Anda di halaman 1dari 18

PENGENALAN TERHADAP AL-BUKHARI DAN SHAHIHNYA

Dosen pengampu:
Dr. Muhammad Ali Darta Lubis M.A

Disusun oleh:
Hasbullah fauzan rambe: 0406193071
Putri indah cahaya lubis: 0406193050

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDY ISLAM


PROGRAM STUDY ILMU HADIST
UNIVERITAS ISLAM NEGRI
SUMATRA UTARA
MEDAN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa di susun. Kami berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Namun,
terlepaas dari itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi. Tidak lupa
kami sampaikan rasa termakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
masukan yang bermanfaat.

08 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………
C. Tujuan Masalah………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Biorgrafi Tokoh………………………………..
B. Metode Yang Digunakan……….……………………………………
C. Kandungan Kitab Al shahih……………………………………………….
D. Kelemahan Dan Kelebihan……………………………………………
BAB III PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seseorang disebut ‘alim jika ia menimba ilmu hadis, kebiasaannya adalah
bepergian dari satu tempat ke tempat lain, panas gurun dan terkadang para
perompaknya tidak jarang menghalangi jalan mereka untuk mencari sanad riwayat
hadis. Saat mendapatkan riwayat para ulama hadis tidak langsung menerima, mereka
melakukan klarifikasi, identifikasi hingga menguji para perawy dari akhlak dan moral
beragamanya.
Di antara para pejuang hadis itu ialah Imam Bukhari, sang Amirul
Mukminin dalam Ilmu hadis.Beliau diriwayatkan berguru pada lebih dari 1000 orang,
jumlah guru yang besar itu tidak lah mengherankan karena beliau nyatanya telah
menjelajahi seluruh kota-kota sumber ilmu di masa itu seperti; Baghdad, Damaskus,
Kuffah, Hijaz (Mekah dan Madinah), Mesir dll.
Meskipun tidak ada kaitannya dengan kualifikasi keilmuan hadis namun adab
yang dilakukan oleh Imam Bukhari saat menulis dan menukil hadis-hadis dalam
kitabnya menjadi keunggulan tersendiri.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Biografi Tokoh Al- Bukhari Dan ShahihNya ?
b. Bagaimana Metode Yang Digunakan Al-Bukhari Dan Shahih ?
c. Apa saja Kandungan Kitab Ash-Shahih ?
d. Apa Saja Kelemashan Dan Kelebihan Al-Bukhari Dan Shahih?

C. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui biografi tokoh al-bukhari dan shahih
b. Untuk mengetahui metode yang digunakan Al-bukhari dan Shahih
c. Untuk mengetahui kandungan kitab ash-sahih
d. Untuk mengetahui kelemahan dan kehidupan Al-Bukhari dan Shahih

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biorafi Tokoh Al-Bukhari

Nama lengkap Imam Bukhari adalah Abu 'Abd Allah Muhammad ibn Isma'il ibn
Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari. " Beliau dilahirkan pada
hari Jum'at, tanggal 13 Syawwal 194 H di kota Bukhara dari keluarga ilmuwan yang
taat beragama, dan selanjutnya beliau dinisbahkan kepada kota kelahiran beliau
tersebut sehingga beliau dikenal dengan nama Imam al-Bukhari. Ayahnya, Isma'il,
adalah seorang ulama Hadis yang pernah belajar Hadis kepada beberapa ahli Hadis
terkenal di antaranya Hammad ibn Zaid, Imam Malik ibn Anas, dan Ibn al-Mubarak.1

Imam Bukhari adalah seorang yang sangat cerdas, memiliki pikiran yang tajam
dan hafalan yang kuat, yang sudah tampak sejak dia masih kanak-kanak. Pendidikan
pertama diperoleh Bukhari dari ayahnya sendiri, yang terkenal sangat takwa dan wara',
sampai beliau berusia lima tahun, karena sang ayah meninggal dunia. Ketika berusia
sepuluh tahun ia sudah banyak menghafal Hadis. Khusus mengenai kelebihan beliau
dalam hal hafalan (daya ingat) yang merupakan anugerah dari Allah SWT tersebut,
Imam al-Bukhari mengatakan bahwa dia diberi ilham untuk menghafal Hadis ketika
beliau berusia 10 (sepuluh) tahun, dan pada usianya 16 (enam belas) tahun ia sudah
dapat menghafal Hadis-hadis dalam kitab Ibn Mubarak dan Waki', bahkan dapat
memahami pandangan ahlu ra'yi dan mazhabnya. Kemudian ia banyak menemui para
ulama di negerinya untuk memperoleh dan belajar Hadis pada mereka.

