Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Apresiasi Seni & Kritik Seni


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran
Seni Budaya dan Kesenian

Disusun Oleh:
 Elsa E S
 Alvia Putri
 Treysa T
 Sri Wulan S

Kelas XI IS 3

SMA NEGERI 1 SUKATANI


PURWAKARTA
2015/2016
KATA PENGANTAR

Alhamudlillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan ilmu serta limpahan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga makalah
ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan penegak risalah-Nya, semoga kita tetap
menjadi umatnya hingga hari akhir nanti.
Makalah yang berjudul “Apresiasi Seni dan Kritik Seni” ini disusun sebagai
salah satu tugas dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Kesenian.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada karya makalah ini.
Oleh sebab itu penyusun menantikan adanya kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca yang budiman demi perbaikan untuk penulisan yang akan datang.

Purwakarta, Januari 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
A. APRESIASI SENI.......................................................................................... 3
1. Pengertian................................................................................................. 3
2. Fungsi dan Tujuan Apresiasi Seni............................................................ 5
3. Unsur-Unsur Apresiasi............................................................................. 6
4. Kegiatan Apresiasi................................................................................... 6
5. Contoh Apresiasi...................................................................................... 7
B. KRITIK SENI................................................................................................ 8
1. Pengertian................................................................................................. 8
2. Jenis Kritik Karya Seni Rupa................................................................... 9
BAB III KESIMPULAN............................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aprisiasi seni, kritik seni dan wawasan seni, istilah-istilah yang sering muncul
dalam kajian akademis. Apakah yang dimaksud dengan setiap istilah itu? Kadang orang
bertanya-tanya tentang pengertian setiap istilah itu.
Setiap istilah memiliki pengertian sendiri, apresiasi seni, kritik seni dan
wawasan seni memiliki pengertian berbeda satu sama lain.
Kritik Seni dalam dunia Seni Rupa sangat penting. Malalui Kritik Seni, kita bisa
melihat kelebihan dan kekurangan yang tampak dalam sebuah karya seni. Terjadinya
kritik disebabkan adanya ketidaksesuaian, penyimpangan ataupun lepasnya batas-batas
normatif dalam pandangan obyektif pelaku kritik. Tentu pandangan masing-masing
pelaku kritik didasari dari latar belakang ilmu pengetahuan dan pengalamannya secara
menyeluruh.
Artinya kritik pun bisa bermakna subyektif bisa pula bermakna obyektif. namun
nilai kritik akan sangat bisa diterima, tentunya, jika sudah melalui seleksi mayoritas atas
pandangan yang obyektif.
Situasi kondisi dalam hal ini sangat mudah kita saksikan, baik itu di wilayah
publik, maupun dalam wilayah-wilayah yang lebih kecil. Misalnya lingkungan sekitar.
Atau bisa juga dalam sebuah komunitas tertentu. Prilaku kritik mengkritik sangat
mudah dijumpai di mana saja dalam konteks sesuai dengan wilayah masing-masing.
Mengkritik sebaiknya dibarengi dengan semangat untuk menciptakan kondisi
yang lebih baik dari sebelumnya, bukan sebaliknya. Jadi jikapun terjadi sebaliknya,
berarti ada yang konslet dari proses kritik mengkritik itu. Dan disitulah yang musti
dibenahi.
Dalam kehidupan sosial secara umum, kritik mengkritik kerap terjadi. saya yakin
dengan menjaga prinsip-prinsip saling menghormati, realistis dan menggunakan teknik
komunikasi yang cerdas, maka kritik akan menjadi perbuatan yang menyenangkan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian apresiasi, fungsi dan tujuan, unsur-unsur apresiasi dan
kegiatan apresiasi?
2. Bagaimana pengertian kritik seni dan jenis kritik karya seni rupa?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian apresiasi, fungsi dan tujuan, unsur-unsur apresiasi
dan kegiatan apresiasi?
2. Untuk mengetahui pengertian kritik seni dan jenis kritik karya seni rupa?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. APRESIASI SENI
1. Pengertian
Secara umum istilah apresiasi seni atau mengapresiasi karya seni berarti
memahami sepenuhnya seluk-beluk karya seni serta menjadi sensitif (peka) terhadap
segi-segi estetikanya. Apresiasi seni ialah suatu proses penghayatan karya seni yang
diamati dan penghargaan pada karya seni itu sendiri serta penghargaan pada
penciptanya. Apresiasi Seni ialah menikmati, menghayati dan merasakan suatu
objek atau karya seni lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan
mengerti dan peka terhadap segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan
memaknai karya-karya tersebut dengan semestinya.
Dalam pembelajaran seni di sekolah, kegiatan apresiasi kita gunakan sebagai
salah satu metode pembelajaran seni. Melalui kegiatan apresiasi, kita belajar tidak
saja untuk memahami dan atau menghargai karya seni, tetapi dapat juga
diimplementasikan untuk menghargai berbagai perbedaan yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Kepedulian kita terhadap karya seni dan warisan budaya
bangsa lainnya dapat ditumbuhkan dengan pembelajaran apresiasi ini
Banyak pengertian apresiasi menurut beberapa referensi, antara lain :
Sepuluh pengertian apresiasi dari berbagai referensi:
a. Pengertian apresiasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
penilaian baik; penghargaan; misalnya –terhadap karya-karya sastra ataupun
karya seni.
b. Apresiasi berasal dari bahasa Inggris, appreciation yang berarti penghargaan
yang positif. Sedangkan pengertian apresiasi adalah kegiatan mengenali,
menilai, dan menghargai bobot seni atau nilai seni. Biasanya apresiasi
berupa hal yang positif tetapi juga bisa yang negatif. Sasaran utama dalam
kegiatan apresiasi adalah nilai suatu karya seni. Secara umum apresiasi
berarti mengamati, membandingkan, dan mempertimbangkan. Tetapi dalam
memberikan apresiasi, tidak boleh mendasarkan pada suatu ikatan teman

