ELEMEN PENYUSUNNYA
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
TAHUN 2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena anugerah dan
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah
memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun
bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya.
Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan
demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 13
B. Saram ................................................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian seni tari menurut para ahli?
2. Apa saja unsur komposisi tari ?
3. Apa yang dimaksud dengan desain dramatik, dinamika dan desain
kelompok ?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian seni tari menurut para ahli.
2. Untuk mengetahui unsur komposisi tari.
3. Untuk mengetahui desain dramatik, dinamika dan desain kelompok.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Hadjar Pamadhi, Pendidikan Seni Tari SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009)
3
karya tariannya yang kocak dan baru. Sedagkan pengertian seni tari menurut
para ahli adalah :
1. Menurut Aristoteles menyatakan bahwa seni tari yaitu sebuah gerakan
ritmis yang mempunyai tujuan untuk menghadirkan sebuah karakter
manusia, yang sebagaimana mereka bertindak dan menderita
2. Soedarsono menyatakan bahwa seni tari ialah sebuah ekspresi jiwa
manusia yang melalui gerak-gerak yang indah dan ritmis.
3. Ensiklopedia seni tari ialah setiap pada saat mengoleng-olengkan
tubuh dan anggotanya asal hal ini dilakukan dengan irama tertentu,
ada yang diiringi musik dan ada yang tidak.
4. S. Humardani tari adalah ungkapan bentuk-bentuk gerak ekspresif yang
indah dan ritmis.
5. Menurut La Mery tari ialah ekspresi yang berbentuk simbolis dalam
wujud yang lebih tinggi yang harus diinternalisasikan untuk menjadi
bentuk yang nyata.
Seni tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuh secara
berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan
mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Tarian merupakan perpaduan
dari beberapa unsur yaitu raga, irama dan rasa.2
2
Hadjar Pamadhi, Pendidikan Seni Tari
3
http://andikafaris.blogspot.com/2011/02/islam-dalam-seni-tari.html. (diakses pada
tanggal 18 September 2019 Pukul 12.00 Wib)
4
Salah satu contoh tentang hal ini adalah seperti yang diriwayatkan
oleh Abū Dāwūd dari „Anas r.a. yang berkata :
ُةُمَ َّم ٌد:ْي َ َد ْلي َر ُةس ْل ِل اهللِ (ص) َ ْيَْلقُة ُة ْل َن َ ْيَ ُة ْل لُةْل َن ِ َكانَ ِ ْل
َ ااََ َ ُة ْيَْلز نُةْي ْل َن ْيَ ْل
ِ
ٌ َ ْل ٌد َ ال
“Orang-orang Habsyah (pada hari raya „Īd-ul-Adhhā) menari (dengan
memainkan senjata mereka) di hadapan Rasūlullāh s.a.w. Banyak anak-anak
berkumpul di sekitarnya karena ingin menonton tarian mereka. Orang-orang
Habsyah bernyanyi (dengan sya„ir): “MUHAMMAD ADALAH HAMBA
YANG SHALEH....” (secara berulang-ulang).
Joget atau menari dalam fikih disebut ar-raqshu. Disebutkan dalam
kamus Mu‟jam Al-Wasith: “(ar-raqshu adalah) seseorang berpindah-pindah
posisi dan menggerak-gerakkan badannya sesuai irama musik atau
nyanyian.”
Hukum ar-raqshu secara umum
Allah Ta‟ala berfirman :
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan cara al-
marah, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi
dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung” (QS. Al-Isra: 37).