Al-Bukhari selanjutnya berangkat menunaikan ibadah haji bersama ibunya dan


saudaranya. Pada usianya yang 18 (kedelapan belas) tahun, Imam al-Bukhari mulai
menulis buku, di antaranya kitab Qadhaya al-Shahabat wa al-Tabi'in, kemudian beliau
menulis kitab al-Tarikh di samping kuburan Nabi SAW di kota Madinah. Beliau
menceritakan bahwa beliau biasanya menulis pada malam-malam terang bulan.2

1 Muhammad Muhammad Abu Syuhbah, Al-kutub al-sittah (Kairo:Majmu` al- Buhuts al-islamiyyah, 1969), h, 44;
`Abd al-Mun`im al-Namr, Ahadis Rasul Allah SAW Karfa Wasalat Ilayna (Kairo: Dar al-Kutub al-Misr, Cet. I, 1407 H/
1987 M), h. 86.
2 Al-Namr, Ahadis Rasul, h. 87 lihat juga Muhammad Mustafa Azami Metologi Kritik Hadis, Terj. A. Yamin (jakarta:

Pustaka Hidayah, 1992), hal. 139.

5
Pada tahun 210 H, al-Bukhari bersama ibu dan saudaranya pergi menunaikan
ibadah haji ke Mekkah. Sejak itu, ia mulai berkomunikasi dengan para ulama di kota
Mekkah, dan sering berkunjung ke Madinah. Ketika ibu dan saudaranya pulang, ia
memilih untuk mukim di tanah suci itu untuk memperdalam ilmu Hadis.

Dalam rangka mendapatkan keterangan yang lengkap tentang suatu Hadis, baik
matan maupun sanadnya, al-Bukhari banyak mengadakan lawatan ke berbagai negeri,
antara lain ke Syam, Mesir dan Aljazair, masing-masing dua kali, ke Bashrah empat
kali, menetap di Hijaz selama enam tahun, dan berulang kali ke Kufah dan Baghdad.
Di tempat-tempat yang dikunjunginya itu al-Bukhari selalu menemui guru-guru ahli
Hadis. Di antara guru-guru yang ditemui Imam al-Bukhari dalam pengembaraan
ilmiahnya adalah Ali ibn al-Madani, Ahmad ibn Hanbal, Yahya ibn Ma'in
Muhammad ibn Yusuf al-Fariaby, Muhammad ibn Yusuf al-Baykundi, dan
Muhammad ibn Rahawaih.

Hasil pertemuan dengan guru-guru (± 1.080 orang), Bukhari berhasil


menghimpun Hadis sebanyak 600.000 buah; 300.000 buah di antaranya berhasil
dihafalnya (terdiri dari 200.000 buah Hadis yang tidak sahih, dan 100.000 buah Hadis
sahih).3
Imam al-Bukhari memiliki daya hafal yang sangat kuat. Diceritakan bahwa
ketika singgah di Baghdad ia diuji oleh sepuluh ulama setempat dengan menyodorkan
kepadanya 100 Hadis dengan matan dan sanad yang dikacaubalaukan sedemikian
rupa.Ketika itu Bukhari dengan mudah saja menertibkan matan dan sanad Hadis yang
disodorkan itu.4
Selain sebagai penghafal yang kuat, al-Bukhari ternyata juga seorang pengarang
yang produktif. Di antara karangannya yang termasyhur adalah al-Jami' al-Shahih,
al-Adab al-Mufrad, al-Tarikh al-Shaghir, al-Tarikh al-Ausath, al-Tarikh al-Kabir,
al-Musnad al-Kabir, Kitab al-'Ilal, Rafu al Yadain fi al-Shalat, Birru al-Walidain,
Kitab al-Asyribah, al-Qira'ah Khalf al-Imam, Kitab al-Dhu'afa, Asami al-Shahabat,
Kitab al-Kuna, dan lain lain.5

3 Ibn Hajar al-Asqalani, Hady al-sari (Riyad: Riasah Idarah al Buhuts al- Islamiyah wa-al-Ifta wa al Da`wah wa
al-Irsyad, t.th), h. 6,7.
4 Muhammad Ajjaj al-Khatib, Ushul al-Hadits 'Ulumuh wa Mushthalahuh (Beirut: Dar al-Fikr, 1989), h. 310. Lihat

pula Harun Nasution (ed.), Ensiklopedi Islam Indonesia (Jakarta : Djambatan, 1992), h. 180.
5 Hasyim, al-Sunnah, h. 158., Azami, Metodologi., h. 141.

