Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BIOGRAFI ABU HURAIRAH


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Ilmu
Hadits

Disusun Oleh:
 Siti Halimatussa’diah
 Dewi Putri
 Siti FAtimatuzzahra

Kelas X IIK

MA AL-MUTHOHHAR
PLERED – PURWAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat petunjuk dan
bimbingan-Nya, kami berhasil menyelesaikan makalah dengan judul “Biografi Abu
Hurairah” yang berisi pemahaman materi bagi siswa sebagai saran belajar agar siswa
lebih aktif dan kreatif.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak sekali mengalami bayak kesulitan
karena kurangnya ilmu pengetahuan. Namun berkat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan meskipun banyak kekurangan.
Penyusun menyadari sebagai pelajar yang pengetahuannya belum seberapa dan
masih perlu banyak belajar dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan
digunakan sebagai bahan pembelajaran di masa yang akan datang. Amiin.

                                                                                    Purwakarta, Oktober 2017

                                                                                                   Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
A. Biografi Abu Hurairah................................................................................... 2
B. Pandangan Muhaddisin terhadap Abu Hurairah............................................ 4

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 7


A. Kesimpulan.................................................................................................... 7
B. Saran............................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Menurut Ibn Manshur kata hadist berasal dari bahasa Arab, yaitu al-hadist, al-
hadistandan al-hudsan.Secara etimologis, kata ini memiliki banyak arti, diantaranya al-
jadid (yang baru) lawan dari al-qadim (yang lama), dan al-khabar, yang berarti kabar
atau berita.Disamping pengertian tersebut, M.M. Azami mendefinisikan bahwa kata
hadist secara etimologi berarti komunikasi, kisah, percakapan, religius atau sekular,
historis atau kontemporer. ( Agus Solahudin dan Agus Suyadi, 2011: 13).
Hadist adalah segala sesuatu baik perkataan, perbuatan atau ketetapan
Rasulullah Saw. Hal ini sangatlah menarik karena pada saat Rasulullah Saw masih
hidup terdapat upaya-upaya untuk pemeliharaan hadist (menuliskan) walaupun belum
ada perintah baik tertulis maupun lisan dari Rasulullah, namun bukan berarti Rasullullah
melrang untuk menuliskan hadist, yang Rasul takutkan adalah ketercampuran Al-Qur’an
dengan Al-Hadist, kerena memang pada saat Rasul masih hidup Al-Qur’an beum semua
diturunkan ayatnya.
Salah satu periodesasi hadist adalah pada masa periodesasi sahabat. Sahabat
adalah orang yang bertemu dengan Nabi Saw, dalam keadaan Islam dan mati secara
Islam pula, sekalipun ia pernah murtat. (Mahmud Thahan, 1997:231).
Abu Hurairah adalah salah satu sahabat Rasulullah yang juga ikut dalam
meriwayatkan hadist tidak hanya meriwayatkan bahkan ia adalah periwayat hadist
terbanyak yaitu sebanyak 5374 hadist. Beliau melebihi sahabat Umar (meriwayatkan
2630 hadist), Anas bin Malik (meriwayatkan sebanyak 2286 hadist), Aisyah
(meriwayatkan 2210 hadist) dan Ibnu Anas (meriwayatkan sebanyak 1660 hadist).
(Mahmud Thahan, 1997:232)

B.     Rumusan Masalah


1.    Siapakan Abu Hurairah itu?
2.    Bagaimana Pandangan Kaum Muhadissin tentang Abu Hurairah?
3.    Bagaimana Pembelaan terhadap Abu Hurairah?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Biografi Abu Hurairah


