria. Contoh Tari Jaipong.

3) Tari Trio yaitu tari yang di sajikan oleh tiga orang yang bersifat konstruktif yang masing-maing
penari menonjolkan karakter yang berbeda. Contohnya Tari Tayub.

4) Tari Kwartet yaitu tari yang di sajikan oleh empat penari dengan struktur koreografi yang pada
umumnya menampakkan pola simbolisasi dari para penari. Contohnya Tari Srimpi.

5) Tari Massal yaitu tari yang di tampilkan secara besar-besaran. Tari massal seringkali di padankan
dengan tarian Kolosal yang disajikan secara besar-besaran, mewah, dan megah. Contohnya Tari Saman.

6) Tari Berganda yaitu penyajian tari tunggal yang dapat diduplikasi secara bersama dan dalam waktu
yang sama. contohnya Tari Remo.
7) Tari Kolosal yaitu penyajian tari yang di dukung oleh banyak penari. Tari kolosal dapat berupa
sajian tari tunggal, atau dramatari. Tekanan tari kolosal adalah pada banyaknya pendukung yang
membuat sajian sangat semarak atau megah.

8) Tari Kelompok yaitu tari yang bentuk penyajiannya berkelompok yang memperlihatkan sebuah
ikatan antar penari.

9) Display (arak-arakan) yaitu bentuk penyajian tari dengan menunjukkan formasi berarak-arakan.
Contohnya karnaval, Reog Ponorogo.

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

B. SARAN

DAFAR PUSTAKA

Sekarningsih, Frahma dan Heny Rohayani. 2006. Pendidikan Seni Tari Dan Drama. Bandung : UPI PRESS.

Sekarningsih, Frahma; Rohayani, Heny.2006. Kajian Lanjutan Pembelajaran Tari dan Drama. Bandung:
UPI PRESS

http://oktybangeds.blogspot.com/2012/02/bentuk-penyajian-tari.html

http://spectradancestudio.wordpress.com/2012/08/31/hello-world/

Anda mungkin juga menyukai