6
Imam Bukhari juga mempunyai murid yang sangat banyak, sehingga ada yang
mengomentari bahwa kitab Shahih al-Bukhari didengar secara langsung oleh 90.000
orang. Di antara muridnya yang paling terkenal adalah Muslim ibn Hajjaj,
al-Turmudzi, al-Nasa'i, Ibn Khuzaimah, Ibn Abi Dawud, Muhammad ibn Yusuf
al-Firabi, Ibrahim ibn Ma'qil al-Nasafi, Hammad ibn Syakir al-Nasawi, dan Mansur
ibn Muhammad al-Bazdawi. Merekalah yang banyak meriwayatkan lebih lanjut
Hadis-hadis Imam al-Bukhari, terutama setelah ia wafat di Samarkand pada tahun
256H dalam usia sekitar 62 tahun. 6

B. Metode Yang Digunakan Imam Al-Bukhari

Imam Bukhari adalah ahli hadits yang termasyhur diantara para ahli hadits sejak
dulu hingga kini bersama dengan Imam Ahmad, Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmizi,
An-Nasai, dan Ibnu Majah. Bahkan dalam kitab-kitab fiqih dan hadits, hadits-hadits
beliau memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul
Mukminin fil Hadits.7 Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk
kepadanya.

Dengan usaha kerasnya dalam mengumpulkan dan meneliti hadits guna


memastikan keshahihannya, akhirnya tersusunlah sebuah kitab hadits sebagaimana
yang dikenal pada saat ini. Usaha kerasnya ini tergambar dalam sebuah pernyataan
Imam Bukhari sendiri, "Aku menyusun kitab Al-Jami' al Musnad as-Shahih ini
selama 16 tahun, la merupakan hasil seleksi dari 600.000 buah hadits. 8

Untuk memastikan keshahihan sebuah hadits dalam menyusun kitab ini, Imam
bukhari tidak hanya berusah secara fisik, tetapi juga melibatkan non fisik. Salah
seorang muridnya yang bernama al-Firbari menyatakan bahwa ia pernah mendengar
Imam Bukhari berkata, "Aku menyusun al-Jami' al Musnad as-Shahih ini di Masjidil
Haram. Aku tidak memasukkan satu hadits pun kedalam kitab itu sebelum aku shalat

6 Abu Syuhbah, Al-Kutub al-Sittah,h.51


7 Pemimpin kaum mukmin dalam hal Ilmu Hadits lihat; AhmadLutfi Fathulloh, Metode Belajar Interaktif Hadis
dan Ilmu Hadis, (Jakarta: Pusat Kajian Hadis al-Mughni Islamic Center).
8 Dzulmani, Mengenal Kitab-kitab Hadits, hlm. 50.

7
istikharah dua rakaat. Setelah itu, aku baru betul-betul merasa yakin bahwa hadits
tersebut adalah hadits shahih. 9

Kitab hadits karya Imam Bukhari disusun dengan pembagian beberapa judul.
Judul-judul tersebut dikenal dengan istilah "Kitab". Jumlah judul (kitab) yang terdapat
di dalamnya adalah 97 kitab. Setiap kitab dibagi menjadi beberapa subjudul yang
dikenal dengan istilah "bab". Jumlah total babnya adalah 4550 bab, yang dimulai
dengan kitab bad u al-wahy, dan disusul dengan kitab al-Iman, kitab al-'Ilm, kitab
al-Wad’u, dan seterunya dengan jumlah hadis scara keseluruhan 7.275 buah hadits,
termasuk yang terulang, atau sebanyak 4.000 buah hadits tanpa pengulangan hadits.

Selain pendapat diatas, menurut keterangan Ibnu Hajar, bilangan hadis yang
terdapat dalam Shahih Bukhori bersama dengan yang berulang-ulang ialah 7394,
selain yang mu'allaq muttaba dan mauquf. Jika diambil yang tidak berulang-ulang
dari hadis-hadis yang maushul, maka dia berjumlah 2602 hadis yang terdiri dari 6397
buah hadis asli dan berulang-ulang, diantara jumlah tersebut terdapat 1341 hadis
mu'allaq (dibuang sanadnya sebagian atau seluruhnya) dan 384 hadis mutabi
(mempunyai sanad yang lain).