Rasullullah Saw disebut sebagai teladan muslimin sebagai sebuah pedoman
yang sanagt penting, hadist menjadi medan ilmu yang menarik bagi para ulama.
Terlebih Rasulullah menempatkan mereka sebagai pewarisnya Abdullah Mahmud dan
Harun,  32,vol 16 no 1 ).
Abu Hurairah adalah nama dari salah satu sahabat Rasulullah Saw. Sebelum
Abu Hurairah masuk Islam namanya adalah Abdu Syams namun setelah masuk Islam
namanya dirubah oleh Rasulullah menjadi Abu Hurairah, panggilan intimnya adalah
‘Abu Hirr’ beliau lebih terkesan disebut Abu Hirr dari pada Abu Hurairah. Mana Abu
Hurairah sendiri adalah nama gelarnya, gelar itu diberikan katika waktu kecil dia
mempunyai seekor anak kucing betina dan selalu bermain-main dengannya. Abu
Hurairah masuk Islam dengan perantaraan Thufail bin Amr Ad- Dausy. Islam masuk ke
negeri suku Daus kira-kira awal tahun ketujuh Hijriah, yaitu ketika ia menjadi utusan
kaumnya menemui Rasulullah Saw di Madinah.
Setelah bertemu dengan Rasulullah, pemuda daus ini memutukan untuk
berkhidmat (menjadi palayan) kepada Rasulullah Saw dan menemani beliau. Kerena itu
ia tinggal di masjid dimana Rasulullah mengajar dan menjadi imam. Selama Rasulullah
masih hidup Abi Hurairah tidak pernah kawin tetapi ia memiliki ibu yang syirik, namun
karena berbaktinya Abu Hurairah dengan ibunya ia meminta kepada Rasulullah untuk
mendoakan ibunya agar masuk Islam, tidak lama seteah itu ibunya mengucapkan dua
kalimah syahadat.
Pada mulanya hidup Abu Hurairah sangat menderita. Kadang-kadang ia terpaksa
absen menghadiri majelis ta’lim Rasulullah Saw, karena lapar dan kesulitan hidup yang
tidak dialami orang lain. bahkan dia pernah mengikatkan batu diperutnya karena
sangking laparnya
Abu Hurairah adalah seseorang yang  memiliki akal yang cerdas, sebagaimana
diterangkan oleh Zaid bin Tsabit, pada suatu hari ketika saya dan Abu Hurairah serta
seorang sahabat lain berada didalam masjid, kami berdoa kepada Allah SWT dan
berdzikir. Tiba-tiba Rasulullah Saw mwndatangi kami, lalu beliau duduk didekat kami.

2
Karena itu kami diam, kemudian Rasul berkata: Ulanglah doa dan dzikir yang kalian
baca.
Lalu zaid bin Tsabit dan sahabatnya selain Abu Hurairah membaca doa
kemudian Rasulullah Saw mengaminkan. Kemudia Abu Hurairah membaca doa juga
‘ya Allah, saya mohon kepada-Mu apa yang dimohon kepada dua sahabatku ini dan
saya mohon kepada-Mu ilmu yang tak dapat saya lupakan.’ (Hepi Andi bastoni, 2005:
122)
Pada masa hidupnya Abu Hurairah pernah menjadi walikota Madinah lebih dari
satu kali. Dia diangkat menjadi walikota oleh khalifah Mu’awiyah bin Abu Sufyan.
Kelembutan dan keluwesan pemerintahannya tidak ada yang menandingi.
Dalam diri pribadi Abu Hurairah terkumpul kejayaan akan ilmu, ketakwaan dan
wara’. Siang hari dia puasa, malam hari ia beribadah kemudian dibangunkannya
istrinya, istrinya beribada di sepertiga malam juga lalu istriya membangunkan anak
perempuannya, maka anak gadisnya itu beribadah di sepertiga malam terakir. Karena itu
dalam rumah tangga Abu Hurairah tidak pustus-putusnya orang beribadah sepanjang
malam. (Hepi Andi bastoni, 2005: 122)

B.  Pandangan Muhaddisin terhadap Abu Hurairah


Secara keseluruhan ulama ahli hadiat menyebutkan bahwa Abu Hurairah adalah
seseorang yang pandai dalam mencari popularitas di kalangan sahabat Nabi terutama
setelah Nabi wafat, lalu menjaga kepupolerannya itu dengan berpura-pura banyak
menerima hadist dari Nabi menyebarkan hadist tersebut dengan penuh kebohongan.
mereka juga menganggap Abu Hurairah adalah musuh Islam yang berselimutkan
kepupolerean sebagai sahabat yang meriwayatkan hadist, mereka mengupas berbagai
kelemahan Abu Hurairah sebagai manusia dan menganggab dia itu sedusta-dustanya
sahabat (Badri Khaeruman, 2004:110).
Ajjaj al-Khatib mengemukakan kritik meeka yang ditujukan kepada Abu
Hurairah seperti pernyataan Ibrahim Ibnu Yasar al-Nidham yang mengatakan bahwa
sahabat Nabi: Umar, Ustman, Ali dan Aisyah sama sekali mendustakan periwayataan
Abu Hurairah bahkab Basyar al-Marisi yang bersumber dari Umar Ibn Khattab
mengatakan bahwa Abu Hurairah adalah sedusta-dustanya muhhadist