Imam Al-Qurthubi dalam Tafsirnya menjelaskan, “Para ulama berdalil
dengan ayat ini untuk mencela joget dan pelakunya. Al-Imam Abul Wafa bin
5
Aqil mengatakan, „Al-Qur‟an menyatakan dilarangnya joget dalam firman-
Nya janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan cara al marah (penuh
kesenangan). Dan ayat ini juga mencela kesombongan. Sedangkan joget itu
adalah bentuk jalan dengan ekspresi sangat-sangat senang dan penuh
kesombongan” (Tafsir Al-Qurthubi, 10/263).4
4
https://muslim.or.id/32856-hukum-menari-atau-joget-dalam-islam.html. (diakses pada
tanggal 18 September 2019 Pukul 13.00 Wib)
5
https://warnetghelegar.blogspot.com/2018/12/makalah-tari-komposisi.html. (diakses
pada tanggal 18 September 2019 Pukul 12.00 Wib)
6
D. Elemen Komposisi Tari
Sebuah karya mengandung elemen-elemen yang kemudian terbentuk
menjadi sebuah karya tari yang indah dan menarik.6 Karya tari adalah sebuah
susunan gerak-gerak tari yang satu sama lain saling berkaitan. Sebuah karya
tari merupakan komposisi dari unsur-unsur gerak yang tersusun sedemikian
rupa membentuk sebuah karya tari yang memuat elemen-elemen tertentu dan
tema-tema tertentu.
1. Desain Dramatik
Satu garapan tari yang utuh ibarat sebuah cerita yang memiliki
pembuka, klimaks, dan penutup. Dari mebuka ke klimaks mengalami
perkembangan, dan dari klimaks ke penutup terdapat penurunan. Desain
ini biasanya digunakan untuk mencapai klimaks tertentu dalam sebuah
adegan atau mengakhiri sebuah tarian. Ada dua jenis desain dramatik
yaitu yang berbentuk kerucut tunggal dan kerucut ganda. Desain yang
berbentuk kerucut tunggal pada awalnya digunakan dalam seni drama
yang dikenal dengan teori Bliss Perry.
a. Desain Kerucut Ganda
Desain dramatik ini terdiri atas serangkaian kerucut. Setiap
kerucut menanjak ke sebuah klimaks, kemudian turun tetapi tidak
sampai mencapai titik dasar permulaannya. Menurut La Meri, desain
kerucut ganda ini sangat cocok untuk menggarap koreografi tari
tunggal serta kelompok yang murni. Tarian dengan desain ini tanpa
tema cerita khusus, dan hanya menampilkan keindahan komposisi
gerak semata. Contoh tarian untuk koreografi kelompok adalah tari
Saman (Aceh), Angguk (Kulon Progo, DIY), Ndholalak (Purworejo,
Jateng).
6
http://tugas-abah.blogspot.com/2016/02/komposisi-tari.htm. (diakses pada tanggal 18
September 2019 Pukul 12.00 Wib)
7
A : Permulaan
B : Rangsang naik
C : Pengendoran
D : Klimaks
E : Penurunan
F : Antiklimaks
G : Pengakhiran
A : Permulaan
B : Rangsangan kekuatan untuk naik
C : Perkembangan
D : Klimaks
8
E : Penurunan
F : Penahanan akhir
G : Ending / akhir
2. Dinamika
Untuk mencapai puncak garapan, dibutuhkan dinamika. Dinamika
pada dasarnya merupakan pengetahuan tentang efek-efek kekuatan dalam
menghasilkan gerakan. Pengetahuan tentang dinamika pada dasarnya
berhubungan dengan penggunaan tenaga dalam melakukan gerakan yang
di dalamnya terdapat intensitas, tekanan atau aksen, kualitas gerak.
Masalah dinamika yang menjadi perhatian adalah apa dan bagaimana
penggunaan dinamika dikembangkan.
Wujud dinamika dalam gerak lebih banyak terdapat pada anggota
gerak bagian atas dan bawah. Dalam tari-tarian wilayah timur, dinamika
gerak mudah dicapai dengan baik dari pada taritarian wilayah barat yang
lebih banyak menggunakan anggota gerak menggunakan tungkai. Peneliti
tentang dinamika menyatakan bahwa ekspresi fisik manusia lebih banyak
menonjolkan gerak spiritual dan intelektual pada bagian badan,
kemungkinan tersebut digunakan sebagai penyelaras dinamika gerak dan
komposisi.
Badan bagian atas sangat jelas ditempatkan sebagai ekspresi gerak.