Berikut isi kitab-kitab (judul-judul) yang terkandung dalam shahih Al-Bukhari:


No Nama Kitab Jumlah Bab
2. Kitab tentang permulaan turunya wahyu 6
3. Kitab tentang iman 42
4. Kitab tentang ilmu 53
5. Kitab tentang mandi 29
6. Kitab tentang haid 30
7. Kitab tentang tayammum 9
8. Kitab tentang shalat 109
9. Kitab tentang waktu-waktu shalat 41
10. Kitab tentang azan 166
11. Kitab tentang shalat jum`at 41
12. Kitab tentang shiolat dalam keadaan takut 6

9 Ibid. Hlm.50.

8
13. Kitab tentang Dua hari raya 26
14. Kitab tentang Witir 7
15. Kitab tentang Sholat Meminta hujai 29
16. Kitab tentang Sholat Gerhana 19
17. Kitab tentang Sujud (tilawah) Al-qur`an 12
18. Kitab tentang Meringkas sholat 20
19. Kitab tentang Tahajud 37
20. Kitab tentang keutamaan Sholat di mesjid 6
Makkah dan Madinah
21. Kitab tentang perbuatan dalam sholat 18
22. Kitab tentang Hadits Sujud Sahwi 9
23. Kitab tentanng jenazah 98
24. Kitab tentang Zakat 78
25. Kitab tentang haji 151
26. Kitab tentang Umrah 20
27. Kitab tentang orang yang bertahan umrah 10
dan haji
28. Kitab tentang sanksi ipemburuan di tanah 27
haram
29. Kitab tentang keutamaan Madinah 12
30. Kitab tentang puasa 69
31. Kitab tentang shalat tarawih 1
32. Kitab tentang keutamaan lailatul Qodar 5
33. Kitab tentang I`tikaf 19
34. Kitab tentang jual beli 113
35. Kitab tentang akad pesanan (islam) 8
36. Kitab Syuf`ah (hak terlebih dahulu) 3
37. Kitab tentang sewa meyewa 22
38. Kitab tentang pemindahan hak 3
39. Kitab kafalah (jaminan) 5
40. Kitab perwakilan 16
41. Kitab tentang masalah pertanian 21

9
42. Kitab tentang perkongsian dalam 17
penyiraman tanaman (al-musaqah)
43. Kitab tentang utang piutang 20
44. Kitab persengketan 10
45. Kitab tentang barang temuan 12
46. Kitab tentang kezaliman dan gasab 35
47. Kitab tentang persekutuan usaha 16
48. Kitab tentang gadai 6
49. Kitab tentang memerdekakan budak 20
50. Kitab tentang al-makatib 65
51. Kitab tentang hibah dan keutamaannya 37
52. Kitab tentang kesaksian 30
53. Kitab tentang perdamain 14
54. Kitab tentang syarat-syarat 19
55. Kitab tentang wasiat 36
56. Kitab tentang jihad 199
57. Kitab tentang mendapat bagian seperlima 20
58. Kitab tentang jizyah (pajak) 22
59. Kitab tentang permulaan penciptaaan 17
makhluk
60. Kitab tentang para nabi 54
61. Kitab tentang manakib 28
62. Kitab tentang Sahabat-sahabat Nabi SWA 30
63. Kitab tentang keutamaan anshar 53
64. Kitab tentang peperagan 89
65. Kitab tentang tafsir Al-qur`an 381
66. Kitab tentang keutamaan Al-qur`an 37
67. Kitab tentang pernikahan 125
68. Kitab tentang peceraian 53
69. Kitab tentang nafkah 16
70. Kitab tentang makanan 59
71. Kitab tentang aqiqah 4

10
72. Kitab tentang penyembelihan dan 38
perburuan
73. Kitab tentang kurban 16
74. Kitab tentang minuman 31
75. Kitab tentang orang sakit 22
76. Kitab tentang pengobatan 58
77. Kitab tentang pakaian 102
78. Kitab tentang Adab 128
79. Kitab tentang meminta Izin 53
80. Kitab tentang Do`a-do`a 69
81. Kitab ar-Riqaq (hal yang melembutkan 53
hati)
82. Kitab tentang takdir 16
83. Kitab tentang sumpah dan nazar 33
84. Kitab tenatng tebusan sumpah 10
85. Kitab tentang waris 31
86. Kitab tentang hudud (pidana) 46
87. Kitab tentang denda 32
88. Kitab tentang orang-orang yang murtad 9
dan membangkang dan menerangi mereka
89. Kitab tentang keterpaksaan 7
90. Kitab tentang rekayasa hukum 15
91. Kitab tentang mimpi 48
92. Kitab tentang fitnah 28
93. Kitab tentang hukum-hukum 53
94. Kitab tentang at-tamanni (harapan) 39
95. Kitab tentang khabar dari satu perawi 9
96. Kitab tentang perpegangan teguh pada 28
al-qur`an dan sunnah
97. Kitab tentang Tauhid 58
97. Kitab tentang wudhu` 75