3
tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepada Abu Hurairah juga dikemukakan oleh Abd
al-Husain Syaraf al-Din yang menyatakan bahwa hadist-hadist riwayat Abu Hurairah
diingkari oleh semua manusia pada zamannya dan dia adalah pendusta besar dari
kalangan sahabat, ulama dari kalangan Mu’tazilah, sebagian penulis menyatakan dari
kalangan Syiah, yaitu Imam Abu Ja’far al- Iskafi menyatakan bahwa Umar bin Khattab
pernah memukul Abu Hurairah karena terlalu banyak meriwayatkan hadist dan mareh
karena ia pendusta atas nama Rasulullah Saw. Syehkh Mahmud Abu Rayyah dengan
gigih menyoroti Abu Hurairah, yang ia sebut sebagai orang yang jago makan kue
(syeikh al-mudhirah). bahkan Abu Rayyah menuliskan kritik itu, dalam buku Syeikh al-
Mudhirah Abu Hurairah. Abu Rayyah mengemukakan bahwa Ali Ibnu Abi Thabbib
Karama Allah al-Wajhah pernah menyatakan, antara lain: tidak ada yang paling
berdusta atas hadist-hadist Rasulullah Saw dari laki-laki asal al-Daus ini (Abu Huirah).
Ibid, 111
Dari kalangan nonmuslim mewakili kaum orientalis yang dikenal banyak
menegtahui ajaran Islam, seperti Sperenger yang dikutip HAR. Gibb dan Khamer
mengatakan bahwa Abu Hurairah adalah: the extreme of pious humbug, orang ekstrim
yang berpurao-pura suci. dengan kata lain, Abu Hurairah ingin membuat hadist-hadist
itu dengan dorongan sebagai orang suci, bukan dengan motivasi untuk berdusta.
Umar mengancam akan memukulnya, bila ia membawakan hadist, ia sendiri
tidak berani mengucapkan hadist didepan Umar. Aisyah mengatakan bahwa ia tidak
pernah mendengan Rasulullah bercerita seperti yang diceritakan Abu Hurairah. Ali
menamakan pembohongan umat, demikian pula tokoh-tokoh terdahulu, Muhammad
Rasid Ridho mengatakan bahwa sekiranya Abu Hurairah meninggal sebelum Umar,
maka umat Islam tidak akan mewarisi hadist-hadist yang penuh khurafat, isykalat, dan
israiliyat, dan hadist-hadist yang tidak rasional.
Abu Hurairah sering menjadi saksi pelapor dari suatu kejadian, padahal  dia
tidak hadir ditempat tersebut. ia hanya tinggal selama satu tahun Sembilan bulan dibalik
(suffah) masjid Nabi Madinah, yaitu antara bulan Syafar tahun tujuh hijriyah, sampai
bulan Zulqaidah tahun delapan. setelah itu ia berada jauh di Bahrain. Ibid, 113
Tetapi ia telah menyampaikan laporan-laporan sebagai saksi mata tentang hal-
hal yang terjadi pada masa-masa sebelum dan sesudahnya. misalnya, ia mencertakan
bahwa Rasulullah menyuruh Abu Thalib membaca syahadat, ketika ayah Ali sedang

4
sekarat menghadapi maut, tetapi Abu Thalib menolak, dank arena itu Abu Thalib
meninggal dalam keadaan kafir, padalah Abu Thalib meninggal tiga tahun sebelum
hijrah, sedangka Abu Hurairah baru muncul dalam masyarakat Islam tujuh tahun
sesudah hijrah, yakni 10 tahun sesudah meninggalnya Abu Thalib. dan ia
menyampaikan hadist ini sebagai saksi mata maka dapatlah dipahami bahwa Muawiyah
memberikan sejumlah uang kepadanya untuk hadist ini, sangat banyak hadistnya yang
seperti ini. Ibid, 114
 Menurut pengamat sejarah, kendati pun Abu Hurairah bergaul dengan Nabi
lebih akir dari sahabat lain, namun ketinggalannya kini dapat ditopang dengan sifatnya
yang haus ilmu. [1] sehingga prestasi yang diraihnya begitu cemerlang, bahkan dalam
bidang ilmu tertantu sempat meraih urutan pertama, yaitu dalam periwayatan hadist
Nabi, mengalahkan pemuka sahabat lainnya, dia memiliki daya ingat yang kuat dan
tinggi, sebagaimana orang-orang Arab terkenal memiliki hafalan yang tinggi.
Selain itu menururut analisis mereka, para penghafal hadist masih banyak yang
berpendapat bahwa penulisan hadist  Nabi tidak diperkenankan. hadist-hadist yang ada
pada dalam ingatan Abu Hurairah, yang ia hafal, tidak kurang dari 5.374 buah hadist,
suatu jumlah perwayatan yang paling banyak diantara sahabat Nabi. data-data sejarah
kehidupan Abu Hurairah yang meyakini kebenarannya oleh sebagian penulis sejarah
para sahabat, khususnya Abu Hurairah adalah ungkapan Abu Hurairah adalah ungkapan
Abu Hurairah sendiri yang menyatakan:
‘Ya, Rasulullah! saya mendengar banyak hadist dari engkau tapi saya sering
lupa, lalu Rasulullah lalu Rasulullah mendoakan dengan isyaratnya, ia menyuruh Abu
Hurairah enghamparkan kainnya, lalu Rasulullah menciduk dengan kedua tangannya,
dan bersabda: ikatkanlah. kemudian Abu Hurairah mengikatkannya. Abu Hurairah
mengatakan: sejak saat itu saya tidak pernah lupa sedikitpun (HR. Bukhari).
Riwayat lain juga dituturkan Abu Hurairah sendiri bahwa Rasulullah pernah
bersabda, antara lain sebagai berikut:
Siapa yang membentangkan sorbannya hingga selesai pembicaraanku, kemudian ia
meraihnya kepada dirinya, maka ia tak lupa satupun dari apa yang telah didengarkan
daripadaku, maka kuhamparkan kainku, lalu Nabi berbicara kepadaku, kemudian aku
meraih kain itu, dan setelah itu tidak ada satupun yang terupakan dari apa yang telah
kudengar daripadanya. Ibid 150

