Anda di halaman 1dari 10

BIOGRAFI ABU HURAIRA

OLEH :
SYAHRUL HAMDANI PANE

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI ULUMUL HADIST
INSTITUT AGAMA ISLAM
DAAR AL ULUUM
KISARAN
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT,
karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah
Ulumul Hadits.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari beberapa pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini . Dan tidak pula
penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Ulumul Hadits.
Sebagai bantuan dan dorongan serta bimbingan yang telah diberikan
kepada penulis dapat diterima dan menjadi amal sholeh dan diterima Allah
sebagai sebuah kebaikan. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis
dan semua pembaca pada umumnya.

Aek Songsongan, Agustus 2022

Penulis

Syahrul Hamdani Pane

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1

C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2

A. Sejarah Perkembangan Ilmu Hadist .............. Error! Bookmark not defined.

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 2

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Hadits merupakan sumber syari‟at Islam kedua setelah Al-Quran.
Keberadaannya telah disepakati sebagai pedoman dalam penetapan hukum,
baik ubudiah maupun mu‟amalah. Bila Al-Quran diterima sebagai sebagai
sumber hukum dengan qath‟iyyul wurud (mutawatir turunnya), tidak demikian
dengan Hadits. Penerimaan keshahihan sebuah Hadits harus melalui penelitian
yang akurat dan otentik, baik dari aspek sanad, perowi maupun matannya,
sehingga benar-benar yakin akan kualitas keshahihannya.
Banyak sekali tokoh yang meriwayatkan hadis, semasa hidupnya
memiliki peranan penyebaran agama Islam, mulai dari Nabi Muhammad SAW
sendiri, para sahabat yang diangkat menjadi Khalifah, dan para sahabat yang
menjadi perawi hadis. Dalam makalah ini, akan dibahas tokoh perawi hadis
yang merupakan perawi hadis terbanyak, yang berjumlah 5374 hadis. Abu
Hurairah, yang juga dikenal sebagai Bapak Kucing, karena rasa sayangnya
terhadap kucing. Abu Hurairah sering juga disebut Abdurrahman bin Shakhr
Al-Azdi (lahir 598 – wafat 678).
Ibnu Hisyam berkata bahwa nama asli Abu Hurairah adalah Abdullah
bin Amin. Beliau berasal dari kabilah Bani Daus. Tulisan sederhana ini akan
meyoroti Abu Hurairah, seorang shahabat yang paling banyak meriwayatkan
Hadits, namun kemudian ada golongan yang menuduh Hadits riwayatnya
mardud (ditolak) karena alasan yang diada-ada.

B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Abu Hurairah ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui biografi Abu Hurairah?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Abu Hurairah

Nama Lengkap Abu Hurairah adalah Abdur-Rahman Bin Shakhr


ad-Dausi al Yamani. Pada masa jahiliyah namanya adalah abdul Syams,
kemudian Rosulullah SAW memberi nama Abdur-Rahman kepadanya,
meskipun ia lebih dikenal dengan julukannya, yaitu Abu Hurairah. Dijuluki
seperti itu karena beliau memiliki seekor kucing kecil yang selalu diajaknya
bermain-main pada siang hari atau saat menggembalakan kambing-kambing
milik keluarga dan kerabatnya, dan beliau simpan di atas pohon pada malam
harinya. Tersebut dalam Shahihul Bukhari, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam pernah memanggilnya, “Wahai, Abu Hir”. Ibunya bernama Maimunah
yang masuk islam berkat seruan Nabi, Abu Hurairah lahir tahun 21 sebelum
hijrah ( Th 602 M ) .
Dan beliau meninggal di madinah pada tahun 59H atau 679 M.
Adapun, Abu Hurairah masuk islam diantara para Ulama‟ berbeda beda
pendapat. Ada sumber yang menyatakan bahwasannya Abu Hurairah masuk
Islam sebelum Hijrah atas dorongan Thuifail Bin Amr. Namun sumber ini
menurut Mahmud Abu Rayyah tidak dapat dipercaya karena perowinya, yaitu
Muhammad Bin As-Siba‟i Al-Kalbi bukanlah sumber yang dapat dipercaya
dimata para ahli biografi klasik. Ketika Abu Hurairah pergi bersama Thufail
bin Amr ke Makkah, Nabi Muhammad mengubah nama Abu Hurairah
menjadi Abdurrahman (hamba Maha Pengasih). Ia tinggal bersama kaumnya
beberapa tahun setelah menjadi muslim, sebelum bergabung dengan kaum
muhajirin di Madinah tahun 629.
Abu Hurairah pernah meminta Nabi untuk mendoakan agar ibunya
masuk Islam, yang akhirnya terjadi. Ia selalu menyertai Nabi Muhammad
sampai dengan wafatnya Nabi tahun 632 di Madinah. Rosulullh SAW
mengutus Abu Hurairah bersama Al al Hadhrami ke Bahrain untuk
menyebarkan islam dan mengajar kaum muslimin tentang persoalan
persoalan agama mereka, kemudian ia meriwayatkan hadits dari Rosulullh