11
Perlu diketahui bahwa dalam kitab Shahih al-Bukhari ada sejumlah hadits yang
tidak dimuat dalam bab, ada juga sejumlah bab yang berisi banyak hadits, tetapi ada
pula yang hanya berisi segelintir hadits. Di tempat terpisah, ada pula bab yang hanya
berisi ayat-ayat al-Quran tanpa disertai hadits, bahkan ada pula yang kosong tanpa isi.

Menurut kesepakatan Ulama', sebuah hadis dapat dinilai sebagai sebuah hadis
apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: sanad bersambung, periwayat bersifat adil,
periwayat bersifat Dhabit, dalam hadis tersebut tidak terdapat kejanggalan dan tidak
terdapat cacat. Berdasarkan penelitian para Ulama', sebuah hadis dianngap shahih
oleh Imam al-Bukhari bila dalam persambungan sanad benar-benar ditandai dengan
pertemuan langsung antara guru dan murid atau minimalnya ditandai dengan guru dan
murid hidup pada satu masa10.

Di samping itu, rawi-tawi dari kalangan murid al-Zhuhri yang digunakan adalah
rawi-tawi yang faqih, artinya rawi-rawi yang memiliki adalah dan dhabit dan lama
dalam berguru kepada Imam al-Zhuhri. Metode dan sistematika penulisannya adalah

1. Mengulangi Hadis jika diperlukan dan memasukkan ayat-ayat Al Quran:


2. Memasukkan fatwa sahabat dan tabi'in sebagai penjelas terhadap Hadis
yang ia kemukakan;
3. Menerapkan prinsip-prinsip al-jarh wa at-ta'dil,
4. Mempergunakan berbagai sigat tahammul:
5. Disusun berdasar tertib figih.
Adapun teknik penulisan yang digunakan adalah:
1. Memulainya dengan menerangkan wahyu, karena ia adalah dasar segala
syari'at,
2 Kitabnya tersusun dari berbagai tema;
3. Setiap tema berisi topik-topik:
4. Pengulangan Hadis disesuaikan dengan topik yang dikehendaki tatkala
mengistinbatkan hukum.

C. Kandungan Kitab Al-Shahih

10 Ibid.,

12
Dari sekian banyak karya Imam al-Bukhari, yang paling terkenal di antaranya
adalah kitab Sahih al-Bukhari. Judul lengkap kitab tersebut adalah al-Jami' al-Musnad
al-Shahih al-Mukhtashar min Umur Rasulillah wa Sunanih wa Ayyamih. Kitab
tersebut disusunnya dalam waktu 16 tahun. Imam al-Bukhari mulai membuat
kerangka penulisan kitab tersebut pada saat dia berada di Masjid al-Haram, Mekkah,
dan secara terus menerus dia menulis kitab tersebut sampai kepada draft terakhir yang
dikerjakannya di Masjid Nabawi di Madinah. 11

Menurut penelitian Azami, ada sejumlah 9.082 Hadis yang dimuat Imam
al-Bukhari ke dalam kitab Sahih-nya, dan apabila dihitung tanpa memasukkan Hadis
yang berulang, maka jumlahnya adalah 2.602 Hadis. Jumlah ini tidak termasuk di
dalamnya Hadis Mawquf, (perkataan Sahabat), dan Hadis Maqthu' (perkataan
Tabi'in)." Sementara itu, menurut Ibn Shalah dan Imam al-Nawawi, kitab ini memuat
7.275 buah hadis, dengan adanya pengulangan, dan bila tidak diulang jumlahnya
hanya 4.000 buah.