3
atau pemaksaan. Pemberian apresiasi harus dengan setulus hati dan menurut
penilaian aspek umum.
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa apresiasi positif dapat
diberikan kepada seseorang, atau beberapa individu atau sebuah kelompok
yang melakukan karya positif dengan suatu hal yang positif juga, atau
sebaliknya.
c. Pengertian apresiasi secara umum adalah suatu penghargaan atau penilaian
terhadap suatu karya tertentu. Biasanya apresiasi berupa hal yang positif
tetapi juga bisa yang negatif. Apresiasi dibagi menjadi tiga, yakni kritik,
pujian, dan saran. Sementara itu, orang yang ahli dalam bidang apresiasi
secara umum adalah seorang kolektor atau pencinta suatu seni pada
umumnya. Tetapi dalam memberikan apresiasi, tidak boleh mendasarkan
pada suatu ikatan teman atau pemaksaan. Pemberian apresiasi harus dengan
setulus hati dan menurut penilaian aspek umum.
d. Pengertian apresiasi adalah 1. kesadaran terhadap nilai seni dan budaya; 2.
penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu; 3. kenaikan nilai barang karena
harga pasarnya naik atau permintaan akan barang itu bertambah;
ber•a•pre•si•a•si v mempunyai apresiasi; ada apresiasi; meng•ap•re•si•a•si v
melakukan pengamatan, penilaian, dan penghargaan (misalnya terhadap
sebuah karya seni)
e. Apresiasi berasal dari bahasa Inggris “appreciation” yang berarti
penghargaan, penilaian, pengertian, bentuk itu berasal dari kata kedua “to
aprreciate” yang berarti menghargai, menilai, mengerti. Apresiasi
mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan
pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang.
(Aminuddin, 1987).
f. Secara makna leksikal, apresiasi (appreciation) mengacu pada pengertian
pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian, dan
pernyataan yang memberikan penilaian (Hornby dalam Sayuti, 1985:2002).
g. Apresiasi merupakan kegiatan mengakrabi karya sastra secara bersungguh-
sungguh. Sehubungan dengan itu, apresiasi memerlukan kesungguhan

4
penikmat sastra dalam mengenali, menghargai, dan menghayati, sehingga
ditemukan penjiwaan yang benar-benar dalam (Elliyati, 2004)
h. Apresiasi adalah menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga
tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan
perasaan yang baik terhadap cipta sastra (Effendi, 1973).
i. Apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaaan atau kepekaaan
batin, dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan
pengarang (Aminuddin, 1987).
j. Secara leksikografis, kata apresiasi berasal dari bahasa Inggris appreciation,
yang berasal dari kata kerja to apreciate, yang menurut kamus Oxford berarti
to judge value of understand or enjoyfully in the right way; dan menurut
kamus Webstern adalah to estimate the quality of to estimate rightly to be
sensitevely aware of. Jadi secara umum mengapresiasi adalah mengerti serta
menyadari sepenuhnya, sehingga mampu menilai secara semestinya.
Dalam kaitannya dengan kesenian, apresiai berarti kegiatan mengartikan dan
menyadari sepenuhnya seluk beluk karya seni serta menjadi sensitif terhadap gejala
estetis dan artistik sehingga mampu menikmati dan manilai karya tersebut secara
semestinya. Dalam mengapresiai, seorang penghayat sedang mencari pengalam
estetis. Sehingga motivasi yang muncul adalah motivasi pengalaman estetis.
Pengalaman estetis menurut Albert R. Candler adalah kepuasan kontemplatif atau
kepuasan intuitif.