2
SAW dan memberi fatwa kepada masyarakat luas. Pada masa Umar r.a, Abu
Hurairah diangkat sebagai penguasa ( Gubernur ) di Bahrain. Dan Saat Umar
bermaksud mengangkatnya lagi untuk yang kedua kalinya, ia menolak.
Ketika perselisihan terjadi antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu
Sufyan, ia tidak berpihak kepada salah satu di antara mereka.

B. Peranan Abu Hurairah


Dalam Meriwayatkan Hadits Abu Hurairah bersahabat dengan
rosulullah SAW, selama empat tahun. Ia mendengar banyak hadits dari
Beliau, menyaksikkan Sunah secara detail, memeperhatikan penerapan syariat
Islam dan mengetahui kedudukan beliau SAW, Rosulullah SAW tidak
menunda nunda pemberian jawaban kepada Abu Hurairah terhadap hal yang
ia tanyak kepada beliau karena beliau mengetahui ia mempunyai semangat
untuk menuntut ilmu.
Ada enam sahabat yang tergolong banyak dalam menerima dan
meriwayatkan hadits dari Nabi SAW. Mereka adalah Abu Hurairah, beliau
meriwayatkan 5374 hadits, Abdullah Bin Umar meriwayatkan 2630 Hadits,
Anas Bin Malik meriwayatkan 2286 Hadits, Aisah Umm Al-Mukminin
meriwayatkan 2210 hadis, Abdullah Bin Abbas meriwayatkan 1660 Hadis,
dan Jabir Bin Abdullah meriwayatkan 1540 Hadits. Pengakuan terhadap
kejujuran Abu Hurairah, dapat kita perhatikan beberapa sikap para sahabat,
tabi‟in dan tabi‟ut tabi‟in atas beliau yang disampaikan oleh para ulama‟.
Yang semua itu menunjukkan kemuliaan Abu Hurairah, keandalan dan
kuatnya hafalan beliau.
Pengakuan Dari Para Sahabat
1. Thalhah bin Ubaidillah Al Quraisy adalah salah seorang dari sepuluh
sahabat yang dijamin masuk surga. Dia memberikan rekomendasi
(tautsiq) kepada Abu Hurairah, sebagaimana diriwayatkan Imam
Tirmidzi lewat jalan periwayatan Malik Ibnu Abu Amir rahimahullah.
2. Marwan bin Hakam pernah menguji tingkat hafalan Abu Hurairah
terhadap hadits Nabi. Marwan memintanya untuk menyebutkan
beberapa hadits, dan sekretaris Marwan mencatatnya. Setahun

3
kemudian, Marwan memanggilnya lagi dan Abu Hurairah pun
menyebutkan semua hadits yang pernah ia sampaikan tahun
sebelumnya, tanpa tertinggal satu huruf.
3. Dalam lafazh yang diriwayatkan Al Baihaqi rahimahullah, terdapat
tambahan berharga, dalam Al Madkhal dari jalan periwayatan Asy‟ats,
dari bekas budak (maula) Thalhah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata :
Abu Hurairah sedang duduk-duduk. Tiba-tiba, seseorang melintas di
hadapan Thalhah, seraya berkata kepadanya, ”Abu Hurairah telah
memperbanyak hadits.” Thalhah Radhiyallahu 'anhu menjawab,
”Kami telah mendengar sebagaimana yang ia dengar, akan tetapi ia
sangat kuat hafalannya dan kami telah lupa.” 4. Imam syafii pernah
berkata “ Abu Hurairah adalah orang yang paling banyak menghafal
hadis bila dibandingi dengan perowi perawi di masanya”