Dalam menyeleksi Hadis-hadis yang akan dimuat dalam kitabnya. Bukhari sangat
cermat dan teliti, sehingga dari 600.000 Hadis yang ia dapatkan hanya 4.000 saja yang
dimuat. Diriwayatkan bahwa karena kehati-hatiannya, setiap kali hendak menulis
Hadis al-Bukhari selalu mandi dulu dan salat istikharah dua rakaat untuk meyakinkan
bahwa hadis yang akan ditulisnya itu benar-benar sahih.12 Hal tersebut terlihat dari
pernyataan al-Bukhari sendiri, sebagai berikut:

‫ قَا َل ُم َح َّم ُد ْب ُن‬... ‫ص َّح‬ ِ ِ‫ َما أَ ْد َخ ْلتُ فِي ِكتَابِي الصَّح‬:ُ‫ َو سَمِ ْعتُهُ يَقُول‬:‫قَا َل إِب َْراهِي ُم‬
َ ‫يح إِ ََّّل َما‬
َ ‫س ْلتُ قَ ْب َل ذَ ِلكَ َو‬
.‫صلَّيْتُ َر ْكعَتَي ِْن‬ ْ ‫يح َحدِيثًا إِ ََّّل ا‬
َ َ‫غت‬ ِ ِ‫ضعْتُ فِي ِكتَابِي الصَّح‬ َ ‫ َما َو‬:َ‫س َماعِيل‬ ْ ِ‫إ‬

Ibrahim berkata: "Saya mendengar dia (Bukhari) berkata: "Saya tidak masukkan ke
dalam kitab Sahihku kecuali Hadis yang sahih."

Muhammad ibn Ismail (al-Bukhari) berkata: "Aku tidak akan memasukkan satu
Hadis pun ke dalam Kitab Sahihku kecuali setelah aku mandi dan shalat dua raka'at
sebelumnya.
11 Azami, Studies in Hadith Methodology and Literature, h. 89.
12 Ibn Hajar al-Asqalani, Hady al-Sari., h. 7.

13
Isi kitab Sahih al-Bukhari dibagi ke dalam lebih dari 100 bagian dan 3.450
bab,dimulai dari pembahasan tentang wahyu dan ditutup dengan pembahasan tentang
tauhid. Tampaknya al-Bukhari dalam menyusun kitabnya menggunakan susunan dan
topik-topik yang lazim digunakan dalam ilmu fikih. Hadis-hadis yang akan ditulis itu
dipilah-pilah dan dikelompokkan berdasarkan bidang-bidang yang menjelaskan
bagian-bagian yang ada, dengan menyebutkan secara lengkap sanad-sanadnya.

Imam Al-Bukhari adalah seorang ulama Hadis yang paling ketat mengajukan
syarat-syarat kesahihan sebuah hadis, dan ia juga sangat teliti dalam meriwayatkan
Hadis, sehingga para ulama Hadis belakangan menempatkan kitab Sahih al-Bukhari
pada peringkat pertama dalam urutan kitab-kitab hadis yang muktabar.

Menurut Imam al-Bukhari, sebuah Hadis baru disebut sahih kalau memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:

1. Perawinya harus muslim, shadiq, berakal sehat, tidak mudallis, tidak mukhtalit, adil,
dhabit (kuat hafalannya atau rapi dan terpelihara catatannya), sehat panca indra, tidak
suka ragu-ragu dan memiliki I’tikad yang baik dalam meriwayatkan hadis;
2. Sanadnya bersambung sampai kepada Nabi SAW: dan
3. Matannya tidak syadz dan tidak mu'allalah. 13

Selain memiliki kualitas pribadi seperti tersebut di atas, menurut Bukhari, perawi
Hadis harus mu'ashirah (satu masa), liqa' (bertemu) dan tsubut sima'ihi (mendengar
langsung secara pasti) dengan gurunya. 14 Selain mengajukan persyaratan yang ketat,
imam Bukhari juga selalu berpegang hanya kepada perawi yang memiliki sifat-sifat
tersebut Ibrahim berkata: "Saya mendengar dia (Bukhari) berkata: "Saya tidak
masukkan ke dalam kitab Sahihku kecuali Hadis yang sahih. Muhammad ibn Ismail
(al-Bukhari) berkata: "Aku tidak akan memasukkan satu Hadis pun ke dalam Kitab
Sahihku kecuali setelah aku mandi dan shalat dua raka'at sebelumnya.