2. Fungsi dan Tujuan Apresiasi Seni


Tujuan pokok penyelenggaran apresiasi seni adalah menjadikan masyarakat
“melek seni” sehingga dapat menerima seni sebagaimana mestinya. Dengan kata-
kata yang lebih lengkap, apresiasi adalah kegiatan mencerap (menangkap dengan
pancaindera), menanggapi, menghayati sampai kepada menilai sesuatu (dalam hal
ini karya seni).
Ada dua fungsi dari kegiatan apresiasi seni yaitu :
a. Agar kita dapat meningkatkan dan memupuk kecintaan kepada karya bangsa
sendiri dan sekaligus kecintaan kepada sesama manusia. 
b. Sebagai penikmatan, penilaian, empati dan hiburan.

5
Apresiasi seni juga besar manfaatnya bagi ketahanan budaya Indonesia.
Melalui kegiatan apresiasi kesenian Indonesia, kita dapat lebih mengenal dan
menghargai budaya bangsa sendiri.Tujuan akhir apresiasi karya seni rupa antara
lain:
a. untuk mengembangkan kreasi
b. untuk mengembangkan estetis
c. mengembangkan dan penyempurnaan hidup.

3. Unsur-Unsur Apresiasi
Untuk mengapresiasi suatu karya seni rupa, berikut adalah unsur-unsur yang
perlu diperhatikan:
 Gaya
 Teknik
 Tema
 Komposisi

4. Kegiatan apresiasi meliputi :


a. Persepsi
Kegiatan ini mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di
Indonesia, misalnya, mengenalkan tari-tarian, musik, rupa, dan teater yang
berkembang di Indonesia, baik tradisi, maupun moderen. Pada kegiatan
persepsi kita dapat mengarahkan dan meningkatkan kemampuan dengan
mengidentifikasi bentuk seni.
b. Pengetahuan
Pada tahap ini pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang
sejarah seni yang diperkenalkan, maupun istilah-istilah yang biasa digunakan
di masing-masing bidang seni.
c. Pengertian
Pada tingkat ini, diharapkan dapat membantu menerjemahkan tema ke dalam
berbagai wujud seni, berdasarkan pengalaman, dalam kemampuannya dalam
merasakan musik.

6
d. Analisis
Pada tahap ini, kita mulai mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang
sedang dipelajari, menafsir objek yang diapresiasi.
e. Penilaian
Pada tahap ini, lebih ditekankan pada penilaian tehadap karya-karya seni
yang diapresiasi, baik secara subyektif maupun obyektif.
f. Apresiasi
Apresiasi merupakan bagian dari tujuan pendidikan seni di sekolah yang
terdiri dari tiga hal; value (nilai), empathy dan feeling. Value adalah kegiatan
menilai suatu keindahan seni, pengalaman estetis dan makna / fungsi seni
dalam masyarakat. Sedangkan empathy, kegiatan memahami, dan
menghargai. Sementara feeling, lebih pada menghayati karya seni, sehingga
dapat merasakan kesenangan pada karya seni.

5. Contoh apresiasi karya seni


a. Borobudur Pagi Hari

Judul : Borobudur Pagi Hari


Tahun : 1983
Ukuran : 150 cm x 200 cm
Media : Cat Minyak

“Borobudur Pagi Hari” merupakan salah satu karya Affandi yang terinspirasi
oleh megahnya candi Borobudur dan lingkungan sekitar pada masa itu, saat
Affandi melintas dan memperhatikan Borobudur di pagi hari.
Obyek matahari selalu menarik perhatian di beberapa karya beliau sebagai

7
fokus pendukung utama. Warna – warna dingin dan suasana tenang
mendominasi lukisan ini karena melukiskan suasana pagi hari yang cerah .
Dan dilukisan ini Affandy lebih nenonjolkan obyek alam sebagai latar
belakang. Perpaduan warna yang digunakan semakin menghidupkan lukisan
tersebut karena warna yang digunakan padu antara warna satu dengan warna
yang lain.
Dan dilukisan tersebut gambar candi Borobudur terlihat sangat jelas tanpa
kita harus menganalisis makna lukisan tersebut. Dan bentuk mataharinya
tidak menyerupai matahari tetapi itu semua malah membuat lukisan tersebut
bagus karena menyatu dengan warna langit yang ada pada lukisan tersebut.
warna hijua di lukisan tersebut menggambarkan pepohonan yang ada di situ.
walaupun gambar pohon tersebut tidak jelas tetapi sangat bagus. warnyapun
juga kontras dengan warna lainnya.

b. Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK)


Patung Garuda Wisnu Kencana berlokasi
di Bukit Unggasan - Jimbaran, Bali.
Patung ini berdiri menjulang di dalam
kompleks Taman Budaya Garuda Wisnu
Kencana dan merupakan karya pematung
I Nyoman Nuarta . Patung tersebut
berwujud Dewa Wisnu yang dalam
agama Hindu adalah Dewa Pemelihara
(Sthiti).
Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi
penyelamatan lingkungan dan dunia. Media patung ini adalah campuran
tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60
meter.

B. KRITIK SENI
1. Pengertian

8
Jangan kita salah paham, pengertian kritik dalam seni tidak diartikan sebagai
kecaman yang menyudutkan hasil karya atau penciptanya. Hampir sama dengan
apresiasi, kritik seni pada dasarnya merupakan kegiatan menanggapi karya seni.
Perbedaannya hanyalah kepada fokus dari kritik seni yang lebih bertujuan untuk
menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Keterangan mengenai
kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam beragam aspek, terutama sebagai
bahan untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya. Para ahli seni umumnya
beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami
(apresiasi) kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan dari
kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan dengan karya seni
tersebut.
Sejalan dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan masyarakat
terhadap dunia seni, kegiatan kritik lalu berkembang memenuhi berbagai fungsi
sosial lainnya. Kritik karya seni tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman dan
apresiasi terhadap sebuah karya seni, tetapi juga dipergunakan sebagai standar untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seni. Tanggapan dan penilaian
yang disampaikan oleh seorang kritikus seni ternama sangat mempengaruhi persepsi
penikmat terhadap kualitas sebuah karya seni bahkan dapat mempengaruhi penilaian
ekonomis dari karya seni tersebut.
Dalam dunia pendidikan, kegiatan kritik dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi dalam proses pembelajaran seni. Kekurangan pada sebuah karya dapat
dijadikan bahan analisis untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran maupun
hasil belajar kegiatan apresiasi yang tentang seni.

2. Jenis Kritik Karya Seni Rupa


Kritik karya seni memiliki perbedaan tujuan dan kualitas. Karena perbedaan
tersebut, maka dapat kita jumpai empat jenis kritik karya seni rupa berdasarkan
pendekatannya seperti yang disampaikan oleh Feldman (1967) yaitu kritik populer
(popular criticism), kritik jurnalistik (journalistic criticism), kritik keilmuan
(scholarly criticism). dan kritik pendidikan (pedagogical criticism). Pemahaman
terhadap keempat tipe kritik seni tersebut dapat mengantar nalar kita untuk
menentukan pola pikir dalam melakukan kritik seni. Setiap tipe mempunyai ciri

9
(kriteria), media (alat: bahasa), cara (metoda), sudut pandang, sasaran, dan materi
yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.

10
Keempat kritik tersebut memiliki fungsi yang menekankan pada masing-
masing keperluannya
a. Kritik pendidikan : Kritik pendidikan bertujuan mengangkat atau
meningkatkan kepekaan artistik serta estetika subjek belajar seni. Jenis
kritik pendidikan umumnya digunakan di lembaga-lembaga pendidikan seni
terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta
didiknya. Kritik jenis ini termasuk yang banyak digunakan oleh guru di
sekolah umum dalam penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni.
b. Kritik keilmuan : Kritik keilmuan bersifat akademis dengan wawasan
pengetahuan, kemampuan dan kepekaan kritikus yang tinggi untuk
menilai/menanggapi sebuah karya seni. Kritik jenis keilmuan ini umumnya
disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam
bidang seni, atau kegiatan kritik yang disampaikan mengikuti kaidah-kaidah
atau metodologi kritik secara akademis. Hasil tanggapan melalui kritik
keilmuan ini seringkali dijadikan referansi bagi para kolektor atau kurator
institusi seni seperti museum, galeri dan balai lelang.
c. Kritik populer : Kritik seni populer ditujukan untuk konsumsi
massa/umum. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis populer ini
biasanya bersifat umum saja lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah
karya. Umumnya digunakan gaya bahasa dan istilah-istilah sederhana yang
mudah dipahami oleh orang awam.
d. Kritik jurnalistik : Jenis kritik jurnalistik seni yang hasil tanggapan atau
penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada publik melalui media
massa khususnya surat kabar. Kritik jenis jurnalistik ini  biasanya sangat
cepat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas dari sebuah
karya seni, tertama karena hasil tanggapannya (kritiknya) disampaikan
melalui media massa.
Selain jenis kritik yang disampaikan oleh Feldman, berdasarkan titik
tolak atau landasan yang digunakan, dikenal pula beberapa bentuk kritik yaitu: kritik
formalistik, kritik ekspresivistik dan instrumentalistik :