C. Kritik Terhadap Abu Hurairah


Ada beberapa kritik terhadap Abu Hurairah, ada yang menentang
hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah adalah mengada ada, akan tetapi
ada juga yang mendukung hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah,
diantaranya adalah:

1. Ada sejumlah intelektual Muslim yang terang-terangan menyerang Abu


Hurairah dan berupaya melemahkan reputasinya sebagai perawi hadis
yang handal. Tetapi, tidak sedikit pula jumlah ulama dan intelektual yang
membelanya dari segala cela.Adalah Mahmud Abu Rayyah, seorang
intelektual asal Mesir, yang paling bersemangat melontarkan kritik
terhadap Abu Hurairah. Kritik Abu Rayyah itu ia tuliskan dalam bukunya
Adhwa ala esSunnah al-Muhammadiyah. Segala argumen yang diajukan
oleh Abu Rayyah dalam bukunya itu untuk memperkuat asumsinya
bahwa himpunan hadis bukanlah kata-kata atau perbuatan Nabi SAW.
Namun, merupakan sebuah rekayasa orang-orang yang sezaman dengan
Nabi dan generasi sesudahnya untuk menciptakan hadis. salah satu
serangan yang ia dilancarkan bermula dari pertanyaan, seberapa lama

4
Abu Hurairah hidup bersama Nabi? Melalui data yang didapatkan, Abu
Rayyah menyimpulkan bahwa Abu Hurairah hidup bersama Nabi SAW
dalam waktu yang relatif singkat, yakni 1 tahun 9 bulan. Jadi,
menurutnya, tidak mungkin Abu Hurairah mampu meriwayatkan hadis
Nabi sebanyak 5.374 dalam waktu sesingkat itu. Tidak berhenti di situ,
Abu Rayyah bahkan menuding Abu Hurairah sebagai orang yang rakus.
Keberadaannya menyertai Nabi hanya untuk mencari makanan. Dalam
beberapa riwayat dikisahkan, Abu Hurairah banyak makan, terutama
hidangan dari susu dan daging.Pandangan tersebut direspons berbagai
kalangan ulama besar. Mereka menyodorkan riwayat-riwayat berbeda.
Termaktub dalam Musnad Ahmad bin Hanbal jilid ke-2, Abu Hurairah
berkata. “Aku bersama Nabi selama tiga tahun.”
2. Dalam bukunya Abu Rayyah meragukan hadis yang diriwayatkan Abu
Hurairah, dengan menumbuhkan kecurigaan terhadap kenyataan bahwa
jumlah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah hadis yang diriwayatkan oleh para sahabat
yang disibukkan oleh persoalan-persoalan pemerintahan danpolitik.
3. Abu Hurairah seorang yang senantiasa lebih mengutamakan untuk
menyertai Rasulullah dari pada mengenyangkan perutnya. Ia tidak
disibukkan oleh perkara yang menyibukkan saudara-saudaranya dari
kaum muhajirin dan anshor. Ia mendengarkan apa yang tidak mereka
dengar. Pikirannya yang kosong dari berbagai kesibukan membuatnya
hafal apa yang tidak mereka hafal. Para sahabat tabi‟in dan ulama
menjadi saksi untuknya tentang kekuatan hafalannya.
4. Tentang banyaknya hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a., Dr. al-
A‟zhami melakukan penelitian, bahwa jumlah 5.000-an hadits yang
diriwayatkan Abu Hurairah adalah jika dihitung hadis yang substansinya
diulang-ulang. Jika penghitungan dilakukan dengan mengabaikan hadis-
hadis yang diulang-ulang substansinya, maka hadis dari Abu Hurairah
yang ada dalam Musnad dan Kutub as-Sittah tinggal 1336. kadar ini, kata
Ali as-Salus, bisa dihafal oleh pelajar yang tidak terlalu cerdas dalam
waktu kurang dari satu tahun.