13 Abu Shuhbah, Al-kutub al sittah, h. 60-61.


14 Al-Khatib, Ushul al-hadits, h. 133, Lihat juga atami, Studies in Hadith Metodology and Literature, h. 90.

14
Isi kitab Sahih Al-Bukhari dibagi ke dalam lebih dari 100 bagian dan 3.450 bab,
dimulai dari pembahasan tentang wahyu dan ditutup dengan pembahasan tentang
tauhid. Tampaknya al-Bukhari dalam menyusu kitabnya menggunakan susunan dan
topik-topik yang lazim digunakan dalam ilmu fikih. Hadis-hadis yang akan ditulis itu
dipilah-pilah dan dikelompokkan berdasarkan bidang-bidang yang menjelaskan
bagian bagian yang ada, dengan menyebutkan secara lengkap sanad-sanadnya.

Imam al-Bukhari adalah seorang ulama Hadis yang paling ketat mengajukan
syarat-syarat kesahihan sebuah hadis, dan ia juga sangat teliti dalam meriwayatkan
Hadis, sehingga para ulama Hadis belakangan menempatkan kitab Sahih al-Bukhari
pada peringkat pertama dalam urutan kitab-kitab hadis yang muktabar.

Menurut Imam al-Bukhari, sebuah Hadis baru disebut sahih kalau memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Perawinya harus muslim, shadiq, berakal sehat, tidak mudallis, tidak mukhtalit, adil,
dhabit (kuat hafalannya atau rapi dan terpelihara catatannya), sehat panca indra, tidak
suka ragu-ragu dan memiliki itikad yang baik dalam meriwayatkan hadis;
2. Sanadnya bersambung sampai kepada Nabi SAW: dan
3. Matannya tidak syadz dan tidak mu'allalah.

Selain memiliki kualitas pribadi seperti tersebut di atas, menurut Bukhari, perawi
Hadis harus mu'ashirah (satu masa), liqa' (bertemu) dan tsubut sima'ihi (mendengar
langsung secara pasti) dengan gurunya." Selain mengajukan persyaratan yang ketat,
imam Bukhari juga selalu berpegang hanya kepada perawi yang memiliki sifat-sifat
tersebut yang paling tinggi tingkatannya. Sebagai contoh adalah murid-murid Imam
Al-Zuhri dapat dikelompokkan menjadi lima tabaqat, yang masing masing tabaqat
memiliki keistimewaan setingkat lebih tinggi dari tabaqat sesudahnya.

Tabaqat pertama adalah mereka yang mempunyai sifat adil, kuat hafalan, teliti,
jujur dan lama menyertai al-Zuhri, seperti Malik dan Sufyan ibn Uyainah.
Tabaqat kedua adalah mereka yang memiliki sifat-sifat seperti kelompok pertama,
tetapi tidak lama menyertai Al-Zuhri, seperti Al-Auzal,dan Al-Lais ibn Sa'ad.
Tabaqat ketiga adalah mereka yang memiliki sifat-sifat di bawah kelompok kedua;
seperti Ja'far ibn Bargan dan Zam'ah ibn Shalih.

15
Sedangkan tabaqat keempat dan kelima adalah mereka yang tercela (majruh) dan
lemah.

Dalam meriwayatkan hadisnya, Bukhari hanya memilih perawi tabaqat pertama,


dan hanya sedikit mengambil dari perawi tabaqat kedua; sama sekali tidak
meriwayatkan Hadis dari perawi tabaqat ketiga, apalagi dari tabaqat keempat dan
kelima.15

D. Kelemahan Dan Kelebihan


Kitab Shahih Bukhari adalah kitab hadis yang paling shahih, pendapat
ini disetujui oleh mayoritas ulama‟hadis. Meskipun termasuk kitab hadis yang
paling shahih, kitab ini tidak luput dari kekurangan. Tapi, kelemahan ini bisa
ditutupi oleh kelebihannya. Dibawah ini akan dikemukakan kelebihan dan
kekurangan dari kitab shahih bukhari.

1. Kelebihan Shahih Bukhari


Banyak Sekali kelebihan dari kitab Shahih Bukhari,diantaranya:
a. Terdapat pengambilan hukum fiqih
b. Perawinya lebih terpercaya
c. Memuat beberapa hikmah
d. Banyak memberikan faedah, manfaat dan pengetahuan
e. Hadis-hadis dalam Shahih Bukhori terjamin keshahihannya karena

Imam Bukhari mensyaratkan perawi haruslah sezaman dan mendengar langsung


dari rawi yang diambil hadis darinya.Difahamkan dalam perkataannya Al-Musnad
bahwa Al-Bukhari tidak memasukkan kedalam kitabnya selain dari pada hadis-hadis
yang bersambung-sambung sanadnya melalui para sahabat sampai kepada Rasul, baik
perkataan, perbuatan, ataupun taqrir. Al-Bukhari tidak saja mengharuskan perawi
semasa dengan Marwi ‘Anhu (orang yang diriwayatkan hadis dari padanya) bahkan
Al-Bukhari mengharuskan ada perjumpaan antara kedua mereka walaupun sekali.