Puncak pemanfaatan gerak untuk mencapai puncak ekspresi dilakukan
dengan lengan tangan, kepala, torso bagian atas. Hal ini banyak
dikembangkan pada tari-tarian dari belahan timur Indonesia. Di sisi lain,
ada beberapa contoh taritarian yang menggunakan dinamika sebagai
pencapai puncak atau klimaks garapan melalui kaki secara maksimal.
Salah satu ciri yang ada dan terjadi dalam tari-tarian Indonesia adalah
taritarian dari Irian Jaya atau Papua. Di Spanyol, gaya tari yang
menuangkan tercapainya klimaks dengan kaki sebagai unsur utama. Kaki
sebagai pengembang pertama dalam pengembangan dinamika tari-tarian
Spanyol.
9
Dinamika dapat diwujudkan bermacam-macam teknik. Pergantian
level dari tinggi ke rendah atau sebaliknya, pergantian tempo dari cepat ke
lambat atau sebaliknya, serta pergantian tekanan gerak lambat ke cepat
atau sebaliknya dan lain-lain masih banyak yang dapat dikembangkan.
Pergantian atau perubahan gerakan dari badan atau anggota gerak
lain tertentu dari lemah ke kuat dapat menghasilka dinamika. Gerakan
patah-patah juga memungkinkan terjadinya dinamika secara mekanik.
Perubahan pose gerak satu ke pose gerak lain apabila dilakukan secara
tepat dan penghayatan yang tinggi menciptakan dinamika yang ekspresif.
Gerakan ini dilakukan oleh penari yang memiliki inner tari yang cukup
memadai.
Dinamika yang tajam dan tinggi dapat merangsang kesan emosi.
Dinamika lembut, sedang, tenang, dapat melahirkan gerakan lembut
perlahan dan kurang greget. Daya dan kekuatan gerak membuat orang
penari mampu melakukan gerakangerakan tari penuh energi di atas
pentas.
Aturan-aturan yang berlaku pada gaya tari dapat dibantu dengan
memberikan watak tari ke dalam dinamika greget. Greget merupakan
dorongan perasaan yang kuat, desakan batin atau ekspresi dari dinamika
batin melalui pengendalian yang sempurna tanpa menuju kekerasan.
Dinamika dapat diwujudkan dengan berbagai cara, misalnya lewat
pengaturan level, pergantian tempo, dan tekanan dari lemah ke kuat, keras
ke lembut, dan sebagainya. Dinamika komposisi tari menjadi roh dalam
komposisi tari.
Masalah gerak, masalah musik, masalah teknis lainnya dapat
dikembangkan melalui teknik dinamika. Kebutuhan tentang dinamika di
sisi lain dapat digunakan untuk memperpanjang dan memperpendek tarian
yang dipertontonkan. Teknik dinamika secara jelas dapat diuraikan pada
uraian sebagi berikut.
Contoh pengelolaan teknik dinamika adalah:
a. Makin lama makin keras/kuat disebut Cressendo.
10
b. Makin lama makin lembut atau pelan disebut Decressendo.
c. Diperkeras/diperkuat/keras disebut Accelerando.
d. Diperlembut/diperlembut/pelan disebut Ritardando
e. Makin lama mengalun disebut Pianisimo.
f. Makin lama keras disebut Forte.
g. Teknik dinamika yang dicapai dengan melakukkan gerakan patah-
patah disebut Stakato.
h. Teknik dinamika yang dicapai dengan melakukkan gerakan mengalun
disebut Legato.
Teknik dinamika yang dicapai dengan melakukkann gerakan
tertentu dalam koreografi satu dengan yang lain dalam bentuk dinamika
maka perpaduannya akan dapat menimbulkan daya tarik, tidak
membosankan, dan penuh variasi maka akan dapat menyihir atau lebih
tepatnya memukau bagi penonton.7
3. Desain Kelompok
Desain tari kelompok akan lebih variatif dikembangkan untuk tari-
tarian yang memiliki jumlah penari lebih dari tiga. Variasi jumlah penari
dalam kaitannya dengan penggunaan desain tari kelompok sangat
signifikans diterapkan untuk komposisi tari lebih dari tiga orang. Variasi
desain tari kelompok akan lebih berkembang apabila dibandingkan
dengan tari-tarian yang memiliki jumlah penari lebih dari tiga orang.