11
c. Kritik Formalistik
Melalui pendekatan formalistik, kajian kritik terutama ditujukan terhadap
karya seni sebagai konfigurasi aspek-aspek formalnya atau berkaitan dengan
unsur-unsur pembentukannya. Pada sebuah karya lukisan, maka sasaran
kritik lebih tertuju kepada kualitas penyusunan (komposisi) unsur-unsur
visual seperti warna, garis, tekstur, dan sebagainya yang terdapat dalam
karya tersebut. Kritik formalistik berkaitan juga dengan kualitas teknik dan
bahan yang digunakan dalam berkarya seni.
d. Kritik Ekspresivistik
Melalui pendekatan ekspresivistik dalam kritik seni, kritikus cenderung
menilai dan menanggapi kualitas gagasan dan perasaan yang ingin
dikomunikasikan oleh seniman melalui sebuah karya seni. Kegiatan kritik ini
umumnya menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi dan
visualisasi objek-objek yang ditampilkan dalam sebuah karya.
e. Kritik Instrumentalistik
Melalui pendekatan instrumentalistik sebuah karya seni cenderung dikritisi
berdasarkan kemampuananya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius,
politik atau psikologi. Pendekatan kritik ini tidak terlalu mempersoalkan
kualitas formal dari sebuah karya seni tetapi lebih melihat aspek konteksnya
baik saat ini maupun masa lalu. Lukisan berjudul ”Penangkapan Pangeran
Diponegoro” karya Raden Saleh misalnya, dikritisi tidak saja berdasarkan
kualitas teknis (formal) nya saja tetapi keterkaitan antara objek, isi, tema dan
tujuan serta pesan moral yang ingin disampaikan pelukisnya atau interpretasi
pengamatnya terhadap konteks ketika karya tersebut dihadirkan.

12
BAB III
KESIMPULAN

Dalam apresiasi, seorang penghayat sebenarnya sedang mencari pengalaman


estetis. Sehingga motivasi utama yang muncul dari diri penghayat seni adalah motivasi
untuk mencari pengalaman estetis.
Pengalaman estetis menurut  Albert R. Candler adalah kepuasan kontemplatif
atau kepuasan intuitif. Sedangkan Yakob Sumardjo menjelaskan  pengalaman seni
adalah keterlibatan aktif dengan kesadaran yang melibatkan kecendekiaan, emosi,
indera dan intuisi manusia dengan lingkungan (benda seni) (2000, 161). Dalam proses
pengalaman estetis unsur perasaan dan intuisi lebih menonjol dibandingkan  nalar;
itulah sebabnya maka dalam proses tersebut penghayat seni seolah kehilangan jati
dirinya karena seluruh kehidupan perasaannya larut ke dalam obyek seni, dan inilah
yang disebut dengan empati.

13
DAFTAR PUSTAKA

 http://sen1budaya.blogspot.com/2012/08/apresiasi-karya-seni-rupa.html
http://setyahermawan.blogspot.com/p/apresiasi-seni.html
 http://ilmipenulis.wordpress.com/2012/04/15/pengertian-apresiasi-menurut-
beberapa-referensi/, http://hilman2008.wordpress.com/2009/06/19/apresiasi
 http://tjahjo-prabowo.staff.fkip.uns.ac.id/apresiasi-seni
 http://www.plengdut.com/2012/12/pengertian-apresiasi-seni.html
 http://asepsudrajat080.wordpress.com/seni-budaya
 http://ilmudanpengetahuangratis.blogspot.com/2013/02/apresiasi-karya-seni-
rupa.html
 http://sma-senibudaya.blogspot.com/2015/01/pengertian-kritik-karya-seni-
rupa.html
 http://sen1budaya.blogspot.com/2012/09/kritik-seni.htmlhttp://www.smansax1-
edu.com/2014/09/apresiasi-seni-pengertian-dan-tujuannya.html

14

Anda mungkin juga menyukai