Anda di halaman 1dari 8

KEGIGIHAN PARA IMAM HADITS DALAM KODIFIKASI KITAB

HADITS
IMAM BUKHARI ( 194 – 256 H )

Disusun untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester


Mata Kuliah Ulumul Hadits
Dosen Pengampu Ibu Heny Widayanti

Disusun Oleh:
Moch. Mukhlis Alparizi
21102030067

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim...

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan nikmat dan
karunianya kepada semua makhluk ciptaan-nya. Sholawat beserta salam semoga tetap di
curahkan kepada nabi akhir zaman habibina nabi muhammad s.a.w beserta keluarga dan
sahabat yang telah menuntun umat islam kejalan yang lurus.

Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan. Oleh
karna itu, Penulis harapkan kritik dan saran yang membangun dari pada pembaca guna
perbaikan penulisan karya tulis ilmiah berikutnya dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca.
Yogyakarta, 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .....................................................................................................................ii


Daftar Isi .............................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................................

BAB II INTI PEMBAHASAN

A. Biografi Imam Bukhari...............................................................................................


B. Perjalanan Kodifikasi kitab
Hadits......................................................................................
C. Kitab – Kitab Karyanya..............................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai salah satu kajian terhadap teks-teks keagamaan seperti tafsir, fiqh dan
tauhid, hadits nampaknya terlahir sebagai sebuah kajian awal dalam diskursus keagamaan
agama Islam. Bahkan dalam tataran wacana, eksistensi kajian terhadap hadits sebagai
salah satu sumber hukum Islam yang berfungsi sebagai penjelas al-qur’an. Realitas
tersebut jelas menempatkan hadis sebagai sesesuatu yang inheren bagi eksistensi al-
Qur’an. Oleh karena itu dari masa-kemasa para sahabat nabi, tabi’in, dan tabi’in-tabi’in
mencurahkan segenap tenaganya untuk melestarikan dan menyebarkan kepada generasi
selanjutnya.
Mengingat pentingnya hadis dalam dunia Islam, maka kajian-kajian atas hadis
semakin meningkat, sehingga upaya terhadap penjagaan hadis itu sendiri secara historis
telah dimulai sejak masa sahabat yang dilakukan secara selektif demi menjaga
keotentikan hadis itu sendiri. Oleh karena itu dalam pembahasan ini penulis akan
menyajikan pembahasan singkat tentang perkembangan hadis sebelum era kodifikasi dan
sesudahnya, dilanjutkan dengan pembahasan tentang pusat-pusat studi hadis dan para
tokoh-tokohnya secara rinci.
Adapun metode yang akan dipakai dalam kajian ini adalalah termasuk kategori penelitian
literer atau study pustaka dengan objek berupa naskah-naskah utama (primer), meski
tidak menutup kemungkinan adanya referensi lain sebagai bahan rujuakan sebagai sumber
kedua (skunder) yang erat kaitannya dengan persoalan yang akan dibahas. Tujuan tulisan
ini adalah untuk memahami cara rasul, sahabat, tabi’in, dan tabi’in tabi’in dalam
memelihara hadis dengan sangat berhati-hati dan bijaksana sehingga dapat diturunkan
kepada generasi selanjutnya sebagai pusaka dari rasul untuk umatnya dalam mengarungi
kehidupan.
BAB II
INTI PEMBAHASAN
A. Biografi Imam Bukhari
Nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim
bin Mughirah Al-Ja’fi bin Bardizbah Al-Bukhari. Ia dilahirkan pada bulan Syawwal
194 H di negeri Bukhara, Uzubekistan, Asia Tengah sehingga lebih dikenal dengan