15 Abu Syuhbah, Al-Kutub al-Sittah, h. 62-63. Lihat juga Khalil Ibrahim Malakhathir, Makanat al-Shahihain (Kairo:
al-Mathba'at al-Arabiyyah al Haditsah, 1402 H), h. 66-67.

16
Karena inilah para ulama mengatakan bahwa Al-Bukhari mempunyai dua syarat:
Syarat mu’asarah (semasa) dan syarat liqa’(ada perjumpaan).Maka dengan berkumpul
syarat-syarat ini, para imam hadis menilai shahih Al-Bukhari dengan kitab yang
paling shahih dalam bidang hadis.Bahkan dia dipandang kitab yang paling shahih
sesudah Al-Quran dan dipandang bahwa segala hadits yang muttassil lagi marfu`,
yang terdapat dalam Shahih Al-Bukhari, shahih adanya.16

2. Kelemahan Shahih Bukhari


Kitab Shahih Bukhari memuat hadis Aisyah mengenai kasus tersihirnya Nabi
yang dilakukan oleh Labib bin A‟syam. Menerima hadis tentang tersihirnya Nabi
jelas membahayakan prinsip kemaksuman Nabi. Selain itu, dengan menerima hadis
tersebut berarti kita ikut membenarkan tuduhan orang-orang kafir bahwa beliau
adalah seorang Nabi yang terkena pengaruh sihir, padahal tuduhan tersebut telah
disanggah oleh Allah swt.
Adapun kekurangan yang lain dari kitab shahih bukhari yaitu bahwa
kitab Shahih Bukhari tidak memuat semua hadis shahih sebagaimana yang
dikatakan oleh Imam Bukhori.17

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Imam Bukhari adalah seorang yang sangat cerdas, memiliki pikiran yang tajam
dan hafalan yang kuat, yang sudah tampak sejak dia masih kanak-kanak. Pendidikan
pertama diperoleh Bukhari dari ayahnya sendiri, yang terkenal sangat takwa dan wara',
sampai beliau berusia lima tahun, karena sang ayah meninggal dunia.
Isi kitab Sahih al-Bukhari dibagi ke dalam lebih dari 100 bagian dan 3.450
bab,dimulai dari pembahasan tentang wahyu dan ditutup dengan pembahasan tentang
tauhid. Tampaknya al-Bukhari dalam menyusun kitabnya menggunakan susunan dan
topik-topik yang lazim digunakan dalam ilmu fikih.

16 Hasbi Ash-Shiddieqy. Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadis, Jilid 1, hlm. 154-155.


17 http://pandidikan.blogspot.com/2010/05/riwayat-imam-bukhori.html, di unduh tanggal 08 september 2022.

17
Dari sekian banyak karya Imam al-Bukhari, yang paling terkenal di antaranya
adalah kitab Sahih al-Bukhari. Judul lengkap kitab tersebut adalah al-Jami' al-Musnad
al-Shahih al-Mukhtashar min Umer Randillah wa Sunanih wa Ayyamih. Kitab
tersebut disusunnya dalam waktu 16 tahun.

DAFTAR PUSTAKA
Dr. Nawir Yuslem, M.A. ,2006, Sembilan Kitab Penyusunannya, ( Hijri Pustaka
jl.Aria Putra No.101 komplek Bank Duta kedaung, Ciputat, jakarta).
Muhammad Abu Syuhbah, Muhammad, 1969, Al-kutub al-sittah (Kairo: Majmu`
al- Buhuts al-islamiyyah).
Al-Namr, `Abd al-Mun`im, 1987, Ahadis Rasul Allah SAW Karfa Wasalat Ilayna
(Kairo: Dar al-Kutub al-Misr).
Azami, Muhammad Mustafa, 1992 Metologi Kritik Hadis, Terj. A. Yamin (jakarta:
Pustaka Hidayah.)
Al-Khatib, Muhammad Ajjaj , 1989, Ushul al-Hadits 'Ulumuh wa Mushthalahuh
(Beirut: Dar al-Fikr)
http://pandidikan.blogspot.com/2010/05/riwayat-imam-bukhori.html, di unduh
tanggal 08 september 2022.

18

Anda mungkin juga menyukai