5
5. Menurut Dr. Quraish Shihab dalam bukunya Sunnah-Syiah
Berangandengan Tangan ! Mungkinkakh? Kajian Atas Konsep dan
Pemikiran, memberikan perhitungan matematis untuk menyalahgunakan
kritik Abu Rayyah, hampir sama dengan yang ia dengar atau lihat
menyangkut Nabi rata rata sebanyak lima informasi ( hadis ) dalam
sehari, berarti dalam setahun ia mampu menyampaikan 365 X 5 yakni
sama dengan 1825 Hadis. Dengan semikian, Abu Hurairah yang hidup
bersama Nabi selam empat tahun berpotensi untuk meriwayatkan Hadis
sebanyak 7300 , jumlah ini jauh lebih banyak dari yang dinisbatkan
kepada Abu Hurairah yang dinyatakan 5374 hadis. Disamping itu, perlu
diingat bahwa ada sekitar delapan ratus orang romawi yang
meriwayatkan dari Abu Hurairah. Tentu saja kalau ada kelemahan kecil
atau besar dalam riwayat riwayat itu, maka tidak semua harus di pikul
oleh Abu Hurairah
6. Selain tuduhan itu, ada tuduhan korupsi pada waktu menjabat sebagai
gubernur di bahrain, menjelang akhir masa jabatan umar memanggil
pulang abu Hurairah ke Madinah. Beliau menanyakn asal muasal uang
sepuluh dinar yang ada dalam simpanan sang gubernur, “Uang itu berasal
dari hasil penjualan anak anak kuda milikku”, jawab Abu Hurairah.
Serahkan uang itu ke baitul maal”,perintah Umar. Ia selalu
menginggatkan para pembantunya agar tidak memperkaya diri dan hanya
memiliki sebanyak dua setel, baik ketika diangkat maupun ketika
mengakhiri jabatannya.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ulumul Hadits adalah istilah ilmu hadits didalam tradisi hadits. ( „ulum
al-hadits) „ulum al-hadits terdiri atas dua kata yaitu „ulum dan al-hadits. Kata
„ulum dalam bahasa Arab adalah bentuk jamak dari „ilm yang berarti “ilmu”,
sedangkan hadits berarti: “segala sesuatu yang taqrir atau sifat”. Dengan
demikian gabungan antara „ulum dan al-hadits mengandung pengertian “Ilmu
yang membahas atau yang berkaitan dengan hadits Nabi Saw”.
Pada dasarnya ulumul hadist telah lahir sejak dimulainya periwayatan
hadist di dalam Islam, terutama setelah Rasul Saw wafat, ketika umat
merasakan perlunya menghimpun hadist-hadist Rasul Saw dikarenakan adanya
kekhawatiran hadist-hadist tersebut akan hilang atau lenyap. Para sahabat
mulai giat melakukan pencatatan dan periwayatan hadist.mereka telah mulai
mempergunakan kaidah-kaidah dan metode-metode tertentu ddalam menerima
hadist, namun mereka belumlah menuliskan kaidah-kaidah tersebut.
Pada abad ke-2 H, ketika hadist telah di bukukan secara resmi atas
prakarsa Khalifah „Umar bin Abdul Aziz dan dimotori oleh Muhammad bin
Muslim bin Syihab al-Zuhri, para ulama yang bertugas dalam menghimpun dan
membukukan hadist tersebut menerapkan ketentuan-ketentuan ilmu hadist
yang sudah ada dan berkembang sampai pada masa mereka.
Pada abad ke-3 H yang dikenal dengan masa keemasan dalam sejarah
perkembangan hadist, mulailah ketentuan-ketentuan dan rumusan kaidah-
kaidah hadist ditulis dan dibukukan, namun masih bersifat parsial. Pada abad
ke-4 dan ke-5 Hijriah mulailah ditulis secara khusus kitab-kitab yang
membahas tentang ilmu hadist yang bersifat komprehensif.
Pada abad-abad berikutnya bermunculanlah karya-karya di bidang ilmu
hadist ini, yang sampai saat sekarang masih menjadi referensi utama dalam
membicarakan ilmu hadist.

Anda mungkin juga menyukai