sebutan nama Al-Bukhari. Ia sangat alim di bidang hadits dan telah menyusun sebuah
kitab yang keshahihannya disepakati oleh umat Islam dari zaman dahulu hingga
sekarang.
Imam Bukhari dalam keluarga ulama yang taat beragama. Dalam kitab Ats-
Tsiqat, ibnu Hibban menulis bahwa ayah Imam Bukhari dikenal sebagai orang yang
Wara’, dalam arti berhati-hati terhadap hal-hal yang bersifat Syubhat (ragu-ragu)
hukumya, terlebih hal yang haram. Ia seorang ulama yang bermadzhab Maliki dan
murid Imam Malik, seorang ulama besar dan ahli fiqih. Ia wafat ketika Imam Bukhari
masih kecil.
Imam Bukhari berguru kepada Syaikh Ad-Dakhili, ulama ahli hadits yang
masyhur di bukhara. Pada usia 16 tahun, bersama keluarganya, ia mengunjungi kota
suci, terutama Makkah dan Madinah, untuk mengikuti kuliah dari para guru besar
hadits. Pada usia 18 tahun, ia menerbitkan kitab pertama Qadhaya Shahabah wa
Tabi’in, hafal kitab-kitab hadits karya Mubarak dan Waki bin Jarrah bin Malik.
Bersama gurunya, Syeikh Ishaq, ia menghimpun hadits-hadits shahih dalam satu
kitab, dan dari satu juta hadits yang diriwayatkan 80.000 rawi disaring menjadi 7.275
hadits.
Imam Bukhari memiliki daya hapal tinggi sebagaimana yang diakui kakanya,
Rasyid bin Ismail. Sosok Imam Bukhari Kurus, tidak tinggi tidak pendek, kulit agak
kecoklatan, ramah, dermawan, dan banyak menyumbangkan hartanya.
B. Perjalanan Kodifikasi Kitab Hadits
Untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadits shahih, Imam Bukhari
menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk mengunjungi berbagai kota guna
menemui para rawi hadits, mengumpulkan dan menyeleksi haditsnya. Di antara kota-
kota yang disinggahinya, antara lain Bashrah, Mesir, Hijaz (Makkah, Madinah),
Kuffah, Baghdad sampai Asia Barat. Di Baghdad, Imam Bukhari sering bertemu dan
berdiskusi dengan ulama besar Imam Ahmad bin Hambali. Dari sejumlah kota itu, ia
bertemu dengan 80.000 rawi. Dari merekalah, Imam Bukhari mengumpulkan dan
menghafal satu juta hadits.
Namun, tidak semua hadits yang ia hafal kemudian diriwayatkan, melainkan
terlebih dahulu diseleksi dengan seleksi yang sangat ketat, diantaranya apakah sanad
(periwayat) dari hadits tersebut bersambung dan apakah rawi (periwayat) hadits itu
terpecaya dan tsiqah (kuat). Menurut Ibnu Hajar Al- Asqalani, Imam Bukhari menulis
sebanyak 9.082 hadits dalam karya monumentalnya, Al-Jami’ Ash-Shahih yang
dikenal sebagai Shahih Bukhari.
C. Kitab-kitab Karya Imam Bukhari
Berikut adalah kitab-kitab karya Imam Bukhari;
Al-Jami’ Ash-Shahih, yang dikenal sebagai Shahih Bukhari, Al-Adab Mufrad, Adh-
Dhu’afa Ash-Shagir, At-Tarikh Ash-Shagir, At-Tarikh Al-Awsath, At-Taurikh Al-
Kabir, Al-Musnad Al-Kabir, Mazaya Shahabah waTabi’in, Kitab Al-‘I’lal, Raf’ul
yadain fi-ash- Shalah, Bir Al- Waladin, Kitab Adh-Dhuafa, Asami Ash-Ashahabah,
Al-Hibah, Khalaq Af’al Al-Ibad.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa Imam Bukhari adalah seseorang yang dilahirkan dari orang yang luar biasa
di tempatnya, dan Imam Bukhari typikal orang yang kuat hapalannya sehingga selama
16 tahun dalam kehidupannya beliau sibuk mengunjungi berbagai kota untuk
mengumpulkan dan menyeleksikan hadits. Imam Bukhari dikenal sebagai seorang
yang kategori terbanyak dalam meriwayatkan hadits yaitu 80.000 rawi, kemudian
disaring menjadi 7.275 hadits.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Muhammd, dkk. 2005. Ulumul Hadits. Bandung: Pustaka Setia.


Ibn Mandzur, Muhammad Ibn Mukaram. 1992. Metode Penelitian Hadits Nabi. Jakarta:
Bulan Bintang.
As-Suyuthi. t.t. Al-Jami’ Ash- Shagir. Beirut: Daar Al-Fikr.

Anda mungkin juga menyukai