5
Marwan Ibn Hakam saudara Muawiyah Ibn Abi Sofyan menceritakan bahwa
suatu hari ia menguji kemampuan hafalan Abu Hurairah, maka dipanggilnya ia dan
dibawanya duduk bersamamnya, lalu dimintanya duduk menggambarkan hadist-hadist
dari Rasulullah, sementara itu disuruhnya penulisannya menuliskan apa yang
diceritakan Abu Hurairah dibalik dinding sesudah berlalu setahun, dipanggilnya
kembali Abu Hurairah, dan dimintanya membacakan lagi hadist-hadist yang dulu itu
telah ditulis oleh sekertarisnya, ternyata tidak ada yang terlupakan oleh Abu Hurairah
walaupun sepatah katair.
argument-argumen itu juga menyatakan bahwa Abu Hurairah, disamping
mempunyai hafalan yang tinggi dan daya ingat yang kuat, ulet serta berkat doa dari
Nabi, juga mempunyai cara hidup yang berbeda dengan kebanyakan sahabat lainnya.
Ibid, 151

           

6
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1. Abu Hurairah adalah nama dari salah satu sahabat Rasulullah Saw. Sebelum
Abu Hurairah masuk Islam namanya adalah Abdu Syams namun setelah masuk
Islam namanya dirubah oleh Rasulullah menjadi Abu Hurairah, Mana Abu
Hurairah sendiri adalah nama gelarnya, gelar itu diberikan katika waktu kecil
dia mempunyai seekor anak kucing betina dan selalu bermain-main dengannya.
Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak dalam meriwatatkan hadist
2. Banyak sekali orang yang mengkritisi tentang Abu Hurairah factor yang
membuat kritikan itu pada umumnya adalah karena perjumpaannya dengan
Nabi yang begitu singkat. Bahkan ada yang menyebut Abu Hurairah adalah
sedusta-dustanya Muhadditsin.
3. Abu Hurairah adalah orang yang yang sangat kuat hafalannya hal ini sudah
teruji dan haus akan ilmu  selain itu ia adalah orang yang tekun beribadah yang
tidak diragukan lagi ia didoakan langsung oleh Rasulullah Saw.

B.     Saran
Demikianlah apa yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya
karena keterbatasan pengetahuan dan kekurangan rujukan atau referensi yang
berhubugan dengan makalah ini, penulis berharap mengenai kritikan dan masukan
terhadap makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri
dan umumnya bagi pembaca yang budiman.

7
DAFTAR PUSTAKA

Andi, Hepi Bastoni, 101 Sahabat Nabi (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar), 2005.

Khaeruman, Badri, Otentitas Hadist Studi kritis Atas Kajian Hadist Kontemporer
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), 2004.

Sholihudin, M., Suyadi, Agus.Ulumul Hadist. Bandung:  CV. Pustaka Setia, 2011.

Thahhan, Mahmud, Ulumul Hadist Studi Kompleksitas Hadist Nabi (Yogyakarta: Titian
Iahi Press), 1997.

Journal Warta Abdullah Mahmud dan Harun, Penyulihan Hadist-hadist Hukum dalam
Kitab Bulughul Maram bagi jamaah masji an-Nur Jambon RT 01/05 Ngadorojo,
Kartasura Sukoharjo 32,vol 16 no 1maret sep LPPM Ums.

Anda mungkin juga menyukai