Efektivitas penerapan dan pengolahan aspek disain kelompok dapat
mewujudkan kesan mendalam, tergarap secara baik, menarik, dan penuh
sensifisitas yang tinggi dan mendasar. Apabila terjadi sebaliknya, kesan
garapan akan menjadi membosankan bahkan lebih buruk dari pada format
garapan tunggal. Dengan demikian, pada garapan tari kelompok
dibutuhkan penghayatan mendesain tari kelompok agar semakin cermat,
teliti, dan memperhitungkan kemungkinan yang dapat membosankan dan
7
Rahmida Setiawati, Seni Tari untuk SMA Jilid 2, (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 263-238.
11
menjemukan secara dini. Oleh sebab itu, perlu menjadi catatan bahwa
koreografi akan dinamis sensitive dan menarik mampu menghadirkan
garapan yang sinergis.
Dinamika untuk komposisi penari kelompok lebih dari lima orang
dapat divariasikan melalui elemen keindahan kelompok. Desain tersebut
adalah unison (kompak), balance (seimbang), broken (terpecah/memisah),
alternate (selang-seling), cannon (berurutan), dan proportition (proporsi).
Unison mengharuskan para penari melakukan gerak-gerak tertentu
dengan kompak. Balance, sebuah karya tari harus seimbang dalam semua
aspek, gerak harus seimbang tidak keras terus, pola lantai juga harus
imbang antara desain lengkung, lurus, diagonal, dan sebagainya, suasana
yang diciptakan oleh musik juga harus simbang tidak keras atau sedih
terus. Broken, agar tidak membosankan, gerak tari kelompok sebaiknya
tidak serentak terus karena akan membosankan, keseimbangan artinya
tidak mengelompok di satu bagian, kadang terpecah atau memisah.
Alternate, gerak dalam tari kelompok hendakya disusun dengan
mempertimbangkan gerak atau pola lantai selang seling agar tidak
monoton. Cannon, merupakan desain gerak yang berurutan, jadi tidak
selalu gerak tari dilakukan secara bersama-sama terus. 8
8
Ibid., h. 238
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seni tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuh secara
berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan
mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Tarian merupakan
perpaduan dari beberapa unsur yaitu raga, irama dan rasa.
Desain Dramatik adalah satu garapan tari yang utuh ibarat sebuah
cerita yang memiliki pembuka, klimaks, dan penutup. terdapat dua jenis
desain dramatik yaitu yang berbentuk kerucut tunggal dan kerucut ganda.
Tari juga memiliki dinamika, agar tidak memberi kesan monoton dan
memiliki sentuhan-sentuhan emosi terhadap penonton. Ada beberapa
desain kelompok yang dapat digunakan khususnya dalam menyusun tari
kelompok, yaitu tari yang dilakukan oleh lebih dari 2 penari. Desain
tersebut adalah unison (kompak), balance (seimbang), broken
(terpecah/memisah), alternate (selang-seling), cannon (berurutan), dan
proportition (proporsi).
B. Saran
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Adapun harapan penulis dengan di kritiknya
makalah ini, dapat di jadikan sumber rujukan sebagai penunjang penulisan
makalah penulis lainnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Pamadhi, Hadjar. 2009. Pendidikan Seni Tari SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Surya Dewi, Ina. 2003. Pengantar Tari Pendidikan. Makalah Kuliah Perdana
Jurusan Seni Tari FBS Universitas Negeri Jakarta.
Setiawati, Rahmida. 2008. Seni Tari untuk SMA Jilid 2. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
https://warnetghelegar.blogspot.com/2018/12/makalah-tari-komposisi.html.
(diakses pada tanggal 19 September 2019 Pukul 10.00 Wib)
https://muslim.or.id/32856-hukum-menari-atau-joget-dalam-islam.html. (diakses
pada tanggal 18 September 2019 Pukul 13.00 Wib)
14